TBS, 10 Kebersihan instalasi parik seperti conveyor, elevator, digester, pressan sangat mempengaruhi kenaikan ALB Aji, 2010.
2.6. Standar Mutu
Standar mutu merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu yaitu kandungan air dan
kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna, dan bilangan peroksida. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari
0,1 dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01. Kandungan asam lemak bebas serendah mungkin, bilangan peroksida dibawah 2 bebas dari warna merah dan
kuning harus berwarna pucat, tidak berwarna hijau, jernih,, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam Ketaren, 1996.
Tabel 2.6. Standard Kualitas Minyak Sawit Karakteristik
Batas-batas
Kadar asam lemak bebas ALB Kadar air
Kadar kotoran Deteoration of bleach ability index DOBI
3,5 dan 4,0 0,1
0,01 Min. 2,4
Universitas Sumatera Utara
Bilangan peroksida Bilangan anisidine
Total oksigen Kadar Fe
Kadar Cu Bleachability
5 mek 10 mek
20 mek 3 ppm
0,3 ppm 20 Y
Naibaho, 1996.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat-Alat
1. Timbangan duduk kapasitas 50 kg
2. Kampak potong
3. Keranjang buah
4. Pisau buah
5. Cawan penguap
6. Neraca analitis
Meter Toledo AB 204-5 7.
Oven Memmert ULM 400
8. Lumpang porselen
9. Tang penjepit
10. Alat ekstraksi soklet
Besttech 11.
Desikator 12.
Selubung ekstraksi 13.
Kapas 14.
Labu alas 500 ml Schott Duran
15. Gelas ukur 25 ml
Pyrex
Universitas Sumatera Utara
3.2. Bahan
1. TBS Tandan Buah Segar
2. n – heksana
3. Alkohol 98
4. Indikator Phenolphatalein
5. KOH 0,0931 N
3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Preparasi Sampel
1. Ditimbang TBS pada keadaan mentah fraksi–0 dengan timbangan duduk
kapasitas 50 kg 2.
Dipisahkan semua tangkai yang berisi brondolan dari bonggol tandan stalk dengan kampak potong
3. Dilepaskan semua brondolan dari tangkainya dengan pisau buaah
4. Dibagi brondolan menjadi 3 bagian, yaitu brondolan luar, tengah, dan dalam
kedalam keranjang buah untuk ditimbang beratnya dan dihitung jumlah brondolan dari masing-masing bagian.
5. Diambil contoh brondolan luar, tengah, dan dalam untuk mewakili jumlah
brondolan dalam TBS, untuk dianalisa. 6.
Ditimbang berat contoh brondolan dengan neraca analitis 7.
Dipisahkan daging brondolan dari bijinya dengan pisau buah 8.
Ditimbang berat daging brondolan dengan neraca analitis
Universitas Sumatera Utara
9. Dengan cara yang sama dilakukan untuk TBS pada keadaan kurang matang
fraksi - 1, matang fraksi - 2 dan 3, dan lewat matang fraksi - 4 dan 5
3.3.2. Penentuan Kadar Minyak
1. Dimasukkan cawan penguap yang berisi contoh daging brondolan ke dalam
oven pada suhu 105-110 C selama 3 – 5 jam atau sampai kandungan air
dalam daging brondolan habis menguap 2.
Didinginkan didalam desikator selama 20 menit 3.
Ditimbang kembali untuk mengetahui beratnya 4.
Ditumbuk daging brondolan dalam lumpang porselin sampai halus 5.
Dimasukkan tumbukan daging brondolan kering kedalam selubung ekstraksi kemudian ditutup dengan kapas bebas lemak minyak
6. Ditimbang labu alas dengan neraca analitis, kemudian diisi dengan pelarut
n-heksana sebanyak 200 ml 7.
Dimasukkan selubung ekstraksi kedalam soklet, lalu dirangkai alat soklet pada heating mantel
8. Diekstraksi selama 5-6 jam atau sampai warna n-heksana pada soklet berubah
menjadi bening 9.
Disuling n-heksana dalam labu alas hingga habis 10.
Labu alas dimaukkan kedalam oven untuk menghilangkan sisa-sisa n-heksana 11.
Didinginkan labu alas yang berisi minyak dan bebas pelarut kedalam desikator 12.
Ditimbang beratnya dengan neraca analitis, sehingga didapatkan minyak dari contoh daging brondolan
Universitas Sumatera Utara
13. Dengan cara yang sama dilakukan untuk TBS pada keadaan kurang matang
fraksi 1, matang fraksi 2 dan 3, dan lewat matang fraksi 4 dan 5
3.3.3. Penentuan Kadar ALB
1. Diambil minyak daging brondolan yang ditimbang tersebut, kemudian
ditambahkan n-heksana sebanyak 25 ml 2.
Ditambahkan alkohol sebanyak 50 ml 3.
Ditambahkan 3 tetes indikator PP 4.
Dititrasi dengan KOH 0,0931 N sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah bata
5. Dicatat volume yang terpakai
6. Dengan cara yang sama dilakukan untuk TBS pada keadaan kurang matang
fraksi 1, matang fraksi 2 dan 3, dan lewat matang fraksi 4 dan 5
Universitas Sumatera Utara
3.4. Bagan Prosedur Penelitian 3.4.1. Preparasi Sampel
Dengan cara yang sama dilakukan untuk TBS Tandan Buah Segar pada keadaan kurang matang F – 1, matang F – 2 dan 3, dan lewat matang F – 4 dan 5.
Berat TBS mentah F-0
Tangkai dan bongkol tandan Brondolan sawit
Brondolan luar Brondolan dalam
Brondolan tengah Contoh
brondolan luar Contoh
brondolan tengah Contoh
brondolan dalam ditimbang
diiris
Daging buah
biji ditimbang
diiris
Daging buah
Daging buah
biji ditimbang
diiris
biji
Contoh daging buah bagian luar
ditimbang ditimbang
ditimbang Contoh daging
buah bagian tengah Contoh daging
buah bagian dalam
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Penentuan Kadar Minyak
Dengan cara yang sama dilakukan untuk TBS Tandan Buah Segar pada keadaan kurang matang F – 1, matang F – 2 dan 3, dan lewat matang F – 4 dan 5.
Contoh daging buah masing-masing brondolan bagian luar, tengah, dan dalam
dioven pada suhu 105
C - 110 C
Contoh irisan daging buah kering Uap air
didinginkan dalam desikator ditimbang
ditumbuk Contoh daging buah kering dan halus
dimasukkan ke dalam selubung ekstraksi ditimbang labu alas
dimasukkan 200 ml n-heksana ke dalam labu alas dirangkai alat soklet
diekstraksi selama 5-6 jam
Minyak brondolan buah sawit Pelarut n-heksana
dioven Didinginkan dalam desikator
Berat minyak brondolan buah sawit masing-masing brondolan luar, tengah,dan dalam
Universitas Sumatera Utara
3.4.3. Penentuan Kadar ALB
Dengan cara yang sama dilakukan untuk TBS Tandan Buah Segar pada keadaan kurang matang F – 1, matang F – 2 dan 3, dan lewat matang F – 4 dan 5.
Minyak brondolan buah sawit mentah F-0 masing-masing brondolan luar, tengah,dan dalam
Ditambahkan n-heksana sebanyak 25 ml Ditambahkan alkohol sebanyak 50 ml
Ditambahkan 3 tetes indikator PP Dititrasi dengan KOH 0,0931 N
Minyak brondolan buah sawit berwarna merah bata
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Setelah dipisahkan daging brondolan dari biji sawit, maka dilakukan proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut n-heksana pada alat soklet. Minyak yang diperoleh
ditentukan beratnya secara gravimetri. Kemudian minyak yang diperoleh ditentukan kadar ALB dengan metode titrasi menggunakan KOH 0,0931 N. Adapun hasilnya
seperti pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Persentase Kadar Minyak dan ALB Buah Sawit
Tanggal Tahun
Tanam Keterangan
Tingkat Kematangan TBS Fraksi
Total Rendemen Mentah
Kurang Matang
Matang Lewat Matang
Fraksi 0 Fraksi 1
Fraksi 2 3 Fraksi 4 5
20 68
12
01022011 1999
Kadar Minyak 20,40
24,00 27,73
29,74 Kadar ALB
2,63 3,02
3,37 3,74
Rendenen CPO -
4,8 18,86
3,57 27,73
Universitas Sumatera Utara
04022011 2004
Kadar Minyak 19,88
23,10 24,96
27,80 Kadar ALB
2,75 2,90
3,26 3,65
Rendemen CPO -
4,62 16,97
3,34 24,93
4.2. Perhitungan