Derajat Kematangan Buah Pemanenan Kelapa Sawit

jenuh, tanaman membentuk karotin dan phitol untuk melindungi dari oksidasi, sedangkan klorofil tidak mampu melakukannya sebagai antioksidasi Naibaho, 1996.

2.3. Pemanenan Kelapa Sawit

Pemanenan adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari memotong tandan matang, mengumpulkan, dan mengangkutnya ke pabrik untuk selanjutnya diolah di pabrik kelapa sawit untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kadar asam lemak bebas yang rendah. Kegiatan pemanenan umumnya dapat dilakukan pada saat kelapa sawit pada umur 30 bulan untuk jenis tenera. Dalam keadaan normal, tenera pada umur ini telah matang 90-100. Keadaan tandan telah membesar dan memadat hampir di keseluruhan tandan. Pemanenan harus dilakukan dengan benar dan pada waktu yang tepat. Pemanenan yang benar, haruslah sesuai dengan kriteria panen. Kriteria matang panen merupakan persyaratan kondisi yang ditetapkan untuk dapat di panen. Umumnya parameter yang dipakai adalah jumlah dari brondolan yang jatuh di piringan kelapa sawit. Umumnya, kelapa sawit dapat dipanen apabila brondolan telah jatuh 5 buah pertandan. Brondolan yang jatuh adalah brondolan yang normal dan segar.

2.3.1. Derajat Kematangan Buah

Mutu minyak buah biasanya dinyatakan sebagai persentase minyak tandan. Untuk tujuan praktis disebut rendemen minyak atau nisbah ekstraksi. Rendemen minyak RM yang diperoleh di pabrik sangat dipengaruhi oleh standart kematangan buah Universitas Sumatera Utara yang mana buah berubah warna dari hitam menjadi oranye hingga terjadi kematangan penuh. Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas ALB minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung asam lemak bebas ALB dalam persentase tinggi lebih dari 5 . Sebaliknya, bila pemanenan dilakukan dalam keadaan belum matang, selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang dihasilkan juga rendah. Berdasarkan hal tersebut, ada beberapa tingkatan dari tandan buah segar TBS yang dipanen. Tingkatan TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Tabel 2.3. Tingkatan TBS yang dipanen Tingkat Jumlah Brondolan Kematangan 0. 1 - 12,5 buah luar membrondol Mentah 1. 12,5-25 buah luar membrondol Kurang matang 2. 3. 25-50 buah luar membrondol 50-75 buah luar membrondol Matang I Matang II 4. 5. 75-100 buah luar membrondol Buah dalam juga membrondol, dan ada buah yang busuk Lewat matang I Lewat matang II Sumber : Pusat Penelitian Marihat, 1983 Universitas Sumatera Utara Jadi, berdasarkan tingkat TBS yang dipanen tersebut diatas, maka derajat kematangan yang baik adalah jika tandan-tandan yang dipanen berada tingkat 1,2, dan 3. Secara ideal dengan mengikuti ketentuan dan kriteria matang panen dan terkumpulnya brondolan, serta pengangkutan yang lancar, maka dalam suatu panenan akan diperoleh komposisi tingkat tandan segar sebagai berikut. 1. Jumlah brondolan dipabrik kurang lebih 25 dari berat tadan seluruhnya. 2. Tandan yang terdiri dari fraksi 2 dan 3 minimal 65 dari jumlah tandan. 3. Tandan yang terdiri dari fraksi 1 maksimal 20 dari jumlah tandan. 4. Tandan yang terdiri dari fraksi 4 dan 5 maksimal 15 dari jumlah tandan Anonim, 2009.

2.3.2. Sortasi Panen