Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan petani padi pada kelompok penguasaan lahan yang semakin luas terjadi kecenderungan bahwa kontribusi
pendapatan rumahtangga disektor pertanian semakin tinggi. Sebaliknya, pada kelompok penguasaan lahan yang semakin sempit, peran kontribusi sumber
pendapatan diluar pertanian semakin tinggi. Kemudian pendapatan usaha pertanian yang sangat dominan bersumber pada usahatani lahan sawah, utamanya
tanaman pangan padi dari pada usahatani lainnya. Rendahnya sumber pendapatan pertanian pada kelompok penguasaan
lahan yang sempit sebagai akibat kecilnya penguasaan lahan yang digarap karena ketimpangan ditribusi penguasaan lahan yang semakin tinggi. Pada kondisi
tersebut, sangatlah wajar bila petani pada kelompok luas yang sempit cenderung berupaya untuk melakukan diversifikasi sumber pendapatan diluar sektor
pertanian. Hal ini berarti sudah terjadi pergeseran ragam sumber pendapatan dari sektor pertanian ke luar sektor pertanian. Utamanya kontribusi sumber pendapatan
yang terbesar diluar sektor pertanian melalui kegiatan diluar sektor pertanian berupa jasa dan industri rumahtangga.
5.2 Pola Pengeluaran Rumahtangga Petani Pengeluaran Makanan
Secara umum besaran konsumsi rumahtangga dibagi menjadi empat kelompok, yaitu pengeluaran untuk makanan, bukan makanan, pendidikan dan
pengeluaran bahan bakar. Tingkat pengeluaran pada keempat kelompok untuk masing-masing rumahtangga pada luas penguasaan lahan tersebut berbeda. Pada
umumnya, besarnya nilai pengeluaran rumahtangga di perdesaan bervariasi sesuai
dengan besarnya pendapatan yang mereka peroleh. Fenomena ini akan terjadi bila pendapatan rendah akan lebih mengutamakan untuk kebutuhan untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya, terutama kebutuhan pengeluaran bahan makanan dibanding lainnya. Berbeda halnya bila pendapatan yang di peroleh semakin tinggi akan
terjadi pergeseran antara kebutuhan bahan makanan dengan kebutuhan bahan non makanan. Berikut Tabel pengeluaran makanan rumahtangga petani di daerah
penelitian.
Tabel 13. Pengeluaran Makanan Rumahtangga Petani Padi menurut Strata Luas Lahan per Musim Tanam
Jenis Makanan Kelompok Luas Lahan
Strata 1 Strata 2
Strata3
Beras 63.135.000
80.703.000 36.783.000
Ikan + Protein Lainnya 71.049.750
88.251.750 41.175.000
Sayur + Buah 11.895.000
14.623.000 6.405.000
Bahan Makanan Lainnya 40.260.000
52.155.000 21.960.000
Total 186.339.750 235.732.750 106.323.000
Sumber: Lampiran 11
Pada Tabel 13, memperlihatkan bahwa secara agregrat proporsi pengeluaran bahan makanan dari masing-masing kelompok luas lahan yang
terbesar digunakan untuk memenuhi kebutuhan ikan dan protein lainnya sebanyak Rp 200.476.500 37,9, dan terbesar berikutnya pengeluaran untuk beras, yaitu
sebanyak Rp180.621.000 34,18. Kemudian diikuti pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan lainnya yang besar beturut-turut adalah sayuran dan buah
sebanyak Rp 32.923.000 6,23, diikuti bahan makanan lainnya Rp 114.375.000 21,64. Sementara itu, bila kita bandingkan antar strata luas lahan bahwa
besarnya pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan protein dan beras lebih besar pada strata luas lahan 1 dan strata luas lahan 2 dibandingkan strata luas lahan 3.
Namun terjadi sebaliknya untuk pengeluaran bahan pangan sayur dan buah serta bahan makanan lainnya pada luas lahan strata 3 cenderung lebih besar dibanding
kelompok luas lahan lainya. Hal ini berarti bahwa semakin besar pendapatan yang diperoleh akan terjadi pola diversifikasi pada pemenuhan kebutuhan bahan
makanan yang beragam dan berkulitas
Pengeluaran Non Makanan
Pada Tabel 14, memperlihatkan bahwa secara agregat ada lima kelompok jenis pengeluaran bukan makanan diantaranya adalah pengeluaran pendidikan,
kesehatan, sandang, sosial, bahan bakar dan energi. Sementara itu diantara lima kelompok pengeluaran bahan non makanan, memperlihatkan bahwa pengeluaran
untuk pendidikan lebih tinggi dibanding pengeluaran bukan makanan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran rumahtangga petani akan pentingnya pendidikan
cukup tinggi. Disamping itu ditunjang adanya fasilitas pendidikan yang semakin berkembang, untuk mempermudah melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih
tinggi,.Walaupun dengan konsekuensi menambah biaya pendidikan lebih tinggi dibanding pengeluaran bukan makanan lainnya.
Disamping itu pengeluaran bukan makanan lainnya seperti pengeluaran untuk kesehatan sebanayak Rp 100.138.000 53,41, sandang sebanyak Rp
24.586.400 13,11,serta pengeluaran sosial sebanyak Rp 47.798.000 23,46. Komponen pengeluaran untuk kesehatan seperti sabun mandi, sabun cuci, odol
sikat gigi dan kosmetik umumnya merupakan pengeluaran yang harus dibiayai setiap saat yang jumlahnya lebih besar dibanding pengeluaran untuk sandang yang
sifat pengeluarannya secara insidentil. Namun beberapa pengeluaran tertentu yang termasuk kelompok pengeluaran lainnya, seperti pengeluaran sosial hajatan,
pesta, arisan juga mendominasi pola pengeluaran rumahtangga petani..
Tabel 14. Proporsi Pengeluaran Non Bahan Makanan Rumahtangga Petani Padi pada
strata luas lahan per Musim Tanam
Jenis Pengeluaran Kelompok Luas Lahan
Strata Rp Strata 2 Rp
Strata 3 Rp
Kesehatan 30.662.000
45.698.000 23.778.000
Sandang 5.459.000
8.584.000 10.543.400
Sosial 14.442.000
22.416.000 10.890.000
Perumahan Tabungan
15.000.000
Jumlah 50.563.000
76.698.000 60.211.400
Sumber: Lampiran 19
Pengeluaran Pendidikan
Pada Tabel 15, dapat kita uraikan bahwa pengeluaran pendidikan didominasi oleh kelompok luas lahan strata 2 yaitu sebanyak Rp 97.046.000
40,29, yang anak didiknya terbanyak pada tingkat pendidikan SLTA. Kemudian Diikuti oleh kelompok luas lahan Strata 3 dengan pengeluaran
sebanyak Rp 74.030.000 30,73. Pada strata ini sudah lebih banyak yang sampai ke tingkat D1,D3 dan S1. Sedangkan pada kelompok luas lahan Strata 1
tingkat pendidikan didomonasi pada tingkat SD dan SLTA, dengan jumlah pengeluaran sebanyak Rp 69.770.000 28,96. Hal ini menunjukkan bahwa
makin luas lahan yang diusahakan petani makin besar kesempatannya untuk menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat perguruan tinggi begitu juga sebaliknya
makin sempit luas lahan yang diusahakan petani makin kecil kesempatannya untuk menyelolahkan anaknya ketingkat yang lebih tinggi.
Tabel 15 Proporsi Pengeluaran pendidikan Petani Padi menurut Kelompok Penguasaan Lahan per Musim Tanam.
Tingkat Pendidikan Kelompok Luas Lahan
Total Rp Strata 1
Rp strata 2
Rp Strata 3
Rp
TK 5.350.000
7.000.000 2.200.000 14.550.000 SD
15.450.000 28.771.000 7.200.000 51.421.000
SLTP 16.000.000
31.265.000 10.180.000 57.445.000 SLTA
21.420.000 20.760.000 8.200.000 50.380.000
D1,D3 dan S1 11.550.000
9.250.000 46.250.000 67.050.000
Total 69.770.000
97.046.000 74.030.000 240.846.000
Sumber : Lampiran 15
Pengeluaran Bahan Bakar
Pengeluaran bahan bakar yang paling dominan dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari adalah minyak tanah dan elpiji sebagai sumber bahan bakar
untuk dapur disamping kayu bakar. Sedangkan sumber bahan bakar listrik diutamakan untuk penerangan dan bensin untuk bahan bakar kendaran bermotor
roda dua atau empat. Diantara pengeluaran bahan bakar diantara kelompok penguasaan lahan, secara berturut-turut yang terbesar adalah bahan bakar bensin
Rp 30.690,000 30,41, listrik Rp 20.060.000 19,87, minyak tanah Rp 19.600.000 19,42, elpiji Rp 19.860.000 19,68 dan air sebanyak Rp
10.030.000 9,9.
Besarnya pengeluaran untuk bahan bakar bensin, hal ini didorong oleh sifat mengkonsumsi terhadap keperluan kendaraan bermotor roda dua atau
empat yang masuk desa yang digunakan untuk memudahkan akses kesumber pertumbuhan ekonomi dan peningkatan usaha maupun keperluan sosial, karena
berkembangnya sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Sementara itu
kebutuhan bahan bakar seperti minyak tanah untuk keperluan dapur sebahagian sudah terdiversifikasi dengan penggunaan bahan bakar berupa gas elpiji yang
mengantikan minyak tanah yang kadang susah didapatkan pada saat ini. Hal ini dapat kita lihat pada Tabel 16 berikut.
Tabel 16 Proporsi Pengeluaran Bahan Bakar Rumahtangga Petani Padi menurut Kelompok Penguasaan Lahan Per Musim Tanam.
Jenis Bahan Bakar Kelompok Luas Lahan
Total Rp Strata 1
Rp strata 2
Rp Strata 3
Rp
Bensin 7.890.000
15.000.000 7.800.000 30.690.000 Solar
0 0 0 Minyak Tanah
7.560.000 8 400.000 3.840.000 19.800.000
Elpiji 7.710.000
8.910.000 3.240.000 19.860,000 Listrik
6.910.000 8.934.000 4.336.000 20.180.000
Air 5.700.000 4.700.000 10.400.000
Total 30.070.000
46.944.000 23.916.000 100.930.000
Sumber: Lampiran 13
Total Pengeluaran Rumahtangga
Secara agregat maupun antar kelompok penguasaan lahan,memperlihatkan bahwa total pengeluaran rumahtangga antara kebutuhan makanan dan bukan
makanan, pendidikan termasuk bahan bakar dan energi relatif merata hampir seimbang yaitu 50 persen dari total pengeluaran rumahtangga. Hal ini berarti
bahwa rumahtangga petani padi sudah berorientasi menyeimbangkan kebutuhan untuk makan dan bukan makanan sesuai dengan tingkat pendapatan yang mereka
peroleh. Namun demikian tidak menutup kemungkinan rumahtangga petani akan memprioritaskan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan
dibanding non makanan dan bahan bakar.
Dilain pihak rumahtangga petani padi yang dikelompokan menurut penguasaan lahan, ada kecenderungan bahwa pada kelompok penguasaan tinggi
kebutuhan terhadap bahan makanan cenderung menurun, dan sebaliknya pada
kelompok penguasaan lahan sempit. Hal ini menunjukan bahwa besarnya pengeluaran bahan makanan dan pengeluaran secara umum erat kaitannya dengan
pendapatan yang diterima baik dari usaha pertanian maupun pandapatan diluar pertanian.
Tabel 16. Proporsi Pengeluaran Rumahtangga Petani Padi menurut Kelompok Penguasaaan Lahan Per Musim Tanam
Uraian Kelompok Luas Lahan
Strata 1 strata 2
Strata 3
Bahan Makanan 186.339.750
235.732.750 106.323.000
Non makanan 50.563.000
76.698.000 60.211.400
Pendidikan 69.770.000
97.046.000 74.030.000
Bahan Bakar 30.070.000
46.944.000 23.916.000
Total 309.679.750
456.420.750 264.480.400
Sumber: Lampiran 19
5.3 Luas Lahan Minimum Petani