Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Kegunaan Penelitian Adapun Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut Tinjauan Pustaka

1.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan diatas maka dapat dirumuskan masalah- masalah yang akan diteliti yaitu : 1. Bagaimana luas lahan dan tingkat pendapatan petani padi sawah di daerah penelitian ? 2. Bagaimana pola pengeluaran petani padi sawah di daerah penelitian ? 3. Berapa luas lahan minimum yang diusahakan petani padi sawah untuk dapat memenuhi kebutuhannya di daerah penelitian? 4. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani padi sawah di daerah penelitian?

1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui luas lahan dan tingkat pendapatan petani padi sawah di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui pola pengeluaran petani padi sawah di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui luas lahan minimum yang harus diusahakan petani padi sawah untuk dapat memenuhi kebutuhannya di daerah penelitian. 4. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani padi sawah di daerah penelitian.

1.3 Kegunaan Penelitian Adapun Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Sebagai bahan masukan bagi petani padi sawah dalam peningkatan pendapatannya. 2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan. 3. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pengmbil keputusan dalam membuat kebijakan terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan petani padi sawah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Menurut Soetrisno, 1999. Bahwa tingkat kesejahteraan petani merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan sektor pertanian. Pada saat ini tingkat kesejahteraan petani sedang menjadi perhatian utama, karena tingkat kesejahteraan petani diperkirakan makin menurun. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab menurunnya tingkat kesejahteraan petani antara lain sebagai berikut : 1. Makin sempitnya lahan yang dimiliki petani. 2. Harga gabah yang cenderung rendah pada saat panen raya. 3. Naiknya beberapa faktor input produksi usahatani. Tingkat kesejahteraan petani secara utuh perlu dilihat dari berbagai hal antara lain perkembangan jumlah pengeluran mereka baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk produksi. Dalam hal ini petani sebagai produsen dan juga konsumen dihadapkan kepada pilihan dalam mengalokasikan pendapatannya, yaitu : 1. Memenuhi kebutuhan pokok konsumsi demi kelangsungan hidup petani serta keluarganya. 2. Pengeluaran untuk budidaya pertanian yang merupakan ladang penghidupannya yang mencakup biaya operasional produksi dan investasi. Unsur kedua ini hanya mungkin dilakukan apabila kebutuhan pokok petani telah terpenuhi, dengan demikian investasi dan pembentukan barang modal merupakan faktor penentu bagi tingkat kesejahteraan petani Rianse, 2009. Secara umum ke butuhan konsumsi rumah tangga berupa kebutuhan pangan dan non pangan, dimana kebutuhan keduanya berbeda. Pada kondisi pendapatan yang terbatas lebih dahulu mementingkan kebutuhan konsumsi pangan, sehingga dapat dilihat pada kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah sebagian besar pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Namun demikian seiring pergeseran peningkatan pendapatan, proporsi pola pengeluaran untuk pangan akan menuran dan meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan nonpangan Salah satu indikator tingkat kesejahteraan petani padi sawah adalah luas lahan yang diusahakan petani, apabila luas lahan yang dimiliki oleh petani lebih kecil dari luas lahan standar maka petani masih belum bisa memenuhi kebutuhannya. Luas lahan standar yang harus dimiliki petani untuk pulau jawa minimal 0,25 Ha, sedangkan untuk luar pulau jawa minimal 0,5 Ha Anonimous, 2010. Pengeluaran rumah tangga adalah konsumsi rumah tangga yaitu semua nilai barang jasa yang diperoleh, dipakai atau dibayar oleh rumah tangga tetapi tidak untuk keperluan usaha dan tidak untuk menambah kekayaan atau investasi. Secara umum kebutuhan konsumsi rumah tangga berupa kebutuhan pangan dan non pangan, dimana kebutuhan keduanya berbeda. Pada kondisi pendapatan yang terbatas lebih dahulu mementingkan kebutuhan konsumsi pangan, sehingga dapat dilihat pada kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah sebagian besar pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Namun demikian seiring pergeseran peningkatan pendapatan, proporsi pola pengeluaran untuk pangan akan menurun dan meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan nonpangan Sugiarto, 2008. Jika Dilihat secara parsial, menunjukkan bahwa pendapatan petani padi sawah pada kelompok penguasaan lahan yang semakin luas terjadi kecenderungan kontribusi pendapatan rumah tangga disektor pertanian semakin tinggi, sebaliknya pada kelompok penguasaan lahan yang semakin sempit, peran kontribusi sumber pendapatan diluar pertanian semakin tinggi. Umumnya sebagian besar pendapatan pertanian berasal dari usaha pertanian lahan sawah, kebun, ternak, kolamtambak dan kegiatan berburuh tani. Kondisi pendapatan usuha pertanian pada kelompok penguasaan lahan yang sempit sebagai akibat kecilnya penguasaan lahan yang digarap karena ketimpangan distribusi penguasaan lahan yang semakin tinggi Anonimous, 2010. Dari hasil penelitian Irawan, B.dkk, 2007 menunjukkan bahwa sekitar 60 persen lahan sawah di pedesaan diluar jawa dikuasai hanya oleh sekitar 25 persen petani, dengan kata lain setiap 1 persen petani kaya menguasai 2,40 persen lahan sawah yang tersedia. Ketimpangan distribusi penguasaan lahan tersebut telah lebih tinggi lagi di pulau jawa dimana sekitar 60 persen lahan sawah yang tersedia dikuasai oleh 17,6 persen petani, dengan kata lain setiap 1 persen petani kaya menguasai 3,43 persen lahan sawah. Pada kondisi tersebut, sangatlah wajar bila petani pada kelompok luas lahan sempit cenderung berupaya untuk melakukan difersivikasi sumber pendapatan di luar sektor pertanian. Hal ini berarti sudah terjadi pergeseran ragam sumber pendapatan dari sektor pertanian ke sektor luar pertanian. Lahan sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan sumber hasil produksi keluar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh lahan dibandingkan oleh fakto-faktor lainnya atau dapat dikatakan besar kecilnya produksi dari usaha tani antara lain dipengaruhi oleh luas-sempitnya lahan yang digunakan petani Mubyarto, 1991.

2.2 Landasan Teori