presensi, hasil usaha, laba dan posisi keuangan. Pengukuran laba penting untuk menentukan prestasi perusahaan dan sebagai informasi bagi pembagian dividen
dan penentuan kebijakan investasi. Penghitungan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.
Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan probabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit.
Perhitungan laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada investor dan kreditor yang membantu mereka meramalkan jumlah,
waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan Kieso dan Weygandt, 2004: 149.
Untuk menentukan keputusan investasi, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga
diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Untuk itu perusahaan harus mampu memaksimalkan laba. Sasaran pertama
perusahaan yang sering dinyatakan adalah memaksimumkan laba atau keuntungan Rahardjo, 2007: 8.
3. Arus Kas Operasi
a. Pengertian
Berdasarkan PSAK No. 2 paragraf 12 IAI 2009 jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan
dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi yang utama diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan, karena itu arus kas biasanya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba dan rugi bersih. Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk
mengklasifikasikan arus kas tersebut sebagai arus kas operasi Dyckman, Dukes dan Davis, 2000: 554. Faktor penting dalam mengevaluasi kondisi
keuangan perusahaan adalah berupa kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas positif dari kegiatan operasionalnya Djarwanto, 2004: 124.
b. Contoh Arus Kas Operasi
Contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 IAI 2009 adalah sebagai berikut:
1 penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa,
2 penerimaan kas dari royalti, komisi, dan pendapatan lain,
3 pembayaran kas kepada karyawan,
4 pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa, penerimaan kas dan
pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim anuitas dan manfaat asuransi lainnya,
5 pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan, kecuali jika
dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi,
6 penerimaan dan pembayaran dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan
informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait laba. Aktivitas
operasi meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba
rugi dan dengan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka, utang dan beban akrual.
Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan peristiwa yang tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan.
Stice dan Skousen 2004: 320 menjelaskan berbagai aktivitas yang termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut:
1 kas masuk dari:
a penjualan barang dan jasa,
b penjualan efek yang diperdagangkan,
c pendapatan bunga,
d pendapatan deviden
2 kas keluar untuk:
a pembelian persediaan,
b gaji dan upah,
c pajak,
d beban bunga,
e beban lainnya,
f pembelian efek.
Untuk mencapai tujuan ini dan untuk membantu investor dan pihak lain dalam analisis arus kas, laporan arus kas harus melaporkan pengaruh operasi
suatu perusahaan atas kas selama satu periode dan kenaikan atau penurunan bersih dalam kas selama suatu periode.
c. Pelaporan Arus Kas Operasi