2. Meningkatkan kemampuan Lembaga Kemasyarakatan di kelurahan dalam melaksanakan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian Pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi kelurahan.
3. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha
bagi masyarakat kelurahan. 4.
Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat.
2.5.3 Sasaran Alokasi Dana Kelurahan
Adapaun sasaran alokasi dana kelurahan sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor: 757 tahun 2010 tanggal 27 Juli 2010 tentang Pelaksanaan Pengelolaan Dana
Alokasi Kelurahan Kabupaten Deli Serdang, ialah untuk: 1.
Meningkatnya efektifitas penyelenggaraan pemerintahan kelurahan. 2.
Meningkatnya pelaksanaan pembangunan kelurahan. 3.
Meningkatnya kualitas pelayanan masyarakat. 4.
Meningkatnya partisipasi dan pemberdayaan masyarakat kelurahan.
2.5.4 Pengelolaan Alokasi Dana Kelurahan
Secara umum agar pemanfaatan alokasi dana kelurahan dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka pengelolaan alokasi dana kelurahan harus berpegang pada prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Pengelolaan dan pemanfaatan
alokasi dana kelurahan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan kabupaten dalam APBD.
b. Seluruh kegiatan yang didanai oleh
alokasi dana kelurahan
dimusyawarahkan antara Pemerintah Kelurahan dengan masyarakat dan
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan serta dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat di kelurahan.
c. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis
administratif dan hukum. d.
Alokasi dana kelurahan
dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali.
e.
Alokasi dana kelurahan digunakan untuk menigkatkan pelayanan terhadap masyarakat, menunjang perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pemanfaatannya tidak diperbolehkan untuk ganti rugi tanah, bangunan-bangunan mercusuar yang tidak memiliki nilai manfaat ekonomis dan
sosial, misalnya tugu batas kelurahanlingkungan, gapura dll, maupun untuk membangun tempat ibadah.
2.6 Persepsi
Masyarakat
Menurut Langevelt Permana, 1992 persepsi adalah pandangan individu
terhadap suatu stimulusobyek sehingga individu tersebut memberi reaksirespon yang
berhubungan dengan penerimaan atau penolakan. Persepsi juga berhubungan dengan pendapat dan penilaian yang berakibat motivasi, kemauan, tanggapan-tanggapan,
perasaan dan fantasi terhadap stimulus. Thoha 1988 menyatakan persepsi merupakan proses kognitif yang dialami
setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Dia juga
Universitas Sumatera Utara
mengemukakan persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.
Sarwono 1986 mengemukakan kemampuan untuk membedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya sebagai kemampuan untuk
mengorganisasikan persepsi. Organisasi persepsi mengikuti beberapa prinsip yaitu wujud, latar belakang dan pengelompokan.
Memahami persepsi menurut Santoso Permana, 1992 sangat penting sesuai dengan masyarakat di mana kita mengerjakan sesuatu. Sebab, apapun yang menjadi
tujuan kegiatan kita apakah itu di bidang pertanian, tata laksana pemerintahan, pendidikan dan sebagainya, kesemuanya tidak terlepas dari faktor manusiawi.
Dalam hubungannya dengan pemanfaatan dana bantuan kelurahan, persepsi masyarakat terbentuk dari latar belakang, pengelompokan dan wujud kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan, serta objek yang dilihat oleh masyarakat karena adanya kedekatan dalam ruang tertentu dan berhubungan dengannya.
2.7. Penelitian Terdahulu