Hubungan Antara Usia dan Letak Tumor pada Pasien RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2013-2015
(2)
HEALTH RESEARCH ETHICAL COMMITTEE
Of North Sumatera
c/o MEDICAL SCHOOL, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jl. Dr. Mansyur No. 5 Medan, 20155 – INDONESIA
Tel: +62-61-8211045; 8210555 Fax: +62-61-8216264, E-mail: [email protected]
FORMULIR ISIAN OLEH PENELITI
Nama lengkap anda :Alamat (harap ditulis dengan lengkap) :
Telp/Fax/HP/E-mail/lain-lain :
Alamat lain yang dapat dihubungi :
Telp/Fax/HP/E-mail/lain-lain :
Nama Institusi Anda (tulis beserta alamatnya) :
Judul Penelitian :
DAFTAR PERTANYAAN :
1. Subyek yang digunakan pada penelitian Anda :
Penderita Non Penderita Hewan
2. Jumlah Subyek yang digunakan dalam penelitian Anda :_75__(orang/ekor/lain-lain)* 3. Keterangan: membutuhkan sejumlah 75 keping rekam medis daripada pasien kanker
kolorektal di RSUP Haji Adam Malik, Medan dari tahun 2013-2015. MAISARA BINTI HISHAMUDIN
1
087869703120 / [email protected] JALAN MONGONSIDI II, NO. 10 , MEDAN
KOMPLEKS PERMATA SETIA BUDI 2, NO E2, JL KEMBOJA, SETIA BUDI
0179226494 / [email protected]
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2 3 4 5 6 /
HUBUNGAN ANTARA USIA DAN LETAK TUMOR PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL DI RSUP HAJI ADAM MALIK PERIODE 2013-2015
7
(3)
4. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini (pekiraan) untuk setiap subjek : 15 (detik/menit/jam/hari/bulan/tahun)*
5. Rangkaian usulan penelitian mencakup objektif penelitian manfaat/relevansi dari hasil penelitian disertai alasan/motivasi dilakukannya penelitian dan resiko yang mungkin timbul disertai cara penyelesaian masalahnya (ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti secara umum).
Peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara usia dan letak tumor pada pasien kanker kolorektal di RSUP Haji Adam Malik periode 2013-2015 dengan cara membandingkan antara rekam medis pasien-pasien kanker kolorektal yang pernah mendapat rawatan di RSUP Haji Adam Malik .
6. Apakah masalah etik menurut Anda dapat terjadi pada penelitian Anda ini :
Masalah etik yang terjadi adalah terbukanya data-data rekam medis yang seharusnya merupakan rahasia kepada peneliti.
7. Jika subjeknya manusia, apakah percobaan terhadap hewan sudah pernah dilakukan?. Jika tidak , sebutkan alasan mengapa langsung dilakukan terhadap manusia ( berikan argumentasi anda secara jelas dan mudah dimengerti).
Tidak dilakukan percobaan kepada hewan karena pada penelitian ini hanya perlu menganalisis data rekam medis dari Instalasi Rekam Medis, RSUP Haji Adam Malik, Medan, untuk mencari hubungan antara usia dan letak tumor pada pasien kanker kolorektal di RSUP Haji Adam Malik.
8. Prosedur pelaksanaan penelitian atau percobaan(frekwensi, interval, dan jumlah total segala tindakan invasif yang dilakukan, dosis dan cara penggunaan obat, isotop, radiasi atau tindakan lainnya)sebutkan!
Prosedur penelitian adalah dengan cara meminjam data rekam medis dari Instalasi Rekam Medis, RSUP Haji Adam Malik . Prosedur ini dilakukan dengan meminjam data-data rekam medis pasien kanker kolorektal. Setelah itu dilakukan analisa dan tabulasi data-data rekam medis pada hasil penelitian.
9. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara yang digunakan guna pencegahannya (disebutkan jenis bahayanya).
Tidak dilakukan perlakuan apapun terhadap responden penelitian.
10. Pengalaman terdahulu sebelum atau sesudah penelitian dari tindakan yang akan dilakukan (baik sendiri ataupun perorangan)
Penelitian ini merupakan penelitian pertama bagi peneliti dan untuk mendapatkan data yang lebih mukhtahir.
(4)
11. Jika penelitian dilaksanakan pada orang sakit, sebutkan apa kegunaan bagi si sakit, dan bagaimana pula kompensasi yang diberikan jika terjadi kerugian pada jiwanya. Kegunaan kepada responden adalah dapat memberi informasi kepada masyarakat mengenai penyakit kanker kolorektal dan dapat dilakukan tindakan-tindakan pencegahan timbulnya kanker kolorektal.
12. Bagaimana cara memilih penderita dan sukarelawan yang sehat?
Penelitian sampel pada pasien ini diambil secara consecutive sampling yaitu dengan memasukkan setiap peserta penelitian yang memenuhi kriteria inklusi sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.
13. Apa hak dan kewajiban yang bisa Anda berikan sebagai jaminan dan imbalan bagi objek tersebut?. Jika terdapat ganti rugi, sebutkan pula berapa jumlah yang diberikan!
Hak peneliti : Mendapatkan informasi data sekunder dari subyek berupa data rekam medis yang dipinjam dari Instalasi Rekam Medis, RSUP Haji Adam Malik.
Kewajipan peneliti : Menjaga kerahsiaan identitas subyek dan memberikan informasi hasil penelitian yang valid setelah penelitian selesai dilakukan.
14. Sejauh mana hubungan antara subjek manusia yang diteliti dengan peneliti? (ceklist yang benar) :
a. hubungan dokter – pasien b. Hubungan guru – murid
c. Hubungan majikan - anak buah d. Mitra
e. Keluarga f. Lain-lain
15. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian termasuk efek samping dan komplikasinya bila ada!
Data yang diperoleh merupakan data sekunder dari rekam medis pasien kanker kolorektal, kemudian dicatat dan di analisis dengan menggunakan program komputer SPSS Window .
16. Jelaskan cara memberitahu dan mengajak subjek (lampiran contoh surat persetujuan penderita)! Bila memberitahukan dan kesediannya secara lisan, tulisan atau karena sesuatu hal penderita tidak dapat diminta pernyataan ataupun persetujuannya, beri pula alasan untuk itu.
Setelah membaca dan memahami isi penelitian dari lembar penjelasan penelitian, pihak Instalasi Rekam Medis harus menandatangani lembar persetujuan (informed consent) sebagai tanda setuju peneliti bisa meminjam data-data rekam medis .
(5)
17. A@sh suhisk
dimsrrffiih?
(pilih salah satu)aYa
b.
Tidrk
Medd,4
Juli 2015 Mengf, ahui,Dosen Penbimbing KTI
O-F
,ffi
NIP. NIM 120100423
(6)
DATA INDUK
1 Maria Girsang 57.31.67 38 Ca Rectum Perempuan 2 Bambang Hasrianto 57.10.48 54 Ca Rectum Laki-laki 3 Elsa Simare-mare 57.28.60 13 Ca Colon Desenden Perempuan 4 Zuladen 57.42.26 47 Ca Colon Desenden Laki-laki 5 Chiles Sihombing 53.54.52 35 Ca Colon Ascenden Laki-laki
6 Budiamin 56.57.20 52 Ca Rectum Laki-laki
7 Rajiah 57.58.36 51 Ca Rectum Perempuan
8 Esron Simboing 57.72.91 40 Ca Rectum Laki-laki 9 Nuraini Srg 58.15.31 63 Ca Rectum Laki-laki
10 Florida D 58.24.75 39 Ca Rectum Perempuan
11 Nur Hayati 58.25.64 49 Ca Colon 1/3 Transversum Kiri Perempuan 12 Santi Tampubolon 58.31.64 50 Ca Rectum Perempuan 13 Hidrawati 57.28.30 60 Ca Rectum, Ca Sigmoid Perempuan 14 Sugando Damanin 58.48.93 60 Ca Rectum Perempuan 15 Algidien Silaban 58.61.65 58 Ca Rectum Laki-laki 16 Irhanuddin 58.55.98 66 Ca Colon Desenden Laki-laki
17 Yunyanti 58.45.42 23 Ca Sigmoid Perempuan
18 Hanafiah 49.40.98 62 Ca Rectum Laki-laki
19 Ais Tripar 56.49.33 46 Ca Rectum Laki-laki
20 Irham 58.72.85 35 Ca Rectum Laki-laki
21 Dahrihi 58.74.70 44 Ca Colon Desenden Laki-laki 22 Kisson Tp Bolon 51.88.25 43 Ca Rectum Laki-laki
23 Keri 58.80.12 54 Ca Rectum Laki-laki
24 Edison 58.85.26 52 Ca Rectum Laki-laki
25 Amran 58.87.24 63 Ca Rectum Laki-laki
26 Rizfina 56.32.37 60 Ca Rectum Perempuan
27 Sunari 58.82.63 66 Ca Colon 1/3 Transversum Kiri Perempuan 28 Napdi Sitepu 58.94.92 44 Ca Sigmoid Laki-laki 29 Gision Simanjuatik 58.30.99 57 Ca Caecum Laki-laki
30 Halimah 50.77.58 31 Ca Rectum Perempuan
31 Ramlan S 59.09.78 46 Ca Rectum Laki-laki
(7)
32 Poridi 02.52.15 62 Ca Rectum Laki-laki 33 Clara 59.07.93 63 Ca Colon 1/3 Transversum Kanan Perempuan 34 Wesly Marbun 59.07.50 52 Ca Rectum Laki-laki 35 Maria Maya 59.20.91 20 Ca Caecum Perempuan 36 Rosnawati Siregar 52.99.64 60 Ca Rectum Perempuan 37 Muhammad Syarif 59.51.06 29 Ca Rectum Laki-laki 38 Chairun Nahar 52.71.95 61 Ca Colon Desenden Laki-laki 39 Nurliana Halim 59.50.81 58 Ca Rectum Perempuan
40 Gusniar 59.559.87 41 Ca Rectum Laki-laki
41 Nominygo 74.27.23 45 Ca Colon 1/3 Transversum Kiri Laki-laki 42 Andy Syahputra 59.53.36 34 Ca Colon Desenden Laki-laki 43 Jinta Latu 59.65.70 34 Ca Rectum Laki-laki
44 Ingri 59.69.23 39 Ca Sigmoid Laki-laki
45 Parbuntian Hr. Soit 59.71.27 65 Ca Rectum Laki-laki 46 Mariati Halip 59.87.64 54 Ca Sigmoid Perempuan 47 M. Idham 50.12.35 41 Ca Colon Desenden Laki-laki 48 Aryadi Siregar 60.53.47 34 Ca Rectum Laki-laki 49 Dessy Natalia 60.69.17 17 Ca Rectum Perempuan
50 Nasrah 60.64.77 57 Ca Sigmoid Perempuan
51 Boiman 60.56.07 49 Ca Colon Desenden Laki-laki 52 Loina Brutri 60.97.58 65 Ca Rectum Perempuan 53 Rumimtang Ni 60.99.02 82 Ca Rectum Perempuan 54 Jaumas R 60.96.57 76 Tumor Desenden Laki-laki 55 Tengku Fadluri 57.89.84 65 Ca Colon 1/3 Transversum Kiri Perempuan
56 Horasman 61.19.19 66 Ca Rectum Laki-laki
57 Sarminah 49.75.36 67 Ca Rectum Perempuan
58 Frengki S 61.30.96 26 Ca Colon Desenden Laki-laki
59 Rosdiana 62.17.09 56 Ca Caecum Perempuan
(8)
65 Samsinar 63.51.14 57 Ca Colon 2/3 Transversum Kanan Perempuan 66 Mariani Lubis 46.67.55 63 Ca Colon Desenden Perempuan 67 Jon Prida 62.60.30 49 Ca Colon 1/3 Transversum Kiri Laki-laki 68 Nita Linang Pangariban 64.84.65 68 Ca Colon Ascenden Perempuan 69 Suryani 65.27.71 47 Ca Colon Ascenden Perempuan 70 Razali 65.59.54 67 Ca Colon 1/3 Transversum Kiri Laki-laki
71 Ali Jaya 64.48.57 50 Ca Rectum Laki-laki
72 Horas 64.56.06 54 Ca Recto Sigmoid Laki-laki 73 Daerah Br. Situmorang 64.42.59 64 Ca Rectum Perempuan
74 Rusmah 64.17.90 53 Ca Rectum Perempuan
75 Zubir Manthe 63.82.67 69 Ca Rectum Laki-laki
(9)
HASIL PENGOLAHAN SPSS 21.0 Frequencies Statistics Interval Usia Pasien KKR Jenis Kelamin Pasien KKR Letak Tumor Pada Pasien KKR Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR
N Valid 75 75 75 75
Missing 0 0 0 0
Mean 2.76 1.44 5.83 1.89
Frequency Table
Interval Usia Pasien KKR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 39 tahun 18 24.0 24.0 24.0
40-49 tahun 11 14.7 14.7 38.7
50-59 tahun 17 22.7 22.7 61.3
>60 tahun 29 38.7 38.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
Jenis Kelamin Pasien KKR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 42 56.0 56.0 56.0
perempuan 33 44.0 44.0 100.0
(10)
Letak Tumor Pada Pasien KKR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sekum 3 4.0 4.0 4.0
Kolon Asenden 3 4.0 4.0 8.0
Kolon Transversum 2/3
Kanan 3 4.0 4.0 12.0
Kolon Transversum 1/3 Kiri 4 5.3 5.3 17.3
Kolon Desenden 12 16.0 16.0 33.3
Sigmoid 7 9.3 9.3 42.7
Rektum 43 57.3 57.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kanan 8 10.7 10.7 10.7
Kiri 67 89.3 89.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Interval Usia Pasien KKR 75 1 4 2.76 1.206
Jenis Kelamin Pasien KKR 75 1 2 1.44 .500
Letak Tumor Pada Pasien
KKR 75 1 7 5.83 1.719
Posisi Belahan Tumor Pada
Pasien KKR 75 1 2 1.89 .311
Valid N (listwise) 75
(11)
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Interval Usia Pasien KKR * Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR
75 100.0% 0 0.0% 75 100.0%
Interval Usia Pasien KKR * Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR Crosstabulation
Count
Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR
Total
Kanan Kiri
Interval Usia Pasien KKR < 39 tahun 3 15 18
40-49 tahun 0 11 11
50-59 tahun 3 14 17
>60 tahun 2 27 29
Total 8 67 75
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig.
(1-sided) Point Probability
Pearson Chi-Square 3.295a 3 .348 .369
Likelihood Ratio 4.304 3 .230 .341
Fisher's Exact Test 3.000 .422
Linear-by-Linear Association .416b 1 .519 .543 .310 .097
N of Valid Cases 75
a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.17. b. The standardized statistic is .645.
(12)
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig. Exact Sig.
Interval by Interval Pearson's R .075 .118 .642 .523c .543
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .082 .114 .707 .482c .481
N of Valid Cases 75
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.
Nonparametric Correlations Correlations Interval Usia Pasien KKR Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR Kendall's tau_b Interval Usia Pasien KKR Correlation Coefficient 1.000 .076
Sig. (2-tailed) . .478
N 75 75
Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR
Correlation Coefficient .076 1.000
Sig. (2-tailed) .478 .
N 75 75
Spearman's rho Interval Usia Pasien KKR Correlation Coefficient 1.000 .082
Sig. (2-tailed) . .482
N 75 75
Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR
Correlation Coefficient .082 1.000
Sig. (2-tailed) .482 .
N 75 75
Regression
Variables Entered/Removeda
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 Posisi Belahan
Tumor Pada Pasien KKRb
. Enter
a. Dependent Variable: Interval Usia Pasien KKR b. All requested variables entered.
(13)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .075a .006 -.008 1.211
a. Predictors: (Constant), Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .605 1 .605 .413 .523b
Residual 107.075 73 1.467
Total 107.680 74
a. Dependent Variable: Interval Usia Pasien KKR
b. Predictors: (Constant), Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.209 .869 2.542 .013
Posisi Belahan Tumor Pada
Pasien KKR .291 .453 .075 .642 .523
(14)
Explore
Jenis Kelamin Pasien KKR
Case Processing Summary
Jenis Kelamin Pasien KKR
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Interval Usia Pasien KKR laki-laki 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%
Perempuan 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%
Descriptives
Jenis Kelamin Pasien KKR Statistic Std. Error
Interval Usia Pasien KKR laki-laki Mean 2.60 .181
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.23
Upper Bound 2.96
5% Trimmed Mean 2.61
Median 3.00
Variance 1.369
Std. Deviation 1.170
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 2
Skewness -.097 .365
Kurtosis -1.471 .717
perempuan Mean 2.97 .215
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.53
Upper Bound 3.41
5% Trimmed Mean 3.02
Median 3.00
Variance 1.530
Std. Deviation 1.237
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 3
Skewness -.783 .409
Kurtosis -1.060 .798
(15)
Tests of Normality
Jenis Kelamin Pasien KKR
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Interval Usia Pasien KKR laki-laki .195 42 .000 .842 42 .000
perempuan .282 33 .000 .736 33 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Interval Usia Pasien KKR
Stem-and-Leaf Plots
Interval Usia Pasien KKR Stem-and-Leaf Plot for JK= laki-laki
Frequency Stem & Leaf
10.00 1 . 0000000000 .00 1 .
10.00 2 . 0000000000 .00 2 .
9.00 3 . 000000000 .00 3 .
13.00 4 . 0000000000000
Stem width: 1 Each leaf: 1 case(s)
Interval Usia Pasien KKR Stem-and-Leaf Plot for JK= perempuan
Frequency Stem & Leaf
8.00 1 . 00000000 .00 1 .
1.00 2 . 0 .00 2 .
8.00 3 . 00000000 .00 3 .
16.00 4 . 0000000000000000
Stem width: 1 Each leaf: 1 case(s)
(16)
Normal Q-Q Plots
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
Letak Tumor Pada Pasien KKR
Case Processing Summary
Letak Tumor Pada Pasien KKR
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Interval Usia Pasien KKR Sekum 3 100.0% 0 0.0% 3 100.0%
Kolon Asenden 3 100.0% 0 0.0% 3 100.0%
Kolon Transversum 2/3
Kanan 3 100.0% 0 0.0% 3 100.0%
Kolon Transversum 1/3 Kiri 4 100.0% 0 0.0% 4 100.0%
Kolon Desenden 12 100.0% 0 0.0% 12 100.0%
Sigmoid 7 100.0% 0 0.0% 7 100.0%
Rektum 43 100.0% 0 0.0% 43 100.0%
Descriptives
Letak Tumor Pada Pasien KKR Statistic Std. Error
Interval Usia Pasien KKR Sekum Mean 2.33 .667
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound -.54
Upper Bound 5.20
5% Trimmed Mean .
Median 3.00
Variance 1.333
Std. Deviation 1.155
Minimum 1
Maximum 3
Range 2
Interquartile Range .
Skewness -1.732 1.225
Kurtosis . .
Kolon Asenden Mean 2.00 1.000
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound -2.30
(22)
Variance 3.000
Std. Deviation 1.732
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range .
Skewness 1.732 1.225
Kurtosis . .
Kolon Transversum 2/3 Kanan
Mean 3.67 .333
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.23
Upper Bound 5.10
5% Trimmed Mean .
Median 4.00
Variance .333
Std. Deviation .577
Minimum 3
Maximum 4
Range 1
Interquartile Range .
Skewness -1.732 1.225
Kurtosis . .
Kolon Transversum 1/3 Kiri Mean 2.75 .750
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound .36
Upper Bound 5.14
5% Trimmed Mean 2.78
Median 3.00
Variance 2.250
Std. Deviation 1.500
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 3
Skewness -.370 1.014
Kurtosis -3.901 2.619
Kolon Desenden Mean 2.33 .376
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.51
Upper Bound 3.16
5% Trimmed Mean 2.31
(23)
Median 2.00
Variance 1.697
Std. Deviation 1.303
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 3
Skewness .439 .637
Kurtosis -1.650 1.232
Sigmoid Mean 2.43 .429
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.38
Upper Bound 3.48
5% Trimmed Mean 2.42
Median 3.00
Variance 1.286
Std. Deviation 1.134
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 2
Skewness -.235 .794
Kurtosis -1.227 1.587
Rektum Mean 2.95 .176
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.60
Upper Bound 3.31
5% Trimmed Mean 3.00
Median 3.00
Variance 1.331
Std. Deviation 1.154
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 2
Skewness -.686 .361
(24)
KKR Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Interval Usia Pasien KKR Sekum .385 3 . .750 3 .000
Kolon Asenden .385 3 . .750 3 .000
Kolon Transversum 2/3
Kanan .385 3 . .750 3 .000
Kolon Transversum 1/3 Kiri .298 4 . .849 4 .224
Kolon Desenden .268 12 .018 .782 12 .006
Sigmoid .264 7 .149 .887 7 .262
Rektum .260 43 .000 .788 43 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Interval Usia Pasien KKR
Stem-and-Leaf Plots
Interval Usia Pasien KKR Stem-and-Leaf Plot for Letak= Sekum
Frequency Stem & Leaf
3.00 0 . 133
Stem width: 10 Each leaf: 1 case(s)
Interval Usia Pasien KKR Stem-and-Leaf Plot for Letak= Kolon Transversum 2/3 Kanan
Frequency Stem & Leaf
1.00 3 . 0 2.00 4 . 00
Stem width: 1 Each leaf: 1 case(s)
(25)
Interval Usia Pasien KKR Stem-and-Leaf Plot for Letak= Kolon Transversum 1/3 Kiri
Frequency Stem & Leaf
1.00 1 . 0 1.00 2 . 0 .00 3 . 2.00 4 . 00
Stem width: 1 Each leaf: 1 case(s)
Interval Usia Pasien KKR Stem-and-Leaf Plot for Letak= Kolon Desenden
Frequency Stem & Leaf
4.00 1 . 0000 4.00 2 . 0000 .00 3 .
4.00 4 . 0000
Stem width: 1 Each leaf: 1 case(s)
Interval Usia Pasien KKR Stem-and-Leaf Plot for Letak= Sigmoid
Frequency Stem & Leaf
2.00 1 . 00 1.00 2 . 0 3.00 3 . 000 1.00 4 . 0
Stem width: 1 Each leaf: 1 case(s)
Interval Usia Pasien KKR Stem-and-Leaf Plot for Letak= Rektum
Frequency Stem & Leaf
8.00 1 . 00000000 .00 1 .
5.00 2 . 00000 .00 2 .
11.00 3 . 00000000000 .00 3 .
19.00 4 . 0000000000000000000
Stem width: 1 Each leaf: 1 case(s)
(26)
Normal Q-Q Plots
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
Boxplots
Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR
Case Processing Summary
Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Interval Usia Pasien KKR Kanan 8 100.0% 0 0.0% 8 100.0%
Kiri 67 100.0% 0 0.0% 67 100.0%
(41)
Descriptives
Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR Statistic Std. Error
Interval Usia Pasien KKR Kanan Mean 2.50 .463
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.41
Upper Bound 3.59
5% Trimmed Mean 2.50
Median 3.00
Variance 1.714
Std. Deviation 1.309
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 3
Skewness -.255 .752
Kurtosis -1.925 1.481
Kiri Mean 2.79 .147
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.50
Upper Bound 3.08
5% Trimmed Mean 2.82
Median 3.00
Variance 1.441
Std. Deviation 1.200
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 2
Skewness -.396 .293
Kurtosis -1.411 .578
Tests of Normality
Posisi Belahan Tumor Pada Pasien KKR
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Interval Usia Pasien KKR Kanan .274 8 .079 .808 8 .035
Kiri .246 67 .000 .806 67 .000
(42)
Interval Usia Pasien KKR
Stem-and-Leaf Plots
Interval Usia Pasien KKR Stem-and-Leaf Plot for Posisi= Kanan
Frequency Stem & Leaf
3.00 1 . 000 .00 2 . 3.00 3 . 000 2.00 4 . 00
Stem width: 1 Each leaf: 1 case(s)
Interval Usia Pasien KKR Stem-and-Leaf Plot for Posisi= Kiri
Frequency Stem & Leaf
15.00 1 . 000000000000000 .00 1 .
11.00 2 . 00000000000 .00 2 .
14.00 3 . 00000000000000 .00 3 .
27.00 4 . 000000000000000000000000000
Stem width: 1 Each leaf: 1 case(s)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
ffiRrAN
KESErtffinNm
JENDERAL BINA
ffiEVA
KESEHATAN
\
RTIfi{AI{
SAKTT
UMUM
PUSAT
H.ADAMMALIK
Jt. Bunga Lau No. l7 Medan 20136
Telp. (061) 8360381
(061) 8360405
Medan,
12
April 2015Nomor
Lampiran Perihal
:
L8.02.03.11.4.9flo:-:
liin
Studi PendahuhanKepadaYth :
Ko
-
T*1-
&d^o^-* fur'A;6 RSUP. H. Adam Malikdi
Medan
Menghunjuk surat pembantu Dekan
I
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara MedanNo.142lUN.2.1.1/SpBl2o15 tanggal 28 Maret 2015 Perihal
:ljin
survei Awal Penelitian, maka bersama ini kami hadapkan peneliti tersebut untuk dibantu dalam pelaksanaannya. Adapun nama peneliti / Mahasiswa yang akan melaksanakan Studi Pendahuluan tersebut adalah :Nama NIM lnstitusi Judul
Maisara Hishamudin
12010c/.23 FK - USU Medan
"Perbedaan Antara Usia Dengan Letak Tumor Pada Pasien Kanker
Kolrektaldi RSUP H Adam Malik Medan Periode 2013-2015"
pertu kami informasikan surat lzin Studi Pendahuluan ini berlangsung paling lambat selama 2
(dua) minggu terhitung sejak tanggal surat ini dikeluarkan'
Demikian kamisampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
(50)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UN
IVERSITAS
SU
MATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDTCAL EDUCATTON
UN|T (MEU)
Jl. Dr. Mansur No. 5 Medan 2A155 - INDONES|A Telp. +61 -8210555; Fax, +62-8216264
Nomor
:
247 1UN5.2.1 . 1.3/SPB12A15Lamp.
:-Hal
:
EthicalClearenceKepada Yth :
Ketua Komite Etik Kedokteran Fakultas Kedokteran USU
di-Tempat
Medan, 30 Juni 2015
Dengan hormat,
Bersama
ini kami
sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Semester Vl Angkatan Tahun 2A12yang telah mengikuti Ujian Seminar Proposaldibawah ini:Nama
NIM
Judul
:
MAISARA HISHAMUDIN:
12Q1AA423:
Hubungan Antara Usiadan Letak Tumor Pada Pasien
KankerKolorektaldi RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2A1F,-ZO1S Dosen Pembimbing
:
dr. lfhamd, SpPDDengan ini memohon Ethical Clearence untuk usulan Proposal tersebut diatas.
Demikianlah surat ini kami sampaikan, atas kerjasama yang baik diucapkan terima kasih.
. Ked(ORL-H NS), SpTHT-KL(K)
16 200212 1 0A2
c,c.: peftinggal
(51)
7
--t*mffiiur,
RSUP
H.ADAI\{
MALIK
%T"="1=--
DIREKToRAT
SDM DAN PENDIDIKAN
INSTALASI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Tuntungan Km. 12 Kotak Pos247 Airphone 142 MEDAN - 20T36
Medan,
Cf
September 2015.(*.,..Lw.,!*N..
Ik{.,^-
^r'.a;4RSUP H Adam Malik
di-Medan
Menindaklanjuti surat Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan
No.88041N5.2.1.1/SPBll20l5,Tanggal3 Agustus 2015 perihal
:
Ijin Penelitian, maka bersama ini kami hadapkan peneliti/IV1ahasiswa tersebut untuk dibantu dalam pelaksanaannya,Adapun namapenelitiltrdahasiswa yang akan melaksanakan sebagai berikut :
Nomor. Lampiran
Perihal
Kepada Yth
Nama
NIM
Institusi
Judul
L8.02.03.II.4 .
t)r,\
Ijin PenelitianMAIS ARA BINTI HISHAMUDIN
120100423
FK-USU Medan
Hubungan Antara Usia dan Letak Tumor Pada Pasien Kanker Kolorektal di RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2013-2015
Perlu kami informasikan surat
tjin
penelitianini berlangsung
paling lambatI
(satu) bulanterhitung sejak surat ini dikeluarkan.
(52)
m
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT
H.ADAMMALIK
Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Tuntungan Km.12 Kotak Pos 246 relp. (061) 1364581 -r?.".f,{i.ro,,tluoou, Fax. 8360255
Nomor
: DM.01.04.Il.zfzqt7l 2015Lampiran
:-Perihal
: Izin Pengambilan Data KTIKepada Yth :
Pembantu Dekan I Fakultas Kedokleran USU
Jl.dr.T.Mansur No.5 Kampus USU
di-Medan
Medan, /6 September 2015
Sehubungan dengan Surat Saudara Nomor : 880/{.IN5.2.I.llSPBl2015, tanggal 03 Agustus 2415, perihal Izin Penelitian, Mahasiswa Fakultas Kedokteran A./n: Maisara Binti Hishamudin (NIM.f2010A423), dengan judul:
"
Hubungan Antara Usia dan Letak Tumor Pada Pasien Kanker Kolorektaldi
RSUP H,AdamMalik
Medan Periode 2013-2015"
maka denganini
kami
informasikan persyaratan untukmelaksanakan Penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Membawa Proposal KTI.2.
Proposal harus sesuai dengan prinsip pengembangan RSUP H.Adam Malik.3.
Pelaksanaan Penelitian sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yangberlaku
di
RSUP H.Adam malik dan harus mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien.4.
Apabila Penelitian disetujui maka hasil Penelitian wajib diseminarkandi
RSUPH.Adam malik dan dihadiri oleh pembimbing peneliti.
5.
Hasil Penelitiantidak
bolehdi
publikasikan tanpa persetujuan dari pihak yang berwenang di RSUP H.Adam Malik.Selanjutnya peneliti agar menghubungi Instalasi Penelitian dan Pengembangan RSUP
H.Adam
Malik,
Gedung AdministrasiLt.2.
Dengan
contact
person
Iing Yuliastuti,SKM,Mkes. No.HP.08 1 3 76000099.Demikian kami sampaikan, atas kerja samanya diucapkan terima kasih.
Tembusan:
l.
Direktur Utama. (Sebagai Laporan)2.
f)irekhrr Kerransan,Pendidikan
1985012001
(53)
ffi;
nlfrlTlt nffiHnGil
nH$[l
g0iltfirll
w**'
lhilied
fmffi
d
Enfrro#
$ilmhffi
hn
tt
fiffi
ilrffi
GffiaN t0ffiht
lL[L
tlansrur ll0[
tedrn,201[5
-hilom$ir
Tel: +62€1-8211045;
8210555
Fax:+62€1€'216264
E-mail: kom isieti [email protected]PERSETUJUAN KOMISI ETIK TENTANG
PELAKSANAAN PENELITIAN BIDANG KESEHATAIY Nomor: 251/KOMET /FK USU /2015
Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, setelah dilaksanakan pembahasan dan penilaian usulan
penelitian yang berjudul :
"Hubungan Antara Usia Dan Letak Tumor Pada Pasien Kanker Kolcrektal Di RSUP Haji Adam MalikPeriode 2Al3-2OlS"
Yang
menggunakan manusiafu:#iffi*
sebagai subjek penelitian dengan ketua Pelaksana/Peneliti Utama: Maisara Binti HishamudinDari Institusi : Fakultas Kedokteran USU
Dapat disetujui pelaksanaannya selama tidak bertentangan dengan kaidah neuremberg code dan deklarasi helsinki.
Medan, 20 Agustus 2015
Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
i. Ketua,
(54)
v
l
l-"
$IRHKTSRA'T SNffi
DAfi*
PHilNMIKASI
;H$TALA$|
pHHHI-lTlA$$
nAff
pHHSE[fi BAHGAI\I
Jl. llunga l,p.u Nn" 17 ldedan'l trntuRgetn Krn. i I Kqllak Vos247 Airpknre !42ivtlillAi\i "'?.tll3e
l,ti"r)?.03.11.4 . t
tt,l
Iiin l'cirt:liti*rtMcelan"
2f
$eptq:rnh*r|illit
h{rlrrlrt',, I.r:rtl;'-iir;ffi
l&,"r'iirtt!
W';"r*{'}-r'*-i
Dr*Xwrnt
u(&
(
Tor1
;r:i? it'
!!
Aelrtrrr lM*rlik q.liMr.rl$il
f.i,,,i!{{!liiF15,?, l.tli1ttrrlll7,lil5,'l'nnlipprl 1} A51us1r.r:+ 2t}151:r'ihal:
fii*
Itcnelitiarr,tltctk;t bff'gi:rtrit iriii.:ii;,i ir*r.rj*tr**n pe:rit:l i.t}lwalw:tiswe tersebut r;ntuk tlitrifitu rlsl;ttn pelaksanattnnya,Aelngllln
lla$ftt-iiq iii'iii;llVf 'rha:lir+wrr Ylfitg aketn ntr:l;tirsiln:rkllrt r*11;l91iii ir':rit r1 ;
i.r .: ivt
;t
: fulr\lliAltrttllfi'l't
iflF'i|lAMl'ti}i1{i.ii'\:?
:1'"1{}1{X}.1?-.} 2'i".,:'.iite:.:,i
: lrK-l Jlil J fu4*rllta.i. ,t,.1
tt4
: {[ubung*tn Arrfrra tIsiEr elnn l-r-ltk'l'irnrsrt i':trJ:t !';tsit:tt Kflnkcr K-*krr*{t-lrtltli !{St iltil
Ad;*t lvlolik h4c:slan P*riotle ?(!1?':{}I5
[,+,i,i krrfi.ti irrfir*nrwikup sulgt
tiiu
penr:litianini
trr:rt'rnti*ttngpaliql
lambat I {salui bttl*rn it:rl;itrnrg sqink sura-t ini cliksllunrkan.I ?r.:r:ti!*.i6q kumi *awpAik*ttt, rlf;ts F:rhatiarrtlyer diuclapk;rn t{'r'irnaka$ih.
'l'r.::r'nbugan :
I
*,,r.flidan6q 1)iktit l{llf I}rIl
A-d*rn fuIalik MexlanhJIp"1 q7t {}Sr tNtqqs 0l 20rll
(55)
56
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Jame; Gulley, James L.; Allegra, Carmen J. 2005. Colorectal Cancer. In Bethesda Handbook of Clinical Oncology, 2nd Edition. American Cancer Society, 2014. Colorectal Cancer. Available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003096- pdf.pdf
[ Accessed on 10 April 2015 ]
American Cancer Society 2014. Colorectal Cancer Facts & Figures 2014-2016.
Available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/content/documents/document/acspc- 042280.pdf
[ Accessed on 10 April 2015 ]
Anis Kurahmawati. 2012. Hubungan Karakteristik (Usia dan Jenis Kelamin) dan Kadar Trigliserida Serum dengan kejadian Karsinoma Kolorektal di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Dr. Faizal Drissa Hasibuan, SpPD. 2013. Kanker Kolorektum. Buku Saku Harrison Hematologi dan Onkologi. Jakarta. Karisma Publishing Group : 167-174
Dr. Eko Budiarto, SKM. 2002. Bandung. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
(56)
57
2005 – Desember 2007 . Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung :138-145.
Glenda N. Linseth. 2002. Gangguan Usus Besar. Patofiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volime 1 : 456-470
Info DEPKES Indonesia. 2015. PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Available from :
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodat in- kanker.pdf
[ Accessed on 5 Disember 2015 ]
Lauralee Sherwood. 2002. Usus Besar. Fisiologi Manusia Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC : 688-694
Lippincott, 2007. Pathophysiology Concept of Altered Helath States: Chapter 27 : Alteration in Gastrointestinal Function : 489-492.
Mochamad Aleq Sander, dr., M.Kes., SpB, FinaCS., 2009. Profil Penderita Kanker Kolon dan Rektum di RSUP Hasan Sadikin Bandung. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Murdani Abdullah, 2009. Tumor Kolorektal. Edisi 5 : Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing :567-575.
M.Sopiyudin Dahlan. 2013. Edisi 3. Jakarta. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan . Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika.
(57)
58
NICE. 2014. The Diagnosis and Management of Colorectal Cancer. National Institute for Health and Care Excellence.
Available on :
http://guidance.nice.org.uk/cg131
Nikson Sitorus. 2010. Determinan Ketahanan Hidup Lima Tahun
Penderita Kanker Kolorektal di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Jurnal PembangunanManusia Vol 10 No.1 .
Robbins. 2005. Pathologic Basis of Disease. 7th Edition. International Edition. Pennsylvania : Elsevier : 617-630.
Robert J. Mayer. 2012. Colorectal Cancer. Chapter 91 Gastrointestinal Tract Cancer. Harrison’s Principles of Internal Medicine 18th Edition : 768-774
Schwarts, 1995. Principles of Surgery. 8th Edition. The United State of America : The McGraw-Hill Companies, Inc.
Sjamsuhidayat; Karnadihardja, W; Rudiman, R; Lukman, K; Ruchiyat, Y; Prabani, C. 2006. Panduan Pengelolaan Adenokarsinoma Kolorektal. PT.Roche Indonesia..
Tomsilav Dragovich, MD, PhD. 2015. Colon Cancer. Medscape Reference Drugs, Diseases & Procedures.
Available on :
(58)
59
Available on :
http://emedicine.medscape.com/article/277496-workout
World Helath Organization, 2015. Cancer. Available from : http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/ [ Accessed on 29 May 2015 ]
World Health Organization, 2015. Screening for colorectal cancer. Available from :
http://www.who.int/cancer/detection/colorectalcancer/en [ Accessed on 29 May 2015 ]
World Health Organization, 1995. Prevention of colorectal cancer : guidelines based on new data*.
Available from :
http://apps.who.int/iris/bitsream/10665/48589/1/bulletin 1995 73(1) 7- 10.pdf?ua=1
[ Accessed on 29 May 2015 ]
(59)
42
BAB 3
KERANGKA OPERASIONAL DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Operasional
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep penelitian ini adalah seperti berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Operasional 3.2 Definisi Operasional
No Variabel Definisi operasional
Alat ukur
Cara ukur Hasil ukur
Skala 1 Usia Lamanya
waktu hidup pasien di dalam
penelitian ini yaitu
terhitung sejak lahir sampai waktu hidupnya saat terdiagnosa Rekam medis Pengumpulan data Hasil dikelompokk an menurut kelompok usia yang berbeda yaitu :
a. < 39 tahun
b. 40-49 tahun c. 50-59 tahun Interval Usia Kanker Kolorektal Letak Tumor
(60)
43
kolorektal. 2 Letak
tumor Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk mengidentifi kasi letak tumor pada pasien-pasien kanker kolorektal. Rekam medis Pengumpulan data Hasil dikelompokk an menurut letak tumor yaitu : a. Belahan kanan : i. Sekum ii.Kolon asenden iii.Dua pertiga kolon transversum b. Belahan kiri :
i. Sepertiga kolon transversum ii.Kolon desenden iii. Sigmoid iv. Rektum Ordinal
Tabel 3.2 Definisi operasional
(61)
44
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Penelitian analitik ini akan dilakukan dengan bantuan rekam medis dan dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan usia dengan letak tumor pada pasien kanker kolorektal.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada bulan September 2015.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah pasien kanker kolorektal di RSUP Haji Adam Malik dengan jumlah pasien pada tahun 2013-2015 berjumlah 296 orang.
4.3.2 Sampel
Penentuan besar sampel pada penelitian ini diperoleh berdasarkan besar populasi dengan menggunakan rumus di bawah ini:
(62)
45
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
d : tingkat kepercayaan ( d = 0.1 )
Dengan menggunakan rumus di atas, maka besar sampel yang diperoleh adalah sebanyak 75 orang.
Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Semua subjek yang didatangi dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang dibutuhkan terpenuhi ( Sastroasmoro dan Ismael, 2010).
Adapun kriteria inklusi untuk sampel penelitian ini adalah seluruh data pasien kanker kolorektal yang datang berobat di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada periode 2013-2015. Kriteria eksklusi untuk sampel penelitian adalah data pada rekam medis tidak diisi sempurna.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari pencatatan rekam medis pasien pada tahun 2013 hingga tahun 2015 di RSUP Haji Adam Malik.
4.5 Metode Pengolahan dan Analisa Data
Data-data yang telah terkumpul dicatat dan dilakukan editing, coding, dan cleaning, kemudian di masukkan ke dalam program komputer SPSS Window untuk di analisis.
(63)
46
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan. Rumah sakit HAM mulai beroperasi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan, dan untuk pelayanan rawat inap dimulai sejak tanggal 2 Mei 1992. Rumah sakit ini mulai beroperasi secara total pada tanggal 21 Juli 1993 yang diresmikan oleh mantan Presiden R.I. Bapak H. Soeharto. Rumah sakit HAM ini berlokasi di Jalan Bunga Lau Nomor 17, kelurahan Kemenangan Tani, kecamatan Medan Tuntungan. Letak RSUP Haji Adam Malik berjarak ±1 km dari Jalan Jamin Ginting. RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit tipe A sesuai dengan SK Menkes No.355/Menkes/SK/VII/1990. Dengan predikat rumah sakit tipe A, RSUP HAM Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. RSUP HAM juga telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.502/Menkes/IX/1991 pada tanggal 6 September 1991 dan secara resmi ditetapkan sebagai Pusat Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tanggal 11 Januari 1993.
5.1.2. Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang berasal dari rekam medis penderita kanker kolorektal yang berisi hasil pemeriksaan kolonoskopi di Instalasi Rekam Medis dan Instalasi
(64)
47
Data yang diambil berada pada kurun waktu 2,5 tahun, yaitu dari Januari 2013 sampai September 2015.
Jumlah data keseluruhan adalah 296 data rekam medis yang berisi data dasar berupa nomor rekam medis, umur, jenis kelamin, hasil pemeriksaan kolonoskopi, hanya 75 yang diperlukan untuk di lakukan penelitian.
5.1.3. Analisis Deskriptif
Pada penelitian ini, karakteristik data penelitian yang ada dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan letak tumor dari hasil kolonoskopi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 5.1 Distribusi Fekuensi Jenis Kelamin, Usia dan Letak Tumor pada Pasien Kanker Kolorektal
n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 42 56,0
Perempuan 33 44,0
Usia
< 39 tahun 18 24,0
40-49 tahun 11 14,7
50-59 tahun 17 22,7
> 60 tahun 29 38,7
Letak Tumor
Kanan 8 10.,7
Kiri 67 89,3
TOTAL 75 100,0
Keterangan: n = frekuensi, % = persentase
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah kasus dari jenis kelamin laki-laki adalah 42 kasus (56,0%) lebih banyak dari jenis kelamin
(65)
48
perempuan yaitu 33 kasus (44,0%). Kelompok usia di atas 60 tahun memiliki penderita KKR terbanyak yaitu 29 kasus (38,7%), sedangkan kelompok usia 40 hingga 49 tahun memiliki penderita KKR paling sedikit yaitu 11 kasus (14,7%). Letak tumor pada bagian kiri kolorektal lebih tinggi berbanding bagian kanan yaitu sebanyak 67 kasus (89,3%) dan 8 kasus (10,7%)
Tabel 5.2 Distribusi Letak Tumor Pada Pasien Kanker Kolorektal Letak Tumor Frekuensi (n) Persentase (%)
Sekum 3 4,0
Kolon Asenden 3 4,0
Kolon Transversum 2/3 Kanan 3 4,0
Kolon Transversum 1/3 Kiri 4 5.3
Kolon Desenden 12 16,0
Sigmoid 7 9,3
Rektum 43 57,3
Total 75 100,0
Keterangan: n = frekuensi, % = persentase
Berdasarkan posisi letak tumor pada Tabel 5.2 di atas, diperoleh letak tumor terbanyak adalah di rektum yaitu sebanyak 43 kasus (57,3 %). Di ikuti dengan letak tumor di kolon desenden sebanyak 12 kasus (16 %). Letak tumor yang ketiga tertinggi adalah di sigmoid sebanyak 7 kasus (9,3 %). Letak tumor di kolon transversum 1/3 kiri sebanyak 4 kasus ( 5,3 %), dan letak tumor di sekum, kolon asenden dan kolon transversum 2/3 kanan mempunyai bilangan kasus yang sama yaitu masing-masing sebanyak 3 kasus ( 4,0 %).
(66)
49
5.1.4. Hasil Analisis Data
5.1.4.1 Uji Normalitas Data
Dari uji kenormalan data menggunakan uji Shapiro-wilk dan uji Kolmogorov-Smirnov yaitu jumlah kasus adalah 75. Didapatkan bahwa data usia dan letak tumor berdistribusi normal.
5.1.4.2 Analisis Chi-Square Hubungan Usia dan Letak Tumor Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara usia dan letak tumor pada pasien kanker kolorektal. Data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.3 Analisa Hubungan Usia dan Letak Tumor pada Pasien Kanker Kolorektal
Usia Letak Tumor TOTAL p-value
Kanan Kiri
< 39 tahun 3 15 18
0,369
40 - 49 tahun 0 11 11
50 - 59 tahun 3 14 17
> 60 tahun 2 27 29
TOTAL 8 67 75
Dari tabel 5.3, setelah dilakukan uji Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p-value adalah 0,369 ( p > 0,05) yang berarti terdapat tiada hubungan antara usia dan letak tumor pada pasien kanker kolorektal.
5.1.4.3 Analisis Bivariat Korelasi
(67)
50
Tabel 5.4 Analisa Bivariat Korelasi Hubungan Usia dan Letak Tumor pada Pasien Kanker Kolorektal
Korelasi Kendall’s tau_b
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
Usia Letak Tumor
Usia Letak Tumor
Usia 1,000 0,076 - 0,478
Letak Tumor 0,076 1,000 0,478 -
Korelasi Spearman’s rho
Usia 1,000 0,082 - 0,482
Letak Tumor 0,082 1,000 0,482 -
Setelah dilakukan uji korelasi Kendall’s tau_b dan Spearman, didapatkan dari Table 5.4 korelasi antara usia dan letak tumor adalah positif. Angka korelasi ( nilai R ) sebesar 0,076 dan 0,082 ( < 0,5) menunjukkan sangat lemah hubungan kedua variabel tersebut. Manakala nilai signifikan ( nilai p ) korelasi usia dan letak tumor menurut Kendall’s tau_b adalah 0,478 > 0,05 berarti tidak ada hubungan dan menurut Spearman’s rho juga tidak ada hubungan antara usia dan letak tumor yaitu p = 0,482.
(68)
51
5.2 Pembahasan
Karsinoma kolorektal merupakan salah satu keganasan yang banyak menyebabkan kematian di Indonesia maupun di dunia. Usia dan perbedaan letak tumor juga merupakan faktor risiko terjadinya KKR.
Menurut penelitian sebelumnya, patomekanisme genetik dapat menyebabkan kanker kolorektal dimana terjadi mutasi DNA sel penyusun dinding kolon yang terakumulasi sejalan dengan bertambahnya umur. Selain itu juga terjadi penurunan fungsi sistem kekebalan dan bertambahnya asupan agen-agen karsinogenik.
Telah didapatkan daripada hasil analisa deskriptif berdasarkan jenis kelamin pasien KKR di RSUP Haji Adam Malik selama 3 tahun yaitu dari tahun 2013-2015, pasien berjenis kelamin laki-laki lebih banyak terdiagnosa kanker kolorektal dibanding jenis kelamin perempuan yaitu 56,0% dan 44,0%. Sesuai dengan penilitian sebelumnya oleh Nikson Sitorus yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, tahun 2010, bahwa laki-laki lebih banyak didiagnosa terkena kanker KKR yaitu 55,7% dibanding perempuan yaitu 44,3%. Dari literatur America Cancer Society , tahun 2012, menyatakan insiden dan tingkat kematian kanker KKR pada laki-laki lebih tinggi sekitar 30% hingga 40% dibanding perempuan. Namun ada penelitian lain oleh Anis Kurahmawati, yang dilakukan peniltian di RSUP Dr. Kariadi Semarang, tahun 2012, mendapatkan pasien KKR lebih banyak terjadi pada laki-laki berbanding perempuan yaitu 76,7% : 23,3% Dan dikukuhkan dengan penilitian oleh Emilia et al, yang dilakukan di Rumah Sakit Immanuel Bandung, tahun 2008, bahwa angka kejadian kanker KKR lebih banyak terjadi pada perempuan yaitu 57,1% dibanding laki-laki yaitu 42,9%. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor umur, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, diet tinggi lemak dan rendah serat, atau makan makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik.
Untuk hasil analisis kelompok usia pada pasien KKR, dari analisa deskriptif dapat dilihat bahwa frekuensinya meningkat sejalan dengan
(69)
52
pertambahan usia yakni ditemukan 24,0% kasus dengan usia dibawah 39 tahun dan 14,7% di antara 40 hingga 49 tahun, dan terjadi peningkatan signifikan pada usia 50 hingga 59 tahun yaitu 22,7% dan dengan usia 60 tahun ke atas yakni 38,7%. Hasil ini sesuai dengan apa yang pernah di ungkapkan oleh penulis Buku Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5, Murdani Abdullah, dinyatakan bahwa kejadian KKR meningkat tajam setelah usia 50 tahun. Penelitian sebelumnya oleh Mochamad Aleq Sander tahun 2009, yang dilakukan di RSUP Hasan Sadikin Bandung, dengan kejadian kanker KKR pada usia di bawah 40 tahun adalah 19 (43,4%) manakala usia 55 tahun dan adalah 61 (37,4%). Penelitian itu turut didukung oleh Emilia et al tahun 2008, mendapatkan pasien KKR dengan kelompok usia antara 61 hingga 70 tahun memiliki kelompok usia tertinggi yaitu sebanyak 23,8%. Lebih kuat lagi dinyatakan oleh peneliti lain yaitu dari American Cancer Society tahun 2012, menyatakan terjadi peningkatan insiden KKR pada usia 50 tahun dan ke atas. Penelitian yang dilakukan oleh Anis Kurahmawati pada tahun 2012, mendapatkan kelompok usia paling banyak pada kelompok kasus adalah > 60 tahun yakni 43,3% dan untuk kelompok kontrol adalah kelompok usia 50-59 tahun yakni 38,5%.
Sedangkan analisa deskriptif untuk letak tumor pada pasien KKR, dapat dilihat ada persamaan dan ada berbedaan di lokasi-lokasi kolorektal manusia. Hasil yang didapatkan, adalah lebih sering kejadian kanker di bagian belahan kiri kolorektal manusia, dengan nilai tertinggi sebanyak 89,3%. Manakala dari hasil yang didapatkan sangat sedikit terjadinya kanker KKR di belahan kanan kolon manusia dengan dimana hasil yang didapatkan adalah 10,7%. Sesuai dengan literatur dari American Cancer Society menyatakan bahwa tumor lebih banyak di jumpai pada bagian distal (kiri) kolorektal berbanding di bagian proksimal (kanan) kolorektal. Dan dari penelitian-penelitian lain yang dilakukan di Indonesia oleh Mochamad Aleq Sander, Nikson Sitorus, Emelia et al serta peneliti lain mendapatkan letak tumor pada pasien kanker KKR banyak di screening di
(70)
53
Walaupun secara analitik menggunakan uji Fisher’s Exact Test ( uji Chi Square) tidak ada menunjukkan hubungan bermakna secara statistik (p=0,369). Malah menggunakan uji korelasi da uji regresi masih tidak menunjukkan adanya hubungan antara usia dan letak tumor yaitu R=0,076 dan p=0,478. Hasil ini sesuai dengan penelitian di Semarang oleh Anis Kurahmawati bahwa tiada hubungan yang bermakna antara usia dan letak tumor yaitu p>0,05. Penelitian di Amerika dan Bandung menyatakan bahwa usia dan letak tumor pada pasien kanker kolorektal tinggi di usia atas 50 tahun dan letak tumor tertinggi di bagian kiri kolorektal.
Dari hasil penelitian terbukti bahawa usia dan letak tumor tidak mempunyai hubungan terhadap terjadinya kanker kolorektal. Sebenarnya masih banyak faktor resiko penyebab terjadinya KKR, di antaranya merupakan faktor genetik/ riwayat keluarga terkena kanker KKR,riwayat kesehatan, aktivitas fisik, obesitas, diet, merokok, alkohol, riwayat obat, jenis kelamin, dan suku/ras. Namun karena ketidaklengkapan dan keterbatasan data di dalam rekam medis penderita, analisis yang dilakukan masih tidak komprehensif dan memerlukan penelitian selanjutnya yang lebih menyeluruh.
(71)
54
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Hubungan Antara Usia dan Letak
Tumor pada Pasien Kanker Kolorektal di RSUP Haji Adam Malik Periode
2013-2015” dapat dibuat beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Penderita kanker kolorektal paling banyak pada usia 60 tahun dan ke atas, yaitu sebanyak 38,7 %.
2. Kanker kolorektal lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibanding perempuan, yaitu sebanyak 56,0%.
3. Letak tumor paling banyak adalah di bagian kiri kolorektal yaitu sebanyak 89,3%.
4. Tiada hubungan bermakna antara usia dan letak tumor dengan uji Fisher’s Exact Test yaitu p=0,369. Dan uji korelasi dan uji regresi masing-masing R=0,076 dan p=0,478.
6.2 Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalankan, dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Antara saran yang dapat diberikan ialah:
1. Perlu upaya pemberian informasi yang jelas dan mudah di mengerti pada penderita kanker kolorektal mengenai faktor risiko terjadinya penyakit
(72)
55
sehingga diharapkan penderita datang berobat pada stadium dini sehingga terapi kuratif bisa dilakukan.
2. Untuk peneliti selanjutnya agar lebih memperluas cakupan penelitiannya, khususnya dalam jumlah sampel dan lokasi penelitian karena besar sampel pada penelitian ini masih sangat terbatas untuk penelitian epidemiologi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih besar yang lebih komprehensif, dengan periode cukup lama, jumlah sampel yang lebih besar, dan data yang jauh lebih lengkap sehingga faktor-faktor yang belum berkorelasi (berhubungan) dapat terbukti adanya korelasi sesuai dengan teori.
3. Kepada pihak rumah sakit dan tenaga kesehatan, khususnya yang bertanggungjawab dalam kelengkapan data rekam medis disarankan agar melengkapkan data rekam medis (usia, jenis kelamin, hasil kolonoskopi lengkap). Kelengkapan data sangat diperlukan dan dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
(73)
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI KOLON DAN REKTUM
Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 1,5 m (5 kaki) yang terbentang dari sekum sehingga kanalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil yaitu sekitar 6,5 cm (2,5 inci), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil.
Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon, dan rektum. Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum menempati sekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileosekal mengendalikan aliran kimus dari ileum ke dalam sekum dan mencegah terjadinya aliran balik bahan fekal dari usus besar ke dalam usus halus. Kolon dibagi lagi menjadi kolon asenden, transversum, desenden, dan sigmoid. Tempat kolon membentuk kelokan tajam pada abdomen kanan dan kiri atas berturut-turut disebut sebagai fleksura hepatika dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid mulai setinggi krista iliakan dan membentuk lekukan berbentuk-S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri sewaktu kolon sigmoid bersatu dengan rektum. Bagian usus besar terakhir disebut sebagai rektum dan membentang dari kolon sigmoid hingga anus (muara dari bagian luar tubuh). Satu inci terakhir dari rektum disebut sebagai kanalis ani dan dilindungi oleh otot sfingter ani ekternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis ani adalah sekitar 15cm (5,9 inci).
Hampir seluruh usus besar memiliki empat lapisan morfologik seperti yang ditemukan pada bagian usus lain. Namun demikian, ada beberapa gambaran yang
(74)
6
sigmoid distal, sehingga rektum mempunyai satu lapisan otot longitudinal yang lengkap. Panjang taenia lebih pendek daripada usus, sehingga usus tertarik dan berkerut membentuk kantong-kantong kecil yang disebut sebagai haustra. Apendises epiploika adalah kantong-kantong kecil peritoneum yang berisi lemak dan melekat sepanjang taenia. Lapisan mukosa usus besar jauh lebih tebal daripada lapisan mukosa usus halus dan tidak mengandung vili atau rugae. Kripte Lieberkuhn (kelenjar intestinal) terletak lebih dalam dan mempunyai lebih banyak sel goblet dibandingkan dengan usus halus.
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan berdasarkan pada suplai darah yang diterima. Arteria mesentrika superior mendarahi belahan kanan (sekum, kolon asendens, dan dua pertiga proksimal kolon transversum), dan arteria mesentrika inferior mendarahi belahan kiri (sepertiga distal kolon transversum, kolon desendens, kolon sigmoid, dan bagian proksimal rektum). Suplai darah tambahan ke rektum berasal dari arteri hemoroidalis media dan inferior yang dicabangkan dari arteria iliaka interna dan aorta abdominalis.
Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior adalah melalui vena mesenterika superioir, vena mesenterika inferior, dan vena hemoradialis superior (bagian sistem portal yang mengalirkan darah ke hati). Vena hemoradialis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka sehingga merupakan bagian sirkulasi sistemik. Terdapat anostomosis antara vena hemoradialis superior, media, dan inferior, sehingga tekanan portal yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya aliran balik ke dalam vena dan mengakibatkan hemoroid.
Persarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom dengan perkecualian sfingter eksterna yang berada dalam pengendalian volunter. Serabut saraf simpatis berjalan melalui saraf vagus ke bagian tengah kolon transversum, dan saraf pelvikus yang berasal dari daerah sakral menyuplai bagian distal. Serabut simpatis meninggalkan medulla spinalis melalui saraf splangnikus. Serabut saraf ini
(75)
7
bersinaps dalam ganglia seliaka dan aortikorenalis, kemudian serabut pasca ganglionik menuju kolon. Rangsangan simpatis menghambat sekresi dan kontraksi, serta merangsang sfingter rektum. Rangsangan parasimpatis mempunyai efek yang berlawanan (Emilia et al, 2002).
2.2 FISIOLOGI KOLON DAN REKTUM
Kolon adalah organ pengering dan penyimpan. Kolon normalnya menerima sekitar 500 ml kimus dari usus halus per hari. Karena sebagian besar pencernaan dan penyerapan telah diselesaikan di usus halus maka isi yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tak tercerna (misalnya selulosa), komponen empedu yang tidak terserap, dan cairan. Kolon mengekstraksi H2O dan garam dari isi lumennya.
Apa yang tertinggal dan akan dikeluarkan disebut feses (tinja). Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa dan bahan lain yang tak tercerna di dalam diet membentuk sebagian massa dan karenanya membantu mempertahankan keteraturan buang air.
Kontraksi haustra secara perlahan menganduk isi kolon maju-mundur. Lapisan otot polos longitudinal luar tidak mengelilingi usus besar secara penuh. Lapisan ini terdiri dari tiga pita otot longitudinal yang terpisah, taeniae coli, yang berjalan di sepanjang usus besar. Taeniae coli ini lebih pendek daripada otot polos sirkular dan lapisan mukosa dibawahnya jika kedua lapisan ini dibentangkan datar. Karena itu, lapisan-lapisan dibawahnya disatukan membentuk kantung atau haustra. Haustra bukanlah sekedar kumpulan permanen yang pasif; haustra secara aktif berganti lokasi akibat kontraksi lapisan otot polos sirkular.
Umumnya gerakan usus besar berlangsung lambat dan tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai tempat penyerapan dan penyimpanan. Motilitas utama kolon
(76)
8
dapat mencapai tiga puluh menit, sementara kontraksi segmentasi di usus halus bergantung dengan frekuensi 9 sampai 12 kali per menit. Lokasi kantung haustra secara bertahap berubah sewaktu segmen yang semula melemas dan membentuk kantung mulai berkontraksi secara perlahan sementara bagian tadinya berkontraksi melemas secara bersamaan untuk membentuk kantung baru. Gerakan ini tidak mendorong isi usus tetapi secara perlahan mengaduknya maju-mundur sehingga isi kolon terpajan ke mukosa penyerapan. Kontraksi haustra umumnya dikontrol oleh refleks-refleks lokal yang melibatkan pleksus instrinsik.
Gerakan massa mendorong tinja bergerak jauh. Tiga atau empat kali sehari, umumnya setelah makan, terjadi peningkatan mencolok motilitas saat segmen-segmen besar kolon asenden dan transversum berkontraksi secara simultan, mendorong tinja sepertiga sampai tiga perempat panjang kolon dalam beberapa detik. Kontraksi massif ini, yang secara tepat dinamai gerakan massa, mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar, tempat bahan disimpan terjadi defekasi.
Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks gastrokolon yang diperantarai dari lambung ke kolon oleh gastrin dan saraf otonom ekstrinsik, yang menjadi pemicu utama gerakan massa di kolon. Pada banyak orang, refleks ini paling jelas setelah sarapan dan sering diikuti oleh keinginan untuk buang air besar. Karena itu, ketika makanan masuk ke saluran cerna, terpicu refleks-refleks yang memindahkan isi yang sudah ada ke bagian distal untuk menyediakan tempat bagi makanan yang baru masuk. Efek gastroileum memindahkan isi usus halus yang masih ada ke dalam usus besar, dan efek gastrokolon mendorong isi kolon ke dalm rektum, memicu refleks defekasi.
Feses dikeluarkan oleh refleks defekasi. Ketika gerakan massa di kolon mendorong tinja ke dalam rektum, perengangan yang terjadi di rektum merangsang reseptor regang di dinding rektum, memicu refleks defekasi. Refleks ini menyebabkan sfingter ani internus (yaitu otot polos) melemas dan rektum dan kolon
(77)
9
sigmoid berkontraksi lebih kuat. Jika sfingter ani eksternus (yaitu otot rangka) juga melemas maka defekasi. Karena otot rangka, sfingter ani eksternus berada di bawah kontrol volunter. Perengangan awal dinding rektum disertai oleh timbulnya rasa ingin buang air besar. Jika keadaan ini memungkinkan defekasi maka pengencangan sfingter ani eksternus secara sengaja dapat menjegah defekasi meskipon refleks defekasi telah aktif. Jika defekasi ditunda maka dinding rektum yang semula teregang secara perlahan melemas, dan keinginan untuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya mendorong lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali meregang rektum secara memicu refleks defekasi. Selama periode inaktivitas, kedua sfingter tetap berkontraksi untuk menjamin kontinensia tinja.
Jika defekasi terjadi biasanya dibantu oleh gerakan mengejan volunter yang melibatkan kontraksi otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glottis tertutup secara bersamaan. Tindakan ini sangat meningkatkan tekanan intra abdomen, yang membantu mendorong tinja.
Terjadi konstipasi jika tinja terlalu kering. Jika defekasi ditunda terlalu lama makan dapat terjadi konstipasi (sembelit). Ketika isi kolon tertahan lebih lama daripada normal maka H20 yang diserap dari tinja meningkat sehingga tinja menjadi
kering dan keras. Variasi normal frekuensi defekasi antara individu berkisar dari setiap makan hingga sekali seminggu. Ketika frekuensi berkurang melebihi apa yang normal bagi yang bersangkutan maka dapat terjadi konstipasi berikut gejala-gejala terkaitnya. Gejala-gejala ini mencakup rasa tidak nyaman di abdomen, nyeri kepala tumpul, hilangnya nafsu makan yang kadang disertai mual, dan depresi mental. Berbeda dengan anggapan umum, gejala-gejala ini tidak disebabkan oleh toksin yang diserap daripada bagian tinja yang tertahan. Meskipon metabolisme bakteri menghasilkan bahan-bahan yang mungkin toksik di kolon namun bahan-bahan ini
(78)
10
distensi berkepanjangan usus besar, terutama rektum ; gejala segera hilang setelah peregangan mereda.
Kemungkinan penyebab tertundanya defekasi yang dapat menimbulkan konstipasi mencakup (1) mengabaikan keinginan untuk buang air besar; (2) berkurangnya motilitas kolon karena usia, emosi, atau diet rendah serat; (3) obstruksi gerakan feses di usus besar oleh tumor lokal atau spasme kolon; dan (4) gangguan reflkes defekasi, misalnya karena cedera jalur-jalur saraf yang terlibat.
Sekresi usus besar seluruhnya bersifat protektif. Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Tidak ada yang diperlukan karena pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri larutan mucus basa (NaHCO3) yang berfungsi adalah melindungi mukosa usus besar dari
cedera mekanis dan kimiawi. Mucus menghasilkan pelumasan untuk mempermudah feses bergerak, sementara NaHCO3 menetralkan asam-asam iritan yang diproduksi
oleh fermentasi bakteri lokal. Sekresi meningkat sebagai respon terhadap simulasi mekanis dan kimiawi mukosa kolon yang diperantarai oleh refleks pendek dan persarafan parasimpatis. Tidak terjadi pencernaan di usus besar karena tidak terdapat enzim pencernaan. Namun, bakteri kolon mencerna sebagian dari selulosa untuk kepentingan mereka.
Kolon mengandung beragam bakteri yang bermanfaat. Karena gerakan kolon yang lambat maka bakteri memiliki waktu untuk tumbuh dan menumpuk di usus besar. Sebaliknya, di usus halus isi biasanya dipindahkan secara cepat sehingga bakteri tidak dapat tumbuh. Selain itu, mulut, lambung, dan usus halus mengeluarkan bahan-bahan antibakteri, tetapi kolon tidak. Namun, tidak semua bakteri yang tertelan dihancurkan oleh lisozim dan HCl. Bakteri yang bertahan hidup terus berkembang di usus besar. Jumlah bakteri yang terus hidup di kolon manusia adalah sekitar 10 kali lebih banyak daripada jumlah sel yang ada di tubuh manusia. Secara kolektif, massa bakteri ini memiliki berat 1000 g. Diperkirakan terdapat 500 sampai 1000 spesies
(79)
11
bakteri yang berbeda hidup di kolon. Mikroorganisme kolon ini biasanya tidak sahaja membahayakan tetapi pada kenyataannya dapat bermanfaat. Sebagai contoh, bakteri penghuni (1) meningkatkan imunitas usus dengan berkompetisi memperebutkan nutrien dan ruang dengan mikroba yang berpotensi patogen; (2) mendorong motilitas kolon; (3) membantu memelihara integritas mukosa kolon; dan (4) memberi kontribusi nutrisi. Sebagai contoh, bakteri mensistesis vitamin K yang dapat diserap dan meningkatkan keasaman kolon sehingga mendorong penyerapan kalsium, magnesium, dan seng. Selain itu, berbeda dari anggapan sebelumnya, sebagian dari glukosa yang dibebaskan selama pemprosesan serat makanan oleh bakteri diserap oleh mukosa kolon.
Usus besar menyerap garam dan air, mengubah isi lumen menjadi feses. Sebagian penyerapan berlangsung didalam kolon, tetapi dengan tingkatan yang lebih rendah daripada di usus halus. Karena permukaan lumen kolon cukup halus maka luas permukaan absorptifnya jauh lebih kecil daripada usus halus. Jika motilitas usus halus yang tinggi menyebabkan isi usus cepat masuk ke kolon sebelum absorpsi nutrien tustas maka kolon tidak dapat menyerap sebagian besar bahan ini dan bahan akan keluar sebagai diare.
Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap
secara aktif, Cl⁻ mengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O mengikuti
secara osmotis. Kolon menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri kolon.
Melalui absorpsi garam dan H2O terbentuk massa tinja yang padat. Dari 500 g
bahan yang masuk ke kolon setiap hari dari usus halus, kolon normalnya menyerap sekitar 350 ml , meninggalkan 150 g feses untuk dikeluarkan dari tubuh setiap hari. Bahan feses ini biasanya terdiri dari 100 g H O dan 50 g bahan padat, termasuk
(80)
12
mengeluarkan zat sisa dari tubuh. Produk sisa utama yang di ekskresikan di tinja adalah bilirubin. Konstituen-konstituen tinja lain adalah residu makanan yang tidak terserap dan bakteri, yang sebenarnya tidak pernah menjadi sebgaian dari tubuh.
Gas usus diserap atau dikeluarkan. Kadang-kadang selain feses yang keluar dari anus, gas usus, atau flatus, juga keluar. Gas ini terutama berasal dari dua sumber : (1) udara yang tertelan (hingga 500 ml udara mungkin tertelan ketika makan) dan (2) gas yang diproduksi oleh fermentasi bakteri di kolon. Adanya gas yang mengalir melalui isi lumen menimbulkan suara berkumur yang dikenal sebagai borborigmi. Bersendawa, mengeluarkan sebagian besar udara yang tertelan dari lambung, tetapi sebagian masuk ke usus. Di usus biasanya hanya sedikit terdapat gas karena gas cepat diserap atau diteruskan ke dalam kolon. Sebagian besar gas di kolon disebabkan oleh aktivitas bakteri, dengan jumlah dan sifat gas bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi dan karakteristik bakteri kolon. Sebagian makanan, misalnya kacang-kacangan, mengandungi tipe-tipe karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh manusia tetapi dapat diserang oleh bakteri penghasil gas. Banyak dari gas ini yang diserap melalui mukosa usus. Sisanya dikeluarkan melalui anus.
Untuk secara selektif mengeluarkan gas ketika feses juga ada di rektum, yang bersangkutan secara sengaja mengontraksikan otot-otot abdomen dan sfingter ani eksternus secara bersamaan. Ketika kontraksi abdomen meningkatkan tekanan yang menekan sfingter ani eksternus yang menutup maka terbentuk gradien terkanan yang memaksa udara keluar dengan kecepatan tinggi melalui lubang anus yang berbentuk celah dan terlalu sempit untuk keluarnya feses. Lewatnya udara dengan kecepatan tinggi menyebabkan tepi-tepi lubang anus bergetar, menghasilkan nada rendah khas yang menyertai keluarnya gas (Sherwood, 2002).
2.3 PENGERTIAN KANKER KOLOREKTAL
Kanker kolorektal adalah kanker yang menyerang kolon sampai ke dubur. Sebagian besar kanker kolorektal berasal dari adenokarsinoma. Adenokarsinoma
(81)
13
adalah neoplasma ganas epithelial dengan sel-sel penyusunnya identik struktural bahkan kadang-kadang fungsional, dengan sel-sel epitel kelenjar normal pasangannya apokrin, ekrin, endokrin, dan kelenjar parenkim. Oleh WHO kanker rektum dimasukkan ke dalam International Classification of Disease (ICD) dengan kode C nomor 20 dan kanker kolon dengan kode C nomor 18.
2.4 ETIOLOGI
Perkembangan kanker kolorektal merupakan interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor lingkungan multipel beraksi terhadap predisposisi genetik atau defek yang didapat dan berkembang menjadi kanker kolorektal . Terdapat 3 kelompok kanker kolorektal berdasarkan perkembangannya, yaitu : 1) kelompok yang diturunkan (inherited) yang mencakup kurang dari 10% dari kasus kanker kolorektal; 2) kelompok sporadic, yang mencakup sekitar 70%; 3) kelompok familial, mencakup 20%.
Kelompok yang diturunkan adalah mereka yang dilahirkan sudah dengan mutasi germline (germline mutation), pada salah satu allele dan terjadi mutasi somatic pada allele yang lain. Contohnya pada FAP (familial adenomatous polyposis) dan HNPPC ( hereditery non-polyposis colorectal cancer) . HNPCC terdapat pada sekitar 5% dari kanker kolorektal. Kelompok sporadic memerlukan dua mutasi somatik, satu pada masing-masing allele-nya . Terdapat dua model perkembangan kanker kolorektal (karsinogenesis) yaitu LOH (loss of heterozygocity) dan RER (replication error) . Model LOH mencakup mutasi tumor gen supresor meliputi gen APC, DCC, dan p53 serta aktivasi onkogen yaitu K-ras. Model ini contohnya adalah perkembangan polip adenoma menjadi karsinoma. Sementara model RER karena adanya mutasi gen hMSH2, hMLH1, hPMS1, dan hPMS2. Model terakhir ini contohnya adalah perkembangan HNPCC. Pada bentuk sporadic, 80% berkembang
(82)
14
Kanker kolorektal adalah proses penyakit multifaktorial. Faktor genetik, paparan lingkungan (termasuk diet), dan kondisi peradangan saluran pencernaan semua terlibat dalam perkembangan kanker kolorektal. Meskipun banyak tentang genetika kanker kolorektal masih belum diketahui, penelitian saat ini menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki korelasi terbesar untuk kanker kolorektal. Mutasi keturunan dari gen APC adalah penyebab familial adenomatosa poliposis (FAP), yang mempengaruhi individu membawa resiko hampir 100% dari kanker usus sebesar usia 40 tahun.
Sindrom herediter nonpolyposis kanker usus (HNPCC, Sindrom Lynch) menimbulkan tentang risiko seumur hidup 40% untuk mengembangkan kanker kolorektal; individu dengan sindrom ini juga pada peningkatan risiko untuk kanker urothelial, kanker endometrium, dan kanker kurang umum lainnya. Sindrom Lynch ditandai dengan deficient mismatch repair (DMMR) karena mutasi diwariskan di salah satu gen perbaikan mismatch, seperti hMLH1, hMSH2, hMSH6, hPMS1, hPMS2, dan gen yang belum ditemukan kemungkinan lainnya.
HNPCC merupakan penyebab dari sekitar 6% dari semua kanker usus besar. Meskipun penggunaan aspirin dapat mengurangi risiko kolorektal neoplasia di beberapa populasi, sebuah studi oleh Bakar et al, ditemukan tidak berpengaruh pada kejadian kanker kolorektal di operator Sindrom Lynch dengan penggunaan aspirin, pati resisten, atau keduanya.
Faktor makanan adalah subjek penyelidikan intensif dan berkelanjutan. Studi epidemiologi telah menunjukkan peningkatan risiko kanker kolorektal dengan diet tinggi daging merah dan lemak hewan, diet serat yang rendah, dan asupan keseluruhan rendah buah dan sayuran. Asupan tinggi serat dikaitkan dengan penurunan risiko kanker kolorektal. Secara khusus, serat sereal dan biji-bijian yang ditemukan untuk menjadi efektif. Asupan yoghurt tinggi juga dikaitkan dengan penurunan risiko kanker kolorektal.
(83)
15
Obesitas dan gaya hidup pilihan seperti merokok, konsumsi alkohol, dan kebiasaan menetap juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal. Konsumsi alkohol yang tinggi dikaitkan dengan risiko tinggi untuk kanker kolorektal, pada individu dengan riwayat keluarga penyakit (American Society Cancer, 2014).
2.5 EPIDEMIOLOGI
Kanker kolorektal adalah kanker urutan ketiga yang banyak yang menyerang pria dengan persentase 10,0% dan yang kedua terbanyak pada wanita dengan persentase 9,2% dari seluruh penderita kanker di seluruh dunia. Hampir 55% kasus kanker kolorektal terjadi di negara maju dengan budaya barat. Adanya variasi geografis dalam insidensi di seluruh dunia dimana insidensi tertinggi diperkirakan berada di Australia dan Selandia Baru dengan Age Standardized Rate (ASR) 44,8 pada pria dan 32,2 pada wanita per 100.000. Hal ini berkaitan karena Australia dan Selandia Baru adalah negara tujuan migrasi, terdapat hubungan peningkatan resiko kanker kolorektal dibandingkan dengan populasi dari negara asal.
Kematian pasien kanker kolorektal lebih banyak terjadi di daerah yang kurang berkembang dengan persentase 52% dari jumlah kematian pasien kanker kolorektal di dunia. Tingkat kematian pasien kanker kolorektal tertinggi diperkirakan di Eropa Tengan dan Timur dengan ASR 20,3 per 100.000 untuk laki-laki dan 11,7 per 100.000 untuk perempuan. Tingkat kematian terendah terdapat di Afrika Barat dengan ASR 3,5 per 100.000 untuk laki-laki dan 3,0 per 100.000 untuk perempuan.
Di Indonesia kanker kolorektal menempati urutan ketiga keganasan yang sering terjadi baik pada pria dan wanita setelah kanker paru dan kanker payudara dengan persentase 21,0% pada pria dan 14,0% pada wanita dari jumlah seluruh pasien kanker di Indonesia. Insidensi kanker kolorektal di Indonesia cukup tinggi,
(84)
16
Perbandingan insidensi pada laki-laki dan perempuan adalah 3 banding 1 dan kurang 50% kanker kolon dan rektum ditemukan di rektosigmoid.
Kanker kolorektal banyak dijumpai pada usia produktif. Data kesehatan pada tahun 1996-2000 menunjukkan bahwa puncak insidensi kanker di Jakarta terjadi pada usia 40-49 tahun dan 50-69 tahun. Data lainnya dari Depkes menunjukkan insidensi kanker kolorektal dengan usia kurang dari 45 tahun pada 4 kota besar di Indonesia sebagai berikut, 47,85% di Jakarta, 54,5% di Bandung, 44,3% di Makassar dan 48.2% di Padang.
2.6 FAKTOR RISIKO
Ada banyak faktor yang diketahui yang meningkatkan atau menurunkan risiko kanker kolorektal, beberapa faktor yang dapat diubah sementara yang lain tidak. Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi termasuk riwayat pribadi atau keluarga kanker kolorektal atau polip adenomatosa dan sejarah pribadi penyakit radang usus kronis. The American Cancer Society dan organisasi lain merekomendasikan bahwa beberapa orang pada peningkatan risiko untuk kanker kolorektal karena kondisi ini mulai screening pada usia lebih dini. Studi epidemiologi juga telah mengidentifikasi banyak faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk kanker kolorektal. Ini termasuk aktivitas fisik, obesitas, konsumsi tinggi merah dan / atau diproses daging, merokok, dan konsumsi alkohol sedang hingga berat.
2.6.1 Faktor Genetik / Riwayat Keluarga
Orang-orang dengan tingkat pertama relatif (orang tua, saudara, atau anak) yang memiliki kanker kolorektal harus 2 sampai 3 kali risiko pengembangan penyakit dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga. Jika relatif didiagnosis pada usia muda atau jika ada lebih dari satu relatif terkena, risiko meningkat untuk 3 sampai 6 kali dari populasi umum. Sekitar 20% dari semua pasien kanker kolorektal memiliki kerabat dekat yang didiagnosis dengan penyakit. Sebuah
(1)
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ………. 44
4.3.1 Populasi ………. 44
4.3.2 Sampel ……… 44
4.4 Metode Pengumpulan Data ……… 45
4.5 Metode Pengolahan dan Analisa Data ……… 45
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 46
5.1 Hasil Penelitian ……….. 46
5.1.1 Deskriptif Umum Lokasi Penelitian ……….. 46
5.1.2 Deskripsi Data Penelitian …….……….. 46
5.1.3. Analisis Deskriptif ……… 47
5.1.4. Hasil Analisis Data ………. 49
5.1.4.1 Uji Normalitas Data ……… 49
5.1.4.2 Analisis Chi-Square Hubungan Usia dan Letak Tumor ……… 49
5.1.4.3 Analisis Bivariat Korelasi ……….. 49
5.2 Pembahasan ………. 51
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ……… 54
6.1 Kesimpulan ……….. 54
6.2 Saran ……… 54
DAFTAR PUSTAKA ……… 56 LAMPIRAN
(2)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman Tabel 3.2 Definisi Operasional ………. 42 Tabel 5.1 Distribusi Jenis Kelamin,Usia dan Letak
Tumor pada Pasien Kanker Kolorektal …………. 47 Tabel 5.2 Distribusi Letak Tumor Pada Pasien Kanker
Kolorektal ……….. 48 Tabel 5.3 Analisa Hubungan Usia dan Letak Tumor pada
Pasien Kanker Kolorektal ……… 49 Tabel 5.4 Analisa Bivariat Korelasi Hubungan Usia dan
(3)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman Gambar 2.9.3 Sistem TMN Staging untuk Klasifikasi Dukes
( Bastheda, 2005 ) ……… 33 Gambar 3.1 Kerangka Operasional ………. 42
(4)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran 1 Data Catatan Medik Pasien Lampiran 2 Frequencies
Lampiran 3 Descriptives
Lampiran 4 Crosstabs
Lampiran 5 Nonparametric Correlation Lampiran 6 Regression
Lampram 7 Explore
Lampiran 8 Riwayat Hidup Lampiran 9 Ethical Clearance
(5)
DAFTAR SINGKATAN
AI American Indian
AJCC American Joint Committee on Cancer
ANS Alaskan North Slope
APC Adenomatous Poliposis Coli
API Asean Pasific Island
AS Amerika Serikat
ASR Age Standardized Rate
CEA Carcinoembrionic Antigen
Cl⁻ Ion Klorida
cm centimeter
CT Computed Tomography
DCBE Double-Contrast Barium Enema
DCC Deleted In Carcinoma Colon
Depkes Departemen Kesehatan DMMR Deficient Mismatch Repair
DNA Deoxyribonucleic acid
FAP Familial Adenomatous Polyposis
FKUI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia FOBT Fecal Occult Blood Test
GISTs Gastrointestinal Stroma Tumor’s HCl Hidrogen Klorida
hMSH 1,2,6 human Mut S Homolog 1,2,6
(6)
HNPPC Hereditary Non-Polyposis Colorectal Cancer
hPMS 1,2 hMLH Post-meiotic segregation 1,2
H2O Air ( water )
ICD International Classification of Disease
KKR Kanker Kolorektal
K-ras V-Ki-ras2 Kristen rat sarcoma viral oncogene homolog
LOH Loss Of Heterozygocity
MRI Magnetic Resonance Imaging NaHCO3 Natrium bikarbonat
NSAID Non Steroid Anti-Inflammation Drugs
OAINS Obat Anti-Inflamasi Non Steroid PET Positron Emission Tomography PMS 2 Post-meiotic segregation 2
P53 Tumor Protein-53
RER Replication Error
RSUP Rumah Sakit Umum Pusat
RSUPHAM Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
USG Ultrasonografi
USU Universitas Sumatera Utara 5FU 5 Fluorouracil