BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, penulis mengambil data di Polres Toba Samosir Bagian Operasional yang dilaksanakan dari tanggal 26 Desember sampai dengnan 30
Desember 2010.
4.1 Analisa Univariat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dependen dan variabel independen.
Adapun daftar distribusi jumlah dari personil polisi, kejahatan, dan penduduk adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Daftar Jumlah Personil Polisi pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009
No. Kesatuan
Jumlah Personil Polisi f Proporsi
1. Balige 25
8,389261745 2. Laguboti
17 5,704697987
3. Silaen 12
4,026845638 4. Habinsaran
13 4,362416107
5. Porsea 206
69,12751678 6. Lumban
Julu 25
8,389261745
Jumlah 298 100
Jumlah
Kesatuan Gambar 4.1 Diagram Batang Jumlah Personil Polisi di setiap Kesatuan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Kejahatan pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009
No. Kesatuan
Jumlah Kejahatan f Proporsi
1. Balige 147
30,75313808 2. Laguboti
46 9,623430962
3. Silaen 46
9,623430962 4. Habinsaran
53 11,08786611
5. Porsea 141
29,49790795 6. Lumban
Julu 45
9,414225941
Jumlah 478 100
Jumlah
Kesatuan Gambar 4.2 Diagram Batang Jumlah Kejahatan di setiap Kesatuan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Penduduk pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009
No. Kesatuan
Jumlah Penduduk f Proporsi
1. Balige 40.880
23,63921287 2. Laguboti
18.372 10,62376759
3. Silaen 19.508
11,28066939 4. Habinsaran
29.548 17,08638606
5. Porsea 35.742
20,66812002 6. Lumban
Julu 28.883
16,70184407
Jumlah 172.933 100
Jumlah
Kesatuan Gambar 4.3 Diagram Batang Jumlah Penduduk di setiap Kesatuan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Hubungan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009
No. Kesatuan
Jumlah Personil Jumlah Kejahatan
Jumlah
1. Balige 25
147 172
2. Laguboti 17
46 63
3. Silaen 12
46 58
4. Habinsaran 13
53 66
5. Porsea 206
141 347
6. Lumban Julu
25 45
70
Jumlah 298
478 776
4.2 Analisa Bivariat
Analisa ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara jumlah kejahatan dengan jumlah personil polisi, maka kita dapat melakukan uji Chi Kuadrat
X
2
yaitu dengan cara mengamati jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati yang dapat ditentukan rumus:
E
ij
= n
io
x n
oj
n
Dengan: E
ij
= Banyaknya data teoritik banyak gejala yang diharapkan terjadi
Universitas Sumatera Utara
n
io
= jumlah baris ke-i n
oj
= jumlah kolom ke-j n = total jumlah data
Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang diamati, yaitu:
E
11
= 172 298 776 = 66,0515
E
12
= 172 478 776 = 105,9484
E
21
= 63 298 776 = 24,1933 E
22
= 63 478 776 = 38,8067
E
31
= 58 298 776 = 22,2732 E
32
= 58 478 776 = 35,7268
E
41
= 66 298 776 = 25,3454 E
42
= 66 478 776 = 40,6546
E
51
= 347 298 776 = 133,2551 E
52
= 347 478 776 = 213,7448
Universitas Sumatera Utara
E
61
= 70 298 776 = 26,8814 E
62
= 70 478 776 = 43,1186
Dari koefisien di atas dapat dibentuk daftar kontingensi dari frekuensi yang diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5 Daftar Frekuensi yang Diharapkan No.
Kesatuan Jumlah Personil
Jumlah Kejahatan Jumlah
1. Balige 66,0515
105,9484 171,9999 2. Laguboti
24,1933 38,8067
63,0000 3. Silaen
22,2732 35,7268 58,0000
4. Habinsaran 25,3454
40,6546 66,0000
5. Porsea 133,2551
213,7448 346,9999 6. Lumban
Julu 26,8814
43,1186 70,0000
Jumlah 297,9999
477,9999 775,9998
Dari jumlah yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapkan dapat ditentukan pada setiap item kejadian yang berlaku, diamati perbedaan antara n
ij
dan E
ij
ada tidaknya hubungan antara faktor I dan II dan jumlah beda = 0 dengan penggabungan tabel 4.4 dan tabel 4.5 dapat ditentukan harga X
2
seperti tabel 4.6 di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Penentuan Harga Chi-Kuadrat X
2
n
ij
E
ij
n
ij
-E
ij
n
ij
– E
ij 2
n
ij
– E
ij 2
E
ij
25 66,0515 -41,0515 1.685,2257 25,5138
147 105,9484 41,0516 1.685,2339 15,9062 17 24,1933 -7,1933 51,7436 2,1388
46 38,8067 7,1933 51,7436 1,3334 12 22,2732 -10,2732 105,5386 4,7384
46 35,7268 10,2732 105,5386 2,9540 13 25,3454 -12,3454 152,4089 6,0133
53 40,6546 12,3454 152,4089 3,7489 206 133,2551 72,7449 5.291,8205 39,7120
141 213,7448 -72,7448 5.291,8059 24,7576 25 26,8814 -1,8814 3,5397
0,1317 45 43,1186 1,8814 3,5397
0,0821
Jumlah 775,9998 0,0002 14,580,5476 127,0302
Jadi dari tabel 4.6 penentuan harga Chi-Kuadrat diperoleh:
X
2
=
b i
k j
ij ij
ij
E E
n
1 1
2
X
2 hitung
= 127,0302 atau dibulatkan menjadi 2 desimal: X
2 hitung
= 127,03
Dengan hipotesa sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
H = Tidak ada hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di
setiap kesatuan H
1
= Ada hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan.
Harga X
2
yang terdapat pada tabel dengan dk derajat kebebasan = b-1k-1 = 2-16-1 = 5 dan
α = 0,05 diperoleh harga dari tabel X
2 0,055
= 11,07. Ternyata X
2 hitung
X
2 tabel
yakni 127,03 11,07 Jadi H
ditolak maka H
1
diterima, artinya ada hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan.
Untuk mengetahui derajat hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan maka ditentukan koefisien kontingensi C derajat hubungan sebagai
berikut:
C =
N X
X
hitung hitung
2 2
C =
776 03
, 127
03 ,
127
C =
0,3751
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan derajat asosiasi antara jumlah personil polisi terhadap jumlah kejahatan maka harga C tersebut dibandingkan dengan harga C
maks
yaitu:
C
maks
=
C
maks
=
C
maks
= 0,71
Dengan membandingkan harga C dengan C
maks
adalah sebagai berikut:
Q =
maks
C C
100
Q =
71 ,
3751 ,
100 Q = 0,5283 100
Q = 52,83
Berdasarkan ketentuan Davis 1971 nilai Q berada di antara 0,50 dan 0,69 maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara jumlah personil polisi dan
jumlah kejahatan erat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Hubungan Jumlah Penduduk dengan Jumlah Kejahatan pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009
No. Kesatuan
Jumlah Penduduk Jumlah Kejahatan
Jumlah
1. Balige 40.880
147 41.027
2. Laguboti 18.372
46 18.418
3. Silaen 19.508
46 19.554
4. Habinsaran 29.548
53 29.601
5. Porsea 35.742
141 35.883
6. Lumban Julu
28.883 45
28.928
Jumlah 172.933
478 173.411
Untuk dapat mengetahui apakah ada hubungan jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan maka jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang
dapat diamati dapat ditentukan dengan rumus: E
ij
= n
io
x n
oj
n
Dengan: E
ij
= Banyaknya data teoritik banyak gejala yang diharapkan terjadi n
io
= jumlah baris ke-i n
oj
= jumlah kolom ke-j n = total jumlah data
Universitas Sumatera Utara
Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang diamati, yaitu:
E
11
= 41.027 172.933 173.411 = 40.913,9108
E
12
= 41.027 478 173.411 = 113,0892
E
21
= 18.418 172.933 173.411 = 18.367,2316 E
22
= 18.418 478 173.411 = 50,7684
E
31
= 19.554 172.933 173.411 = 19.500,1002 E
32
= 19.554 478 173.411 = 53,8998
E
41
= 29.601 172.933 173.411 = 29.519,4061 E
42
= 29.601 478 173.411 = 81,5939
E
51
= 35.883 172.933 173.411 = 35.784,0901 E
52
= 35.883 478 173.411 = 98,9099
Universitas Sumatera Utara
E
61
= 28.928 172.933 173.411 = 28.848,2612 E
62
= 28.928 478 173.411 = 79,7388
Dari koefisien di atas dapat dibentuk daftar kontingensi dari frekuensi yang diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:
Tabel 4.8 Daftar Frekuensi yang Diharapkan No.
Kesatuan Jumlah Penduduk
Jumlah Kejahatan Jumlah
1. Balige 40.913,9108
113,0892 41.027
2. Laguboti 18.367,2316
50,7684 18.418
3. Silaen 19.500,1002
53,8998 19.554
4. Habinsaran 29.519,4061
81,5939 29.601
5. Porsea 35.784,0901 98,9099 35.883
6. Lumban Julu
28.848,2612 79,7388
28.928
Jumlah 172.933
478 173.411
Dari jumlah yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapkan dapat ditentukan pada setiap item kejadian yang berlaku, diamati perbedaan antara n
ij
dan E
ij
ada tidaknya hubungan antara faktor I dan II dan jumlah beda = 0 dengan penggabungan tabel 4.7 dan tabel 4.8 dapat ditentukan harga X
2
seperti tabel 4.9 di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Penentuan Harga Chi-Kuadrat n
ij
E
ij
n
ij
-E
ij
n
ij
– E
ij 2
n
ij
– E
ij 2
E
ij
40.880 40.913,9108 -33,9108 1.149,942357 0,02810639
147 113,0892 33,9108 1.149,942357
10,16845426 18.372 18.367,2316
4,7684 22,73763856 0,001237945 46 50,7684 -4,7684
22,73763856 0,447869906
19508 19.500,1002 7,8998 62,40684004 0,003200334 46 53,8998 -7,8998
62,40684004 1,157830642
29.548 29.519,4061 28,5939 817,6111172 0,02769741 53 81,5939 -28,5939
817,6111172 10,02049316
35.742 35.784,0901 -42,0901 1771,576518 0,049507379 141 98,9099 42,0901
1771,576518 17,91101313
28.883 28.848,2612 34,7388 1.206,784225 0,04183213
45 79,7388 -34,7388 1.206,784225
15,13421603
Jumlah 173.411 0,0000 10.062,11739
54,99145872
Jadi dari tabel 4.9 penentuan harga Chi-Kuadrat diperoleh:
X
2
=
b i
k j
ij ij
ij
E E
n
1 1
2
X
2 hitung
= 54,99145872 atau dibulatkan menjadi dua desimal: X
2 hitung
= 54,99
Universitas Sumatera Utara
Dengan hipotesa sebagai berikut: H
= Tidak ada hubungan antara jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan
H
1
= Ada hubungan antara jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan.
Harga X
2
yang terdapat pada tabel dengan dk derajat kebebasan = b-1k-1 = 2-16-1 = 5 dan
α = 0,05 diperoleh harga dari tabel X
2 0,055
= 11,07. Ternyata X
2 hitung
X
2 tabel
yakni 54,99 11,07 Jadi H
ditolak maka H
1
diterima, artinya ada hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan.
Untuk mengetahui derajat hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan maka ditentukan koefisien kontingensi C derajat hubungan sebagai
berikut:
C
=
N X
X
hitung hitung
2 2
C =
411 ,
173 99
, 54
99 ,
54
C = 0,0178
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan derajat asosiasi antara jumlah personil polisi terhadap jumlah kejahatan maka harga C tersebut dibandingkan dengan harga C
maks
yaitu:
C
maks
=
C
maks
=
C
maks
= 0,71
Dengan membandingkan harga C dengan C
maks
adalah sebagai berikut:
Q =
maks
C C
100
Q =
71 ,
0178 ,
100 Q = 0,0251 100
Q = 2,51
Berdasarkan ketentuan Davis 1971 nilai Q berada di antara 0,01 dan 0,09 maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara jumlah personil polisi dan
jumlah kejahatan dapat diabaikan.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Evaluasi