Hubungan Antara Jumlah Penduduk Dan Jumlah Personil Polisi Dengan Jumlah Kejahatan Di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009.

(1)

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH PERSONIL POLISI DENGAN JUMLAH KEJAHATAN DI

KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2009

TUGAS AKHIR

JUNIATY PARDEDE

082407067

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

PERSETUJUAN

Judul :HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PENDUDUK

DAN JUMLAH PERSONIL POLISI DENGAN JUMLAH KEJAHATAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2009

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : JUNIATY PARDEDE

Nomor Induk Mahasiswa : 082407067

Program Studi : DIPLOMA (D-III) STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas :MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2011

Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Prof. DR. Tulus, M.Si Drs. Gim Tarigan, M.Si NIP. 19620901 198803 1 002 NIP.19550202 198601 1 001


(3)

PERNYATAAN

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH PERSONIL POLISI DENGAN JUMLAH KEJAHATAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

TAHUN 2009

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2011

JUNIATY PARDEDE 082407067


(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang sangat berharga yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan tepat waktu. Maka dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak saya tercinta R.Pardede dan Mama saya tersayang E.br Sitorus, yang telah membesarkan dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang dan cinta kasih sejak kecil hingga saat ini selalu memberikan doa dan dorongan, semangat serta materi yang tak ternilai dengan apapun.

2. Bapak DR. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan FMIPA USU.

3. Ibu DR. Marpongahtun, M.Si, selaku Pembantu Dekan I FMIPA USU.

4. Bapak Prof. DR. Tulus, M.Si, selaku Ketua Departemen Matematika FMIPA USU.

5. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si, selaku Koordinator Program Studi D-III STATISTIKA FMIPA USU.

6. Bapak Drs. Gim Tarigan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberi dukungan, bimbingan serta saran dalam penulisan Tugas Akhir saya ini.

7. Untuk Abangku Bastian Pardede serta adik-adikku Pontius Pardede, Sari Pardede dan Elfriyanti Pardede yang telah memberikan semangat dan doa. 8. Untuk teman-teman seperjuangan Ben Oni M. Wijaya, Dedi M.Sihombing dan

‘Anyway’ (Saurina Banjarnahor, Lamsihar D.F. Pakpahan, dan Dame A. Tanjung) yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada saya.

9. Teman-teman kos M’31 ( Titin, Nengsot, Yosfet, Trigus, Siska Louli, Junze, dan Lasma) terimakasih buat semangat dan dukungan doanya.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan ilmu dan

pengetahuan kepada setiap orang yang membacanya.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Medan, Mei 2011 Penulis


(5)

NIM: 082407067 DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

DAFTAR ISI iv

BAB 1 Pendahuluan 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Identifikasi Masalah 2

1.3Rumusan Masalah 3

1.4Batasan Masalah 3

1.5Tujuan dan Manfaat Penelitian 3

1.6Lokasi Penelitian 4

1.7Metode Penelitian 4

1.8Sistematika Penulisan 5

BAB 2 Tinjauan Teoritis 7

2.1. Statistik Non Parametrik 7

2.2. Hipotesis 8

2.3. Analisa yang Digunakan 9

2.3.1 Analisa Univariat 9

2.3.2 Analisa Bivariat 10

2.3.3 Uji Chi-Kuadrat 10

BAB 3 Sejarah Singkat Tempat Riset 22

3.1. Sejarah Kepolisian 22

3.2. Visi dan Misi Kepolisian 24

3.2.1. Visi 24

3.2.2. Misi 24

3.3. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas 26

BAB 4 Analisis Dan Pengolahan Data 30

4.1. Analisa Univariat 30

4.2. Analisa Bivariat 34

4.3. Evaluasi 46

BAB 5 Implementasi Sistem 47

5.1. Pengertian dan Pengenalan Microsoft Excel 47

5.2. Mengoperasikan Excel 48

5.3. Pembuatan Grafik 51

BAB 6 Kesimpulan dan Saran 52

6.1. Kesimpulan 52

6.2. Saran 53

Daftar Pustaka 54


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Daftar Kontingensi 16 Tabel 2.2 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan 18 Tabel 4.1 Daftar Jumlah Personil Polisi pada Setiap Kesatuan di Kab. Toba 31

Samosir Tahun2009

Tabel 4.2 Daftar Jumlah Kejahatan pada Setiap Kesatuan di Kab. Toba 32

Samosir Tahun2009

Tabel 4.3 Daftar Jumlah Penduduk pada Setiap Kesatuan di Kab. Toba 33 Samosir Tahun2009

Tabel 4.4 Hubungan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan 34 pada Setiap Kesatuan di Kab. Toba Samosir Tahun 2009

Tabel 4.5 Daftar Frekuensi yang Diharapkan 36

Tabel 4.6 Penentuan Harga Chi-Kuadrat (X2) 37 Tabel 4.7 Hubungan Jumlah Penduduk dengan Jumlah Kejahatan pada 40

Setiap Kesatuan di Kab. Toba Samosir Tahun 2009

Tabel 4.8 Daftar Frekuensi yang Diharapkan 42

Tabel 4.9 Penentuan Harga Chi-Kuadrat (X2) 43


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Diagram Batang Jumlah Personil Polisi di Setiap Kesatuan 31

Gambar 4.2 Diagram Batang Jumlah Kejahatan di Setiap Kesatuan 32

Gambar 4.3 Diagram Batang Jumlah Penduduk di Setiap Kesatuan 33

Gambar 5.1 Mengaktifkan Program Microsoft Excel 48

Gambar 5.2 Hasil Penjumlahan pada Excel 49

Gambar 5.3 Penentuan Harga Chi-Kuadrat 50

Gambar 5.4 Tampilan Grafik pada Excel 51


(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dengan cara berkelompok dan bermasyarakat. Dimana dalam kehidupan bermasyarakat tersebut, terdapat ketentuan-ketentuan hidup atau norma yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Salah satunya adalah norma hukum yang mengatur kehidupan tata-tertib mayarakat. Norma hukum ini ditunjukan bagi orang yang melakukan kejahatan atau pelanggaran peraturan yang berlaku.

Masalah kejahatan adalah masalah manusia yang telah merupakan kenyataan sosial. Kejahatan dipandang dari segi hukum adalah perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan barang siapa yang melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan undang-undang tersebut, maka ia akan dihukum. Kejahatan yang terjadi setiap tahun tidak terhitung banyaknya dan jutaan penjahat telah dihukum. Sehingga banyak korban kejahatan yang mengalami kerugian kesusilaan dan kesusahan. Akibat dari kejahatan tersebut juga meresahkan masyarakat dalam bersosial.


(9)

Untuk mencegah kejahatan yang terus meningkat di Indonesia, khususnya di Kabupaten Toba Samosir pada saat ini, maka diperlukan jumlah personil polisi yang memadai. Dimana tugas Polri adalah mampu menjadi pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang selalu dekat dan bersama-sama dengan masyarakat, serta sebagai penegak hukum yang profesional dan proposional yang selalu menjunjung tinggi supermasi hukum dan hak azasi manusia, pemeliharaan keamanan dalam negeri dalam suatu kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang sejahtera.

Hubungan antara personil polisi dengan masyarakat di Kabupaten Toba Samosir sangatlah penting. Dimana, dalam kehidupan bermasyarakat selalu ada kejahatan karena terjadi pelanggaran hukum yang berlaku. Maka dari itu, dengan meningkatkan jumlah personil polisi diharapakan dapat mengatasi jumlah kejahatan yang meningkat di tengah-tengah masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di Kabupaten Toba Samosir.

Melihat dari masalah tersebut maka pada penulisan tugas akhir ini, penulis akan mengangkat judul “HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH PERSONIL POLISI DENGAN JUMLAH KEJAHATAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2009 ”.


(10)

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan judul di atas maka yang menjadi identifikasi masalah adalah bagaimana hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan setiap polsek di Kabupaten Toba Samosir tahun 2009.

Dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat dapat menimbulkan jumlah kejahatan yang meningkat juga. Dengan mengetahui peningkatan jumlah penduduk di masyarakat dan ketersediaan jumlah personil polisi sehingga diharapkan di masa yang akan datang jumlah kejahatan dapat diperkirakan dan dapat diatasi.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah ada hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2009?

b. Berapa persen (%) besar hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2009?


(11)

1.4 Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk dan jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2009.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran tentang hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2009.

2. Untuk mengetahui berapa persen (%) besar hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2009.

Manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi D3 Statistika. 2. Sebagai penerapan ilmu dari mata kuliah yang diperoleh.

3. Dapat menuangkan ilmu dan mengaplikasikan teori-teori statistika yang diperoleh penulis selama kuliah untuk menyelesiakan permasalahan yang sedang diteliti.

4. Sebagai pengetahuan bagi kita bahwa dengan peningkatan kejahatan sangat merugikan masyarakat luas.


(12)

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian atau pengumpulan data mengenai tingkat kejahatan ini diperoleh dari Bagian Operasional Polres Toba Samosir Jalan Siponggol Dolok, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir.

1.7 Metode Penelitian

Beberapa metode penelitian yang dilakukan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:

1. Penelitian Kepustakaan (studi literatur)

Untuk memperoleh keterangan – keterangan yang mendukung penulisan tugas akhir dilakukan studi literatur dengan membaca serta mempelajari buku-buku yang didapat dari perkuliahan maupun dari buku – buku yang tersedia di perpustakaan. Selain itu, kutipan – kutipan atau informasi yang relevan dengan judul juga diambil dari internet.

2. Penelitian Lapangan

Yaitu suatu cara penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder dan informasi, dengan cara langsung ke lapangan dan melihat keadaan yang sesungguhnya. Data yang digunakan pada tugas akhir ini bersumber dari Bagian Operasional di Polres Toba Samosir.


(13)

1.8 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan penulis adalah antara lain:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, lokasi penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Pada Bab ini berisi tentang suatu tinjauan teori untuk diaplikasikan dalam pengolahan data yang didapat. Dalam hal ini menggunakan Chi- Kuadrat.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Polres Toba Samosir.

BAB 4 : ANALISIS DATA

Pada Bab ini penulis menganalisa data yang diperlukan dalam penyelesaian tugas akhir.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang program yang dipakai untuk memproses penelitian.

BAB 6 : PENUTUP

Bab ini merupakan penutup mengenai kesimpulan dari penelitian tersebut dan penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk masa yang akan datang.


(14)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Statistik non Parametrik

Metode statistik non parametrik atau sering juga disebut metode bebas sebaran (distribution free) adalah test yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat tertentu tentang bentuk distribusi parameter populasinya. Oleh karena itu observasi-observasinya harus independen dan bahwa variabel yang diteliti pada dasarnya harus memiliki kontinuitas.

Statistik non parametrik mempunyai kelebihan yaitu kebanyakan prosedur parametrik memerlukan asumsi dalam jumlah yang minimal maka kemungkinan untuk beberapa prosedur non parametrik perhitungan-perhitungan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, terutama bila terpaksa dilakukan dengan manual. Jadi penggunaan prosedur-prosedur ini menghemat waktu yang diperlukan untuk perhitungan dan ini merupakan bahan pertimbangan bila hasil penyajian harus secara tersaji atau bila mesin hitung berkemampuan tinggi tidak tersedia. Dengan statistik non parametrik para peneliti dengan dasar matematik dan statistik yang kurang biasanya konsep dan metode prosedur non parametrik mudah dipahami. Prosedur-prosedur non parametrik boleh diterapkan bila data telah diukur dengan menggunakan skala pengukuran.


(15)

Sedangkan kelemahan dari statistik non parametrik adalah perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan untuk kebanyakan prosedur non parametrik cepat dan sederhana yang mengakibatkan uji ini kurang akurat dan efisien.Metode ini juga tidak dapat digunakan untuk membuat prediksi (ramalan) seperti dalam model analisis regresi, karena asumsi distribusi normal tidak dapat dipenuhi.

Dalam penelitian ini digunakan analisis data kuantitatif (data yang berbentuk bilangan) secara statistik, yaitu dengan menggunakan Chi-Kuadrat (X2). Chi-Kuadrat merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis statistik. Di dalam Chi-Kuadrat terdapat tekhnik analisa statistik untuk mengetahui signifikan perbedaan anatara proyeksi subjek dan objek penelitian ynag datanya telah dikategorikan. Analisa kategori dapat dibagi ke dalam dua macam kategori atau lebih tergantung dari objek ataupun respon yang ingin diamati.

2.2 Hipotesis

Hipotesis secara etimologis dibentuk dari dua kata yaitu, kata hypo yang berarti kurang dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hypothesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan yang belum sempurna, sehingga disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis tersebut. Pembuktian ini hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan.


(16)

Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki untuk menentukan hipotesis adalah: 1. Hipotesis harus muncul dan hubungannya dengan teori serta masalah yang

diteliti.

2. Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang diteliti. 3. Hipotesis harus dapat diuji atau terukur tersendiri untuk menetapkan hipotesis

yang besar kemungkinannya didukung oleh data empirik.

Adapun jenis hipotesis yang mudah dimengerti adalah hipotesis nol (H0), hipotesis alternatif (Ha), hipotesis kerja (Hk). Tetapi yang biasa adalah H0 yang merupakan antara dua variabel x dan variabel y yang akan diteliti atau variabel independen (x) tidak mempengaruhi variabel dependen (y).

2.3 Analisa yang Digunakan

2.3.1 Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan metode statistik dalam penelitian yang hanya menggunakan satu variabel. Penggunaan satu variabel dalam penelitian sangat tergantung dari tujuan dan skala pengukuran yang digunakan. Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel independen dan variabel dependen.


(17)

2.3.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat pada umumnya mempunyai tujuan untuk menguji perbedaan dan menguji hubungan antara dua variabel penelitian yang digunakan. Hipotesa yang diuji biasanya adalah kelompok itu berbeda dalam ciri khas tertentu, dengan demikian perbedaan itu berhubungan dengan frekuensi relatif masuknya anggota-anggota kelompok ke dalam beberapa kategori. Dalam analisa ini digunakan hipotesa Chi-kuadrat.

2.3.3 Uji Chi-Kuadrat

Uji Chi-kuadrat merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis statistik yang sering digunakan dalam praktek. Tekhnik Chi-kuadrat (Chi-square; Chi dibaca: kai ; simbol dari huruf Yunani: X2) ditemukan oleh Helmet pada tahun 1900, pertama kali diperkenalkan kembali oleh Karl Pearson.

Uji Chi-kuadrat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua sampel (variabel) yang disusun dalam tabel baris kali kolom atau menguji keselarasan dimana pengujian dilakukan untuk memeriksa ketergantungan dan homogenitas apakah data sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, uji ini dapat juga disebut uji keselarasan (goodness of fit test), karena untuk menguji apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu distribusi teoritis (seperti distribusi normal, uniform, binomial dan lainnya).


(18)

Pada kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbandingan frekuensi yang teramati dengan frekuensi yang diharapkan bila H0 yang ditetapkan benar, karena dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh tidak selamanya berupa data skala interval saja, melainkan juga data skala nominal, yaitu yang berupa perhitungan frekuensi pemunculan tertentu.

Perhitungan frekuensi pemunculan juga sering dikaitkan dengan perhitungan persentase, proporsi atau yang lain yang sejenis. Chi-kuadrat adalah tekhnik statistik yang dipergunakan untuk menguji probabilitas seperti itu, yang dilakukan dengan cara mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi, frekuensi yang diobservasi, observe frequencies (disingkat F0 atau O ) dengan frekuensi yang diharapkan, expected frequencies (disingkat Fh atau E).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Chi-kudarat, yaitu:

1. Chi-kuadrat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk frekuensi 2. Chi-kuadrat tidak dapat digunakan untuk menentukan besar atau kecilnya

korelasi dari variabel-variabel yang dianalisa.

3. Chi-kuadrat pada dasarnya belum dapat menghasilkan kesimpulan yang memuaskan.

4. Chi-kuadrat cocok digunakan untuk data kategorik, data diskrit atau data nominal.

Cara memberikan interpretasi terhadap Chi-kuadrat adalah dengan menentukan df (degree of freedom) atau db (derajat bebas). Setelah itu berkonsultasi tabel harga kritik Chi-kuadrat. Selanjutnya membandingkan antara harga Chi-kuadrat dari hasil


(19)

perhitungan dengan harga kritik Chi-kuadrat, akhirnya mengambil kesimpulan dengan ketentuan:

1. Bila harga Chi-kuadrat (X2) sama atau lebih besar dari tabel Chi-kuadrat maka hipotesa nol (H0) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima.

2. Bila harga Chi-kuadrat (X2) lebih kecil dari tabel Chi-kuadrat maka hipotesa nol (H0) diterima dan hipotesa alternatif (Ha) ditolak.

Ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan mengambil manfaat dari Chi-kuadrat diantaranya adalah:

1. Uji Independen antara Dua Faktor

Banyak data hasil pengamatan yang dapat digolongkan ke dalam beberapa faktor, karakteristik atau atribut terdiri dari beberapa klasifikasi, kategori, golongan atau mungkin tingkatan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap fenomena demikian akan diselidiki mengenai asosiasi atau hubungan atau kaitan antara faktor-faktor itu, bisa dikatakan bahan faktor-faktor itu bersifat independen atau bebas, tepatnya bebas statistik. Selain daripada itu akan diselidiki ada atau tidaknya pengaruh mengenai beberapa taraf atau tingkatan sesuatu faktor terhadap kejadian fenomena.

Secara umum untuk menguji independen antar dua faktor dapat dijelaskan sebagai berikut: misalkan diambil sebuah sampel acak berukuran n, dan tiap pengamatan tunggal diduga terjadi karena adanya dua macam faktor I dan II. Faktor I terbagi atas b taraf atau tingkatan dan faktor II terbagi atas k taraf. Banyak


(20)

pengamatan yang terjadi karena taraf ke-I faktor ke I (i=1,2,…,b) dan taraf ke-j faktor ke II (j=1,2,…,k) akan dinyatakan dengan nij. Hasilnya dapat dicatat dalam sebuah daftar kontingensi b k. Pasangan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data dengan memakai penyesuaian persyaratan data yang diuji sebagai berikut:

H0 : Kedua faktor bebas statistik H1 : Kedua faktor tidak bebas statistic

Tabel yang disajikan akan dianalisis untuk setiap sel yang diperlukan kemudian dibentuk tabel kontingensi. Dari tabel tersebut di atas agar dapat dicari hubungan antara faktor-faktor dengan menggunakan statistik uji Chi-kuadrat.

Pengujian eksak sukar digunakan, karena disini hanya akan dijelaskan pengujian yang bersifat pendekatan. Untuk itu diperlukan frekuensi teoritik atau banyak gejala yang diharapkan terjadi, disini akan dinyatakan dengan Eij.

Rumusnya adalahsebagai berikut:

E

ij

= (n

io

n

oj

) n

Dengan:

Eij = Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi) nio = jumlah baris ke-i

noj = jumlah kolom ke-j n = total jumlah data


(21)

E11 = (n10 n01 )/n ; E12 = (n10 n02)/n E21 = (n20 n01 )/n ; E22 = (n20 n02)/n dan seterusnya …

Jelas bahwa n = n10 + n20 + … + nb0 = n01 + n02 + … + n0k

Sehingga nilai statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah:

X

2

=



   b i k j ij ij ij E E n 1 1 2 ) ( Dengan:

X2 = Chi Kuadrat

nij = Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-I dan kolom ke-j

Eij = Banyak kasus yang diharapkan untuk dikategorikan dalam baris ke-I dan kolom ke-j.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Tolak H0 jika X2hitung X2tabel

Terima H0 jika X2hitung X2tabel

Dalam taraf nyata α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) untuk distribusi Chi-Kuadrat adalah (b-1)(k-1), dalam hal yang lainnya kita terima hipotesa H0.


(22)

2. Koefisien Kontingensi

Kegunaan tekhnik koefisien kontingensi yang diberi simbol C, adalah untuk mencari atau menghitung keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai gejala ordinal (kategori), paling tidak berjenis nominal.

Cara kerja atau perhitungan koefisien kontingensi sangatlah mudah jika nilai Chi-Kuadrat sudah diketahui. Oleh karena itu biasanya para peneliti menghitung harga koefisien kontingensi setelah menemukan harga Chi-Kuadrat. Test signifikansi yang digunakan tetap menggunakan tabel kritik Chi-Kuadrat, dengan derajat kebebasan (db) sama dengan jumlah kolom dikurangi satu dikalikan dengan jumlah baris dikurangi satu (b-1)(k-1). Rumus untuk menghitung koefisien kontingensi adalah:

C

=

N X

X

hitung hitung

2 2

Keterangan:

C = Koefisien kontingensi

X2hitung = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat N = Banyak data

3. Metode Analisa

Dalam penelitian ini dilakukan metode analisis kuantitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(23)

Langkah 1:

Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan penelitian di Polres Toba Samosir dari tanggal 26 Desember sampai dengan 30 Desember 2010 di Bagian Operasional Polres Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir.

Langkah 2:

Dari data yang dianalisis, lalu disusun dalam tabel distribusi frekuensi:

Langkah 3:

Dari data yang dianalisis maka dapat dibentuk daftar kontingensi frekuensi yang diamati seperti di bawah ini:

Tabel 2.1 Daftar Kontingensi FAKTOR II (K TARAF)

JUMLAH

1 2 …. K

FAKTOR I ( B TARAF)

1 n11 n12 …. n1k N10

2 n12 n22 …. n2k N20

…. …. …. …. …. …. …. …. …. …. …. ….

B nB1 nB2 …. nbk nB0


(24)

Dimana : faktor I dan faktor II adalah faktor-faktor yang membentuk dafatar kontingensi dengan b baris dan k kolom, nij adalah frekuensi yang diamati.

N(1) =

b

i ij

E

1

; i = 1,2,3,…,b

N(1) =

k

j ij

E 1

; j = 1,2,3,…,k

Langkah 4:

Tentukan frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dengan rumus:

E

ij

= ( n

io

n

oj

) / n

Dengan:

Eij = ferkuensi yang diharapkan n = jumlah data yang diamati

Dari rumus di atas dapat disusun tabel kontingensi dari frekuensi yang diharapkan seperti pada tabel 2.2 di bawah ini:


(25)

Tabel 2.2 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan FAKTOR II (K TARAF)

JUMLAH

1 2 …. K

FAKTOR I ( B TARAF )

1 E11 E12 …. E1k N10

2 E12 E22 …. E2k N20

…. …. …. …. …. …. …. …. …. …. …. ….

B EB1 EB2 …. Ebk nB0

Jumlah n01 n02 …. n0k N

Dengan terbentuknya daftar frekuensi yang diamati dan daftar frekuensi yang diharapkan maka dapat ditentukan harga X2.

Langkah 5:

Untuk menghitung harga Chi-Kuadrat, perlu perhatikan criteria sebagai berikut:

1. Frekuensi teoritis (Eij) minimum harus 5 setiap kotak, sebab X2 hanya berlaku apabila Eij ≥ 5, dengan kata lain apabila Eij <5 maka terhadap data tidak dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tabel dua baris dan dua kolom dan untuk tabel lebih dari 2 2 sebelum menghitung X2 perlu diperhatikan dahulu Eij pada setiap kotak dalam tabel. Jika syarat tidak dipenuhi maka beberapa kolom atau baris perlu digabung.


(26)

2. Setiap kotak tidak boleh mempunyai frekuensi kurang dari 1.

Setelah kriteria-kriteria di atas dipenuhi maka harga X2 dapat dihitung dengan rumus:

X

2

=



   b i k j ij ij ij E E n 1 1 2 ) (

Untuk menguji apakah harga X2 dianggap berarti pada suatu level of signifikan tertentu harus diketahui nilai kritis dari X2 dengan menggunakan daftar pencarian harga Chi-Kuadrat yang dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan. Dengan membaca nilai ini Chi-Kuadrat yang tepat harus terlebih dahulu dipilih confidence coefficient yang akan dipakai dan degree of freedom (db) yaitu (b-1)(k-1).

Langkah 6:

Hipotesa yang diajukan adalah:

H0 = Tidak ada hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan pada setiap polsek.

H1 = Ada hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan pada setiap polsek.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Tolak H0 jika X2hitung X2tabel


(27)

Langkah 7:

Selanjutnya akan ditentukan koefisien kontingensi C dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

C =

N X

X

hitung hitung

2 2

Keterangan:

C = Koefisien Kontingensi

X2hitung = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat N = Banyak data

Harga C dipakai untuk nilai derajat asosiasi antar faktor-faktornya adalah dengan membandingkan harga C dengan koefisien kontingensi maksimum dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Cmaks

=

Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara jumlah baris dan kolom.

Langkah 8:

Dengan membandingkan C dan Cmaks maka keeratan hubungan variabel I dan variabel II ditentukan oleh persentase. Hubungan kedua variabel ini disimbolkan dengan Q dan mempunyai nilai antara -1 dan +1. Bilamana harga Q mendekati +1 maka hubungan tambah erat dan bila harga Q menjauhi +1 maka hubungan kedua variabel semakin kurang erat.


(28)

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Q =

maks

C C

100%

Dengan ketentuan-ketentuan Davis (1971) sebagai berikut: 1. Sangat erat jika Q 0,70

2. Erat jika Q antara 0,50 dan 0,69 3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49 4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29 5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09 6. Tidak ada jika Q = 0,00


(29)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Kepolisian

Lahir, tumbuh dan berkembangnya Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia sejak Proklamasi. Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia, Polri telah dihadapkan pada tugas-tugas yang unik dan kompleks. Selain menata keamanan dan ketertiban masyarakat di masa perang, Polri juga terlibat langsung dalam pertempuran melawan penjajah dan berbagai operasi meliter bersama-sama satuan angkatan bersenjata yang lain. Kondisi seperti ini dilakukan oleh Polri karena Polri lahir sebagai satu-satunya satuan bersenjata yang relatif lebih lengkap.

Hanya empat hari setelah kemerdekaan, tepatnya 21 Agustus 1945, secara tegas pasukan polisi segera memproklamirkan diri sebagai Pasukan Polisi Republik Indonesia yang sewaktu itu dipimpin oleh Inspektur Kelas I Polisi Mochammad Jassin di Surabaya, langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhdapa tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotisme seluruh rakyat maupun persatuan bersenjata lain yang patah semangat akibat kekalahan perang yang panjang.


(30)

Tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu yang didalamnya juga terdapat ribuan tentara Belanda menyerbu Indonesia dengan dalih ingin melucuti tentara Jepang. Pada kenyataannya pasukan sekutu tersebut justru ingin membantu Belanda menjajah kembali Indonesia. Oleh karena itu pernag antara sekutu dan pasukan Indonesia pun terjadi dimana-mana. Klimaksnya terjadi pada tanggal 10 November 1945, yang dikenal sebagai ‘Pertempuran Surabaya’. Tanggal itu kemudian dijadikan sebagai hari Pahlawan secara Nasional yang setiap tahun diperingati oleh bangsa Indonesia.

Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya menjadi sangat penting dalam sejarah Indonesia, bukan hanya karena ribuan rakyat Indonesia gugur, tetapi lebih dari itu karena semangat heroiknya mampu menggetarkan dunia dan PBB akan eksistensi bangsa dan Negara Indonesia di mata dunia. Andil pasukan Polisi dalam mengobarkan semangat perlawanan rakyat ketika itupun sangat besar dalam menciptakan keamanan dan ketertiban di dalam negeri, Polri juga sudah banyak disibukkan oleh berbagai operasi militer, penumpasan pemberontakan dari DI & TII, PRRI, PKI, RMS, RAM, dan G30/SPKIserta berbagai penumpasan GPK.

Dalam perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang semakin modern dan global, Polri bukan hanya mengurusi keamanan dan ketertiban di dalam negeri, akan tetapi juga terlibat dalam masalah-masalah keamanan dan ketertiban regional maupun Internasional, sebagaimana yang ditempuh oleh kebijakan PBB yang telah meminta pasukan-pasukan Polisi termasuk Indonesia untuk ikut aktif dalam berbagai operasi kepolisian, misalnya di Namibia (Afrika Selatan) dan di Kamboja (Asia).


(31)

3.2 Visi dan Misi Kepolisian

3.2.1 Visi

Polri yang mampu menjadi pelindung Pengayom dan Pelayan Masyarakat yang selalu dekat dan bersama-sama masyarakat, serta sebagai penegak hukum yang profesional dan proposional yang selalu menjunjung tinggi supermasi hukum dan hak azasi manusia, Pemelihara keamanan dan ketertiban serta mewujudkan keamanan dalam negeri dalam suatu kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang sejahtera.

3.2.2 Misi

Berdasarkan uraian Visi sebagaimana tersebut di atas, selanjutnya uraian tentang jabaran misi Polri ke depan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (meliputi aspek security, surety, safety dan peace) sehingga masyarkat bebas dari gangguan fisik maupun psikis.

2. Memberikan bimbingan kepada masyarakat melalui upaya preemtif dan preventif yang dapat meningkatkan kesadaran dan kekuatan serta kepatuhan hukum masyarakat (Law abiding Cityzenship).


(32)

3. Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak azasi manusia menuju kepada adanya kepastian hukum dan rasa keadilan.

4. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam bingkai integritas wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Meningkatkan upaya konsolidasi ke dalam (internal Polri) sebagai upaya menyamakan visi dan misi Polri ke depan.

6. Memelihara soliditas institusi Polri dari berbagai pengaruh eksternal yang sangat merugikan organisasi.

7. Melanjutkan operasi pemulihan keamanan di beberapa wilayah konflik guna menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8. Meningkatkan kesadaran hukum dan kesadaran berbangsa dari masyarakat yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

9. Tercapainya situasi Kamtibmas yang kondusif bagi penyelenggaraan pembangunan nasional.

10.Terciptanya suatu proses penegakan hukum ynag konsisten dan berkeadilan bebas KKN dan menjunjung tinggi hak azasi manusia.

11.Terwujudnya aparat penegak hukum yang memiliki integritas dan kemmpuan professional yang yang tinggi serta mampu bertindak tegas, adil dan berwibawa.

12.Kesadaran hukum dan kepatuhan hukum masyarakat yang meningkat terwujud dalam bentuk partisipasi aktif dan dinamis masyarakat terhadap upaya Binkamtibmas yang semakin tinggi.


(33)

13.Kinerja Polri yang lebih profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi sehingga disegani dan mendapat dukungan kuat dari masyarakat untuk mewujudkan lingkungan kehidupan yang lebih aman dan tertib.

14.Tercapainya kerukunan antar umat beragama dalam kerangka interaksi sosial yang intensif serta tumbuhnya kesadaran berbangsa guna menjamin keutuhan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

15.Tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

3.3 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menunjukkan aspek-aspek pokok, hubungan antara bagian seluruh pengawasan dan masing-masing bertanggung jawab terhadap tugasnya. Karena itu penyusunan struktur organisasi dalam suatu kerja sama dan koordinasi yang baik dalam organisasi sangat penting untuk dapat menciptakan suatu kesatuan tindak usaha atau keharmonisan dari berbagai fungsi yang berbeda-beda untuk dapat menciptkan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Adapun ringkasan tugas dari setiap bagian adalah sebagai berikut:

1. Kepala Polres atau disingkat Kapolres bertugas memimpin, membina dan mengawasi/mengendalikan satuan-satuan organisasi dalam lingkungan Polres serta memberikan saran pertimbangan dan melaksanakan tugas lain sesuai perintah Kapolda.


(34)

2. Wakil Kepala Polres atau disingkat Wakapolres bertugas membantu Kapolres dalam melaksanakan tugasnya dengan mengendalikan pelaksanaan tugas-tugas staf seluruh satuan organisasi dalam jajaran Polres dan dalam batas kewenangannya memimpin Polres dalam hal Kapolres berhalangan serta melaksanakan tugas lain sesuai perintah Kapolres.

3. Bagian Operasi bertugas menyelenggarakan administrasi dan pengawasan operasional, perencanaan dan pengendalian operasi kepolisian, pelayanan fasilitas dan perawatan tahanan dan pelayanan atas permintaan perlindungan saksi/korban kejahatan dan permintaan bantuan pengamanan proses peradilan dan pengamanan khusus lainnya.

4. Bagian Pembinaan Kemitraan bertugas mengatur penyelenggaraan dan mengawasi/mengarahkan pelaksanaan penyuluhan masyarakat dan pembinaan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa oleh satuan-satuan fungsi yang berkompeten, membina hubungan kerja sama dengan organisasi/lembaga/tokoh sosial/kemasyarakatan dan instansi pemerintah, khususnya instansi Polsus/PPNS dan pemerintah daerah dalam kerangka otonomi daerah, dalam rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat pada hukum dan peraturan perundang-undangan, pengembangan pengamanan swakarsa dan pembinaan hubungan Polri – Masyarakat yang kondusif bagi pelaksanaan tugas Polri.

5. Bagian Administrasi bertugas menyelenggarakan penyusunan rencana/program kerja dan anggaran, pembinaan dan administrasi personel, pelatihan serta pembinaan dan administrasi logistik.


(35)

6. Bagian Urusan Telekomunikasi dan Informatika bertugas menyelenggarakan pelayanan telekomunikasi, pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi termasuk informasi kriminal dan pelayanan multimedia.

7. Unit Pelayanan Pengaduan dan Penegakan Disiplin bertugas menyelenggarakan pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku dan tindakan anggota Polri dan pembinaan disiplin dan tata tertib, termasuk pengamanan internal, dalam rangka penegakan hukum dan pemuliaan profesi.

8. Bagian Tata Usaha dan Urusan Dalam bertugas melaksanakan ketatausahaan dan urusan dalam meliputi korespondensi, ketatausahaan perkantoran, kearsipan, dokumentasi, penyelenggaraan rapat, apel/upacara, kebersihan dan ketertiban serta urusan perbengkelan/pemeliharaan kendaraan roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat) dan urusan persenjataan.

9. Bagian Sentral Pelayanan Kepolisian bertugas memberikan pelayanan kepolisian kepada warga masyarakat yang membutuhkan, dalam bentuk penerimaan dan penanganan pertama laporan/pengaduan, pelayanan permintaan bantuan/pertolongan kepolisian, penjagaan markas termasuk penjagaan tahanan dan pengamanan barang bukti yang berada di Mapolres dan penyelesaian perkara ringan/perselisihan antar warga, sesuai ketentuan hukum dan peraturan/kebijakan dalam organisasi Polri.

10.Bagian Satuan Intelijen Keamanan bertugas menyelenggarakan/membina fungsi Intelijen bidang keamanan, termasuk persandian, dan pemberian pelayanan dalam bentuk surat izin/keterangan yang menyangkut orang asing, senjata api dan bahan peledak, kegiatan sosial/politik masyarakat dan surat keterangan rekaman kejahatan (SKRK)/Criminal Record) kepada warga


(36)

masyarakat yang membutuhkan serta melakukan pengawasan/pengamanan atas pelaksanaannya.

11.Bagian Satuan Reserse Kriminal bertugas menyelenggarakan/membina fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, dengan memberikan pelayanan/perlindungan khusus kepada korban/pelaku, remaja, anak dan wanita, serta menyelenggarakan fungi identifikasi, baik untuk kepentingan penyidikan maupun pelayanan umum, dan menyelenggarakan koordinasi & pengawasan operasional dan administrasi PPNS, sesuai ketentuan hukum dan perundang-undangan.

12.Bagian Satuan Samapta bertugas menyelenggarakan/membina fungsi kesamaptaan kepolisian/tugas polisi umum dan pengamanan obyek khusus, termasuk pengambilan tidakan pertama di tempat kejadian perkara dan penanganan tindak pidana ringan, pengendalian massa dan pemberdayan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa masyarakat dalam rangka pemeliharaan keamaan dan ketertiban masyarakat.

13.Bagian Satuan Lalu Lintas bertugas menyelenggarakan/membina fungsi lalulintas kepolisian yang meliputi penjagaan, pengaturan, pengawalan dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalulintas, registrasi dan identifikasi pengemudi/kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalulintas dan penegakan hukum dalam bidang lalulintas, guna memelihara keamanan, ketertiban dan kelancaran lalulintas.

14.POLSEK bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum dan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.


(37)

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, penulis mengambil data di Polres Toba Samosir Bagian Operasional yang dilaksanakan dari tanggal 26 Desember sampai dengnan 30 Desember 2010.

4.1 Analisa Univariat

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dependen dan variabel independen.

Adapun daftar distribusi jumlah dari personil polisi, kejahatan, dan penduduk adalah sebagai berikut:


(38)

Tabel 4.1 Daftar Jumlah Personil Polisi pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009

No. Kesatuan Jumlah Personil Polisi (f) Proporsi (%)

1. Balige 25 8,389261745

2. Laguboti 17 5,704697987

3. Silaen 12 4,026845638

4. Habinsaran 13 4,362416107

5. Porsea 206 69,12751678

6. Lumban Julu 25 8,389261745

Jumlah 298 100

Jumlah

Kesatuan


(39)

Tabel 4.2 Daftar Jumlah Kejahatan pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009

No. Kesatuan Jumlah Kejahatan (f) Proporsi (%)

1. Balige 147 30,75313808

2. Laguboti 46 9,623430962

3. Silaen 46 9,623430962

4. Habinsaran 53 11,08786611

5. Porsea 141 29,49790795

6. Lumban Julu 45 9,414225941

Jumlah 478 100

Jumlah

Kesatuan


(40)

Tabel 4.2 Daftar Jumlah Penduduk pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009

No. Kesatuan Jumlah Penduduk (f) Proporsi (%)

1. Balige 40.880 23,63921287

2. Laguboti 18.372 10,62376759

3. Silaen 19.508 11,28066939

4. Habinsaran 29.548 17,08638606

5. Porsea 35.742 20,66812002

6. Lumban Julu 28.883 16,70184407

Jumlah 172.933 100

Jumlah

Kesatuan


(41)

Tabel 4.4 Hubungan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009

No. Kesatuan Jumlah Personil Jumlah Kejahatan Jumlah

1. Balige 25 147 172

2. Laguboti 17 46 63

3. Silaen 12 46 58

4. Habinsaran 13 53 66

5. Porsea 206 141 347

6. Lumban Julu 25 45 70

Jumlah 298 478 776

4.2 Analisa Bivariat

Analisa ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara jumlah kejahatan dengan jumlah personil polisi, maka kita dapat melakukan uji Chi Kuadrat (X2) yaitu dengan cara mengamati jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati yang dapat ditentukan rumus:

Eij = (nio x noj) / n

Dengan:


(42)

nio = jumlah baris ke-i noj = jumlah kolom ke-j n = total jumlah data

Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang diamati, yaitu:

E11 = ( 172 298 ) / 776 = 66,0515 E12 = ( 172 478 ) / 776 = 105,9484

E21 = ( 63 298 ) / 776 = 24,1933 E22 = ( 63 478 ) / 776 = 38,8067

E31 = ( 58 298 ) / 776 = 22,2732 E32 = ( 58 478 ) / 776 = 35,7268

E41 = ( 66 298 ) / 776 = 25,3454 E42 = ( 66 478 ) / 776 = 40,6546

E51 = ( 347 298 ) / 776 = 133,2551 E52 = ( 347 478 ) / 776 = 213,7448


(43)

E61 = ( 70 298 ) / 776 = 26,8814 E62 = ( 70 478 ) / 776 = 43,1186

Dari koefisien di atas dapat dibentuk daftar kontingensi dari frekuensi yang diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5 Daftar Frekuensi yang Diharapkan

No. Kesatuan Jumlah Personil Jumlah Kejahatan Jumlah

1. Balige 66,0515 105,9484 171,9999

2. Laguboti 24,1933 38,8067 63,0000

3. Silaen 22,2732 35,7268 58,0000

4. Habinsaran 25,3454 40,6546 66,0000

5. Porsea 133,2551 213,7448 346,9999

6. Lumban Julu 26,8814 43,1186 70,0000

Jumlah 297,9999 477,9999 775,9998

Dari jumlah yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapkan dapat ditentukan pada setiap item kejadian yang berlaku, diamati perbedaan antara nij dan Eij ada tidaknya hubungan antara faktor I dan II dan jumlah beda = 0 dengan penggabungan tabel 4.4 dan tabel 4.5 dapat ditentukan harga X2 seperti tabel 4.6 di bawah ini:


(44)

Tabel 4.6 Penentuan Harga Chi-Kuadrat (X2)

nij Eij nij-Eij (nij – Eij)2 (nij – Eij)2/Eij

25 66,0515 -41,0515 1.685,2257 25,5138

147 105,9484 41,0516 1.685,2339 15,9062 17 24,1933 -7,1933 51,7436 2,1388 46 38,8067 7,1933 51,7436 1,3334 12 22,2732 -10,2732 105,5386 4,7384 46 35,7268 10,2732 105,5386 2,9540 13 25,3454 -12,3454 152,4089 6,0133 53 40,6546 12,3454 152,4089 3,7489 206 133,2551 72,7449 5.291,8205 39,7120 141 213,7448 -72,7448 5.291,8059 24,7576

25 26,8814 -1,8814 3,5397 0,1317

45 43,1186 1,8814 3,5397 0,0821

Jumlah 775,9998 0,0002 14,580,5476 127,0302

Jadi dari tabel 4.6 penentuan harga Chi-Kuadrat diperoleh:

X

2

=



   b i k j ij ij ij E E n 1 1 2 ) (

X2hitung = 127,0302 atau dibulatkan menjadi 2 desimal: X2hitung = 127,03


(45)

H0 = Tidak ada hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan

H1 = Ada hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan.

Harga X2 yang terdapat pada tabel dengan dk (derajat kebebasan) = (b-1)(k-1) = (2-1)(6-1) = 5 dan α = 0,05 diperoleh harga dari tabel X2(0,05)(5) = 11,07.

Ternyata X2hitung > X2tabel yakni 127,03 > 11,07

Jadi H0 ditolak maka H1 diterima, artinya ada hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan.

Untuk mengetahui derajat hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan maka ditentukan koefisien kontingensi C (derajat hubungan) sebagai berikut:

C =

N X

X

hitung hitung

2 2

C =

776 03 , 127

03 , 127

C

=

0,3751


(46)

Untuk menentukan derajat asosiasi antara jumlah personil polisi terhadap jumlah kejahatan maka harga C tersebut dibandingkan dengan harga Cmaks yaitu:

Cmaks

=

Cmaks

=

Cmaks = 0,71

Dengan membandingkan harga C dengan Cmaks adalah sebagai berikut:

Q =

maks

C C

100%

Q =

71 , 0

3751 , 0

100%

Q = 0,5283 100% Q = 52,83 %

Berdasarkan ketentuan Davis (1971) nilai Q berada di antara 0,50 dan 0,69 maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah kejahatan erat.


(47)

Tabel 4.7 Hubungan Jumlah Penduduk dengan Jumlah Kejahatan pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009

No. Kesatuan Jumlah Penduduk Jumlah Kejahatan Jumlah

1. Balige 40.880 147 41.027

2. Laguboti 18.372 46 18.418

3. Silaen 19.508 46 19.554

4. Habinsaran 29.548 53 29.601

5. Porsea 35.742 141 35.883

6. Lumban Julu 28.883 45 28.928

Jumlah 172.933 478 173.411

Untuk dapat mengetahui apakah ada hubungan jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan maka jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang dapat diamati dapat ditentukan dengan rumus:

Eij = (nio x noj) / n

Dengan:

Eij = Banyaknya data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi) nio = jumlah baris ke-i

noj = jumlah kolom ke-j n = total jumlah data


(48)

Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang diamati, yaitu:

E11 = ( 41.027 172.933 ) / 173.411 = 40.913,9108

E12 = ( 41.027 478 ) / 173.411 = 113,0892

E21 = ( 18.418 172.933 ) / 173.411 = 18.367,2316

E22 = ( 18.418 478 ) / 173.411 = 50,7684

E31 = ( 19.554 172.933 ) / 173.411 = 19.500,1002

E32 = ( 19.554 478 ) / 173.411 = 53,8998

E41 = ( 29.601 172.933 ) / 173.411 = 29.519,4061

E42 = ( 29.601 478 ) / 173.411 = 81,5939

E51 = ( 35.883 172.933 ) / 173.411 = 35.784,0901


(49)

E61 = ( 28.928 172.933 ) / 173.411 = 28.848,2612 E62 = ( 28.928 478 ) / 173.411 = 79,7388

Dari koefisien di atas dapat dibentuk daftar kontingensi dari frekuensi yang diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8 Daftar Frekuensi yang Diharapkan

No. Kesatuan Jumlah Penduduk Jumlah Kejahatan Jumlah

1. Balige 40.913,9108 113,0892 41.027

2. Laguboti 18.367,2316 50,7684 18.418

3. Silaen 19.500,1002 53,8998 19.554

4. Habinsaran 29.519,4061 81,5939 29.601

5. Porsea 35.784,0901 98,9099 35.883

6. Lumban Julu 28.848,2612 79,7388 28.928

Jumlah 172.933 478 173.411

Dari jumlah yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapkan dapat ditentukan pada setiap item kejadian yang berlaku, diamati perbedaan antara nij dan Eij ada tidaknya hubungan antara faktor I dan II dan jumlah beda = 0 dengan penggabungan tabel 4.7 dan tabel 4.8 dapat ditentukan harga X2 seperti tabel 4.9 di bawah ini:


(50)

Tabel 4.9 Penentuan Harga Chi-Kuadrat

nij Eij nij-Eij (nij – Eij)2 (nij – Eij)2/Eij 40.880 40.913,9108 -33,9108 1.149,942357 0,02810639

147 113,0892 33,9108 1.149,942357 10,16845426

18.372 18.367,2316 4,7684 22,73763856 0,001237945

46 50,7684 -4,7684 22,73763856 0,447869906

19508 19.500,1002 7,8998 62,40684004 0,003200334

46 53,8998 -7,8998 62,40684004 1,157830642

29.548 29.519,4061 28,5939 817,6111172 0,02769741

53 81,5939 -28,5939 817,6111172 10,02049316

35.742 35.784,0901 -42,0901 1771,576518 0,049507379

141 98,9099 42,0901 1771,576518 17,91101313

28.883 28.848,2612 34,7388 1.206,784225 0,04183213

45 79,7388 -34,7388 1.206,784225 15,13421603

Jumlah 173.411 0,0000 10.062,11739 54,99145872

Jadi dari tabel 4.9 penentuan harga Chi-Kuadrat diperoleh:

X

2

=



   b i k j ij ij ij E E n 1 1 2 ) (

X2hitung = 54,99145872 atau dibulatkan menjadi dua desimal: X2hitung = 54,99


(51)

Dengan hipotesa sebagai berikut:

H0 = Tidak ada hubungan antara jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan

H1 = Ada hubungan antara jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan.

Harga X2 yang terdapat pada tabel dengan dk (derajat kebebasan) = (b-1)(k-1) = (2-1)(6-1) = 5 dan α = 0,05 diperoleh harga dari tabel X2(0,05)(5) = 11,07.

Ternyata X2hitung > X2tabel yakni 54,99 > 11,07

Jadi H0 ditolak maka H1 diterima, artinya ada hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan.

Untuk mengetahui derajat hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan maka ditentukan koefisien kontingensi C (derajat hubungan) sebagai berikut:

C

=

N X X hitung hitung  2 2 C = 411 , 173 99 , 54 99 , 54 

C = 0,0178


(52)

Untuk menentukan derajat asosiasi antara jumlah personil polisi terhadap jumlah kejahatan maka harga C tersebut dibandingkan dengan harga Cmaks yaitu:

Cmaks

=

Cmaks

=

Cmaks = 0,71

Dengan membandingkan harga C dengan Cmaks adalah sebagai berikut:

Q =

maks

C C

100%

Q =

71 , 0

0178 , 0

100%

Q = 0,0251 100% Q = 2,51%

Berdasarkan ketentuan Davis (1971) nilai Q berada di antara 0,01 dan 0,09 maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah kejahatan dapat diabaikan.


(53)

4.3 Evaluasi

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan di Kantor Polisi Polres TOBASA dengan data 298 personil polisi, 478 jumlah kejahatan dan 172.933 jumlah penduduk maka dari hasil perhitungan Chi-Kuadrat untuk jumlah personil polisi mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah kejahatan. Ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan bahwa dengan dk = 5, α = 0,05 mempunyai X2hitung > X2tabel yaitu sebesar 127,03 > 11,07. Begitu juga dengan hasil perhitungan Chi-Kuadrat untuk jumlah penduduk mempunyai hubungan dengan jumlah kejahatan. Ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan bahwa dk = 5, α = 0,05 mempunyai X2hitung > X2tabel yaitu sebesar 54,99 > 11,07.

Dari hasil perhitungan nilai koefisien kontingensi yang menunjukkan keeratan atau besar hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, besar hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan dapat dilihat dengan membandingkan harga C = 0,3751 dan Cmaks = 0,71 dan Q = 52,83 % sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah kejahatan erat. Dan besar hubungan jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan dapat dilihat dengan membandingkan harga C dan harga Cmaks yaitu C = 0,0178 dan Cmaks = 0,71 dan Q = 2,51 % sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah kejahatan dapat diabaikan.


(54)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian dan Pengenalan Microsoft Excel

Implementasi sistem adalah suatu prosedur yang ditata atau disusun sedemikian rupa untuk menyelesaikan desain sistem yang disetujui, untuk menginstal dan memulai penggunaan system baru atau system yang diperbaiki. Pengimplementasian sistem yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel.

Microsoft Excel merupakan General Purpose Electronic Spread Sheet yang paling banyak digunakan oleh para pengguna computer dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Microsoft Excel mempunyai banyak fasilitas seperti kemampuan kalkulasi dengan formula dan fungsi yang kompleks dan fleksibel, fasilitas pengelolaan database yang sangat mapan, kemampuan membuat dan mengelola grafik dengan cepat, mudah dan menarik serta lebih mudah diintegrasikan dengan program aplikasi Microsoft XP lainnya. Aplikasi ini juga banyak digunakan untuk memproyeksikan data.


(55)

5.2 Mengoperasikan Excel

Secara umum ada tiga tahapan yang harus dilakukan dalam mengoperasikan excel supaya hasil yang diperoleh berdayaguna yaitu: tahap penyiapan data yang mencakup pemasukan (input) data, penyuntingan (editing) data, penyimpanan data, tahap proses analisis data dan tahap analisis hasil.

Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program excel adalah:

1. Aktifkan program excel pada windows dengan klik tombol Start yang ada pada taskbar, klik all program lalu pilih icon Microsoft Excel.


(56)

2.Pemasukan data ke excel

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Buka lembar kerja baru dari menu file, pilih menu new.

2. Untuk menamai variabel dan properti yang diperlukan untuk pengisian dengan klik ganda pada sel tersebut dan ketik KESATUAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH PERSONIL POLISI dan JUMLAH KEJAHATAN.

3. Kemudian masukkan data ynag telah ada di setiap variabel. 4. Setelah selesai maka cari jumlah dari ketiga variabel.

5. Agar dapat mempermudah pemasukan rumus maka klik toolbar fx sehingga akan muncul kotak dialog insert function.

6. Maka untuk memasukkan rumus penjumlahan pilih SUM pada select a function. Kemudian klik OK.

Jika penggunaan rumus yang sama di setiap kolom ataupun baris yang akan dijumlahkan maka tidak perlu memasukkan rumus berulang kali, cukup sort kolumnnya maka secara otomatis akan terisi sendiri hasil dari kolom yang di sort.


(57)

Sedangkan untuk membuat tabel penentuan harga Chi-Kuadrat langkah-langkahnya adalah:

1. Ketik dulu Nomor pada Sheet baru, kemudian masukkan data jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan pada kolom nij.

2. Masukkan juga data daftar frekuensi harapan pada kolom Eij.

3. Kemudian untuk hasil pada kolom (nij-Eij), (nij-Eij)2, dan (nij-Eij) / Eij maka digunakanlah rumus pada kolom itu adalah:

a. untuk kolom (nij-Eij) maka digunakan rumus = B4-C4 b. untuk kolom (nij-Eij)2 maka digunakan rumus = D4*D4 c. untuk kolom (nij-Eij) / Eij maka digunakan rumus = E4/C4

Tampilan hasilnya adalah:


(58)

5.3 Pembuatan Grafik

Grafik merupakan penyajian data dalam bentuk gambar atau simbul. Penggunaan gambar untuk mewakili angka-angka biasanya dapat meningkatkan perhatian pembaca dan memperjelas informasi yang ingin disampaikan. Untuk membuat grafik pada excel, biasa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan ialah:

1. Pilih sel-sel yang akan dijadikan sumber data grafik. Perlu dicatat bahwa kesalahan dalam menandai data dalam pembuatan grafik menyebabkan kesalahan terhadap grafik yang terbentuk.

2. Ambil menu insert, Chart, atau klik Chard Wizard pada toolbar standar.

3. Klik tipe grafik yang diinginkan kemudian klik next. Ditampilkan pada kotak dialog Chart source data.

Anda bisa memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, lalu klik finish. Maka grafik akan ditempatkan pada lembar kerja. Tampilan hasilnya adalah sebagai berikut:


(59)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan evaluasi, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan pada setiap polsek di Kabupaten Toba Samosir.

2. Besar hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah kejahatan dapat dilihat dari nilai kontingensi yaitu dengan membandingkan C = 0,3751 dan Cmaks= 0,71 sehingga diperoleh nilai Q = 52,83%, yang menunjukkan hubungan antara keduanya dapat dikatakan erat (sesuai ketentuan Davis, berada antara 0,50 dan 0,69).

3. Besar hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah kejahatan dapat dilihat dari nilai kontingensi yaitu dengan membandingkan C = 0,0178 dan Cmaks= 0,71 sehingga diperoleh nilai Q = 2,51%, yang menunjukkan hubungan antara keduanya dapat diabaikan (sesuai ketentuan Davis, berada antara 0,01 dan 0,09).

4. Kesimpulan-kesimpulan di atas bukanlah merupakan kesimpulan mutlak, karena kesimpulan ini hanya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu jumlah penduduk dan jumlah personil polisi.


(60)

6.2 Saran

Berdasarkan analisa dan evaluasi, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Apabila ada penelitian seperti penelitian ini sebaiknya digunakan beberapa metode untuk dapat dilihat dan dapat dibandingkan antara metode yang satu dengan metode yang lainnya.

2. Hendaknya pihak kepolisian memperhatikan jumlah penduduk dan jumlah personil polisi di setiap kesatuan sehingga jumlah kejahatan dapat diatasi.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Djarwanto. 2003. Statistik Non Parametrik. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta

Hasibuan, Ridwan. 1994. Kriminologi Dalam Arti Sempit dan Ilmu-ilmu Forensik. Medan : USU PRESS

Nuarsa, I Wayan. 2003. Microsoft Excel XP. Yogyakarta: Andi

Saleh, Samsubar. 1986. Statistik Non Parametrik. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta


(62)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU Padang Bulan Medan 20155

Telp. (061) 8211050 - 8214290, Fax. ( 061 ) 8214290

Medan, Desember 2010 Nomor : /H5.2.1.8/SPB/2010

Lampiran : 1 Lembar

Perihal : Pengumpulan Data Riset Mahasiswa Program Studi D-III Statistika FMIPA USU

Kepada Yth :

Kapolres Toba Samosir

Di Kantor Polisi Resort Toba Samosir

Jl. Siponggol Dolok, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir.

Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan kepada Bapak, bahwa Mahasiswa Program Studi Diploma III Statistik FMIPA USU Medan, akan melaksanakan Pengumpulan data / riset di kantor yang anda pimpin.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami mohon bantuan Saudara agar dapat menerima mahasiswa tersebut di bawah ini untuk melakukan penelitian atau pengumpulan data atas nama :

No. Nama NIM

1. Juniaty Pardede 082407067

Data yang dimaksud khusus dipergunakan untuk menyusun Tugas Akhir Mahasiswa yang berjudul “Hubungan Antara Jumlah Penduduk dan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009”, pada Program Studi Diploma III Statistik FMIPA USU.

Demikian kami sampaikan, atas kerjasama dan bantuannya diucapkan terima kasih.

a.n Dekan

Pembantu Dekan I

Dr. Marpongahtun, M.Sc NIP. 19611115 198803 2 002 Tembusan :

1. Yth. Ketua Program Studi D-III Statistika 2. Arsip


(63)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM DIPLOMA 3 KOMPUTER DAN STATISTIKA Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU Padang Bulan Medan 20155

Telp. (061) 8211050 - 8214290, Fax. ( 061 ) 8214290

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Nama : Juniaty Pardede

NIM : 082407067

Judul Tugas Akhir :Hubungan Antara Jumlah Penduduk dan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009 .

Dosen Pembimbing : Drs. Gim.Tarigan, M.Si Tanggal Mulai Bimbingan : ……….. Tanggal Selesai Bimbingan : ………..

No. Tanggal Asistensi Bimbingan Pembahasan Asistensi Mengenai, Pada BAB Paraf Dosen Pembimbing Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kartu ini harap dikembalikan ke Departemen Matematika bila bimbingan mahasiswa telah selesai

Diketahui Disetujui

Ketua Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing Utama

Prof. Dr. Tulus, M.Si Drs. Gim Tarigan, M.Si NIP. 19620901 198803 1 002 NIP.19550202 198601 1 001


(64)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM DIPLOMA 3 KOMPUTER DAN STATISTIKA Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU Padang Bulan Medan 20155

Telp. (061) 8211050 - 8214290, Fax. ( 061 ) 8214290

SURAT KETERANGAN

Hasil Uji Program Tugas Akhir

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir Program Diploma III Statistka :

Nama : Juniaty Pardede

NIM : 082407067

Program Studi : Statistika

Judul Tugas Akhir : Hubungan Antara Jumlah Penduduk dan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009.

Telah melaksanakan test program tugas akhir mahasiswa tersebut di atas pada tanggal ...

Dengan Hasil : Sukses / Gagal

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Jurusan Matematika FMIPA USU Medan.

Medan, Juni 2011

Dosen Pembimbing

Drs. Gim Tarigan, M.Si


(1)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan evaluasi, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan pada setiap polsek di Kabupaten Toba Samosir.

2. Besar hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah kejahatan dapat dilihat dari nilai kontingensi yaitu dengan membandingkan C = 0,3751 dan Cmaks= 0,71 sehingga diperoleh nilai Q = 52,83%, yang menunjukkan hubungan antara keduanya dapat dikatakan erat (sesuai ketentuan Davis, berada antara 0,50 dan 0,69).

3. Besar hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah kejahatan dapat dilihat dari nilai kontingensi yaitu dengan membandingkan C = 0,0178 dan Cmaks= 0,71 sehingga diperoleh nilai Q = 2,51%, yang menunjukkan hubungan antara keduanya dapat diabaikan (sesuai ketentuan Davis, berada antara 0,01 dan 0,09).

4. Kesimpulan-kesimpulan di atas bukanlah merupakan kesimpulan mutlak, karena kesimpulan ini hanya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu jumlah penduduk dan jumlah personil polisi.


(2)

6.2 Saran

Berdasarkan analisa dan evaluasi, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Apabila ada penelitian seperti penelitian ini sebaiknya digunakan beberapa metode untuk dapat dilihat dan dapat dibandingkan antara metode yang satu dengan metode yang lainnya.

2. Hendaknya pihak kepolisian memperhatikan jumlah penduduk dan jumlah personil polisi di setiap kesatuan sehingga jumlah kejahatan dapat diatasi.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Djarwanto. 2003. Statistik Non Parametrik. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta

Hasibuan, Ridwan. 1994. Kriminologi Dalam Arti Sempit dan Ilmu-ilmu Forensik. Medan : USU PRESS

Nuarsa, I Wayan. 2003. Microsoft Excel XP. Yogyakarta: Andi

Saleh, Samsubar. 1986. Statistik Non Parametrik. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta


(4)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU Padang Bulan Medan 20155 Telp. (061) 8211050 - 8214290, Fax. ( 061 ) 8214290

Medan, Desember 2010 Nomor : /H5.2.1.8/SPB/2010

Lampiran : 1 Lembar

Perihal : Pengumpulan Data Riset Mahasiswa Program Studi D-III Statistika FMIPA USU

Kepada Yth :

Kapolres Toba Samosir

Di Kantor Polisi Resort Toba Samosir

Jl. Siponggol Dolok, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir.

Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan kepada Bapak, bahwa Mahasiswa Program Studi Diploma III Statistik FMIPA USU Medan, akan melaksanakan Pengumpulan data / riset di kantor yang anda pimpin.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami mohon bantuan Saudara agar dapat menerima mahasiswa tersebut di bawah ini untuk melakukan penelitian atau pengumpulan data atas nama :

No. Nama NIM

1. Juniaty Pardede 082407067

Data yang dimaksud khusus dipergunakan untuk menyusun Tugas Akhir Mahasiswa yang berjudul “Hubungan Antara Jumlah Penduduk dan Jumlah Personil Polisi

dengan Jumlah Kejahatan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009”, pada

Program Studi Diploma III Statistik FMIPA USU.

Demikian kami sampaikan, atas kerjasama dan bantuannya diucapkan terima kasih.

a.n Dekan

Pembantu Dekan I

Dr. Marpongahtun, M.Sc NIP. 19611115 198803 2 002 Tembusan :

1. Yth. Ketua Program Studi D-III Statistika 2. Arsip


(5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM DIPLOMA 3 KOMPUTER DAN STATISTIKA

Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU Padang Bulan Medan 20155 Telp. (061) 8211050 - 8214290, Fax. ( 061 ) 8214290

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Nama : Juniaty Pardede

NIM : 082407067

Judul Tugas Akhir :Hubungan Antara Jumlah Penduduk dan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009 .

Dosen Pembimbing : Drs. Gim.Tarigan, M.Si Tanggal Mulai Bimbingan : ……….. Tanggal Selesai Bimbingan : ………..

No. Tanggal Asistensi Bimbingan Pembahasan Asistensi Mengenai, Pada BAB Paraf Dosen Pembimbing Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kartu ini harap dikembalikan ke Departemen Matematika bila bimbingan mahasiswa telah selesai

Diketahui Disetujui

Ketua Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing Utama

Prof. Dr. Tulus, M.Si Drs. Gim Tarigan, M.Si NIP. 19620901 198803 1 002 NIP.19550202 198601 1 001


(6)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM DIPLOMA 3 KOMPUTER DAN STATISTIKA

Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU Padang Bulan Medan 20155 Telp. (061) 8211050 - 8214290, Fax. ( 061 ) 8214290

SURAT KETERANGAN Hasil Uji Program Tugas Akhir

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir Program Diploma III Statistka :

Nama : Juniaty Pardede

NIM : 082407067 Program Studi : Statistika

Judul Tugas Akhir : Hubungan Antara Jumlah Penduduk dan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009.

Telah melaksanakan test program tugas akhir mahasiswa tersebut di atas pada tanggal ...

Dengan Hasil : Sukses / Gagal

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Jurusan Matematika FMIPA USU Medan.

Medan, Juni 2011

Dosen Pembimbing

Drs. Gim Tarigan, M.Si