Koefisien Kontingensi Metode Analisa

2. Koefisien Kontingensi

Kegunaan tekhnik koefisien kontingensi yang diberi simbol C, adalah untuk mencari atau menghitung keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai gejala ordinal kategori, paling tidak berjenis nominal. Cara kerja atau perhitungan koefisien kontingensi sangatlah mudah jika nilai Chi-Kuadrat sudah diketahui. Oleh karena itu biasanya para peneliti menghitung harga koefisien kontingensi setelah menemukan harga Chi-Kuadrat. Test signifikansi yang digunakan tetap menggunakan tabel kritik Chi-Kuadrat, dengan derajat kebebasan db sama dengan jumlah kolom dikurangi satu dikalikan dengan jumlah baris dikurangi satu b-1k-1. Rumus untuk menghitung koefisien kontingensi adalah: C = N X X hitung hitung  2 2 Keterangan: C = Koefisien kontingensi X 2 hitung = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat N = Banyak data

3. Metode Analisa

Dalam penelitian ini dilakukan metode analisis kuantitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Langkah 1: Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan penelitian di Polres Toba Samosir dari tanggal 26 Desember sampai dengan 30 Desember 2010 di Bagian Operasional Polres Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir. Langkah 2: Dari data yang dianalisis, lalu disusun dalam tabel distribusi frekuensi: Langkah 3: Dari data yang dianalisis maka dapat dibentuk daftar kontingensi frekuensi yang diamati seperti di bawah ini: Tabel 2.1 Daftar Kontingensi FAKTOR II K TARAF JUMLAH 1 2 …. K FAKTOR I B TARAF 1 n 11 n 12 …. n 1k N 10 2 n 12 n 22 …. n 2k N 20 …. …. …. …. …. …. …. …. …. …. …. …. B n B1 n B2 …. n bk n B0 Jumlah n 01 n 02 …. n 0k N Universitas Sumatera Utara Dimana : faktor I dan faktor II adalah faktor-faktor yang membentuk dafatar kontingensi dengan b baris dan k kolom, n ij adalah frekuensi yang diamati. N 1 =   b i ij E 1 ; i = 1,2,3,…,b N 1 =   k j ij E 1 ; j = 1,2,3,…,k Langkah 4: Tentukan frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dengan rumus: E ij = n io n oj n Dengan: E ij = ferkuensi yang diharapkan n = jumlah data yang diamati Dari rumus di atas dapat disusun tabel kontingensi dari frekuensi yang diharapkan seperti pada tabel 2.2 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan FAKTOR II K TARAF JUMLAH 1 2 …. K FAKTOR I B TARAF 1 E 11 E 12 …. E 1k N 10 2 E 12 E 22 …. E 2k N 20 …. …. …. …. …. …. …. …. …. …. …. …. B E B1 E B2 …. E bk n B0 Jumlah n 01 n 02 …. n 0k N Dengan terbentuknya daftar frekuensi yang diamati dan daftar frekuensi yang diharapkan maka dapat ditentukan harga X 2 . Langkah 5: Untuk menghitung harga Chi-Kuadrat, perlu perhatikan criteria sebagai berikut: 1. Frekuensi teoritis E ij minimum harus 5 setiap kotak, sebab X 2 hanya berlaku apabila E ij ≥ 5, dengan kata lain apabila E ij 5 maka terhadap data tidak dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tabel dua baris dan dua kolom dan untuk tabel lebih dari 2 2 sebelum menghitung X 2 perlu diperhatikan dahulu E ij pada setiap kotak dalam tabel. Jika syarat tidak dipenuhi maka beberapa kolom atau baris perlu digabung. Universitas Sumatera Utara 2. Setiap kotak tidak boleh mempunyai frekuensi kurang dari 1. Setelah kriteria-kriteria di atas dipenuhi maka harga X 2 dapat dihitung dengan rumus: X 2 =     b i k j ij ij ij E E n 1 1 2 Untuk menguji apakah harga X 2 dianggap berarti pada suatu level of signifikan tertentu harus diketahui nilai kritis dari X 2 dengan menggunakan daftar pencarian harga Chi-Kuadrat yang dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan. Dengan membaca nilai ini Chi-Kuadrat yang tepat harus terlebih dahulu dipilih confidence coefficient yang akan dipakai dan degree of freedom db yaitu b- 1k-1. Langkah 6: Hipotesa yang diajukan adalah: H = Tidak ada hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan pada setiap polsek. H 1 = Ada hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan pada setiap polsek. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Tolak H jika X 2 hitung X 2 tabel Terima H jika X 2 hitung X 2 tabel Universitas Sumatera Utara Langkah 7: Selanjutnya akan ditentukan koefisien kontingensi C dengan menggunakan rumus sebagai berikut: C = N X X hitung hitung  2 2 Keterangan: C = Koefisien Kontingensi X 2 hitung = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat N = Banyak data Harga C dipakai untuk nilai derajat asosiasi antar faktor-faktornya adalah dengan membandingkan harga C dengan koefisien kontingensi maksimum dihitung dengan rumus sebagai berikut: C maks = Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara jumlah baris dan kolom. Langkah 8: Dengan membandingkan C dan C maks maka keeratan hubungan variabel I dan variabel II ditentukan oleh persentase. Hubungan kedua variabel ini disimbolkan dengan Q dan mempunyai nilai antara -1 dan +1. Bilamana harga Q mendekati +1 maka hubungan tambah erat dan bila harga Q menjauhi +1 maka hubungan kedua variabel semakin kurang erat. Universitas Sumatera Utara Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Q = maks C C 100 Dengan ketentuan-ketentuan Davis 1971 sebagai berikut: 1. Sangat erat jika Q 0,70 2. Erat jika Q antara 0,50 dan 0,69 3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49 4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29 5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09 6. Tidak ada jika Q = 0,00 Universitas Sumatera Utara BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Kepolisian