Peranan Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Zaenudin. 2007. Manajemen Perkantoran, Mitra Wacana Media. Jakarta. Amirullah. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung: Refika Aditama. Kadarman, A.M & Udaya, Jusuf. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen. Edisi Baru,
PT. Prenhallindo. Jakarta.
Mathis, Robert L. & John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Robbins, Stephen. P & Coutler, Marry. 2004. Manajemen. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju, Bandung.
Sedarmayanti. 2002. Manajemen Perkantoran. Edisi Revisi, Mandar Maju. Bandung.
Sudarsono, J. 2002. Pengantar Ekonomi Perusahaan, PT. Prenhallindo, Jakarta. Supradi, Syaiful Anwar. 2002. Dasar-Dasar Perilaku Organisasi. Cet 1, UII Press.
(2)
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas tersebut sampai batas-batas tertentu. Selain itu, struktur organisasi memperlihatkan tingkat spesialisasi aktivitas tersebut (Sudarsono, 2002:65). Struktur organisasi juga menjelaskan hirarki dan susunan kewenangan serta hubungan pelaporan (siapa melapor pada siapa). Dengan adanya struktur organisasi, stabilitas dan kontinuitas organisasi tetap bertahan. Ada beberapa pengertian tentang struktur organisasi, antara lain:
Menurut Robbins dan Coulter, (2004:254) Struktur Organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan. Adam Smith menyatakan bahwa pembagian kerja menyebabkan meningkatnya produktifitas karyawan. Namun pembagian kerja tersebut harus disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal organisasi. Pembagian kerja yang salah akan menyulitkan dan menghambat kinerja organisasi. Karena itu saat ini, banyak organisasi yang secara terus menerus membuat penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi yang ada.
(3)
B. Faktor- faktor yang mempengaruhi struktur organisasi
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie (2006), menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain:
a. Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.
b. Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar
(4)
yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.
c. Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
d. Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.
C. Strategi Dalam Struktur Organisasi
Para manajer akan menyusun struktur seluruh organisasi dan subunitnya sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan, sumber-sumber dan lingkungan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal dari organisasi. Empat strategi pokok dalam struktur organisasi adalah: (Sudarsono, 2002:66)
(5)
2. Teknologi yang digunakan untuk melaksanakan rencana pencapaian tujuan.
3. Orang yang bekerja pada seluruh tingkatan dan fungsi-fungsinya. 4. Besaran seluruh organisasi.
D. Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi
Jika sebuah organisasi hanya mempunyai unsur-unsur yang masih terbatas, misalnya hanya 2 orang saja dan tujuannya masih sederhana, maka organisasi seperti itu belum melahirkan hubungan-hubungan kerja yang banyak dan berliku-liku diantara kedua orang tersebut maupun pekerjaan-pekerjaannya. Tetapi bilamana orang-orang yang bekerja sama besar jumlahnya dan tujuan bersama yang ingin dicapai juga cukup luas, maka terjadilah hubungan-hubungan dalam organisasi yang sangat banyak dan mungkin ruwet sekali. Untuk itu hubungan kerja ini baik ornag-orang maupun fungsi-fungsi harus ditetapkan, diatur dan disusun logis dan bentuk teratur kedalam struktur organisasi (Supardi & Syaiful Anwar, 2002:29).
Ada empat elemen dalam stuktur organisasi menurut Sudarsono, (2002:66) yaitu:
1. Spesialisasi aktivitas, yaitu yang mengacu pada spesifikasi tugas-tugas perorangan dan kelompok kerja di seluruh organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut ke dalam unit kerja (departementalization).
2. Standarisasi aktivitas, merupakan prosedur yang digunakan untuk menuju kelayakdugaan (predictability) aktivitas-aktivitasnya.
(6)
3. Koordinasi aktivitas, adalah prosedur dalam memadukan fungsi-fungsi subunit dalam organisasi. Menurut Mintzberg, mekanisme standarisasi aktivitas akan memudahkan pengkoordinasian aktivitas khususnya dalam organisasi yang tidak memiliki pola rumit.
4. Unit kerja, berhubungan dengan jumlah pegawai yang berada dalam suatu kelompok kerja.
Berikut ini dapat dilihat beberapa bentuk struktur organisasi menurut hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan sampai kepada satuan-satuan yang terbawah dalam organisasi, bentuk organisasi itu dapat dibedakan menjadi 4 (empat) pola utama yaitu Organisasi Garis (line Organization), Organisasi Garis dan Staf (Line-Staf Organization), Organisasi Fungsional dan Organisasi Fungsiional Staf.
1. Organisasi Garis (Line Organization).
Bentuk ini merupakan tipe organisasi tertua, paling banyak terdapat dan paling banyak dipakai, terutama pada perusahaan yang relative kecil. Bentuk tata hubungannya masih sederhana, sehingga praktis mudah dipakai. Pada jenis organisasi, garis bersama dari kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada setiap tingkat pimpinan dari yang teratas sampai yang terbawah, setiap atasan mempunyai sejumlah bawahan tertentu dan masing-masing member pertanggung-jawaban kepada satu orang atasan saja. Oleh karena itu setiap atasan dituntut berpengetahuan yang serba guna sebab ia tidak memiliki pembantu ahli (staf ahli).
Organisasi bentuk garis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Tujuan organisasi masih sederhana
(7)
c. Pimpinan dan sesama karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan ada setiap hari kerja.
d. Tingkat spesialisasi begitu juga alat-alat yang dipergunakan tidak begitu tinggi dan tidak beraneka ragam.
2. Organisasi Garis dan Staf (Line-Staf Organization)
Organisasi garis dan staf adalah suatu sistem yang telah dikemukakan oleh Emerson (Amerika kemudian diperdalam pula oleh seorang ahli bangsa Perancis Fayol) yang menurut pendapatnya dapat mengatasi keburukan-keburukan sistem garis maupun funsional dengan dibentuk staf yang terdiri dari tenaga ahli.
Dengan demikian masih mempertahankan kebaikan kesatuan pimpinan daripada sistem garis, sebab staf ini berdiri disamping organisasi garis sehingga tidak menganggu kelancaran garis dan kewajibannya member pelayanan nasehat dan kontrol terhadap pimpinan.
Ciri-ciri organisasi bentuk garis dan staf adalah sebagai berikut: a. Organisasi besar dan bersifat kompleks
b. Jumlah karyawan banyak c. Daerah kerjanya luas
d. Pimpinan begitu pula sesame karyawan tidak lagi semuanya saling mengenal
e. Hubungan kerja yang bersifat langsung tidak mungkin lagi
f. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara maksimal
(8)
3. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yang harus dilaksanakan. Organisasi bentuk fungsional pada umunya dalam perusahaan-perusahaan dimana pembidangan tugas secara tegas dapat digariskan.
Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut: a. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
b. Pembagian unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas
c. Dalam melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi terutama pada tingkat pelaksanaan bawahan karena bidang tugasnya sudah tegas dan jelas digariskan
d. Para direktur mempunyai komandi ada unit-unit yang berada dibawahnya atas namanya sendiri, tidak perlu atas nama direktur utama
4. Organisasi Fungsional dan Staf
Bentuk organisasi ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf. Dalam organisasi ini wewenang dari puncuk pimpinan dan dilimpahkan kepada satuan-satuan di bawahnya dalam bidang kerja tertentu dan pimpinan dapat memerintah dan meminta pertanggung jawaban dari semua pimpinan satuan pelaksanaan yang ada sepanjang itu menyangkut bidang kerjanya.
(9)
E. Desain Organisasi yang Umum
Kini kita beralih menggambarkan tiga desain organisasi yang sering dipergunakan. Desain tersebut meliputi struktur sederhana, birokrasi, dan struktur matriks Jusuf (2001).
1. Struktur Sederhana
Struktur sederhana memiliki tingkat departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, dan formalisasi yang rendah. Memiliki dua atau tiga tingkat vertikal, sebuah lembaga karyawan yang longgar, dan memiliki kewenangan pengembilan keputusan yang tersentralisasi. Struktur tersebut secara luas dipraktikkan keputusan yang dimana manajer sekaligus merupakan pemilik usaha tersebut. Namun, struktur itu lebih disukai pada saat krisis karena struktur sederhana mensentralisasikan pengendalian
2. Birokrasi
Birokrasi dicirikan dengan padatnya tugas-tugas operasional rutin yang harus dicapai melalui spesialisasi, peraturan dan perundang-undangan yang sangat fomal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam departemen-departemen fungsional, kekuasaan yang tersentralisasi, lingkup rentang kendali yang sempit, dan pengembalian keputusan yang mengikuti rantai perintah.
3. Struktur Matriks
Karakteristik structural yang paling menonjol dari matriks adalah melanggar konsep kesatuan perintah, karyawan pada matriks mempunyai manajer-manajer departemen fungsional dan manajer-manajer produksi. Oleh karenanya matriks memiliki garis perintah ganda. Ada keuntungan lain dari matriks, Matriks memudahkan penempatan para spesialis dengan efisien. Matriks
(10)
member organisasi keuntungan skala ekonomi dengan cara menyediakan sumber daya yang terbaik dan metode yang efektif untuk memastikan bahwa pemanfaatan keahlian mereka efisien.
F. Fungsi Struktur Organisasi
Menurut Zaenudin (2007:118), bahwa struktur organisasi berfungsi untuk menyelenggarakan tugas dengan tujuan yang diinginkan. Dengan adanya struktur organisasi masing-masing pegawai atau akan tugas, wewenang, tanggung jawab sehingga pegawai tersebut dengan sendirinya mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan tanggung jawab akan lancar/ hendaknya pegawai ditempatkan pada tempat dan tugas yang sesuai dengan bakat, pendidikan, pengalaman dan keahlian fisiknya.
Dari Struktur Organisasi akan dapat diperoleh fungsi sebagai berikut: a. Dapat untuk mengetahui besar kecilnya organisasi
b. Dapat untuk mengetahui garis-garis saluran wewenang
c. Dapat untuk mengetahui berbagai macam satuan organisasi yang ada d. Dapat untuk mengetahui rincian aktivitas masing-masing satuan organisasi e. Dapat untuk mengetahui setiap jabatan yang ada
f. Dapat untuk mengetahui rincian tugas para pejabat
g. Dapat untuk mengetahui nama, pangkat, golongan pangkat para pejabat h. Dapat untuk mengetahui jumlah pejabat
i. Dapat untuk mengetahui photo pejabat
(11)
k. Dapat untuk menilai apakah sesuatu organisasi telah menerapkan asas-asas organisasi dengan baik, misalnya dapat diketahui dengan jelas ketetapan rentangan kontrolnya, jenjang organisasinya, keseimbangan kedudukan satuan organisasinya, keseimbangan rincian aktivitas atau tugasnya.
G. Tipe Struktur Organisasi
Ada beberapa jenis struktur organisasi dan perusahaan harus memilih mana yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya menurut Udaya (2001: 90-91):
1. Struktur Tradisional
Struktur ini berdasarkan fungsi divisi dan departemen.Ini adalah jenis struktur yang mengikuti aturan dan prosedur organisasi. Dicirikan dengan memberikan garis otoritas yang jelas di seluruh level manajemen.
2. Struktur Lini
Adalah jenis struktur yang memiliki lini perintah yang spesifik. Persetujuan dan perintah dari jenis struktur ini berasal dari atas ke lini yang bawah. Struktur ini sesuai untuk organisasi yang kecil seperti kantor akunting atau kantor hokum. Jenis struktur seperti ini memudahkan pengambilan keputusan, dan bersifat informative. Mereka memiliki departemen yang lebih sedikit, yang membuat seluruh organisasi sangat desentralisasi.
3. Struktur Lini dan Staff
Meskipun struktur lini sesuai untuk kebanyakan organisasi, khususnya organisasi yang kecil, tapi tidak efektif untuk organisasi yang lebih besar. Dimana struktur organisasi lini dan staf memainkan perannya. Lini dan
(12)
struktur menggabungkan struktur lini dimana informasi dan persetujuan berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan spesialisasi staf departemen.Struktur organisasi lini dan staf lebih terpusat.Manajer lini dan staf memiliki otoritas pada bawahannya.Pada jenis struktur organisasi ini, proses pengambilan keputusan menjadi lebih lambat karena lapisan dan panduan yang tipikal, dan jangan melupakan formalitas didalamnya.
4. Struktur Fungsional
Jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan professional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi.Bagan organisasi untuk organisasi berbasis fungsional terdiri dari Vice President, Sales Departement, Customer Service Departement, Engineering atau depaertemen produksi, departemen Akunting dan Administratif.
H. Peran Struktur Organisasi
Struktur memegang peranan yang sangat penting dalam jalannya organisasi. Struktur memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuan. Apapun organisasinya, organisasi selalu didirikan untuk mencapai tujuan. Ada orientasi yang ingin dicapai dengan berdirinya sebuah organisasi dan orientasi tersebut akan lebih mudah dicapai jika terdapat pembagian kerja yang diimplementasikan dalam sebuah struktur
Struktur organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien. Struktur organisasi sehat berarti tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat
(13)
menjalankan peranannya dengan tertib, struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan peranannya tersebut masing-masing satuan organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja.
Struktur organisasi harus membantu pencapaian sasaran. Karena sasaran dipengaruhi oleh strategi organisasi, masuk akal bahwa strategi dan struktur harus berkaitan. Lebih tegasnya, struktur harus mengikuti strategi (Robbins dan Coulter, 2004:262). Struktur organisasi berperan dua macam yaitu pertama sebagai pedoman untuk membentuk struktur organisasi yang sehat dan efisien sehingga sejauh mungkin hendaknya dilaksanakan agar aktivitas organisasi dapat berjalan dengan lancar, dan peranan kedua sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan organisasi agar dapat berjalan lancar.
I. Efisiensi Kerja
Secara singkat dapat dikatakan bahwa efisiensi yang dimaksud adalah upaya penghematan segala hal didalam pelaksanaan kerja. Efesiensi kerja adalah pelaksanaan pekerjaan dengan cara-cara tertentu tanpa mengurangi tujuan yang dikerjakan dengan cara paling mudah mengerjakannya, paling murah biayanya, paling sedikit tenaganya, palingringan bebannya dan paling singkat waktunya. Di dalam kantor, seorang pegawai yang bekerja efesien pasti memiliki kecepatan kerja yang tinggi, atau kebalikannya, jika dia ingin menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu singkat, dia harus bisa meningkatkan kecepatan kerjanya, berarti dia harus bekerja dengan efesien. Seorang pegawai yang bekerja tidak efesien, sudah pasti kecepatan kerjanya lamban, sehingga sering disebut orang menjadi malas.
(14)
Asalkan punya motivasi, cara bekerjayang efisien dapat diterapkan oleh setiap pegawai untuk semua pekerjaankantor baik yang besar maupun yang kecil.
1. Pengertian Efisiensi
Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang maksimum dengan usaha tertentu yang diberikan. Menurut Sedarmayanti (2001:112), bahwa efisiensi adalah usaha pada produksi untuk memberantas pemborosan bahan dan tenaga kerja maupun gejala yang merugikan. Efisien kerja adalah pelaksanaan cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya yang merupakan cara yang termudah mengerjakannya, termurah biayanya, tersingkat waktunya, teringan bebannya dan terpendek jaraknya.
Agar dapat lebih memahami tentang pengertian efisiensi, berikut ini adalah berbagai pendapat para ahli mengenai pengertian pelayanan.
a. Ducker
Menurut Ducker dalam (Amirullah, 2004:8), efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar. Dalam bahasa yang lebih sederhana efisiensi itu menunjukkan kemampuan organisasi dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan tidak ada pemborosan.
b. Achmad
Menurut Achmad (2007), Efisiensi artinya perbandingan terbaik antara usaha yang telah dikorbankan dengan hasil yang dicapai. Pengertian efisiensi pada prinsipnya merupakan perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh (output) dengan kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan (input).
(15)
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi Kerja
Menurut Yutta dalam (Sedarmayanti, 2001:124), faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja, yaitu:
1. Physical Environment (lingkungan kerja) 2. Non Physical Environment (suasana kerja) 3. Struktur organisasi
4. Prosedur dan tata kerja
5. prosedur design (corak hasil produksi) 6. kecakapan para pekerja
7. keinginan bekerja
3. Syarat Efisiensi Kerja
Syarat dapat dicapainya pengukuran efisiensi kerja yaitu:
1) Berhasil guna / efektif, yaitu untuk menyatakan kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, artinya target dicapai dengan waktu yang ditetapkan.
2) Ekonomis, untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha pencapaian efektif termaksud maka biaya, tenaga kerja, materil, peralatan, waktu dan ruangan, telah dipergunakan dengan setepat-tepatnya.
3) Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. 4) Pembagian kerja yang nyata.
5) Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab. 6) Prosedur kerja yang praktis.
(16)
4. Sumber Efisiensi
Sumber utama efisiensi adalah manusia, karena dengan akal, pikiran dan pengetahuan yang ada, manusia mampu menciptakan cara kerja yang efisien. Unsur-unsur efisien yang melekat pada manusia adalah kesadaran, keahlian, dan disiplin (Sedarmayanti, 2001: 118).
1. Kesadaran
Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi keberhasilannya. Adanya kesadaran mendorong orang untuk berkeinginan membangkitkan semangat atas kehendak untuk melakukan sesuatu dengan kesadarannya. Kesadaran sebagai sumber efisiensi perlu dipupuk sehingga usaha-usaha dapat bershasil tanpa pemborosan tenaga, biaya dan waktu. 2. Keahlian
Keahlian manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan peralatan, supaya efisiensi yang akan dicapai dapat lebih tinggi daripada tanpa menggunakan alat. Untuk dapat mengembangkan keahlian diperlukan berbagai jenis latihan bagi mereka, baik yang diselenggarakan oleh organisasi sendiri maupun diluar organisasi. Organisasi kerja harus menetapkan alat-alat atau ukuran bilamana dan jenis latihan apa yang diperlukan bagi karyawan. 3. Disiplin
Disiplin dapat ditimbulkan dalam waktu yang relatif singkat pada umumnya dapat dipaksakan dengan melalui atau menggunakan suatu aturan. Usaha untuk menciptakan adanya disiplin yang baik pada organisasi antara lain dilakukan melalui penyebaran tugas dan wewenang yang jelas, tata cara atau tata kerja yang sederhana tetapi memadai, yang dapat diketahui oleh setiap
(17)
karyawan sehingga mereka mengetahui dengan tepat dimana dan bagaimana posisi mereka. Dan yang tidak kalah penting ialah menciptakan keseimbangan kepentingan antara organisasi dan pribadi yang kadang-kadang saling bergesekan.
J. Peran Struktur Organisasi Pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Instansi pemerintah khususnya Dinas Perhubungan sangat membutuhkan peranan struktur organisasi dalam jalannya organisasi untuk meningkatkan efisiensi kerja. Kita tahu bahwa kelancaran suatu organisasi ditentukan dari struktur organisasi yang baik. Apapun organisasinya, organisasi selalu didirikan untuk mencapai tujuan. Ada orientasi yang ingin dicapai dengan berdirinya sebuah organisasi dan orientasi tersebut akan lebih mudah dicapai jika terdapat pembagian kerja yang diimplementasikan dalam sebuah struktur. Jadi peranan struktur organisasi sangatlah penting untuk melancarkan wewenang, serta aktivitas-aktivitas kerja dalam organisasi.
Pada Dinas Perhubungan yang menjadi tujuan organisasinya adalah untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan karyawan-karyawan melalui pertumbuhan dan probalitas juga sebagai pedoman kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan para anggota organisasi.
Jadi organisasi bukanlah sekedar kerangka pembagian kerja/tugas melainkan keseluruhan perangkat beserta fungsi-fungsinya yang saling berkaitan satu sama lain. Setiap organisasi memiliki suatu pola dasar struktur organisasi yang relatif permanen sifatnya, tetapi karena adanya perkembangan didalam dunia
(18)
bisnis atau karena lain hal, maka dalam keadaan seperti ini struktur organisasi pun harus dapat disesuaikan dengan perubahan-perubahan. Struktur yang tepat dalam membantu mengembangkan kerjasama dengan mempersiapkan suatu rangka dasar pekerjaan, sehingga anggota organisasi dapat bekerjasama dengan efisien dan efektif yang tinggi serta memberikan suatu harapan akan karir yang jelas bagi mereka.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan sebuah struktur sebagai pengejawantahan strategi organisasi ke dalam pelaksanaannya di lapangan. Maksudnya tidak lain adalah agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien yaitu dengan membuat sebuah desain struktur yang memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan kondisi yang dinamis dimana semua hal dapat berubah dengan cepat. Untuk itulah diperlukan sebuah struktur formal yang dapat mendukung dan mempermudah anggota organisasi dalam pelaksanaan pekerjaan organisasi. Kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai pengorganisasian yang didefinisikan sebagai proses penciptaan struktur organisasi (Robbins Dan Coulter (2004:254).
Dinas Perhubungan menerapkan struktur organisasi garis dan staf. Dimana dalam bentuk ini dapat dilihat saluran hubungan antara kesatuan dilakukan melalui pimpinan yang ada di atas mereka sehingga perintah dan tanggung jawab mengenai tugas dan pekerjaan pokok yang bersangkutan dijalankan menurut bentuk lurus mulai dari pimpinan sampai karyawan yang paling rendah.
Dengan adanya struktur organisasi masing-masing pegawai akan tugas, wewenang, tanggung jawab sehingga pegawai tersebut dengan sendirinya mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan tanggung jawab
(19)
akan lancar/ hendaknya pegawai ditempatkan pada tempat dan tugas yang sesuai dengan bakat, pendidikan, pengalaman dan keahlian fisiknya.
Peran organisasi didalam Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara berdasarkan struktur organisasi:
1. Menciptakan bayangan kesuksesan untuk bisnis kita, dengan memiliki struktur organisasi kita telah berimajinasi seperti apa bisnis kita dimasa mendatang. Divisi-divisi dan posisi-posisi apa saja yang nanti akan ada bisa tergambar dengan jelas saat ini.
2. Memudahkan pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan Struktur Organisasi kita mampu melihat bagian-bagian perusahaan mana saja yang nantinya membutuhkan SDM, Struktur Organisasi juga bisa menjadi alat pada saat kita melakukan perekrutan atau penambahan karyawan nantinya. Dengan adanya struktur organisasi kita akan berusaha untuk mendapatkan SDM yang berkualitas pada posisi-posisi yang saat ini masih kosong atau rangkap jabatan. Bagi karyawan struktur organisasi ini juga akan menjadi motivasi tersendiri untuk naik jabatan pada posisi diatasnya, tanpa struktur organisasi karyawan tidak mengetahui apakah ada jabatan diatas posisinya saat ini.
3. Fungsi delegasi, dengan struktur organisasi kita bisa dengan mudah memisah fungsi delegasi antara bagian pekerjaan, sekalipun rangkap jabatan masih ada setidaknya akan diketahui pada posisi mana kita sedang bekerja. Hal ini akan sangat terasa ketika kita telah memiliki karyawan, kadangkala kita melimpahkan pekerjaan pada karyawan tetapi hal itu tidak sesuai dengan lingkup pekerjaannya.
(20)
Pada sebuah perusahaan khususnya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara, pembuatan struktur organisasi perusahaan bukan hanya sekedar menggambarkan deskripsi terhadap wewenang dan tugas karyawan dalam sebuah organisasi tapi juga memberikan gambaran yang jelas terhadap hal-hal berikut:
1. Kejelasan Tanggung Jawab
Dalam sebuah organisasi, anggota dalam organisasi wajib bertanggung jawab terhadap apa yang harus dipertanggungjawabkan. Struktur organisasi memberikan gambaran secara jelas mengenai pertanggungjawaban kepada pimpinan atau atasan telah memberikan kewenangan, karena selanjutnya pelaksanaan kewenangan tersebut harus dipertanggungjawabkan.
2. Kejelasan Kedudukan
Kedudukan setiap orang dalam perusahaan, terlihat pada struktur organisasi yang sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi, karena adanya keterkaitan penyelesaian pekerjaan terhadap suatu fungsi yang dipercayakan pada seseorang.
3. Kejelasan Tugas
Penyelesaian terhadap uraian tugas pada perusahaan yang terlihat dalam struktur organisasi, sangat membantu pada pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian kinerja bawahan. Untuk bawahan sendiri, kejelasan tugas akan membuat konsentrasi terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara telah menjalankan peran struktur organisasinya dengan sangat baik, pada pembagian kerja terdapatnya
(21)
keseimbangan antara tugas yang dibebankan, tanggung jawab dan kekuasaan, sehingga luas dan berat tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan luas dan berat tugasnya serta melakukan kelancaran kerja dalam organisasinya dengan menerapkan peranan struktur organisasi dan juga di setiap unit-unitnya.
Struktur organisasi yang efisien pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara merupakan struktur yang beroperasi tanpa pemborosan dan kecerobohan dan memberikan kepuasan kerja, mengizinkan partisipasi tepat dalam pemecahan masalah atau persoalan. Dalam meningkatkan efisiensi kerja organisasinya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara juga telah memanfaatkan sumber daya manusia dengan seoptimal mungkin. Dengan demikian maka efisiensi kerja dapat diukur dari adanya struktur organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara yang telah memudahkan bagi karyawan atau setiap anggotanya mengetahui kepada siapa karyawan tersebut akan mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan yang ditugaskan kepeda, dari siapa karyawan itu akan memperoleh perintah langsung dan bila dia mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, kepada siapa akan meminta nasehat dan petunjuk untuk mengatasi kesulitan tersebut.
Jika kita simpulkan maka, struktur yang sesuai dengan organisasi sangat perlu untuk dibuat baik dalam tingkatan organisasi maupun dalam unit-unit di bawahnya. Betapapun longgarnya suatu struktur dibuat, tetap organisasi perlu memiliki struktur yang jelas. Jika tidak organisasi akan sulit untuk mencapai tujuan akibat para manajer yang akan sulit untuk membagi pekerjaan dan mensinambungkan seluruh kegiatan dalam organisasi.
(22)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah menguraikan peranan struktur organisasi pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dan teori dan persyaratan yang disajikan oleh penulis, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Dinas Perhubungan menerapkan struktur organisasi garis dan staf. Dimana dalam bentuk ini dapat dilihat saluran hubungan antara kesatuan dilakukan melalui pimpinan yang ada di atas mereka sehingga perintah dan tanggung jawab mengenai tugas dan pekerjaan pokok yang bersangkutan dijalankan menurut bentuk lurus mulai dari pimpinan sampai karyawan yang paling rendah.
2. Peranan struktur organisasi yang diterapkan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dalam menjaga hubungan dan tugas masing-masing sudah dapat dijalankan fungsinya sebagai alat untuk mengendalikan, menyalurkan, dan mengarahkan para anggota untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dalam organisasi, ini dapat dilihat dari koordinasi kerja dan sistem kerja yang sangat teratur.
3. Struktur organisasi yang ada saat ini dalam mengkoordinasi tidak hanya terpusat pada satu bagian, namun tersebar di beberapa bagian, bagian darat, laut, udara, dan sarana prasarana serta sekretariat yang terbagi atas 3 bagian, yaitu sub bagian umum dan kepegawaian, sub bagian keuangan, sub bagian program. Yang di setiap bagian / unit sudah sesuai dengan
(23)
tugas-tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dengan struktur organisasi yang telah ada.
4. Pengukuran efisiensi kerja para karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil kinerja usaha terkini yang mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya, yaitu meningkatnya kinerja aparatur terlaksananya sistem administarsi dan meningkatnya pelayanan, terpeliharanya fasilitas keselamatan LLAJ, peningkatan sistem pelaporan kinerja, dll,
B. Saran
1. Struktur organisasi yang diterapkan pada Dinas Perhubungan sudah cukup baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Meskipun sampai saat ini tidak ada permasalaah namun pimpinan harus dapat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang terjadi.
2. Pola dasar struktur organisasi pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara sebaiknya tidak perlu selamanya mengalami perubahan, namun dalam aktivitas yang dilakukan harus senantiasa dapat diperluas jangkauannya.
3. Untuk lebih meningkatkan kerjasama yang efisien antara sesama karyawan, karyawan dan pimpinan atau sebaliknya perlu dipelihara hubungan informal di dalam perusahaan. Hubungan informal tersebut dapat berupa dengan mengadakan berbagai kegiatan misalnya rekreasi, arisan, kegiatan keagamaan dan sebagainya.
(24)
4. Efisiensi kerja terus ditingkatkan agar kinerja usaha terkini organisasi terus meningkat dari tahun sebelumnya, seperti penyampaian laporan dan informasi yang sesuai pada tempatnya dan tetap waktu untuk dapat mewujudkan sasaran yang akan dicapai oleh perusahaan.
(25)
BAB II
PROFIL INSTANSI
A. Sejarah Ringkas Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara berada di Jalan Imam Bonjol No. 61 Kecamatan Medan Polonia Sumatera Utara. Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara didirikan agar dapat mengenai masalah perhubungan di Sumatera Utara, baik masalah fasilitas perhubungan maupun keamanan perhubungan di Sumatera Utara. Sumatera Utara merupakan provinsi yang cepat berkembang dalam perdagangan, maka arus perhubungan di Sumatera Utara tentu sangat padat. Mengenai hal tersebut, Pemerintah mendirikan Dinas Perhubungan di tiap Provinsi, termasuk Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.
Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara mencakup pada perhubungan darat, laut, udara, dan sarana dan prasarana. Dinas perhubungan di Sumatera Utara memiliki informasi bersistem giografis atau peta diberbagai daerah di Sumatera Utara. Adapun daerah-daerah tersebut yaitu:
1. Tanjung Pura 2. Belawan 3. Medan 4. Lubuk Pakam 5. Tebing Tinggi 6. Sibolangit
7. Indrapura
8. Pematang Siantar 9. Tanjung Balai 10.Sidikalang 11.Parapat 12.Aek Kanopan
13.Balige
14.Rantau Prapat 15.Kota Pinang 16.Sibolga
(26)
B. Visi dan Misi
Adapun visi dan misi yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut:
1. Visi Dinas Perhubungan
Sistem transportasi yang terintegrasi, berkualitas, ramah lingkungan dan berkelanjutan serta mampu melayani kebutuhan masyarakat serta mampu berdaya asing dan memberikan nilai tambah dalam upaya menciptakan masyarakat Sumatera Utara yang beriman, maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam kebhinnekaan yang didukung tata pemerintahan yang baik.
2. Misi Dinas Perhubungan
a. Mewujudkan sistem transportasi yang handal guna mendukung pembangunan dan pengembangan wilayah dengan berwawasan nusantara. b. Mengembangkan sistem jaringan transportasi yang representatif.
c. Meningkatkan pelayanan jasa perhubungan
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perhubungan e. Meningkatkan kualitas SDM insan perhubungan
f. Mengintegrasikan dan memadukan sistem teknologi
g. Manajemen dan operasi untuk menghasilkan efisiensi dan efektifitas transportasi
h. Menigkatkan manajemen transportasi guna menigkatkan pelayanan kepada masyarakat.
(27)
C. Logo Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2015) Gambar 2.1 Logo Dinas Perhubungan
Logo Departemen Perhubungan adalah suatu bentuk simbolis yang menggambarkan keluarga besar Perhubungan. Logo terdiri dari bentuk lingkaran mempunyai unsur-unsur roda bergigi, jangkar, burung Garuda, dan bulatan bumi.
Arti dari unsur Logo ialah :
a. Roda bergigi berarti matra Perhubungan Darat
b. Jangkar berarti matra Perhubungan Laut
c. Burung Garuda berarti matra Perhubungan Udara
d. Bulatan bumi berarti lingkup pelayanan jasa Perhubungan
e. Warna logo terdiri dari warna biru langit (cerulean blue) berarti kedamaian dan kuning berarti keagungan.
(28)
D. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Struktur organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara adalah sistem garis yaitu aliran perintah dan pengawasan berasal dari pimpinan tertinggi yang mengalir ke bawah ke berbagai bidang secara keseluruhan.Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2015)
Gambar 2.2 : Bagan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara SEKRETARIAT KEPALA DINAS SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM BIDANG UDARA SEKSI KEBANDARU-DARAAN SEKSI ANGKUTAN UDARA SEKSI KESELAMATAN PENERBANGAN BIDANG SARANA & PRASARANA SEKSI PENGEMBANGAN SARANA& PRASARANA SEKSI SISTEM JARINGAN MULTIMODA SEKSI KEMITRAAN & SOSIALISASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG LAUT SEKSI KEPELABUHAN & PENGERUKAN SEKSI PERKAPALAN & KEPELAUTAN SEKSI KESELAMATAN & LALULINTAS ANGKUTAN LAUT BIDANG DARAT SEKSI MANAJEMEN & REKAYASA LALULINTAS SEKSI ANGKUTAN DARAT SEKSI PENGAWASAN & PENGENDALIAN UPT
(29)
E. Job Description
Adapun wewenang yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Mempunyai Tugas :
a. Menyelenggarakan pembinaan pegawai dilingkungan Dinas;
b. Menyelenggarakan arahan, bimbingan kepada pejabat structural pada Dinas;
c. Menyelenggarakan instruksi pelaksanaan tugas Dinas;
d. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana kegiatan dinas, sesuai dengan arahan pembangunan nasional dan pembangunan daerah;
e. Menyelenggarakan penetapan pengkajian dan menetapkan pemberian dukungan kebijakan umum dan kebijakan Pemerintah Daerah;
f. Menyelenggarakan pengkajian dan menetapkan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di Bidang Perhubungan; g. Menyelenggarakan fasilitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan
program perhubungan darat, laut, udara, dan sarana dan prasarana; h. Menyelenggarakan pemberian saran pertimbangan dan rekomendasi
mengenai perhubungan sebagai bahan penetapan kebijakan umum dan pemerintah daerah;
i. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan sebagai pengambilan kebijakan, dan menyelenggarakan penyusunan program dinas;
(30)
j. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dinas; k. Menyelenggarakan koordinasian penyusunan tugas-tugas serta evaluasi
dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan, perhubungan darat, laut, udara, dan sarana dan prasarana;
l. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka penyelenggaraan dibidang perhubungan;
m.Menyelenggarakan dengan dinas/lembaga perhubungan lintas Kabupaten atau Kota;
n. Menyelenggarakan koordinasi dan membina Unit Pelaksana Teknis Dinas;
o. Menyelenggarakan koordinasi dengan Unit Kerja Lain;
p. Menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan Tugas dan Fungsinya.
2. Sekretariat Dinas mempunyai tugas:
a. Penyelenggaraan pembiayaan pegawai pada lingkup sekretariat;
b. Penyelenggaraan arahan, bimbingan kepada pejabat struktural pada lingkup Sekretariat, Keuangan, Umum, dan Kepegawaian, serta Pelayanan Umum;
c. Penyelenggaraan instruksi pelaksanaan tugas lingkup Sekretariat; d. Penyelenggaraan penyusunan program kegiatan lingkup Sekretariat; e. Penyelenggaraan standar pelaksanaan administrasi perencanaan,
(31)
f. Penyelenggaraan administrasi perencanaan, keuangan, umum, kepegawaian, dan pelayanan umum, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;
g. Penyelenggaraan penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan dinas sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;
h. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya;
i. Menyelenggarakan penyusunan koordinasi rencana program kerja secretariat, Bidang-bidang dan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;
j. Menyelenggarakan pengkajian dan koordinasi perencanaan dan program Dinas, dan menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja; k. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program
kesekretariatan;
l. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan; m.Menyelenggarakan pengendalian administrasi anggaran belanja;
n. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan; o. Menyelenggarakan penyusunan rencana strategi, Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LKPJ dan LPPD Dinas;
p. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan; q. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah dinas,
kearsipan, pertelekomunikasian dan persandian;
(32)
s. Menyelenggarakan pengadaan, pemeliharaan, penataan, pembinaan, dan pengelolaan urusan rumah tangga dan peralatan atau perlengkapan kantor;
t. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan prendokumentasian Peraturan Perundang-undangan, Pengelolaan Perpustakaan, keprotokolan, dan hubungan masyarakat;
u. Menyelenggarakan fasilitas dan pengaturan keamanan kantor;
v. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan jabatan fungsional;
w.Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan, evaluasi, monitoring atas kegiatan bidang-bidang lingkup Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
x. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengadilan kebijakan;
y. Menyelenggarakan koordinasian dengan Unit Kerja terkait; z. Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat Internal Dinas; aa.Menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Sub Bagian Umum mempunyai tugas :
a. Melaksanakan pengumpulan data atau bahan dan refensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi secretariat;
b. Melaksanakan penyusunan perencanaan atau program kerja Sekretariat dan Sub Bagian Umum;
(33)
d. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan pensiun pegawai, peninjauan masa kerja dan pemberian penghargaan, serta tugas atau ijin belajar, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan atau struktural, fungsional dan teknis;
e. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan disiplin pegawai;
f. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karier dan mutasi serta pemberhentian pegawai;
g. Melaksanakan pengusulan gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai dan jabatan dilingkungan dinas;
h. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan kepada unit di lingkungan Dinas;
i. Melaksanakan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian Peraturan Perundang-undangan;
j. Melaksanakan administrasi atau penatausahaan, penerimaan, pendistribusian, surat-surat, naskah dinas dan arsip;
k. Melaksanakan urusan-urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat; l. Melaksanakan pengelolaan hubungan masyarakat, pelayanan umum,
pelayanan minimal, dan pendokumentasian surat-surat, barang bergerak dan barang tidak bergerak, dan melaksanakan penggandaan naskah dinas;
m.Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana pengurusan rumah tangga, pemeliharaan atau perawatan lingkungan kantor, kendaraan dan asset lainnya serta ketertiban, keindahan keamanan dan layanan kantor;
(34)
n. Melaksanakan penyusunan laporan, evaluasi dan monitoring kegiatan Sub Bagian Umum;
o. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan, dan melaksanakan penyerasian ketikan naskah dinas;
p. Melaksanakan pengelolaan dan pembinaan perpustakaan Dinas;
q. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian pada Unit Pelaksana Teknis Dinas;
r. Melaksanakan pembinaan kearsipan Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
s. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; t. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugasnya.
4. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :
a. Melaksanakan pengumpulan data atau bagian dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi secretariat;
b. Melaksanakan penyusunan perencanaan atau program kerja secretariat dan Sub Bagian Keuangan;
c. Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran Dinas; d. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan Dinas; e. Melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tunjangan Daerah;
f. Melaksanakan pembinaan perbendaharaan keuangan;
g. Melaksanakan penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis administrasi keuangan;
(35)
h. Melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan lainnya;
i. Melaksanakan vertifikasi keuangan;
j. Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak langsung pada Dinas dan Unit Pelaksana Teknis;
k. Melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan pertanggungjawaban keuangan;
l. Melaksanakan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan administrasi keuangan;
m.Melaksanakan pengendalian dan penyiapan bahan atas pengawasan; n. Melaksanakan pelayanan dan penyiapan bahan atas pengawasan;
o. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kenijakan, dan melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugasnya;
p. Melaksanakan koordinasi dengan Unit Kerja Terkait.
5. Kepala Sub Bagian Program mempunyai tugas:
a. Melaksanakan pengumpulan data atau bahan dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi secretariat;
b. Melaksanakan penyusunan perencanaan program kerja Sekretariat dan Sub Bagian Program;
c. Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan atau program kerja secretariat dan Sub Bagian Program yang meliputi pengembangan Perhubungan;
(36)
d. Melaksanakan penyusunan bahan rencana strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD Dinas;
e. Melaksanakan penyusunan pengkoordinasian evaluasi dan monitoring; f. Melaksanakan pengelolaan dan pembinaan sistem informasi
Perhubungan;
g. Melaksanakan penyusunan pengelolaan data base Perhubungan darat, laut, maupun udara;
h. Melaksanakan penyusunan dokumen Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) Sumatera Utara dan evaluasi terhadap pelaksanaannya;
i. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi terhadap penyusunan Dokumen Tataran Transportasi Lokasi (Tatralok) yang disusun oleh Kabupaten atau Kota;
j. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
k. Melaksanakan koordinasi dengan Unit Kerja Terkait; l. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan tugasnya.
6. Bidang Darat
a. Lalu Lintas Dan Angkatan Jalan (LLAJ)
1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan provinsi;
2. Pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan nasional dan jalan provinsi;
(37)
3. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B;
4. Pengesahaan rancangan bangun terminal penumpang tipe B; 5. Persetujuan pengoperasian terminal tipe B;
6. Penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan atau kota dalam angkutan wilayah pelayanannya melebihi wilayah kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
7. Penyusunan dan penetapan kelas jalan pada jaringan jalan provinsi; 8. Pemberian izin trayek angkatan antar kota dan provinsi;
9. Penyusunan dan penetapan jaringan lintas angkutan barang pada jaringan jalan provinsi;
10. Pemberian izin trayek angkutan perkotaan yang wilayah pelayanannya melebihi wilayah kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
11. Penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan taksi yang wilayah pelayanannya melebihi kebutuhan kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
12. Pemberian izin operasi angkutan taksi yang melayani khusus untuk pelayanan keadaan dari tempat tertentu yang memerlukan tingkat pelayanan tinggi atau wilayah operasinya melebihi wilayah kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
13. Pemberian izin operasi angkutan sewa;
14. Pemberian rekomendasi izin operasi angkutan pariwisata;
(38)
16. Penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan, dan penghapusan rambu lalu lintas, maka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di jalan provinsi;
17. Pengoperasian dan pemeliharaan unit penimbangan kendaraan bermotor;
18. Penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan provinsi;
19. Penyelenggaraan andalalin di jalan provinsi;
20. Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakan lalu lintas di jalan provinsi;
21. Penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan atau menjadi isu provinsi;
22. Pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya;
23. Pemberian izin operasi angkutan sewa berdasarkan kuota yang ditetapkan Pemerintah;
24. Pengoperasian alat penimbangan kendaraan bermotor di jalan; 25. Perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di
jalan provinsi;
26. Pelaksanaan penyidikan pelanggaran; a. Perda Provinsi Bidang LLAJ
b. Pemunahan persyaratan teknis dan laik jalan c. Pelanggaran ketentuan pengujian berkala
(39)
d. Perizinan angkutan umum
27. Pengumpulan, pengelolaan data, dan analisis kecelakaan lalu lintas di wilayah provinsi.
b. Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan (LLASDP)
1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan sungai dan danau antar kabupaten atau kota dalam provinsi;
2. Penyusunan dan penetapan rencana umum lintas penyeberangan antarkabupaten atau kota dalam provinsi yang terletak pada jaringan jalan provinsi;
3. Penetapan lintas penyeberangan antar kabupaten atau kota dalam provinsi yang terletak pada jaringan jalan provinsi;
4. Pengawasan terhadap pemberian surat ukur, surat tanda pendaftaran dan tanda pendaftaran, sertifikat kenaikan kapal, sertifikat pengawakan kapal, dan surat tanda kebangsaan kapal sungai dan danau <7 GT;
5. Rekomendasi lokasi pelabuhan penyeberangan;
6. Pembangunan pelabuhan SDP, dan Pengadaan kapal SDP;
7. Pembarian rekomendasi rencana induk pelabuhan penyeberangan, DLKr atau DLKp yang terletak pada jaringan jalan nasional dan antar Negara serta jaringan jalur Kereta Api;
8. Penetapan rencana induk, DLKr atau DLKp pelabuhan penyeberangan yang terletak pada jaringan jalan provinsi;
(40)
10. Pemeraan alur sungai lintas kabupaten atau kota dalam provinsi untuk kebutuhan transportasi, dan penetapan kelas alur jalan sungai;
11. Pembangunan, pemeliharaan, pengerukan alur sungai dan danau; 12. Izin pembangunan prasarana yang melintas alur sungai dan danau; 13. Penetapan tarif angkutan penyeberangan kelas ekonomi pada lintas
penyeberangan yang terletak pada jaringan jalan provinsi;
14. Penetapan tarif angkutan sungai dan danau kelas ekonomi antar kabupaten atau kota dalam provinsi;
15. Pengawasan pelaksanaan tarif angkutan SDP anatr kabupaten atau kota dalam provinsi yang terletak pada jaringan jalan provinsi;
16. Pemberian persetujuan pengorperasian kapal untuk lintas penyeberangan antar kabupaten atau kota dalam provinsi pada jaringan jalan provinsi;
17. Pengawasan pengoperasian penyelenggaraan angkutan sungai dan danau;
18. Pengawasan pengoperasian penyelenggaraan angkutan penyeberangan antar kabupaten atau kota dalam provinsi pada jaringan jalan provinsi;
19. Pengawasan angkutan barang berbahaya dan khusus melalui angkutan ASDP;
c. Perkeretaapian
1. Penetaoan rencana induk perkeretaapian provinsi;
(41)
a. Penetapan sasaran dan arah kebijakan pengembangan sistem perkeretaapian provinsi dan perkeretaapian kabupaten atau kota yang jaringannya melebihi wilayah kabupaten atau kota.
b. Pemberian arahan, bimbingan, pelatihan dan bantuan teknis kepada kabupaten atau kota, penggunaan dan penyedia jasa. c. Pengawasan terhadap pelaksanaan perkeretaapian provinsi. 3. Pengusahaan prasarana kereta api umum yang tidak dilaksanakan
oleh badan usaha prasarana kereta api;
4. Penetapan izin penyelenggaraan perkeretaapian khusus yang jaringan jalurnya melebihi wilayah satu kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
5. Penetapan jalur kereta api khusus yang jaringan melebihi satu wilayah kabupaten atau kota dalam provinsi;
6. Penutupan perlintasan untuk keselamatan perjalan kereta api dan pemakaian jalan perlintasan sebidang yang tidak mempunyai izin dan tidak ada penanggungjawabannya, dilakukan oleh pemilik dan atau Pemerintah Daerah;
7. Penetapan jaringan pelayanan kereta api antar kota melebihi satu kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
8. Penetapan jaringan pelayanan kereta api perkotaan melampaui satu kabupaten atau kota dalam dalam satu provinsi;
9. Penetapan persetujuan angkutan orang dengan menggunakan gerbong kereta api dalam kondisi tertentu yang pengoperasian di dalam wilayah kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
(42)
10. Izin operasi kegiatan angkutan orang dan atau barang dengan kereta api umum untuk pelayanan angkutan antar kota dan perkotaan yang melintas pelayanannya melebihi satu kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
11. Penetapan tarif penumpang kereta api dalam hal pelayanan angkutan yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan pelayanan angkutan yang disediakan untuk pengembangan wilayah, untuk pelayanan angkutan antar kota dan perkotaan yang lintas pelayanannya melebihi satu kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
7. Bidang Laut
a. Seksi Pelabuhan Dan Pengerukan
1. Kapal berukuran tonase kotor sama dengan atau lebih dari 7 (GT≥7) yang berlayar hanya di perairan daratan (sungai dan danau) :
a) Pemberian izin pembangunan dan pengadaan kapal sampai dengan GT 30 ditugas pembantuan kepada provinsi.
b) Pelaksanaan perukuran kapal sampai dengan GT300 ditugaskan pembantuankan kepada provinsi.
c) Pelaksanaan pengawasan keselamatan kapal.
d) Pelaksanaan pemeriksaan radio atau elektronika kapal. e) Pelaksanaan pengukuran kapal.
f) Penertiban pas perairan kapal.
g) Pencatatan kapal dalam buku registrasi pas perairan daratan. h) Pelaksanaan pemeriksaan konstruksi.
(43)
i) Pelaksanaan pemeriksaan permesinan kapal. j) Penertiban sertifikasi keselamatan kapal. k) Pelaksanaan pemeriksaan perlengkapan kapal. l) Penertiban dokumen pengawakan kapal.
2. Kapal berukuran tonase kotor kurang dari 7 (GT<7) yang berlayar hanya di perairan daratan (sungai dan danau) : Pemberian izin pembangunan dan pengadaan kapal;
3. Kapal berukuran tonase kotor lebih dari atau sama dengan GT 7 (GT≥7) yang berlayar di laut;
4. Kapal berukuran tonase kotor kurang dari GT 7 (GT<7) yang berlayar di laut;
a) Pemberian izin pembangunan dan pengadaan kapal. 5. Pengelolaan pelabuhan regional lama;
6. Pengelolaan pelabuhan baru yang dibangun oleh provinsi;
7. Rekomendasi penetapan rencana induk Pelabuhan Internasional Hub, Internasional dan Nasional;
8. Penetapan rencana induk pelabuhan laut regional; 9. Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan umum; 10. Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan khusus;
11. Penetapan keputusan pelaksanaan pembangunan pelabuhan laut regional;
12. Penetapan pelaksanaan pembangunan pelabuhan khusus regional; 13. Penetapan keputusan pelaksanaan pembangunan pengoperasian
(44)
14. Penetapan izin pengoperasian pelabuhan khusus regional;
15. Rekomendasi penetapan DLKr atau DLKp pelabuhan laut Internasional Hub;
16. Rekomendasi penetapan DLKr atau DLKp pelabuhan laut Internasional;
17. Rekomendasi penetapan DLKr atau DLKp laut Nasional; 18. Penetapan DLKr atau DLKp pelabuhan laut regional;
19. Izin kegiatan pengerukan di dalam DLKr atau DLKp pelabuhan laut regional;
20. Izin reklamasi di dalam DLKr atau DLKp pelabuhan laut regional; 21. Pertimbangan teknis terhadap penambahan dan atau pengembangan
fasilitas pokok pelabuhan laut regional;
22. Penetapan pelayanan operasional 24 jan pelabuhan laut regional; 23. Izin kegiatan pengerukan di wilayah perairan pelabuhan khusus
regional;
24. Izin kegiatan reklamasi di wilayah perairan pelabuhan khusus regional;
25. Penetapan pelayanan operasional 24 jam pelabuhan khusus regional;
26. Penetapan DUKS di pelabuhan regional;
27. Rekomendasi penetapan pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar Negeri;
28. Izin usaha Dinas Perhubungan angkutan laut bagi Dinas Perhubungan yang berdomisili dan beroperasi dalam lintas
(45)
pelabuhan antar kabupaten atau kota dalam wilayah provinsi setempat;
29. Izin usaha pelayaran rakyat bagi Dinas Perhubungan yang berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten atau kota dalam wilayah provinsi setempat, pelabuhan antar atau Provinsi dan Internasional (lintas batas);
30. Pemberitahuan pembukaan kantor cabang Dinas Perhubungan angkutan laut Nasional yang dilangkup kegiatannya melayani lintas pelabuhan antar kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
31. Pemberitahuan pembukaan kantor cabang Dinas Perhubungan pelayaran rakyat yang limgkup kegiatannya melayani lintas pelabuhan antar provinsi serta lintas pelabuhan internasional (lintas batas);
32. Pelaporan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak teratur (tramper) bagi Dinas Perhubungan angkutan laut yang berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten atau kota dalam satu provinsi;
33. Pelaporan penempatan kapal dalam trayek tetap san teratur (liner) dan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak teratur (tramper) bagi Dinas Perhubungan pelayaran rakyat yang berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten atau kota dalam wilayah provinsi setempat, pelabuhan antar Provinsi dan Internasional (lintas batas);
(46)
35. Izin usaha bongkar muat barang dari dank e kapal; 36. Izin usaha Ekspedisi atau Freight Forwarder; 37. Izin usaha angkutan perairan pelabuhan;
38. Izin usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan penunjang angkutan laut;
39. Izin usaha depo peti kemas.
8. Bidang Udara a. Ankutan Udara
1. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan izin usaha angkutan udara niaga dan melaporkan kepemerintah;
2. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan izin jaringan dan rute penerbangan dan melaporkan ke pemerintah;
3. Mengusulkan rute penerbangan baru ke daerah dari yang bersangkutan;
4. Pemantauan pelaksanaan persetujuan rute penerbangan dan melaporkan ke pemerintah;
5. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan penambahan atau pengurangan kapasitas angkutan udara dan melaporkan ke pemerintah;
6. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan izin terbang atau FA yang dikeluarkan oleh pemerintah dan melaporkan ke pemerintah; 7. Persetujuan izin terbang atau FA Dinas Perhubungan angkutan
(47)
provinsi dengan pesawat udara diatar 30 tempat duduk dan melaporkan ke pemerintah;
8. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan ijin terbang, FA Dinas Perhubungan angkatan udara non berjadwal antara kabupaten atau kota dalam 1 (satu) provinsi dengan pesawat udara diatar 30 tempat duduk melaporkan ke pemerintah;
9. Pemantauan terhadap pelaksanaan tarif angkutan udara (batas atas) dan tarif referensi angkutan udara dan melaporkan ke pemerintah; 10.Pemantauan terhadap personil petugas pengamanan operator
penerbangan dan personil petugas pasasi dan melaporkan ke pemerintah;
11.Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan general sales agen dan melaporkan ke pemerintah;
12.Pemberian izin Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU) pemberian arahan dan petunjuk terhadap kegiatan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU);
13.Pemantauan, penilaian, dan tindakan korektif terhadap pelaksanaan kegiatan EMPU dan melaporkan kepada pemerintah;
14.Pengawasan dan pengendalian izin EMPU;
15.Pengusulan Bandar udara yang terbuka untuk angkutan udara ke atau dari luar negeri;
16.Pengusulan Bandar udara diwilayah kerjanya yang terbuka untuk angkutan udara ke atau dari luar negeri disertai alasan dan data
(48)
dukungan yang memadai, mengusulkan penetapan tersebut kepada pemerintah;
b. Bandar Udara
1. Pemberian rekomendasi penetapan lokasi Bandar Udara Umum; 2. Pemantauan terhadap pelaksanaan keputusan penetapan lokasi
Bandar udara umum dan melaporkan ke pemerintah, pada Bandar udara yang belum terdapat kantor bandara;
3. Pemberian rekomendasi penetapan atau izin pembangunan Bandar udara umum yang melayani pesawat udara ≥ 30 tempat duduk; 4. Pemantauan terhadap penetapan atau izin pembangunan Bandar
udara umum yang melayani pesawat udara ≥ 30 tempat duduk dan melaporkan ke pemerintah pada Bandar udara yang belum terdapat kantor adbandara;
5. Pemantauan terhadap pelaksanaan penetapan atau izin pembangunan Bandar udara khusus yang melayani pesawat udara ≥ 30 tempat duduk dan melaporkan ke pemerintah;
6. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan pengatur pesawat udara di apron, pertolongan Kecelakaan Penerbangan-Pemadam Kebakaran (PKPPK), salvage, pengamanan Bandar udara dan GSE, pada Bandar udara yang belum terdapat kantor adbandara;
7. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan izin terbang atau FA yang dikeluarkan oleh pemerintah dan melaporkan ke pemerintah; 8. Persetujuan izin terbang atau FA Dinas Perhubungan angkutan
(49)
provinsi dengan pesawat udara diatas 30 tempat duduk dan melaporkan ke pemerintah;
9. Pemantauan terhadap pelaksanaan persetujuan izin terbang atau FA Dinas Perhubungan angkutan udara diatas 30 tempat duduk melaporkan ke pemerintah;
10. Pemantauan terhadap pelaksanaan tarif angkutan udara (batas atas) dan tarif referensi angkutan udara dan melaporkan ke pemerintah; 11. Pemantauan terhadap personil petugas pengaman operator
penerbangan dan personil petugas pasasi dan melaporkan ke pemerintah;
12. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan general sales agen dan melaporkan ke pemerintah;
13. Pemberian izin dan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU). Pemberian arahan dan petunjuk terhadap kegiatan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU);
14. Pemantauan, penilaian dan tindakan korektif terhadap pelaksanaan kegiatan EMPU dan melaporkan kepada pemerintah;
15. Pengawasan dan pengendalian izin EMPU;
16. Pengusulan Bandar udara yang terbuka untuk melayani angkutan ke atau dari luar negeri;
17. Pengusulan Bandar udara diwilayah kerjanya yang terbuka untuk angkutan udara ke atau dari luar negeri disertai alasan dan data dukung yang memadai mengusulkan penetapan tersebut kepada pemerintah.
(50)
F. Kinerja Usaha Terkini Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Menurut Mangkunegara (2005:9), bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Mathis dan Jackson (2001:82), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu : kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang akan dilakukan, dan hubungan dalam organisasi.
Secara umum hasil pembangunan perhubungan tahun 2014 telah mengalami beberapa kemajuan, sedangkan target utama dari Rencana Kerja Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara adalah pengembangan fasilitas keselamatan lalu lintas jalan dengan pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas jalan, guard rail, marka jalan, delineator dan RPPJ, Pembangunan dermaga laut dan dermaga sungai serta Peningkatan dan pembangunan bandara – bandara. Alokasi dan realisasi anggaran tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1
Alokasi dan Realisasi Anggaran 2014
No. Program/kegiatan Tingkat Pencapaian SPM
Anggaran
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) 1. Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Terlaksananya sistem administrasi dan
meningkatnya pelayanan
3.441.242.220 3.053.910.622
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Peningkatan operasional sarana dan prasarana aparatur pemerintahan
3.264.300.000 1.800.726.650
3. Peningkatan Disiplin Aparatur
Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur
993.423.400 709.957.100 4. Peningkatan Sumber
Daya Aparatur
Meningkatnya kinerja aparatur
(51)
Lanjutan
Tabel 2.1
Alokasi dan Realisasi Anggaran 2014
No.
Program/kegiatan
Tingkat Pencapaian SPM
Anggaran
Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) 5. Program
Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan Fasilitas LLAJ Terpeliharanya fasilitas keselamatan LLAJ
600.000.000 547.185.500
6 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Pencapaian Kinerja Peningkatan sistem pelaporan kinerja
250.000.000 112.605.750
7. Program Peningkatan Kapasitas Prasarana Dan Fasilitas LLAJ Meningkatnya data dan laporan angkutan Meningkatnya
prasarana dan fasilitas keselamatan LLAJ
12.497.835.676 5.566.310.900
8. Program
Peningkatan Dan Pembangunan Prasarana Dan Sarana ASDP Meningkatnya Pelayanan Operasional ASDP 1.182.000.000 315.716.000
9. Program
Peningkatan Dan Pembangunan Prasarana Dan Sarana Kereta Api Mendukung Pembangunan Jalan KA Bandara
3.350.000.000 -
10. Program
Peningkatan Dan Pembangunan Prasarana Dan Sarana Transportasi Udara Meningkatnya Pelayanan Operasional pada Bandar Udara
120.000.000 116.650.000
Total 28.100.400.296 14.638.405.822
(52)
Alokasi anggaran tahun 2014 mencapai Rp. 28.100.400.296, sedangkan realisasi anggaran hanya menggunakan Rp. 14.638.405.822 dari dana yang dianggarkan. Dari data alokasi dan dibandingkan dengan realisasi pelaksanaan kegiatan, ternyata realisasi anggaran tahun 2014 pada Dinas Perhubungan secara keseluruhan adalah ±52%.
G. Rencana Kerja
Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2015 merupakan rencana tahun kedua pelaksana pembangunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara. Rencana Kerja Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015 disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Provinsi Sumatera Utara, dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam pelaksaanaan tugas Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015.
Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2015 berisi kebijakan pembangunan perhubungan, yaitu transportasi dan kegiatan pendukungnya, yang akan dibiayai baik melalui APBD dan APBN. Uraian ini akan diawali dengan kondisi umum yang secara singkat menguraikan pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2010 dan perkiraan tahun 2015, masalah dan tantangan yang harus dihadapi pada tahun 2015. Dari perkembangan keadaan tersebut kemudian dirumuskan prioritas-prioritas pembangunan tahun 2015 dan sasaran pembangunan yang hendak dicapai pada masing-masing prioritas dengan mengacu kepada agenda pembangunan Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara yang perlu diselesaikan pada tahun 2015. Dengan arah kebijakan pada masing-masing bidang pembangunan perhubungan, yang meliputi transportasi
(53)
darat, transportasi laut, transportasi udara, dan kegiatan penunjang transportasi, selanjutnya disusun program-program pembangunan dikaitkan dengan kebutuhan pendanaan.
Tujuan disusunnya Rencana kerja Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai dokumen perencanaan pembangunan dalam rangka penyusunan APBD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015 yang merupakan pegangan umum perencanaan bidang Perhubungan di Provinsi Sumatera Utara, yang merupakan penjabaran Renstra Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dalam bentuk program aksi atau kegiatan yang lebih spesifik, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara, terkoordinir dengan baik dan merupakan bagian integral dari RPJMD Provinsi Sumatera Utara, dan dapat dilaksanakan dengan kemampuan dana yang teredia serta sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan.
(54)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai unsur pelaksana dalam perusahaan atau instansi memiliki kemampuan kerja yang terbatas baik fisik, pemikiran, pendidikan, maupun faktor lainnya. Keterbatasan-keterbatasan tersebut menyebabkan kebutuhan akan suatu kerjasama yang terkoordinir dalam suatu struktur organisasi yang baik dan jelas agar hubungan formal di dalam organisasi dapat berjalan dengan baik untuk pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Stoner dalam bukunya Sudarsono (2002:65), Organisasi merupakan suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang, dibawah pengarahan manajer, mengejar tujuan bersama. “Organisasi itu sebagai tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama mencapai suatu tujuan yang tertentu”. Didalam organisasi umumnya sering menghadapi permasalahan seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan lingkungan. Masalah ini merupakan tantangan bagi organisasi agar dapat mencari jalan keluar dan menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman tersebut. Untuk menciptakan koordinasi dalam organisasi, perlu diciptakan suatu wadah yang dapat menjembatani semua bagian dalam organisasi, yaitu “struktur organisasi”.
Struktur organisasi sangat penting bagi sebuah perusahaan atau instansi karena struktur organisasi merupakan pencerminan lalu lintas wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan fungsi tertentu di dalam
(55)
sebuah perusahaan atau instansi. Dengan dibentuknya suatu struktur organisasi, maka hubungan antara orang-orang yang berwenang membuat keputusan dengan orang-orang yang menjalankan keputusan menjadi jelas.
Pihak yang berwenang membuat keputusan harus dapat merencanakan dan menentukan struktur organisasi yang paling sesuai bagi suatu perusahaan atau instansi. Para pimpinan membagi kerja ke dalam fungsi-fungsi atau departemen khusus untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tetapi disamping itu pimpinan juga harus mengatur suatu koordinasi yang efektif terhadap pembagian-pembagian kerja tersebut. Untuk dapat melaksanakan koordinasi yang baik dan mengarah pada pencapaian tujuan, diperlukan pula komunikasi yang baik antara bawahan dan atasan atau sebaliknya.
Oleh karena itu struktur organisasi yang telah dipergunakan oleh suatu perusahaan dapat bermutu baik dan setiap kegiatan dalam organisasi dapat dijalankan dan diterapkan dengan lebih terarah dan teratur maka perlu dipikirkan suatu cara yang lebih terkoordinir agar tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama dapat tercapai dengan harmonis, efektif dan efisien.
Struktur organisasi yang efisien pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara merupakan struktur yang beroperasi tanpa pemborosan dan kecerobohan dan memberikan kepuasan kerja pada para karyawan, mengizinkan partisipasi tepat dalam pemecahan masalah atau persoalan, memberi ketentuan untuk keamanan dan status juga memberi kesempatan perkembangan para karyawan. Dinas Perhubungan didalam meningkatkan efisiensi kerja organisasinya juga telah memanfaatkan sumber daya manusia dengan seoptimal mungkin.
(56)
Apabila struktur organisasi yang efisien ini dapat diterapkan dengan kebijakan-kebijakan yang ditentukan perusahaan maka efektifitas dapat ditingkatkan bilamana organisasi tersebut setiap bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan. Namun struktur organisasi dan tindakan harus diukur sebanding dengan standar efektifitas untuk mencapainya. Dalam kegiatan efisiensi kerja dilakukan kegiatan atau usaha menyatukan dan mengarahkan seluruh kegiatan agar dalam setiap gerak dan langkah yang diambil dalam suatu organisasi tertuju pada tujuan yang telah ditentukan. Tanpa adanya efesiensi kerja, individu-individu di dalam organisasi akan kehilangan pegangan atas peranan mereka. Mereka akan mulai mengejar kepentingan pribadi, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi tersebut secara keseluruhan.
Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu instansi pemerintah yang sangat memerlukan peran struktur organisasi yang baik. Dalam menjalankan organisasinya juga dihadapi dengan berbagai macam masalah dan konflik yang sering terjadi dalam suatu organisasi yang menyebabkan tidak tercapainya efisiensi kerja. Misalnya kelebihan atau kekurangan dalam menempatkan individu-individu dalam satu departemen, kurangnya komunikasi antar individu dalam satu departemen atau antar departemen dalam organisasi dalam penyampaian informasi sehingga memperlambat proses kelancaran kerja, bahkan seringnya mengabaikan waktu yang seharusnya dapat dipergunakan dalam mengerjakan sesuatu yang berguna dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas bahwa struktur organisasi pada instansi pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung proses mengkoordinasi seluruh kegiatan yang dijalankan dalam sebuah organisasi,
(57)
untuk mencapai tujuan yang baik. Oleh karena itu penulis terdorong untuk mengetahui mengenai peran struktur organisasi dalam meningkatkan efisien kerja.
Adapun judul dari Tugas Akhir ini adalah “Peranan struktur organisasi dalam meningkatkan efisiensi kerja pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah “ Bagaimana Peranan Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui peranan struktur organisasi dalam upaya meningkatkan efisiensi kinerja pegawai pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.
(58)
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan oleh Penulis adalah :
1. Bagi Instansi
Untuk mengetahui struktur organisasi yang diterapkan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dalam mendukung aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
2. Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, khususnya mengenai struktur organisasi dan pembagian kerja serta hubungan kerja yang terdapat didalam organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.
3. Bagi Pihak yang Berkepentingan
Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi setiap pembacanya.
E. Jadwal Kegiatan
Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara, Jl. Imam Bonjo No. 61 Kecamatan Medan Polonia Sumatera Utara. Untuk lebih jelasnya jadwal survei/observasi dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
(59)
Tabel 1.1
Jadwal Penulisan Tugas Akhir
No Kegiatan Februari Maret April
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data 3 Penulisan Laporan
Sumber: Penulis (2015)
Keterangan :
Pada tahap penyusunan draf Tugas Akhir dimulai dari pencarian buku-buku referensi mengenai pengertian struktur organisasi. Kemudian pada tahap pengumpulan data dengan Praktik Kerja Lapangan di Sub Bidang Program pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara. Setelah semua informasi dapat dapat dikumpulkan, penulis kemudian melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir.
(60)
F. Sistematika Penulisan
Tugas Akhir ini dibagi dalam 4 (empat) bab yang setiap babnya terdiri dari beberapa sub bagian.
BAB I : PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, permasalahan, maksud dan tujuan, dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survei/observasi dan rencana isi.
BAB II : PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Membahas tentang sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha / kegiatan, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan.
BAB III : PEMBAHASAN
Berisikan masalah yang terdiri dari pengertian struktur organisasi, fungsi struktur organisasi, strategi struktur organisasi, bentuk struktur organisasi, tipe struktur organisasi, pengertian efisiensi kerja, dan peran struktur organisasi pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Membahas mengenai kesimpulan pembahasan, dan saran yang berkaitan dengan peranan struktur organisasi pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.
(61)
TUGAS AKHIR
PERANAN STRUKTUR ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA PADA DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
OLEH: RIA FADILLAH
122103049
PROGRAM DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(62)
(63)
(64)
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat, dan kasih karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Peranan struktur organisasi dalam meningkatkan efisiensi kerja pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara” ini dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Jurusan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa selama proses belajar dan menyelesaikan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah membantu penulis, baik moril maupun materiil. Menyadari akan hal ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D, selaku Plt Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,M.Ec.Ac, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM, selaku Ketua Program Studi D-III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Magdalena L.L Sibarani SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
(65)
memberikan saran-saran serta petunjuk dan arahan kepada penulis guna penyelesaian dan penyempurnaan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Anthony Siahaan, SE. ATD. MT selaku Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan izin kepada penulis melakukan riset.
7. Teristimewa kepada kedua Orang Tua Penulis, Ayahanda Muhammad Rizal dan Ibunda Muliani yang telah banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Buat keluarga penulis, M. Rifani dan Riri Wardhanni terima kasih atas Supportnya selama ini.
8. Sahabat-sahabat penulis Riska Aulia Siregar, Farah Nazlika, Erika Suci Nasution, Khairunnisa Wahyuni dan Derlina Afriani. Terima kasih untuk doa, dukungan, perhatian dan atas kerja samanya. Semoga kesuksesan selalu bersama kita.
9. Buat teman-teman angkatan 2012 di Kesekretariatan, senang bisa berkenalan dengan kalian, banyak cerita suka dan duka yang dihadapi dan kebersamaan kita selama ini.
(66)
(67)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Jadwal Kegiatan ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II : PROFIL INSTANSI ... 8
A. Sejarah Ringkas Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara .... 8
B. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara ... 9
1. Visi Dinas Perhubungan ... 9
2. Misi Dinas Perhubungan ... 9
C. Logo Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara ... 10
D. Struktur Organisasi ... 11
E. Job description ... 12
F. Kinerja Usaha Terkini ... 33
G. Rencana Usaha/Kegiatan ... 35
BAB III : PEMBAHASAN ... 37
A. Pengertian Struktur Organisasi ... 37
B. Faktor- faktor yang mempengaruhi struktur organisasi ... 38
C. Strategi dalam Struktur Organisasi ... 39
D. Bentuk-bentuk Struktur Organisasi ... 40
(68)
F. Fungsi Struktur Organisasi ... 45
G. Tipe Struktur Organisasi ... 46
H. Peran Struktur Organisasi ... 47
I. Efisiensi Kerja ... 48
1. Pengertian Efisiensi ... 49
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi Kerja ... 50
3. Syarat Efisiensi Kerja ... 50
4. Sumber Efisiensi Kerja ... 51
J. Peran Struktur Organisasi Pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara ... 52
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
(69)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul
2.1. Gambar Logo Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara ... 10 2.2. Gambar Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi
(70)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1.1. Jadwal Penulisan Tugas Akhir ... 6 2.1. Alokasi dan Realisasi Anggaran Dinas Perhubungan Provinsi
(1)
memberikan saran-saran serta petunjuk dan arahan kepada penulis guna penyelesaian dan penyempurnaan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Anthony Siahaan, SE. ATD. MT selaku Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan izin kepada penulis melakukan riset.
7. Teristimewa kepada kedua Orang Tua Penulis, Ayahanda Muhammad Rizal dan Ibunda Muliani yang telah banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Buat keluarga penulis, M. Rifani dan Riri Wardhanni terima kasih atas Supportnya selama ini.
8. Sahabat-sahabat penulis Riska Aulia Siregar, Farah Nazlika, Erika Suci Nasution, Khairunnisa Wahyuni dan Derlina Afriani. Terima kasih untuk doa, dukungan, perhatian dan atas kerja samanya. Semoga kesuksesan selalu bersama kita.
9. Buat teman-teman angkatan 2012 di Kesekretariatan, senang bisa berkenalan dengan kalian, banyak cerita suka dan duka yang dihadapi dan kebersamaan kita selama ini.
(2)
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Jadwal Kegiatan ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II : PROFIL INSTANSI ... 8
A. Sejarah Ringkas Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara .... 8
B. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara ... 9
1. Visi Dinas Perhubungan ... 9
2. Misi Dinas Perhubungan ... 9
C. Logo Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara ... 10
D. Struktur Organisasi ... 11
E. Job description ... 12
F. Kinerja Usaha Terkini ... 33
G. Rencana Usaha/Kegiatan ... 35
BAB III : PEMBAHASAN ... 37
A. Pengertian Struktur Organisasi ... 37
B. Faktor- faktor yang mempengaruhi struktur organisasi ... 38
C. Strategi dalam Struktur Organisasi ... 39
D. Bentuk-bentuk Struktur Organisasi ... 40
(4)
F. Fungsi Struktur Organisasi ... 45
G. Tipe Struktur Organisasi ... 46
H. Peran Struktur Organisasi ... 47
I. Efisiensi Kerja ... 48
1. Pengertian Efisiensi ... 49
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi Kerja ... 50
3. Syarat Efisiensi Kerja ... 50
4. Sumber Efisiensi Kerja ... 51
J. Peran Struktur Organisasi Pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara ... 52
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
(5)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul
2.1. Gambar Logo Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara ... 10 2.2. Gambar Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi
(6)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1.1. Jadwal Penulisan Tugas Akhir ... 6 2.1. Alokasi dan Realisasi Anggaran Dinas Perhubungan Provinsi