Tahun 2007 Tahun 2007 Analisis Hasil Penelitian

keuangan lainnya dinyatakan tidak sehat. Lima rasio keuangan yang dinyatakan sehat tersebut meliputi debt to equity ratio, total assets turnover, gross profit margin, return on investment dan return on equity. Sedangkan lima rasio keuangan lainnya yang dinyatakan tidak sehat meliputi current ratio, quick ratio, inventory turnover, net profit margin dan price earning ratio. Adanya beberapa rasio keuangan yang masih dinyatakan tidak sehat menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih belum dapat mengoptimalkan kinerjanya secara menyeluruh. Hal tersebut terlihat dari current ratio dan quick ratio perusahaan tersebut yang masih di bawah rata-rata perusahaan industri. Selain itu, inventory turnover yang ada di perusahaan tersebut juga masih di bawah rata-rata industri yang mana hal ini menunjukkan bahwa perputaran persediaan barang yang ada di perusahaan belum dilakukan secara maksimal sehingga memungkinkan menjadi penyebab rendahnya net profir margin perusahaan tersebut dibandingkan rata-rata industri lainnya.

b. Tahun 2007

Hasil analisis laporan keuangan PT. Centex Tbk untuk tahun 2007 dengan menggunakan metode tolok ukur lintas industri cross section dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil Analisis Rasio Keuangan PT. Centex Tbk Tahun 2007 No. Rasio Keuangan 2007 Rasio Industri Kesimpulan 1. Current Ratio 103 107,4 Tidak Sehat 2. Quick Ratio 53 47,3 Sehat 3. Debt to Equity Ratio 357 -45,4 Sehat 4. Inventory Turnover 2,86 kali 4,42 kali Tidak Sehat 5. Total Assets Turnover 0,63 kali 0,79 kali Tidak Sehat 6. Gross Profit Margin 6 9,41 Tidak Sehat 7. Net Profit Margin -14 -1,82 Tidak Sehat 8. Return On Investment -8,90 -2,57 Tidak Sehat 9. Return On Equity -40,65 -24,60 Tidak Sehat 10. Price Earning Ratio -0,70 kali 61,97 kali Tidak Sehat Sumber : Data diolah penulis, 2010 Berdasarkan tabel 4.6 di atas, terlihat bahwa hasil analisis rasio keuangan untuk PT. Centex Tbk tahun 2007 menunjukkan bahwa hanya terdapat dua rasio keuangan yang dinyatakan sehat sedangkan yang lainnya dinyatakan tidak sehat. Masih banyaknya rasio keuangan yang dinyatakan tidak sehat menunjukkan bahwa masih lemahnya kinerja keuangan perusahaan tersebut. Tingkat perputaran persediaan yang lambat yang ditunjukkan oleh tingkat inventory turnover yang masih di bawah rata-rata industri dapat menyebabkan rendahnya nilai penjualan yang pada akhirnya dapat mengurangi penghasilan perusahaan tersebut dimana hal ini ditandai dengan rendahnya tingkat net profit margin dan gross profit margin perusahaan tersebut yang masih di bawah rata-rata industri. Universitas Sumatera Utara Tingkat return on investment yang masih di bawah rata-rata rasio industri memperlihatkan bahwa perusahaan belum mampu mengelola investasinya secara efektif. Begitu juga dengan nilai return on equity yang masih di bawah rata-rata menunjukkan bahwa perusahaan tersebut belum dapat menggunakan modalnya secara efisien. Berdasarkan hal ini, kinerja perusahaan untuk tahun 2007 belum dapat dikategorikan baik ataupun sehat.

c. Tahun 2008

Hasil analisis laporan keuangan PT. Centex Tbk untuk tahun 2008 dengan menggunakan metode tolok ukur lintas industri cross section dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Hasil Analisis Rasio Keuangan PT. Centex Tbk Tahun 2008 No. Rasio Keuangan 2008 Rasio Industri Kesimpulan 1. Current Ratio 79 81,8 Tidak Sehat 2. Quick Ratio 34 35,8 Tidak Sehat 3. Debt to Equity Ratio 32227 3121,4 Sehat 4. Inventory Turnover 3,09 kali 5,62 kali Tidak Sehat 5. Total Assets Turnover 0,87 kali 0,92 kali Tidak Sehat 6. Gross Profit Margin 8 6,53 Sehat 7. Net Profit Margin -25 -11,14 Tidak Sehat 8. Return On Investment -21,63 -13,49 Tidak Sehat 9. Return On Equity -6.992,60 -798,60 Tidak Sehat 10. Price Earning Ratio -0,29 kali -2,78 kali Tidak Sehat Sumber : Data diolah penulis, 2010 Universitas Sumatera Utara Hasil analisis rasio keuangan PT. Centex Tbk untuk tahun 2008 masih belum memperlihatkan peningkatan kinerja secara menyeluruh. Pada tahun ini, masih hanya terdapat dua rasio keuangan yang dinyatakan sehat yaitu debt to equity ratio dan gross profit margin. Pada tahun 2007, rasio keuangan gross profit margin tersebut dinyatakan tidak sehat namun pada tahun 2008 rasio keuangan tersebut sudah dinyatakan sehat karena lebih tinggi dari rata-rata rasio industri. Naiknya tingkat rasio keuangan gross profit margin menunjukkan bahwa terdapat peningkatan penjualan perusahaan di tahun tersebut dibandingkan tahun sebelumnya. Namun masih tidak sehatnya tingkat rasio keuangan net profit margin pada tahun 2008 dapat dinyatakan bahwa perusahaan belum mampu menekan beban-beban yang ada seminimum mungkin untuk mendapatkan laba bersih yang lebih tinggi. Hal ini terlihat dari tingkat inventory turnover dan total assets turnover yang masih dinyatakan tidak sehat. Perputaran tingkat persediaan dan aktiva yang lambat, dapat menyebabkan timbulnya biaya pemeliharan yang tinggi yang nantinya dapat menyebabkan tingginya beban operasional perusahaan yang dapat mendorong terjadinya penurunan laba bersih.

3. Analisis Laporan Keuangan PT. Eratex Djaya Tbk a. Tahun 2006

Hasil analisis laporan keuangan PT. Eratex Djaya Tbk untuk tahun 2006 yang parameternya menggunakan sepuluh rasio keuangan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hasil Analisis Rasio Keuangan PT. Eratex Djaya Tbk Tahun 2006 No. Rasio Keuangan 2006 Rasio Industri Kesimpulan 1. Current Ratio 78 112,3 Tidak Sehat 2. Quick Ratio 32 55,5 Tidak Sehat 3. Debt to Equity Ratio -1733 -485,6 Tidak Sehat 4. Inventory Turnover 4,78 kali 5,1 kali Tidak Sehat 5. Total Assets Turnover 1,89 kali 0,8 kali Sehat 6. Gross Profit Margin 10 6,68 Sehat 7. Net Profit Margin -1 11,23 Tidak Sehat 8. Return On Investment -1,97 -1,80 Tidak Sehat 9. Return On Equity -32,17 -55,17 Sehat 10. Price Earning Ratio -2,27 kali 125,03 kali Tidak Sehat Sumber : Data diolah penulis, 2010 Analisis rasio keuangan untuk PT. Eratex Djaya Tbk tahun 2006 menunjukkan hasil bahwa hanya terdapat tiga rasio keuangan yang dinyatakan sehat selebihnya dinyatakan tidak sehat. Ketiga rasio keuangan tersebut meliputi total assets turnover, gross profit margin dan return on equity. Sedangkan tujuh rasio keuangan yang dinyatakan tidak sehat meliputi current ratio, quick ratio, debt to equity ratio, inventory turnover, net profit margin, return on investment dan price earning ratio. Masih banyaknya rasio keuangan yang dinyatakan tidak sehat memperlihatkan bahwa masih lemahnya kinerja keuangan di PT. Eratex Djaya Tbk untuk tahun 2006. Universitas Sumatera Utara

b. Tahun 2007

Hasil analisis laporan keuangan PT. Eratex Djaya Tbk untuk tahun 2007 yang parameternya menggunakan sepuluh rasio keuangan dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9 Hasil Analisis Rasio Keuangan PT. Eratex Djaya Tbk Tahun 2007 No. Rasio Keuangan 2007 Rasio Industri Kesimpulan 1. Current Ratio 46 107,4 Tidak Sehat 2. Quick Ratio 19 47,3 Tidak Sehat 3. Debt to Equity Ratio -1393 -45,4 Tidak Sehat 4. Inventory Turnover 6,05 kali 4,42 kali Sehat 5. Total Assets Turnover 1,59 kali 0,79 kali Sehat 6. Gross Profit Margin 14 9,41 Sehat 7. Net Profit Margin 0,54 -1,82 Sehat 8. Return On Investment 0,86 -2,57 Sehat 9. Return On Equity 11,07 -24,60 Sehat 10. Price Earning Ratio 7,43 kali 61,97 kali Tidak Sehat Sumber : Data diolah penulis, 2010 Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan PT. Eratex Djaya untuk tahun 2007 menunjukkan peningkatan perbaikan kinerja keuangan yang terlihat dari banyaknya rasio keuangan yang dinyatakan sehat untuk tahun 2007. Rasio-rasio keuangan yang dinyatakan sehat meliputi inventory turnover, total assets turnover, gross profit margin, net profit margin, return on investment dan return on equity. Beberapa rasio keuangan seperti inventory turnover, net profit margin dan return on investment pada tahun 2006 masih dinyatakan tidak sehat. Namun untuk tahun 2007, Universitas Sumatera Utara ketiga rasio keuangan tersebut sudah dinyatakan sehat yang mana nilai ketiga rasio keuangan tersebut sudah berada di atas rata-rata industri. Adanya peningkatan nilai untuk rasio keuangan inventory turnover menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu mengelola persediaan perusahaannya untuk dapat menghasilkan penjualan yang lebih optimal. Selain itu, kenaikan net profit margin yang sudah berada di atas rata-rata industri juga menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu menekan biaya-biaya yang ada untuk menghasilkan laba yang optimum. Kenaikan return on investment untuk tahun 2007 juga menunjukkan bahwa perusahaan sudah dapat mengelola investasinya dengan tepat sehingga dapat tercipta kinerja keuangan yang lebih baik. Berdasarkan semua hal ini, kinerja keuangan PT. Eratex Djaya untuk tahun 2007 dapat dikategorikan cukup baik.

c. Tahun 2008

Dokumen yang terkait

Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Perusahaan Pada Kelompok Industri Alas Kaki Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

10 78 98

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan (Survei pada Perusahaan Kelompok Industri Peralatan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011).

0 1 17

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan (Survei pada Perusahaan Kelompok Industri Peralatan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011).

0 3 17

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2000 - 2004.

0 0 13

Analisa Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 6

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI PAKAN TERNAK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 89

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR PULP DAN KERTAS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 8

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 11

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 25

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI PAKAN TERNAK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 26