keuangan tersebut. Namun secara keseluruhan, kinerja keuangan perusahaan PT. Agro Pantes Tbk untuk tahun 2008 masih belum dapat
dikatakan sehat ataupun baik.
2. Analisis Laporan Keuangan PT. Centex Tbk a. Tahun 2006
Hasil analisis laporan keuangan PT. Centex Tbk untuk tahun 2006 dengan menggunakan metode tolok ukur lintas industri cross section
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Rasio Keuangan PT. Centex Tbk
Tahun 2006
No. Rasio Keuangan
2006 Rasio Industri
Kesimpulan
1. Current Ratio
84 112,3
Tidak Sehat 2.
Quick Ratio 48
55,5 Tidak Sehat
3. Debt to Equity Ratio
123 -485,6
Sehat 4.
Inventory Turnover 3,90 kali
5,1 kali Tidak Sehat
5. Total Assets Turnover
0,91 kali 0,8 kali
Sehat 6.
Gross Profit Margin 21
6,68 Sehat
7. Net Profit Margin
5 11,23
Tidak Sehat 8.
Return On Investment 4,28
-1,80 Sehat
9. Return On Equity
9,54 -55,17
Sehat 10.
Price Earning Ratio 2,43 kali
125,03 kali Tidak Sehat
Sumber : Data diolah penulis, 2010 Hasil analisis rasio keuangan untuk PT. Centex Tbk untuk tahun
2006 seperti yang terlihat pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa terdapat lima rasio keuangan yang dinyatakan sehat sedangkan lima rasio
Universitas Sumatera Utara
keuangan lainnya dinyatakan tidak sehat. Lima rasio keuangan yang dinyatakan sehat tersebut meliputi debt to equity ratio, total assets
turnover, gross profit margin, return on investment dan return on equity. Sedangkan lima rasio keuangan lainnya yang dinyatakan tidak sehat
meliputi current ratio, quick ratio, inventory turnover, net profit margin dan price earning ratio. Adanya beberapa rasio keuangan yang masih
dinyatakan tidak sehat menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih belum dapat mengoptimalkan kinerjanya secara menyeluruh. Hal tersebut
terlihat dari current ratio dan quick ratio perusahaan tersebut yang masih di bawah rata-rata perusahaan industri. Selain itu, inventory turnover yang
ada di perusahaan tersebut juga masih di bawah rata-rata industri yang mana hal ini menunjukkan bahwa perputaran persediaan barang yang ada
di perusahaan belum dilakukan secara maksimal sehingga memungkinkan menjadi penyebab rendahnya net profir margin perusahaan tersebut
dibandingkan rata-rata industri lainnya.
b. Tahun 2007