terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka terjadi homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Menurut Ghozali 2005: 109 cara memperbaiki model jika terdapat heterokedastisitas dapat dilakukan dengan cara :
1 melakukan transformasi dalam bentuk regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam
model tersebut. 2 melakuka n transformasi logaritma.
d. Uji Autokorelasi
Menurut Erlina 2007 : 109 ”Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan masalah autokorelasi. Masalah autokorelasi
umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Pendeteksian terhadap penyimpangan asumsi klasik autokorelasi dapat dilihat pada nilai Durbin Watson
DW test. Ketentuan yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi menurut Santoso adalah sebagai berikut:
1 angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2 angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
III.6.2 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda,
Universitas Sumatera Utara
untuk menaksir variabel dependen agar taksiran menjadi lebih akurat. Data dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e Dimana :
Y = likuiditas
a = konstanta
b
1,
b
2,
b
3,
b
4
= parameter koefisien regresi X
1
= ukuran perusahaan X
2
= modal kerja X
3
= arus kas e
= penganggu Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan F-test dan t-test
a. Uji signifikan simultan F- test
Uji F digunakan untuk menguji hubungan linier dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah model ini dapat dipakai untuk mengestimasi variabel terikat. Bentuk pengujian :
H : b
1
=b
2
=b
3
= 0, artinya variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas yang terdapat pada model ini dapat dipakai untuk mengestimasi variabel likuiditas.
H
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ 0, artinya variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas yang terdapat pada model ini tidak dapat dipakai untuk mengestimasi variabel
likuiditas. Pada penelitian ini nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan F
tabel
pada tingkat signifikan
α = 5.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah: H
diterima apabila F
hitung
≤ F
tabel
H ditolak terima H
1
bila F
hitung
F
tabel
b. Uji signifikan parsial t- test