Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

OLEH :

NAMA : DESSY ANGGRAINI LUBIS

NIM : 080522064

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2012

NIM : 080522064


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrahiim

Assalamu’allaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga syukur alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” ini dengan baik, guna melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat berbagai kendala, tetapi penulis yakin bahwa di balik permasalahan itu terdapat jalan keluar. Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terimakasih dan semoga Allah SWT membalas setiap kebaikan yang penulis terima dari pihak-pihak yang membantu meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Allah SWT, atas seluruh anugerah dan hidayah yang diberikan tanpa henti. 2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Bapak Dr. Rina Bukit, MSi, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada peneliti selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dra. Salbiah, MSi, Ak selaku Dosen Pembaca. Terima kasih atsa saran dan masukan yang telah diberikan kepada peneliti selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

6. Secara khusus peneliti persembahkan kepada kedua orang tua yang disayangi Ayahanda Alm. Muhammad Yunan Lubis dan Ibunda Siti Sannur Simanjuntak. Serta kepada saudara kandung Kakak, Abang dan Adik penulis Evy Lubis, S. Kom, Olivia Ariani Lubis, SE, Ak, Achmad Yusuf Lubis, ST, Emy Sabrina Lubis, AMd. Terima kasih buat semua kasih sayang, doa, pengorbanan, didikan, dan semangat yang sangat berarti yang diberikan.

Peneliti menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan peneliti dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 2012 Peneliti,

Nama : Dessy Anggraini Lubis NIM : 080522064


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah ukuran perusahaan, modal kerja, dan arus kas , baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2008 sampai dengan 2010 dan diperoleh sampel sebanyak 150 perusahaan . Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs variabel bebas adalah Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16 for windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Tetapi secara parsial, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Kata Kunci: likuiditas, total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi, regresi linear berganda.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the significant impact of firm size, capital work, and cash flow toward liquidity in companies that listed on Indonesia Stocks Exchange. This research is done for 2008-2010 period and the result are 150 firms as sample. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website this research is liquidity and independent variable are Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS versi 16 for windows is used to test in this research. The result of this research shows that Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow, has a significant influence simultaneously toward liquidity. But partially, Total Asset, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow are not influence toward liquidity.

Keyword: liquidity, total assets, capital work turnover, operating cash flow, multi regression analysis.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritas ... 10

2.1.1 Likuiditas ... 10

2.1.2 Ukuran Perusahaan ... 13

2.1.3 Modal Kerja ... 14

2.1.4 Arus Kas ... 16

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

2.3 Kerangka Konseptual danHipotesis Penelitian ... 20

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 20

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 23

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 23

3.3 Jenis Data ... 24

3.4 Pengumpulan Data ... 25

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25

3.5.1 Variabel Independen ... 25

3.5.2 Variabel Dependen ... 26

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data ... 27

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 27

3.6.1.1 Uji Normalitas ... 27

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ... 28

3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 29

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 29

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 30

3.6.2.1 Uji signifikan simultan (F-test) ... 31


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Data Penelitian ... 33

4.2Analisis Hasil Penelitian ... 33

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 33

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 35

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 35

4.2.2.2 Uji multikolineritas ... 41

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 44

4.2.3 Analisis Regresi ... 44

4.2.3.1 Persamaan Regresi ... 45

4.2.3.2 Analisis Koefisien ... 46

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 48

4.2.4.1 Uji Signifikan Simultan (F-test) ... 48

4.2.4.2 Uji signifikan parsial (t test) ... 49

4.2.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 55


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 20

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot (sebelum data di-trimming)... 36

Gambar 4.2 Histogram (sebelum data di-trimming)...37

Gambar 4.3 Histogram (setelah data di-trimming)... 38

Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot (setelah data di-trimming)... 39

Gambar 4.5 Scatterplot (sebelum transformasi logaritma natural)... 42


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 18

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 32

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian... 34

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Di-trimming... 40

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas... 41

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 44

Tabel 4.5 Coefficients Correlation untuk L = f (total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi setelah LN... 45

Tabel 4.6 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi setelah LN... 47

Tabel 4.7 Hasil Uji F... 48


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Daftar Perusahaan Go Public yang Menjadi Sampel...60

Lampiran ii Data Total Aktiva Perusahaan Sampel Tahun 2005-2007...64

Lampiran iii Data Perputaran Modal Kerja Perusahaan Sampel Tahun 2005-2007...68

Lampiran iv Data Arus Kas Operasi Perusahaan Sampel Tahun 2005-2007...72

Lampiran v Data Likuiditas Perusahaan Sampel Tahun 2005-2007...76

Lampiran vi Descriptive Statistic...80

Lampiran vii Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Setelah Logaritma Natural...81

Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Setelah Trimming... 82

Histogram Sebelum dan Setelah Trimming...83

Hasil Uji Multikoliniearitas Sebelum dan Setelah Logaritma Natural... 87

Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum dan Setelah Logaritma Natural... 88

Lampiran viii Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Sebelum dan Setelah Logaritma Natural... 89

Lampiran ix Tabel t dengan signifikansi 5%... 91


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah ukuran perusahaan, modal kerja, dan arus kas , baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2008 sampai dengan 2010 dan diperoleh sampel sebanyak 150 perusahaan . Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs variabel bebas adalah Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16 for windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Tetapi secara parsial, Total Aktiva, Perputaran Modal Kerja, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Kata Kunci: likuiditas, total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi, regresi linear berganda.


(13)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the significant impact of firm size, capital work, and cash flow toward liquidity in companies that listed on Indonesia Stocks Exchange. This research is done for 2008-2010 period and the result are 150 firms as sample. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website this research is liquidity and independent variable are Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS versi 16 for windows is used to test in this research. The result of this research shows that Total Assets, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow, has a significant influence simultaneously toward liquidity. But partially, Total Asset, Capital Work Turnover, and Operating Cash Flow are not influence toward liquidity.

Keyword: liquidity, total assets, capital work turnover, operating cash flow, multi regression analysis.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini, persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi kondisi yang demikian, setiap perusahaan dituntut untuk mampu mengelola perusahaan agar tetap dalam kondisi kuat dari sisi keuangan.

Kemajuan perekonomian dunia menyebabkan peningkatan perkembangan dunia usaha di Indonesia. Perusahaan yang ingin bertahan haruslah berusaha agar dapat berkembang. Mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus berusaha untuk dapat mempertahankan kinerja yang telah dicapainya, untuk mencapai kinerja yang tinggi, perusahaan harus menjalankan aktivitas-aktivitasnya dengan efektif. Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha. Manajemen yang baik tidak saja diperlukan untuk dapat berhasil dalam menghadapi persaingan dalam dunia usaha, tetapi juga agar perusahaan dapat melakukan pembelajaran secara ekonomis, hal ini berkaitan erat dengan tujuan dari setiap perusahaan, yaitu untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Menurut Munawir (1997: 71) suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu:

1. memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya; yaitu pada waktu ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak ekstern);

2. memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak intern);


(15)

3. membayar bunga dan dividen yang dibutuhkan; 4. memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.

Dalam mengelola keuangan, unsur yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk operasi dan mengembangkan usahanya. Perusahaan dapat memperoleh dari internal perusahaan yaitu modal sendiri atau dari eksternal perusahaan yaitu kredit untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut.

Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan mendapatkan keuntungan. Juga berarti pembatasan kesempatan dan tindakan manajemen. Masalah likuiditas yang lebih parah mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi dan aktiva dengan terpaksa, dan dalam bentuk yang paling parah, mengarah pada kebangkrutan. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang jangka pendek atau utang yang sudah jatuh tempo disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, menjual persediaan atau aktiva lainnya.


(16)

Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau kegagalan perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah perusahaan itu menanggung risiko. Menurut Wild (2005: 185) likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas. Jangka pendek secara konvensional dianggap periode hingga satu tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasi normal suatu perusahaan atau periode waktu yang mencakup siklus pembelian-produksi-penjualan-penagihan.

Menurut Munawir (2002:31), “likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”. Secara umum pengertian likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Dalam mengelola keuangan, unsur yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk operasi dan mengembangkan usahanya. Perusahaan dapat memperoleh dari internal perusahaan atau modal sendiri atau dari eksternal perusahaan yaitu kredit untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut.

Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan mendapatkan keuntungan. Juga berarti pembatasan kesempatan dan tindakan manajemen. Masalah likuiditas yang lebih


(17)

parah mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi dan aktiva dengan terpaksa, dan dalam bentuk yang paling parah, mengarah pada kebangkrutan. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana atau tidak cukup dana secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, menjual persediaan atau aktiva lainnya.

Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek (Wild, 2005:184). Dalam pengertian yang lebih sering digunakan, likuiditas diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang harus segera dibayar (Munawir, 2002:93). Ukuran likuiditas perusahaan yang hingga saat ini masih sering digunakan adalah current ratio dan quick ratio. Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar sedangkan quick ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar (Brigham and Daves, 2004: 231). Aktiva lancar tersebut umumnya berupa kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan utang lancar pada umumnya berupa utang dagang, utang jangka pendek, pajak yang ditangguhkan, dan biaya-biaya yang ditangguhkan.


(18)

Perusahaan yang sukses biasanya memanfaatkan sasaran yang berorientasi pada struktur keuangan. Tujuan laba sering menjadi fokus lebih besar daripada tujuan penting lainnya. Perusahaan biasa saja mengesampingkan tujuan-tujuan penting lainnya untuk mencapai keuntungan demi melangsungkan perusahaannya padahal laba bukanlah satu-satunya indikator utama dalam kelangsungan usaha. Salah satunya adalah posisi keuangan perusahaan.

Posisi keuangan perusahaan menjadi hal yang penting bagi pihak eksternal seperti pemerintah, investor bahkan kreditor. Pengaruh perekonomian Indonesia yang terlihat memiliki iklim yang cukup buruk dalam berbisnis juga dapat mempengaruhi perusahaan. Sebut saja resesi yang sempat dialami oleh dunia pada tahun 2008, membuat banyak perusahaan semakin waspada karena berimbas kepada pertumbuhan ekonomi Asia yang menurun. Kondisi yang seperti ini pihak eksternal pun akan semakin jeli dan berhati-hati dalam menanamkan dananya karena khawatir apakah perusahaan suatu waktu tidak bisa membayar hutangnya atau tidak yang berujung pada tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Dalam tingkat likuiditas perusahaan, aktiva lancar menjadi acuan yang penting karena menunjukkan apakah perusahaan dapat membuat aktiva lancar tersebut cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya (likuid) atau tidak cukup (ilikuid).

Masalah likuiditas merupakan masalah penting dalam perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik karena dana jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukkan kinerja manajemen


(19)

yang kurang baik karena likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang tidak digunakan, persediaan yang relative berlebihan, atau karena manajemen kredit perusahaan yang kurang baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha.

Masalah likuiditas juga dapat dipandang sebagai masalah penting jika dilihat dari besarnya dana yang diinvestasikan dalam aktiva lancar. Menurut Munawir (2002), perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang sangat likuid atau aktiva yang dapat dijual setiap saat pada harga pasar yang berlaku). Investasi di dalam aktiva lancar atau aktiva likuid menimbulkan trade-off bagi perusahaan, di satu sisi terlalu besar aktiva lancar atau aktiva likuid maka holding cost yang harus ditanggung perusahaan juga besar, selain itu kemampuan aktiva likuid dalam menghasilkan profit tergolong rendah. Di sisi lain, pada kondisi di mana biaya dana eksternal relatif tinggi maka aktiva likuid yang besar justru menguntungkan perusahaan, karena perusahaan dapat menggunakan aktiva likuid tersebut untuk membiayai kegiatan operasi, sehingga mengurangi ketergantungannya pada dana eksternal dan menghemat biaya yang harus dibayar.

Masalah likuiditas merupakan trade-off yang senantiasa dihadapi oleh manajer. Manajer harus mampu melakukan perencanaan dan pengendalian aktiva lancar dan hutang lancarnya sedemikian rupa sehingga dapat meminimalisasi risiko ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi hutang-hutang jangka pendeknya, selain itu manajer harus menghindari investasi dalam aktiva lancar yang berlebihan. John (1993) menyatakan bahwa ketidakseimbangan antara


(20)

jumlah aktiva likuid yang dimiliki perusahaan dengan hutang-hutang yang harus segera dibayar merupakan penyebab yang umum dari timbulnya financial distress. Banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh manajemen dalam rangka mengatur masalah likuiditas secara efisien. Faktor-faktor tersebut antara lain: faktor yang berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan jika menggunakan dana dari luar (cost of external financing), ketidakpastian arus kas yang diterima perusahaan (cash flow uncertainty), kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan baik saat ini maupun di waktu yang akan datang (current and future investment opportunities), kebutuhan kas untuk transaksi (transaction demand for liquidity) (Kim et al, 1998).

Pemilihan pada sektor industri manufaktur ini didasarkan pada alasan bahwa industri manufaktur merupakan kelompok emiten yang terbesar dibandingkan kelompok industri yang lain, sehingga dengan asumsi semakin besar objek yang diamati maka akan semakin akurat hasil penelitian terkhusus pada tahun 2008 sampai tahun 2010, sektor manufaktur juga dipilih karena sektor tersebut memiliki tingkat kompetisi yang kuat serta adanya terdapat kasus manipulasi laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur, Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk menguji “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

Beda penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu, penelitian terdahulu banyak membahas hanya dua dari tiga faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan yaitu (ukuran perusahaan dan modal kerja ). Selain itu terdapat


(21)

ketidakkonsistenan hasil antara penelitian satu dengan yang lain. Sedangkan pada penelitian ini membahas tentang faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan. Faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan tersebut ada tiga variabel yakni: (ukuran perusahaan, modal kerja dan arus kas). Penelitian ini menggunakan data empiris perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai tahun 2010.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap likuiditas. 2. apakah modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. 3. apakah arus kas berpengaruh terhadap likuiditas.

4. apakah ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas secara bersama-sama berpengaruh terhadap likuiditas.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap likuiditas. 2. untuk mengetahui apakah modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas. 3. untuk mengetahui apakah arus kas berpengaruh terhadap likuiditas.

4. untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas secara bersama-sama berpengaruh terhadap likuiditas.


(22)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak sebagai berikut:

1. bagi penulis, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas.

2. bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis,

3. bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat keputusan dan kebijakan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Likuiditas

Dalam situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini, persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi kondisi yang demikian, setiap perusahaan dituntut untuk mampu mengelola perusahaan agar tetap dalam kondisi kuat dari sisi keuangan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah ilikuid.

Kim et al,(1998: 349) dalam penelitian Aldiyanti (2009) mengelompokkan faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan sebagai berikut: a. Biaya Keuangan Eksternal

Faktor biaya keuangan eksternal ini berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan jika perusahaan menggunakan pendanaan dari luar perusahaan. Kim et al, (1998: 349) menggunakan proxy ukuran perusahaan dan kesempatan bertumbuh untuk mengukur faktor biaya keuangan eksternal tersebut.


(24)

Barclay dan Smith (1996, dalam Kim et al, 1998) mengemukakan argumen bahwa, biaya keuangan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan besar relatif lebih rendah dibanding perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan kecil, hal ini disebabkan perusahaan besar lebih mampu mencapai skala ekonomi terutama jika dikaitkan dengan biaya tetap pada saat melakukan emisi saham. Berdasarkan literatur tentang informasi asimetrik, pada perusahaan-perusahaan yang menghadapi kondisi informasi asimetrik yang rumit antara insider dan outsider investors, maka perusahaan tersebut cenderung menghadapi biaya keuangan eksternal yang besar. (Myers dan Majluf 1984, dalam Kim et al, 1998: 347), pada perusahaan-perusahaan yang nilainya sebagian besar ditentukan oleh growth opportunities akan menghadapi informasi asimetrik yang besar.

b. Ketidakpastian Arus Kas

Ketidakpastian arus kas dapat menentukan keputusan manajer dalam menentukan tingkat likuditas perusahaan. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat ketidakpastian arus kas yang tinggi akan cenderung melakukan investasi dalam aktiva likuid dengan jumlah yang besar.

c. Kesempatan Investasi Perusahaan

Kesempatan investasi yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun saat mendatang. Kesempatan investasi perusahaan ini dapat mempengaruhi manajemen dalam memutuskan kebijakan likuiditasnya. Berkaitan dengan kesempatan investasi perusahaan ini manajemen akan mempertimbangkan, apakah lebih baik melakukan investasi dalam bentuk aktiva tetap atau melakukan investasi dalam aktiva likuid.


(25)

d. Transaksi Likuiditas Perusahaan

Transaksi likuiditas perusahaan ini berkaitan dengan dana atau kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan transaksi. Faktor transaksi likuiditas perusahaan ini juga merupakan faktor yang dipertimbangkan manajemen dalam menentukan likuiditas perusahaan.

Pengukuran likuiditas dilakukan dengan membandingkan harta lancar dengan utang lancar. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dapat dibagi dalam tiga bagian sebagai berikut:

1). Besarnya investasi pada harga tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka panjang

Pemakaian dana untuk pembelian harta tetap adalah salah satu sebab utama dari keadaan tidak likuid. Jikalau makin banyak dana perusahaan yang dipergunakan untuk harta tetap, maka sisanya untuk membiayai kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit. Oleh sebab itu, rasio likuiditas menurun. Kemerosotan tersebut hanya dapat dicegah dengan menambah dana jangka panjang untuk menutup kebutuhan harta tetap yang meningkat.

2). volume kegiatan perusahaan

Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana untuk membiayai harta lancar. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi dengan meningkatkan utang-utang. Tetapi jika hal-hal lain tetap, investasi jangka panjang untuk membiayai kebutuhan modal kerja sangat diperlukan agar rasio dapat dipertahankan.


(26)

3). pengendalian harta lancar

Apabila pengendalian kurang baik terhadap besarnya investasi dalam persediaan dan piutang menyebabkan adanya investasi yang melebihi daripada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun dengan tajam, kecuali apabila disediakan lebih banyak dana jangka panjang. Kesimpulannya ialah bahwa perbaikan dalam pengendalian investasi semacam itu akan dapat memperbaiki rasio likuiditas.

Memperbaiki posisi likuiditas hanya dapat dilaksanakan dengan: a. menambah lebih banyak dana jangka panjang, baik dari pemegang

saham ataupun dengan pinjaman,

b. mengembalikan posisi investasi dengan menjual beberapa harta tetap, c. mengatur harta lancar secara efisien.

2.1.2 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi maupun investasi perusahaan. Pada umumnya semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan perusahaan tersebut. Kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan tersebut secara langsung akan mempengaruhi kondisi likuiditas perusahan, sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan tingkat likuiditas.


(27)

2.1.3 Modal Kerja

Menurut Wild (2005, 186), “modal kerja adalah selisih aktiva lancar setelah dikurang kewajiban lancar”. Menurut Brigham (2001: 150), modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha. Modal kerja selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari dan untuk menjaga kontinuitas perusahaan selama masih beroperasi.

Menurut Riyanto (1995:51) modal kerja dapat dibagi menurut konsep sebagai berikut :

a. Konsep Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto.

b. Konsep Kualitatif

Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari utang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di mana mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto.


(28)

c. Konsep Fungsional

Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Modal kerja adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan berbeda-beda, salah satunya tergantung pada jenis perusahaan dan besar kecilnya perusahaan itu sendiri. Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal kerja secara tepat akan menghasilkan keuntungan yang benar-benar diharapkan oleh perusahaan sedangkan akibat pengelolaan modal yang kurang tepat akan mengakibatkan kerugian. Kegiatan penyediaan modal tersebut bersifat dinamis sehingga harus disesuaikan dengan perkembangan perusahaan. Besarnya modal kerja merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah likuiditas perusahaan.

Menurut Munawir (2002:125) penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:

a. pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies kantor dan pembayaran biaya-biaya lainnya,

b. kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau efek, maupun kerugian yang insidentil lainnya,

c. adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang,


(29)

d. adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya utang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja,

e. pembayaran utang-utang jangka panjang yang meliputi utang hipotik, utang obligasi maupun bentuk utang jangka panjang lainnya,

f. pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadi (prive) atau adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan atau adanya pembayaran dividen dalam perseroan terbatas

2.1.4 Arus Kas

Kas merupakan aktiva yang paling likuid serta menawarkan likuiditas dan fleksibilitas bagi perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus operasi perusahaan. Aktivitas operasi perusahaan melibatkan konversi kas menjadi berbagai aktiva (seperti persediaan) yang digunakan untuk menghasilkan piutang dari penjualan kredit. Siklus operasi menjadi lengkap saat kas kembali ke perusahaan melalui proses penagihan, yang memungkinkan dimulainya siklus operasi baru.

Sesungguhnya kas merupakan ukuran akhir profitabilitas. Kas lah yang digunakan untuk membayar utang, mengganti peralatan, memperluas fasilitas, dan membayar dividen. Dengan demikian, analisis arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan dapat membantu menilai salah satunya likuiditas.


(30)

Menurut Harahap (2008: 257), kegunaan laporan arus kas untuk mengetahui: a. kemampuan suatu perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu;

b. kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang;

c. informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dan sumber kekayaan perusahaan;

d. kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang;

e. alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas;

f. pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pembayaran kas berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan yang merupakan aktivitas utama dalam bisnis perusahaan. Arus kas dari operasi sering dikaitkan dengan laba bersih untuk menilai kualitasnya. Arus kas dari operasi menjadi penguji yang efektif atas laba bersih, namun bukan pengganti laba bersih. Arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan serta bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka panjang.


(31)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian terdahulu

Nama Variabel yang digunakan Hasil Penelitan Aldiyanti Listi

(2009)

Ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, return spread, dan debt ratio.

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, return spread berpengaruh signifikan

terhadap likuiditas perusahaan, sedangkan debt

ratio tidak berpengaruh

signifikan terhadap likuiditas.

Farhan Fanny Akhmad (2010)

Perputaran Modal Kerja, Likuiditas dihitung menggunakan rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas.

Menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran modal kerja dengan tingkat likuiditas perusahaan

Kim et al. (1998) dalam penelitian Aldiyanti (2009) Ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, variabilitas arus kas operasi, variabilitas arus free cash flow, return spread, perkiraan kondisi ekonomi masa mendatang, siklus kas, variabilitas arus kas, debt ratio, dan arus kas,.

menunjukkan bahwa rasio market to book value berpengaruh positif dan signifikan sedangkan return spread, siklus kas, debt ratio, arus kas, kemungkinan kebangkrutan berpengaruh negative dan signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Aldiyanti (2009) tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penentu likuiditas. Faktor-faktor yang digunakan sebagai prediktor likuiditas perusahaan adalah ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, return spread, dan debt ratio. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Jakarta. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini


(32)

menunjukkan bahwa: (1) ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan, (2) kesempatan bertumbuh berpengaruh signifikan dan positif terhadap likuiditas, (3) return spread berpengaruh signifikan dan positif terhadap likuiditas perusahaan, (4) debt ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (1998) tersebut bertujuan untuk mengetahui secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi atau menentukan likuiditas perusahaan. Faktor-faktor yang diduga menentukan likuiditas adalah: (1) ukuran perusahaan, (2) kesempatan bertumbuh (growth opportunities), (3) variabilitas arus kas operasi, (4) variabilitas free cash flow, (5) return spread, (6) perkiraan kondisi ekonomi masa mendatang, (7) siklus kas, (8) variabilitas siklus kas, (9) debt ratio, (10) arus kas, (11) prediktor kebangkrutan. Penelitian dilakukan terhadap 915 perusahaan manufaktur di AS. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (1998) ini menunjukkan: (1) rasio market to book value berpengaruh positif dan signifikan, (2) Return spread berpengaruh negatif dan signifikan, (3) Siklus kas berpengaruh negatif dan signifikan, (4) Debt ratio berpengaruh negatif dan signifikan, (5) arus kas berpengaruh negatif dan signifikan, (6) kemungkinan kebangkrutan berpengaruh negatif dan signifikan.


(33)

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, pengaruh modal kerja, ukuran perusahaan, arus kas terhadap likuiditas dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H1

H2

H3

Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi maupun investasi perusahaan. Pada umumnya semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan perusahaan tersebut. Kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan tersebut secara langsung akan mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan, sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan tingkat likuiditas. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kim et al (1998) dalam penelitian Aldiyanti (2009) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan.

Ukuran Perusahaan (X1)

Likuiditas Ukuran Perusahaan

Modal Kerja


(34)

Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan, dimana dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas perusahaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk operasi selanjutnya. Modal kerja yang cukup akan memungkinkan suatu perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin, akan tetapi modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, dan sebaliknya adanya ketidakcukupan modal kerja merupakan indikator utama kegagalan suatu perusahaan.

Ukuran arus kas mengakui arus kas masuk saat kas diterima walaupun belum dihasilkan, dan mengakui arus keluar saat kas dibayarkan walaupun beban belum terjadi. Laporan arus kas melaporkan ukuran arus kas untuk tiga aktivitas utama dalam bisnis: operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas operasi, atau arus kas dari operasi, merupakan padanan dasar kas untuk laba bersih akrual. Informasi arus kas membantu menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kapasitas, dan mendapatkan pendanaan. Informasi arus kas juga membantu menilai kualitas laba dan ketergantungan laba pada estimasi dan rentang arus kas dimasa depan. Arus kas dari operasi menjadi penguji yang efektif atas laba bersih, namun bukan pengganti laba bersih.

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(35)

H2 H

: terdapat pengaruh modal kerja terhadap likuiditas 3

H

: terdapat pengaruh arus kas terhadap likuiditas

4 : terdapat pengaruh, ukuran perusahaaan, modal kerja, arus kas secara simultan terhadap likuiditas


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2007:30) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan, modal kerja, dan arus kas terhadap likuiditas.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono ( 2007: 72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (yang sebelumnya telah berubah nama dari Bursa Efek Jakarta menjadi Bursa Efek Indonesia sejak 31 Desember 2008), kecuali bank dan asuransi. Berdasarkan data yang diperoleh melalui situs BEI jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 adalah 244 perusahaan. Besarnya sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin (1960) dalam Umar (2008:78) seperti berikut:

n = N 1 + N e = 150 perusahaan


(37)

dimana:

n = ukuran sampel yang dibutuhkan N = ukuran populasi (244 perusahaan)

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (5%)

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Data ini merupakan data sekunder yaitu data yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Pada penelitian ini data sekunder didapat dari dalam bentuk dokumentasi yaitu data yang diterbitkan oleh pihak-pihak berkompeten melalui data laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahunnya dalam bentuk cetakan maupun download internet. Data sekunder penelitian ini merupakan data laporan keuangan tahunan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal. Pola penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka yaitu melalui jurnal akuntansi dan buku buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tahap kedua, pengumpulan data sekunder diperoleh melalui media internet dengan mendownload situs laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian


(38)

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Defenisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Dilihat dari sudut pandang hubungannya variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.

3.5.1 Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007:3). Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari :

a. Ukuran perusahaan adalah besarnya perusahaan ditinjau dari aktiva yang dimilikinya. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan = Total Aktiva Perusahaan

Alasan digunakannya total aktiva perusahaan adalah karena total aktiva merupakan proxy dari ukuran perusahaan

b. Modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan. Modal kerja dalam penelitian ini dihitung dengan rumus perputaran modal kerja sebagai berikut:

Perputaran Modal Kerja =

ModalKerja Penjualan

x 100%

Alasan digunakannya perputaran modal kerja adalah karena perputaran modal kerja menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh untuk tiap rupiah modal kerja.


(39)

c. Arus kas dalam penelitian ini adalah merupakan arus kas dari operasi yaitu merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Arus kas dari operasi sering dikaitkan dengan laba bersih untuk menilai kualitasnya, sehingga formula yang digunakan untuk menghitung arus kas operasi adalah sebagai berikut:

Arus kas operasi = Arus kas masuk dan Arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait

Alasan digunakannya arus kas operasi adalah karena arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan yang bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi likuiditas jangka pendek.

3.5.2 Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:3). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah rasio lancar yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut :

Current ratio =

bilities CurrentLia

ets CurrentAss

x 100%

Alasan digunakannya current ratio adalah karena current ratio lebih berguna untuk membandingkan likuiditas berbagai perusahaan dalam industri yang sama.


(40)

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan dengan analisis statistik dan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows .Dalam penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum menganalisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

3.6.1.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov, dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007:106), yaitu:

1) lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural, kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas,


(41)

3) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005:91) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variable independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan VIF dengan ketentuan bila VIF > 10 terjadi masalah multikolinearitas yang serius.

Menurut Ghozali (2005: 95) cara mengobati multikolinearitas, yaitu :

1) menggabungkan data crossection dan time series (pooling data), 2) keluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai

korelas tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi,

3) transformasi variabel, dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan first difference atau delta.

3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual


(42)

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka terjadi homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Menurut Erlina (2007 : 109 ) ”Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan masalah autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Pendeteksian terhadap penyimpangan asumsi klasik autokorelasi dapat dilihat pada nilai Durbin Watson (DW test). Ketentuan yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi menurut Santoso adalah sebagai berikut:

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,

3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda, menggunakan lebih dari satu variabel yang mempengaruhi variable independen untuk menaksir variabel dependen agar taksiran


(43)

menjadi lebih akurat. Data dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Dimana :

+ e

Y = likuiditas a = konstanta b1, b2, b3, b4

X

= parameter koefisien regresi 1

X

= ukuran perusahaan 2

X

= modal kerja 3

e = penganggu = arus kas

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan F-test dan t-test

3.6.2.1 Uji signifikan simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menguji hubungan linier dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model ini dapat dipakai untuk mengestimasi variabel terikat. Bentuk pengujian :

H0 : b1=b2=b3

H

= 0, artinya variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas yang terdapat pada model ini dapat dipakai untuk mengestimasi variabel likuiditas.

1 : b1 ≠b2 ≠b3≠0, artinya variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas yang terdapat pada model ini tidak dapat dipakai untuk mengestimasi


(44)

variabel likuiditas. Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan (α) = 5%.

Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah: H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel

H

0 ditolak (terima H1) bila Fhitung > Ftabel

3.6.2.2 Uji signifikan parsial (t-test)

Uji t-test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai t-tabel, tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5%. Bentuk pengujian :

H0 : b1=b2=b3

H

= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas terhadap likuiditas.

1 : b1 ≠b2 ≠b3≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas terhadap variabel likuiditas.

Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel )

pada tingkat signifikan = 5%.

Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah : H0 diterima jika : ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

H

1 diterima jika : thitung > ttabel

t

hitung ≤ - ttabel


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 for Windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan metode pemilihan sampel yang digunakan, didapat 150 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2008-2010.

4.2Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan dari tahun 2008 sampai tahun 2010 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas sebagai variabel bebas dan likuiditas sebagai variabel terikat.


(46)

Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan selama periode 2008 sampai dengan tahun 2010 disajikan dalam tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Likuiditas

377 .0136 2.960 1.309 .6414

Total aktiva 377 556667431 8.E13 4.01E12 1.042E13

Perputaran Modal Kerja 377 -1.093 2.942 7.916 1.518

Arus Kas Operasi 377 -9.E11 3.E13 5.27E11 2.623E12

Valid N (listwise) 377

Tabel di atas menunjukkan bahwa hanya variabel perputaran modal kerja dan arus kas operasi memiliki nilai minimum negatif, namun hal ini tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk menyatakan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel selalu merugi selama periode pengamatan. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah :

a. Variabel likuiditas memiliki nilai minimum 0,0136 dan maksimum 2,960 dengan rata-rata likuiditas sebesar 1,309 dengan jumlah sampel sebanyak 377 perusahaan.

b. Variabel total aktiva memiliki nilai minimum Rp. 556667431 dan nilai maksimum 8,E13 dengan rata-rata total aktiva sebesar 4,01E12 dengan jumlah sampel sebanyak 377 perusahaan.


(47)

c. Variabel perputaran modal kerja memiliki nilai minimum -1,093 dan nilai maksimum 2,942 dengan rata-rata perputaran modal kerja sebesar 7,916 dengan jumlah sampel sebanyak 377 perusahaan.

d. Variabel arus kas operasi memiliki nilai minimum -9,E11 dan nilai maksimum 3,E13 dengan rata-rata arus kas operasi sebesar 5,27E11 dengan jumlah sampel 377 perusahaan.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Ada beberapa syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi agar model persamaan regresi berganda dapat digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas, antara lain uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

4.2.2.1Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik one-sample kolmogrov smirnov, tingkat signifikan 5% dengan membuat hipotesis:

H0 H

: data residual berdistribusi normal 1

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H : data residual tidak berdistribusi normal

0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.


(48)

Hasil Uji Normalitas Sebelum Data di Trimming Grafik Normal P-Plot (sebelum data di-trimming)

Gambar 4.1

Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, kelihatan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta mendekati garis diagonal sehingga disimpulkan bahwa data dalam model regresi terlihat terdistribusi secara normal. Dari hasil uji normalitas dengan grafik histogram, dan grafik normal plot, menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal.


(49)

Histogram (sebelum data di-trimming) Gambar 4.2

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yaitu menceng ke kiri. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2009: 106), yaitu :

1) Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya. 2) Lakukan trimming, yaitu membuang data outlier.

3) Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.


(50)

Untuk mengubah nilai residual agar terdistribusi normal, penulis melakukan trimming data. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S):

1) Analisis Grafik

Uji normalitas yang digunakan dalam analisis grafik ini adalah dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot sebagai berikut

Uji Normalitas Setelah Data Di-trimming Histogram Dependent Variable (Likuiditas)

Gambar 4.3

Histogram (setelah data di-trimming)

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hal ini berarti data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan


(51)

dengan analisis statistik selain dengan analisis grafik histogram melalui grafik normal p-p plot regression standardized residual seperti yang disajikan pada Gambar 4.4

Gambar 4.4

Grafik Normal P-Plot (setelah data di-trimming)

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa titik-titik pada scatter plot mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis statistik. Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan analisis grafik.


(52)

2) Analisis Statistik

Uji normalitas yang digunakan dalam analisis statistik ini adalah uji statistik non-parametrik One-Sample Kolmogrov Smirnov. Tabel 4.3 ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Setelah Data Di-trimming

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) Unstandardized Residual bernilai 0, 118 yang lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata (α) yaitu 0,05. Hal ini berarti model regresi variabel dependen dan independen mempunyai distribusi normal.

4.2.2.2 Uji multikolineritas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi data ada tidaknya gejala multikolinieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variable independen dan besarnya tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu : Tolerance> 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 377

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .63875859

Most Extreme Differences Absolute .061

Positive .061

Negative -.034

Kolmogorov-Smirnov Z 1.190

Asymp. Sig. (2-tailed) .118

a. Test distribution is Normal. b Calculated from data.


(53)

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.299 .036 35.949 .000

Total aktiva 7.682E-15 .000 .125 1.355 .176 .313 3.192

Perputaran

Modal Kerja -8.998E-6 .000 -.021 -.413 .680 1.000 1.000

Arus Kas

Operasi -3.867E-14 .000 -.158 -1.717 .087 .313 3.192

a. Dependent Variable: Likuiditas

Coefficient Correlationsa Model

Arus Kas Operasi

Perputaran

Modal Kerja Total aktiva 1 Correlations Arus Kas Operasi 1.000 -.007 -.829 Perputaran Modal Kerja -.007 1.000 .016

Total aktiva -.829 .016 1.000

Covariances Arus Kas Operasi 5.074E-28 -3.212E-21 -1.059E-28 Perputaran Modal Kerja -3.212E-21 4.750E-10 1.926E-21 Total aktiva -1.059E-28 1.926E-21 3.217E-29 a.Dependent Variable : Likuiditas

c. Uji Heterokedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.


(54)

Gambar 4.5

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar kemudian menyempit ), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedatisitas.

Tindakan perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan salah satu dari beberapa cara yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, yaitu dengan menggunakan transformasi seluruh variabel penelitian ke dalam fungsi logaritma natural (LN). Sehingga data total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi menjadi LN total aktiva (LNX1), LN perputaran modal kerja (LNX2) dan LN arus kas operasi (LNX3). Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas.


(55)

Gambar 4.6

Dari gambar 4.7 scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen (likuiditas) berdasarkan masukan variabel independen, total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi.


(56)

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

Durbin-Watson Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .612a .375 .365 .22630 2.077

a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1 b. Dependent Variable: LN_Y

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa nilai dw sebesar 2,077. Angka ini terletak diantara -2 sampai +2, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif pada model regresi penelitian ini.

4.2.3 Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16.0 maka diperoleh hasil sebagai berikut:

4.2.3.1 Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel


(57)

independen dan variabel dependen melalui pengaruh total aktiva (X1), perputaran modal kerja (X2), arus kas operasi (X3) terhadap likuiditas (Y). Hasil regresi dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.5 Analisis Hasil Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .893 .295 3.027 .003 LN_X1

-.005 .017 -.029 -.302 .763 .359 2.78 2 LN_X2

-.171 .016 -.615

-10.519 .000 .974 1.02

7 LN_X3

.002 .012 .018 .187 .852 .361 2.76 7 a. Dependent Variable : LN_Y

Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: LNY = 0,893 - 0,005 LNX1 - 0,171 LNX2 + 0,002 LNX3 Dimana:

+ e

LNY = Logaritma Natural Likuiditas LNX1

LNX

= Logaritma Natural Total Aktiva 2

LNX

= Logaritma Natural Perputaran Modal Kerja 3

Keterangan:

= Logaritma Natural Arus Kas Operasi

1. Konstanta sebesar 0,893 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka LN Likuiditas sebesar 0,893.


(58)

2. LN Total Aktiva memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,005, artinya apabila terjadi perubahan variabel LN Total Aktiva sebesar 1% akan menurunkan LN Likuiditas sebesar 0,005 atau 0,5 % (interprestasi elastisitas karena model logaritma).

3. LN Perputaran Modal Kerja memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,171, artinya apabila terjadi perubahan variabel LN Perputaran Modal Kerja sebesar 1% akan menurunkan LN Likuiditas sebesar 0,171 atau 17,1 %.

4. LN Arus Kas Operasi memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,002, artinya apabila terjadi perubahan variabel LN Arus Kas Operasi sebesar 1% akan menaikkan LN Likuiditas sebesar 0,002 atau 0,2%.

4.2.3.2 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Adjusted Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel


(59)

dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.6

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Adjusted Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .612a .375 .365 .22630 2.077

a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1 b. Dependent Variable: LN_Y

Pada model summary di atas, angka R sebesar 0,612 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara LN Likuiditas (LNY) dengan LN Total Aktiva (LNX1), LN Perputaran Modal Kerja (LNX2) dan LN Arus Kas Operasi (LNX3), erat karena > 0,5 (50%). Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,375. Angka ini mengindikasikan bahwa 37,5% variasi atau perubahan dalam LN Likuiditas tidak dapat dijelaskan oleh variasi variabel LN total aktiva, LN perputaran modal kerja dan LN arus kas operasi. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,22630 dimana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.


(60)

4.2.4 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F (F test) dan uji t (t test).

4.2.4.1 Uji signifikan simultan (F-test)

Untuk melihat pengaruh total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi terhadap likuiditas secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 16.0 for Windows, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.772 3 1.924 37.569 .000a

Residual 9.627 188 .051

Total 15.399 191

a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1 b. Dependent Variable: LN_Y

Berdasarkan hasil uji F (F test) diperoleh F hitung adalah 37,569 dengan tingkat signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari 0.05, sedangkan F tabel sebesar 2,652646 dengan tingkat signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap likuiditas karena F hitung > F tabel (37,569 > 2,652646) dan signifikansi penelitian < 0,05 ( 0,000<0,05).


(61)

4.2.4. Uji signifikan parsial (t test)

Uji t-test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16.0 for Windows diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .893 .295 3.027 .003

LN_X1 -.005 .017 -.029 -.302 .763 .359 2.782

LN_X2

-.171 .016 -.615

-10.519 .000 .974 1.027

LN_X3 .002 .012 .018 .187 .852 .361 2.767

a. Dependent Variable : LN_Y

Dari tabel 4.8 di atas, dapat diambil suatu kesimpulan, yaitu :

(1) besarnya thitung untuk variabel Total Aktiva (LNX1) sebesar -0,302 dengan nilai signifikan 0.763. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan thitung adalah -0,302, sedangkan ttabel adalah 1,972663, sehingga ttabel > thitung

(2) besarnya t

( 1,972663>-0,302), maka dapat disimpulkan total aktiva secara parsial tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Signifikansi penelitian >0,05 (0,763>0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya total aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas,

hitung untuk variabel Perputaran Modal Kerja (LNX2

-10,519 dengan nilai signifikan 0,000. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan t

) sebesar

hitung adalah -10,519 sedangkan ttabel adalah 1,972663, sehingga ttabel > thitung ( 1,972663>-10,519), maka dapat disimpulkan


(62)

perputaran modal kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Signifikansi penelitian <0,05 (0,000<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap likuiditas,

(3) besarnya thitung untuk variabel Arus Kas Operasi (LNX3) sebesar 0,187 dengan nilai signifikan 0,852. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan thitung adalah 0,852 sedangkan ttabel adalah 1,972663, sehingga ttabel > thitung (1,972663 > 0,187), maka dapat disimpulkan arus kas operasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Signifikansi penelitian > 0,05 (0,852>0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

4.2.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,365. Hal ini berarti bahwa 36,5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi mampu menjelaskan sebanyak 36,5% variasi atau perubahan dari variabel dependen yaitu likuiditas. Sedangkan sisanya sebesar 63,5% dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa total aktiva, arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap likuiditas secara parsial. Sedangkan perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap likuiditas secara parsial.


(63)

Berdasarkan penelitian ini, total aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas secara parsial, sedangkan hasil penelitian Aldiyanti (2009) menyatakan bahwa secara parsial total aktiva berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya periode dan berbedanya sektor industri yang digunakan dalam penelitian. Penelitian Aldiyanti (2009) menggunakan industri manufaktur sebagai sampel penelitian sedangkan penelitian ini menggunakan seluruh industri (perusahaan), kecuali bank dan asuransi. Sektor industri mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dan yang lain. Berdasarkan hasil penelitian ini juga diketahui bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas secara parsial, sedangkan hasil penelitian Kim (1998) dalam penelitian Aldiyanti (2009) menyatakan bahwa arus kas berpengaruh negatif dan signifikan,mungkin dikarenakan berbedanya periode, sektor industri dan tempat penelitian. Kim menggunakan sektor manufaktur di AS sebagai sampel penelitian, sedangkan peneliti menggunakan seluruh industri (perusahaan) yang ada di Indonesia, kecuali bank dan asuransi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Farhan (2010) bahwa perputaran modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Berdasarkan hasil penelitian ini, variabel total aktiva memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,005, artinya apabila terjadi penurunan variabel total aktiva sebesar 1% akan menaikkan likuiditas sebesar 0,005 atau 0,5%. Variabel perputaran modal kerja memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,171, artinya apabila terjadi penurunan variabel perputaran modal kerja sebesar 1% akan menaikkan likuiditas sebesar 0,171


(64)

atau 17,1%. Variabel arus kas operasi memiliki koefisien bertanda positif sebesar 0,002, artinya apabila terjadi kenaikan variabel arus kas operasi sebesar 1% akan menaikkan likuiditas sebesar 0,002 atau 0,2%.


(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. H1

2. H

ditolak. Artinya, variabel total aktiva tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aldiyanti (2009) yang menyatakan bahwa variabel total aktiva berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Koefisien regresi total aktiva bertanda negatif terhadap likuiditas. Tanda negatif menunjukkan hubungan yang berlawanan. Hasil ini berarti penurunan total aktiva mengakibatkan naiknya likuiditas.

2

3. H

ditolak. Artinya, variabel perputaran modal kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap likuiditas. Hasil ini sesuai dengan penelitian Farhan (2010) menyatakan bahwa variabel perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Koefisien regresi perputaran modal kerja terhadap likuiditas memiliki tanda negatif yang menunjukkan hubungan yang berlawanan. Dalam hal ini berarti penurunan perputaran modal kerja akan mengakibatkan naiknya likuiditas.

3 diterima. Artinya, variabel arus kas operasi mempunyai pengaruh terhadap likuiditas. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kim (1998) dalam penelitian Aldiyanti (2009) yang menyatakan bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh negatif secara


(66)

signifikan terhadap likuiditas. Koefisien regresi arus kas operasi bertanda positif terhadap likuiditas. Tanda positif menunjukkan hubungan yang searah. Hasil ini berarti kenaikan arus kas operasi mengakibatkan naiknya likuiditas.

4. H4 diterima. Artinya, secara simultan total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi pihak investor, praktisi manajemen dan analis keuangan, serta peneliti selanjutnya.

1. Bagi Investor

Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan dan catatan keuangan perusahaan. Data keuangan perusahaan yang akurat akan sangat membantu dalam membuat pertimbangan atau prediksi yang akurat pula dalam menetapkan keputusan investasi. Sebaiknya investor memperhatikan rasio-rasio keuangan yang dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan di masa sekarang bahkan di masa depan.

2. Bagi Praktisi Manajemen dan Analis Keuangan

Pihak manajemen harus senantiasa mampu melakukan pengendalian terhadap likuiditas secara optimal, artinya, mampu mengatur likuiditas perusahaannya sedemikian rupa sehingga kas yang dipegang mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban atau utang-utangnya. Di sisi lain jumlah kas


(1)

Lampiran vii (lanjutan)

Hasil Uji Heterokedastisitas Sebelum Transformasi Logaritma Natural


(2)

Sebelum Transformasi dengan Logaritma Natural

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1

.091a .008 .000 .6413221782998

54 1.808

a. Predictors: (Constant), Arus Kas Operasi, Perputaran Modal Kerja, Total aktiva b. Dependent Variable: Likuiditas

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.292 3 .431 1.047 .372a

Residual 153.413 373 .411

Total 154.704 376

a. Predictors: (Constant), Arus Kas Operasi, Perputaran Modal Kerja, Total aktiva b. Dependent Variable: Likuiditas

Sebelum Transformasi dengan Logaritma Natural

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .612a .375 .365 .22630 2.077

a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1 b. Dependent Variable: LN_Y


(3)

Lampiran viii (Lanjutan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.772 3 1.924 37.569 .000a

Residual 9.627 188 .051

Total 15.399 191

a. Predictors: (Constant), LN_X3, LN_X2, LN_X1 b. Dependent Variable: LN_Y


(4)

Tabel t dengan Signifikansi 5%

df t table df t table df t table df t table

1. 12,7062 25. 2,059539

49 2,009575 73 1,992997

2. 4,302653

26. 2,055529

50 2,008559 74 1,992543

3. 3,182446

27. 2,05183 51 2,007584 75 1,992102

4. 2,776445

28. 2,048407

52 2,006647 76 1,991673

5. 2,570582

29. 2,04523 53 2,005746 77 1,991254

6. 2,446912

30. 2,042272

54 2,004879 78 1,990847

7. 2,364624

31. 2,039513

55 2,004045 79 1,99045

8. 2,306004

32. 2,036933

56 2,003241 80 1,990063

9. 2,262157

33. 2,034515

57 2,002465 81 1,989686

10. 2,228139

34. 2,032244

58 2,001717 82 1,989319

11. 2,200985

35. 2,030108

59 2,000995 83 1,98896

12. 2,178813

36. 2,028094

60 2,000298 84 1,98861

13. 2,160369

37. 2,026192

61 1,999624 85 1,988268

14. 2,144787

38. 2,024394

62 1,998971 86 1,987934

15. 2,13145 39. 2,022691

63 1,998341 87 1,987608

16. 2,119905

40. 2,021075

64 1,99773 88 1,98729

17. 2,109816

41. 2,019541

65 1,997138 89 1,986979

18. 2,100922

42. 2,018082

66 1,996564 90 1,986674

19. 2,093024

43. 2,016692

67 1,996008 91 1,986377

20. 2,085963

44. 2,015368

68 1,995469 92 1,986086

21. 2,079614

45. 2,014103

69 1,994945 93 1,985802

22. 2,073873

46. 2,012896

70 1,994437 94 1,985523

23. 2,068658

47. 2,01174 71 1,993943 95 1,985251

24. 2,063899

48 2,010635

72 1,993464 96 1,984984


(5)

97 1,984723

120 1,97993 143 1,976692 166 1,974358

98 1,984467

121 1,979764

144 1,976575 167 1,974271

99 1,984217

122 1,9796 145 1,97646 168 1,974185

100 1,983971

123 1,979439

146 1,976346 169 1,9741

101 1,983731

124 1,97928 147 1,976233 170 1,974017

102 1,983495

125 1,979124

148 1,976122 171 1,973934

103 1,983264

126 1,978971

149 1,976013 172 1,973852

104 1,983037

127 1,97882 150 1,975905 173 1,973771

105 1,982815

128 1,978671

151 1,975799 174 1,973691

106 1,982597

129 1,978524

152 1,975694 175 1,973612

107 1,982383

130 1,97838 153 1,97559 176 1,973534

108 1,982173

131 1,978239

154 1,975488 177 1,973457

109 1,981967

132 1,978099

155 1,975387 178 1,973381

110 1,981765

133 1,977961

156 1,975287 179 1,973305

111 1,981567

134 1,977826

157 1,975189 180 1,973231

112 1,981372

135 1,977692

158 1,975092 181 1,973157

113 1,98118 136 1,977561

159 1,974996 182 1,973084

114 1,980992

137 1,977431

160 1,974902 183 1,973012

115 1,980807

138 1,977304

161 1,974808 184 1,972941

116 1,980626

139 1,977178

162 1,974716 185 1,97287

117 1,980448

140 1,977054

163 1,974625 186 1,9728

118 1,980272

141 1,976931

164 1,974535 187 1,972731


(6)

Tabel F dengan Signifikansi 5%

n = 1

n = 2

n = 3

df = 1

161.447638

199.5

215.707345

2

18.512820

19

19.164292

3

10.127964

9.552094

9.276628

4

7.708647

6.944271

6.591382

5

6.607890

5.786135

5.409451

6

5.987377

5.143252

4.757062

7

5.591447

4.737414

4.346831

8

5.317655

4.458970

4.066180

9

5.117355

4.256494

3.862548

10

4.964602

4.102821

3.708264

11

4.844335

3.982297

3.587433

12

4.747225

3.885293

3.490294

13

4.667192

3.805565

3.410533

14

4.600109

3.738891

3.343888

15

4.543077

3.682320

3.287382

20

4.351243

3.492828

3.098391

25

4.241698

3.385189

2.991240

30

4.170876

3.315829

2.922277

35

4.121338

3.267423

2.874187

40

4.084745

3.231726

2.838745

45

4.056612

3.204317

2.811543

100

3.936142

3.087295

2.695534

150

3,904202

3,056366

2,664907

170

3,896742

3,049149

2,657762

171

3,896415

3,048833

2,657449

172

3,896092

3,04852

2,65714

173

3,895773

3,048212

2,656834

174

3,895458

3,047906

2,656532

175

3,895146

3,047605

2,656234

176

3,894838

3,047307

2,655939

177

3,894533

3,047012

2,655647

178

3,894232

3,046721

2,655359

179

3,893934

3,046433

2,655074

180

3,89364

3,046148

2,654792

181

3,893349

3,045866

2,654513

182

3,893061

3,045588

2,654237

183

3,892776

3,045312

2,653965

184

3,892494

3,04504

2,653695

185

3,892216

3,044771

2,653428

186

3,89194

3,044504

2,653165

187

3,891668

3,04424

2,652904