objek tertentu orang, perilaku, konsep, situasi, benda, dsbnya, mengandung penilaian suka-tidak suka; setuju-tidak setuju.
3. Ibu
3.1. Defenisi Ibu
Ibu adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan tugasnya yang tidak dapat dilakukan oleh kaum pria dan ibu tersebut membesarkan seorang manusia
baru didalam rahim selama +40 minggu hingga bayi itu lahir selamat Llewellyn – Jones, 2005.Sedangkan ibu usia 18 - 25 tahun merupakan masa dewasa awal
seorang wanita muda yang masih usia reproduktif tinggi Al-Mighwar, 2006 .
4. Sibling Rivalry
4.1. Defenisi Sibling Rivalry
Sibling rivalry itu istilah ahli psikologi hubungan antar anak-anak seusia
seperti itu bersifat ambivalent dengan love hate relationship. Kamus kedokteran Dorland: sibling anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil anak-anak dari orang tua
yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan. Disebut juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling
rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu
kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
Sibling Rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua
Universitas Sumatera Utara
yang mempunyai dua anak atau lebih Lusa, 2011. Menurut Suherni 2009 Sibling Rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan
cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu atau kedua orang tuanya, atau untuk
mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
Sibling Rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak merupakan hal yang biasa bagi anak – anak usia antara 5 – 11 tahun. Bahkan kurang dari 5 tahun
pun sudah sangat mudah terjadi sibling rivalry itu.Serta sibling rivalry juga merupakan kecemburuan dan kemarahan yang lazim terjadi pada anak karena
kehadiran anggota keluarga baru dalam keluarga, yang dalam hal ini adalah
saudara kandungnya Bahiyatun, 2009.
Sedangkan menurut Sulystiawati 2009 Sibling Rivalry merupakan adanya rasa persaingan saudara kandung terhadap kelahiran adiknya. Biasanya hal
tersebut terjadi pada anak dengan usia toodler 2 – 3 tahun , yang juga dikenal
dengan “usia nakal”.
4.2. Etiologi
Sebab – sebab terjadinya sibling rivalry adalah : Kompetensi kemampuan kaitannya dengan kecemburuan, ciri emosional yakni temperamen
tidak bosan, tidak mudah frustasi, tidak mudah marah atau sebaliknya, mudah bosan, mudah frustasi, dll, sifat perasaan anak seusia sampai dengan dua – tiga
yakni apa yang disenangi adalah miliknya, harus dibenarkan oleh orang tua, kelemahan perkembangan seperti halnya lemahnya dan lambatnya kemampuan
Universitas Sumatera Utara
bahasa, kurang bisanya dalam interaksi sosial, sehingga mudah terjadi friksi
Suherni, 2009 .
Menurut Lusa 2011 banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain: Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka,
sehingga ingin menunjukkan pada saudara mereka, anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari orang tua mereka,
anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan anggota keluarga barubayi, tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi
yang dapat mempengaruhi proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain, anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai
pertengkaran, kemungkinan anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai permainan dengan saudara mereka dinamika keluarga dalam
memainkan peran, pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam keluarga adalah normal, tidak memiliki waktu untuk berbagi,
berkumpul bersama dengan anggota keluarga, orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya, anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya, cara
orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada mereka.
4.3. Akibat yang Ditimbulkan Sibling Rivalry Pada Sikap dan Prilaku
Memukul bayi adiknya, mendorong bayi adiknya dari pangkuan ibu, menjauhkan puting susu ibu dari mulut bayi, secara verbal menginginkan bayi
Universitas Sumatera Utara
kembali ke perut ibu, ngompol lagi, kembali bergantung pada susu botol, bertingkah agresif Bahiyatun, 2009.
Menurut Sulystiawati 2009 akibat yang ditimbulkan Sibling Rivalry pada sikap dan prilaku adalah : Anak bersikap temperamental yakni menangis tanpa
sebab, berprilaku ekstrim untuk menarik perhatian orang tuanya atau dengan melakukan kekerasan terhadap adiknya.
Sedangkan menurut Lusa 2011 akibat yang di timbulkan Sibling Rivalry pada sikap dan prilaku adalah :Masalah tidur, peningkatan upaya menarik
perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain,kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan menghisap jempol.
4.4. Cara Mengantisipasi Perubahan Sikap dan Prilaku Anak
Ibu dan keluarga dapat mengantisipasi perubahan dan sikap anak adalah dengan menyiapkan mereka untuk kelahiran adiknya, yaitu : mulai
memperkenalkan pada organ reproduksi dan seksual, beri penjelasan yang konkret tentang pertumbuhan bayi dalam rahim dengan menunjukkan gambar sederhana
tentang uterus rahim dan perkembangan janin, beri kesempatan anak untuk ikut gerakan janin, libatkan anak dalam perawatan bayi, beri pengertian mendasar
tentang perubahan suasana rumah, seperti alasan pindah kamar, lakukan aktivitas seperti biasa dan lakukan bersama anak, seperti mendongeng sebelum tidur atau
piknik bersama Bahiyatun, 2009.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat bersikap dan berprilaku baik, antara
lain: Tidak membandingkan antara anak satu sama lain, membiarkan anak
menjadi diri sendiri, menyukai bakat dan keberhasilan anak anda, membuat anak mampu bekerjasama daripada bersaing antara satu sama lain, memberikan
perhatian setiap waktu mengajarkan anak cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain, meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang
cukup dan kebebasan mereka sendiri, bersikap adil yaitu orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik terjadi,
tidak menyalahkan satu sama lain, jangan memberi tuduhan tentang negatifnya sifat anak, Lusa, 2011 .
4.6. Segi Positif Sibling Rivalry
Meskipun siblingrivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi positifnya, antara lain: Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan
mengembangkan beberapa keterampilan penting, cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi, mengontrol dorongan untuk bertindak agresif, oleh karena itu
agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua harus menjadi fasilitator Suherni, 2009.
4.7. Peran Medis
Universitas Sumatera Utara
Peran medis dalam mengatasi siblingrivalry, antara lain: Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca
kelahiran, memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan
Ambarwati, 2008 .
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP