Akibat Hukum Putusan Pernyataan Pailit

yaitu 2 dua bulan di mana pengadilan wajib memberikan putusan, terhitung sejak tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan. Putusan atas permohonan pernyataan pailit wajib diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dan wajib memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut serta memuat pula : a. Pasal tertentu dari peraturan perundang-undangan yang bersangkutan danatau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili; dan b. Pertimbangan hukum dan pendapat yang berbeda dari hakim anggota atau ketua majelis. 23 Salinan putusan pengadilan atas permohonan pernyataan pailit wajib disampaikan oleh juru sita dengan surat kilat tercatat kepada debitor, pihak yang mengajukan permohonan pernyataan pailit, kurator, dan hakim pengawas paling lambat 3 tiga hari setelah tanggal putusan atas permohonan pernyataan pailit diucapkan.

C. Akibat Hukum Putusan Pernyataan Pailit

Setelah putusan permohonan pernyataan pailit diucapkan oleh hakim pengadilan niaga, maka timbullah sejumlah akibat hukum terhadap perbuatan hukum yang dilakukan oleh debitor, antara lain sebagai berikut. 1. Akibat Kepailitan Secara Umum a. Akibat Kepailitan Terhadap Harta Kekayaan Debitor Pailit 23 Ibid, hal. 90-92. Universitas Sumatera Utara Kepailitan mengakibatkan seluruh kekayaan debitor serta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan berada dalam sitaan umum sejak saat putusan pernyataan pailit diucapkan, kecuali : 1 benda, termasuk hewan yang benar-benar dibutukan oleh debitor sehubungan dengan pekerjaannya, perlengkapannya, alat-alat medis yang dipergunakan untuk kesehatan, tempat tidur dan perlengkapannya yang dipergunakan oleh debitor dan keluarganya; 2 segala sesuatu yang diperoleh debitor dari pekerjaannya sendiri sebagai penggajian dari suatu jabatan atau jasa, sebagai upah, pensiun, uang tunggu atau uang tunjangan, sejauh yang ditentukan hakim pengawas; atau 3 uang yang diberikan kepada debitor untuk memenuhi kewajiban memberi nafkah menurut undang-undang. Tanggal putusan tersebut dihitung sejak pukul 00.00 waktu setempat. Sejak tanggal putusan pernyataan pailit tersebut diucapkan, debitor pailit demi hukum tidak mempunyai kewenangan lagi untuk menguasai dan mengurus harta kekayaannya. Dalam arti, debitor hanya kehilangan haknya dalam lapangan hukum harta kekayaan. b. Akibat Kepailitan Terhadap Seluruh Perikatan Yang Dibuat Debitor Pailit Semua perikatan debitor yang terbit sesudah putusan pernyataan pailit, tidak lagi dapat dibayar dari harta pailit, kecuali perikatan tersebut menguntungkan harta pailit. 24 24 Pasal 25 UUK dan PKPU. Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang Universitas Sumatera Utara menyangkut harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap kurator. Dalam hal tuntutan tersebut diajukan atau diteruskan oleh atau terhadap debitor pailit maka apabila tuntutan tersebut mengakibatkan suatu penghukuman terhadap debitor pailit, penghukuman tersebut tidak mempunyai akibat hukum terhadap harta pailit. 25 Selama berlangsungnya kepailitan, tuntutan untuk memperoleh pemenuhan perikatan dari harta pailit yang ditujukan terhadap debitor pailit, hanya dapat diajukan dengan mendaftarkannya untuk dicocokkan. 26 c. Akibat Kepailitan Terhadap Seluruh Perbuatan Hukum Debitor Yang Dilakukan Sebelum Putusan Pernyataan Pailit Diucapkan Untuk kepentingan harta pailit, segala perbuatan hukum debitor yang telah dinyatakan pailit, yang merugikan kepentingan kreditor, yang dilakukan sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan, dapat dimintai pembatalan kepada pengadilan. 27 1 bahwa perbuatan hukum tersebut dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun sebelum putusan pernyataan pailit; Kemudian dalam Pasal 42 UUK dan PKPU diberikan batasan mengenai perbuatan hukum debitor tersebut, antara lain: 2 bahwa perbuatan hukum tersebut tidak wajib dilakukan debitor, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya; 3 bahwa debitor dan pihak dengan siapa perbuatan tersebut dilakukan dianggap mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi kreditor; 25 Pasal 26 UUK dan PKPU. 26 Pasal 27 UUK dan PKPU. 27 Pasal 41 ayat 1 UUK dan PKPU. Universitas Sumatera Utara 4 bahwa perbuatan hukum itu dapat berupa : a merupakan perjanjian di mana kewajiban debitor jauh melebihi kewajiban pihak dengan siapa perjanjian tersebut dibuat; b merupakan pembayaran atas, atau pemberian jaminan untuk utang yang belum jatuh tempo danatau belum atau tidak dapat ditagih; c merupakan perbuatan hukum yang dilakukan oleh debitor perorangan, dengan atau untuk kepentingan: 1 suami atau istri, anak angkat, atau keluarganya sampai derajat ketiga; 2 suatu badan hukum di mana debitor atau pihak sebagaimana dimaksud pada angka 1 adalah anggota direksi atau pengurus atau apabila pihak tersebut, baik sendiri-sendiri maupun bersama- sama, ikut serta secara langsung atau tidak langsung dalam kepemilikan badan hukum tersebut lebih dari 50 dari modal disetor atau dalam pengendalian badan hukum tersebut. 2. Akibat Kepailitan Secara Khusus a. Akibat Kepailitan terhadap Perjanjian Timbal Balik Prof. Subekti menerjemahkan istilah overeenkomst dari bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia, yaitu “Perjanjian”. Pasal 1313 KUHPerdata memberikan definisi perjanjian, yaitu suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 28 28 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Burgerlijk Wetboek, diterjemahkan oleh R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, cet. 33, Jakarta: Pradnya Paramita, 2003, Pasal 1313. Rumusan tersebut memberikan konsekuensi hukum bahwa dalam suatu Universitas Sumatera Utara perjanjian akan selalu ada dua pihak, di mana satu pihak adalah pihak yang wajib berprestasi debitor dan pihak lainnya adalah pihak yang berhak atas prestasi tersebut kreditor. Masing-masing pihak tersebut dapat terdiri atas satu atau lebih orang, bahkan dengan berkembangnya ilmu hukum, pihak tersebut dapat juga terdiri atas satu atau lebih badan hukum. 29 1 suatu perjanjian dibuat dengan cuma-cuma atau atas beban. Pasal 1314 KUHPerdata berbunyi : 2 suatu perjanjian dengan cuma-cuma adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan suatu keuntungan kepada pihak yang lain, tanpa menerima suatu manfaat bagi dirinya sendiri. 3 suatu perjanjian atas beban, adalah suatu perjanjian yang mewajibkan masing-masing pihak memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Dari rumusan Pasal 1314 KUHPerdata di atas, dapat diketahui bahwa suatu perjanjian dapat bersifat sepihak dan perjanjian yang bersifat timbal balik. Perjanjian yang bersifat sepihak, yaitu suatu perjanjian di mana hanya ada satu pihak yang mempunyai kewajiban atas prestasi terhadap pihak lain. Contohnya perjanjian hibah. Adapun perjanjian yang bersifat timbal balik, yaitu suatu perjanjian di mana kedua belah pihak saling berprestasi. Dalam perjanjian timbal balik, selalu ada hak dan kewajiban di satu pihak yang saling berhadapan dengan hak dan kewajiban di pihak 29 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, Jakarta: Rajawali Pers, 2003, hal. 92. Universitas Sumatera Utara lain. 30 Pasal 36 ayat 1 UUK dan PKPU menentukan bahwa dalam hal pada saat putusan pernyataan pailit diucapkan, terdapat perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebagian dipenuhi, pihak yang mengadakan perjanjian dengan debitor dapat meminta kepada kurator untuk memberikan kepastian tentang kelanjutan pelaksanaan perjanjian tersebut dalam jangka waktu yang disepakati oleh kurator dan pihak tersebut. Dalam hal kesepakatan mengenai jangka waktu tersebut tidak tercapai, hakim pengawas menetapkan jangka waktu tersebut. Contohnya: perjanjian jual beli, perjanjian sewa menyewa, perjanjian kerja, dan lain-lain. 31 Apabila dalam jangka waktu tersebut, kurator tidak memberikan jawaban atau tidak bersedia melanjutkan pelaksanaan perjanjian tersebut maka perjanjian berakhir dan pihak dalam perjanjian tersebut dapat menuntut ganti rugi dan akan diperlakukan sebagai kreditor konkuren. 32 30 Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Cet. III, Bandung: Alumni, 1992, hal. 239. 31 Pasal 36 ayat 2 UUK dan PKPU. 32 Pasal 36 ayat 3 UUK dan PKPU. Apabila kurator menyatakan kesanggupannya atas pelaksanaan perjanjian tersebut, kurator wajib memberi jaminan atas kesanggupan untuk melaksanakan perjanjian tersebut. Pelaksanaan perjanjian tersebut tidak meliputi perjanjian yang prestasinya harus dilaksanakan sendiri oleh debitor misalnya debitor adalah seorang penyanyi atau seorang pelukis, di mana debitor diwajibkan untuk melukis wajah pihak tersebut, dalam hal tersebut tidak mungkin bagi kurator untuk melaksanakan perjanjian. Universitas Sumatera Utara b. Akibat Kepailitan terhadap Berbagai Jenis Perjanjian 1 Perjanjian hibah Hibah diatur dalam Bab ke-10 mulai dari Pasal 1666 sampai dengan Pasal 1693 KUHPerdata. Pasal 1666 KUHPerdata mendefinisikan hibah sebagai berikut : Hibah adalah suatu perjanjian dengan mana si penghibah, di waktu hidupnya, dengan cuma-cuma dan dengan tidak dapat ditarik kembali, menyerahkan sesuatu benda guna keperluan si penerima hibah yang menerima penyerahan itu. Undang-Undang tidak mengakui lain-lain hibah selain hibah-hibah di antara orang-orang yang masih hidup. Dari pasal di atas, dapat diketahui bahwa hibah merupakan suatu perjanjian yang bersifat sepihak, yang prestasinya berupa menyerahkan sesuatu, serta antara penghibah dan penerima hibah adalah orang-orang yang masih hidup. Dalam kaitannya dengan akibat hukum dari kepailitan terhadap perjanjian hibah diatur dalam Pasal 43 UUK dan PKPU yaitu “Hibah yang dilakukan debitor dapat dimintakan pembatalan kepada pengadilan, apabila kurator dapat membuktikan bahwa pada saat hibah tersebut dilakukan, debitor mengetahui atau patut mengetahui bahwa tindakan tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi kreditor”, dan Pasal 44 UUK dan PKPU yaitu “kecuali dapat dibuktikan sebaliknya, debitor dianggap mengetahui atau patut mengetahui bahwa hibah tersebut merugikan kreditor, apabila hibah tersebut dilakukan dalam jangka waktu 1 satu tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan”. Universitas Sumatera Utara Dari kedua pasal tersebut, dapat diketahui bahwa hibah yang dilakukan oleh debitor pailit yang akan mengakibatkan kerugian bagi kreditor, maka hibah semacam itu dapat dimintai pembatalan oleh kurator kepada pengadilan. Untuk melakukan pembatalan perjanjian hibah tersebut, perlu dibuktikan terlebih dahulu bahwa debitor mengetahui atau patut mengetahui perjanjian hibah tersebut mengakibatkan kerugian bagi kreditor. Menurut Pasal 43 dan Pasal 44 UUK dan PKPU, dikatakan bahwa ada dua sistem pembuktian yang dipakai dalam hal ini, yaitu: a sistem pembuktian terbalik, jika perjanjian hibah tersebut dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. Jadi di sini, pihak debitor penghibah yang harus membuktikan bahwa hibah tersebut tidak merugikan kreditor. b sistem pembuktian biasa sebagaimana diatur dalam Pasal 1865 KUHPerdata, jika perjanjian hibah tersebut dilakukan dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. Di sini, kurator yang harus membuktikan bahwa hibah yang dilakukan debitor pailit telah mengakibatkan kerugian bagi kreditor. 2 Perjanjian Sewa-Menyewa Bila debitor telah menyewa suatu benda maka baik kurator maupun pihak yang menyewakan benda, dapat menghentikan perjanjian sewa dengan syarat pemberitahuan penghentian dilakukan sebelum berakhirnya Universitas Sumatera Utara perjanjian sesuai dengan adat kebiasaan setempat. Untuk itu harus diindahkan pemberitahuan penghentian menurut perjanjian atau menurut kelaziman dalam jangka waktu paling singkat 90 sembilan puluh hari. Bila uang telah dibayar di muka maka perjanjian sewa tidak dapat dihentikan lebih awal sebelum berakhirnya jangka waktu yang telah dibayar uang sewa tersebut. Sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, uang sewa merupakan utang harta pailit. 33 3 Perjanjian dengan Prestasi Berupa Penyerahan Suatu Benda Dagangan Apabila dalam perjanjian timbal balik telah diperjanjikan penyerahan benda dagangan yang biasa diperdagangkan dengan suatu jangka waktu, kemudian pihak yang harus menyerahkan benda tersebut sebelum penyerahan dilaksanakan dinyatakan pailit maka perjanjian menjadi hapus dengan diucapkannya putusan pernyataan pailit, dan dalam hal pihak lawan dirugikan karena penghapusan maka yang bersangkutan dapat mengajukan diri sebagai kreditor konkuren untuk mendapatkan ganti rugi. Akan tetapi, dalam hal harta pailit dirugikan karena penghapusan perjanjian tersebut, maka pihak lawan wajib membayar ganti kerugian tersebut. 34 33 Pasal 38 UUK dan PKPU. 34 Pasal 37 UUK dan PKPU. Universitas Sumatera Utara 4 Perjanjian terhadap harta warisan Warisan yang selama kepailitan jatuh kepada debitor pailit, oleh kurator tidak boleh diterima, kecuali apabila menguntungkan harta pailit. Untuk itu kurator memerlukan izin dari hakim pengawas. 35 5 Perjanjian terhadap Penjualan Surat Berharga Pembayaran yang telah diterima oleh pemegang surat pengganti atau surat atas tunjuk yang karena hubungan hukum dengan pemegang terdahulu wajib menerima pembayaran, maka pembayaran tersebut tidak dapat diminta kembali. Bila pembayaran tidak dapat diminta kembali, orang yang mendapat keuntungan akibat diterbitkannya surat pengganti atau surat atas tunjuk, wajib mengembalikan kepada harta pailit jumlah uang yang telah dibayar oleh debitor apabila : a dapat dibuktikan bahwa pada waktu penerbitan surat tersebut yang bersangkutan mengetahui bahwa permohonan pernyataan pailit debitor sudah didaftarkan; atau b penerbitan surat tersebut merupakan akibat dari persengkongkolan antara debitor dan pemegang pertama. 36 c. Akibat Kepailitan terhadap Pemegang Hak Tanggungan, Hak Gadai, dan Hak Retens Putusan pernyataan pailit oleh hakim tidak mempunyai pengaruh terhadap pemegang hak gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, 35 Pasal 40 UUK dan PKPU. 36 Pasal 46 UUK dan PKPU. Universitas Sumatera Utara atau hak agunan atas kebendaan lainnya dan hak retensi. 37 1 ganti rugi atas penurunan nilai harta pailit; Pemegang hak tanggungan dapat melaksanakan haknya sebagai yang ditetapkan pada Pasal 1178 KUHPerdata, yaitu menjual benda jaminan. Pasal 55 menentukan : “Dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 56, Pasal 57 dan Pasal 58, setiap kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan. Dalam hal penagihan suatu piutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 136 dan Pasal 137 maka mereka hanya dapat berbuat demikian setelah dicocokkan penagihannya dan hanya untuk mengambil pelunasan dari jumlah yang diakui dalam penagihan tersebut. Harta pailit yang dapat dijual oleh kurator terbatas pada barang persediaan inventory dan atau benda bergerak current assets, meskipun harta pailit tersebut dibebani dengan hak agunan atas kebendaan. Yang dimaksud dengan “perlindungan yang wajar” adalah perlindungan yang perlu diberikan untuk melindungi kepentingan kreditor atau pihak ketiga yang haknya ditangguhkan. Dengan pengalihan harta yang bersangkutan, hak kebendaan tersebut dianggap berakhir demi hukum. Perlindungan dimaksud, antara lain dapat berupa: 2 hasil penjualan bersih; 3 hak kebendaan pengganti; atau 37 Pasal 55 dan 61 UUK dan PKPU. Universitas Sumatera Utara 4 imbalan yang wajar dan adil serta pembayaran tunai utang yang dijamin lainnya. Penjelasan Pasal 56 UUK dan PKPU. Jangka waktu penangguhan berakhir demi hukum pada saat kepailitan diakhiri lebih cepat atau pada saat dimulainya keadaan insolvensi. Kreditor atau pihak ketiga yang haknya ditangguhkan dapat mengajukan permohonan kepada kurator untuk mengangkat penangguhan atau mengubah syarat penangguhan tersebut. Apabila kurator menolak permohonan, kreditor atau pihak ketiga dapat mengajukan permohonan tersebut kepada hakim pengawas. Hakim pengawas dalam waktu paling lambat 1 satu hari setelah permohonan diterima, wajib memerintahkan kurator untuk segera memanggil dengan surat tercatat atau melalui kurir, kreditor dan pihak ketiga untuk didengar pada sidang pemeriksaan atas permohonan tersebut. Hakim pengawas wajib memberikan penetapan atas permohonan dalam waktu paling lambat 10 sepuluh hari setelah permohonan diajukan kepada hakim pengawas. Dalam memutuskan permohonan mengangkat penangguhan atau mengubah syarat penangguhan, hakim pengawas mempertimbangkan : 1 lamanya jangka waktu penangguhan yang sudah berlangsung; 2 perlindungan kepentingan kreditor dan pihak ketiga dimaksud; 3 kemungkinan terjadinya perdamaian; 4 dampak penangguhan tersebut atas kelangsungan usaha dan manajemen usaha debitor serta pemberesan harta pailit. 38 38 Pasal 57 UUK dan PKPU. Universitas Sumatera Utara Yang dimaksud dengan “insolvensi” adalah keadaan tidak mampu membayar. 39 UUK dan PKPU mengakui eksistensi hak retensi atau hak menahan. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 61 UUK dan PKPU, antara lain: kreditor yang mempunyai hak untuk menahan benda milik debitor, tidak kehilangan hak karena ada putusan pernyataan pailit. Kemudian dalam bagian penjelasan Pasal 61 UUK dan PKPU dikatakan: “Hak untuk menahan atas benda milik debitor berlangsung sampai utangnya dilunasinya”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa meskipun adanya putusan kepailitan, kreditor yang mempunyai hak retensi atau hak menahan terhadap benda milik debitor pailit tetap diakui keberadaan hak retensinya, sepanjang utangnya debitor pailit belum dibayar lunas. UUK Selanjutnya Penjelasan Pasal 57 ayat 6 menguraikan bahwa hal-hal perlu dipertimbangkan oleh hakim pengawas sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini tidak menutup kemungkinan bagi hakim pengawas untuk mempertimbangkan hal-hal lain sepanjang memang perlu untuk mengamankan dan mengoptimalkan nilai harta pailit. Hak retens adalah hak untuk tetap memegang benda milik orang lain sampai piutang si pemegang mengenai benda tersebut telah lunas. Aturan yang umum dalam KUHPerdata mengenai hak retensi ini tidak ada, melainkan diatur dalam pasal-pasal yang tercerai-berai, yaitu dalam Pasal- Pasal 567, 575, 576, 579, 834, 715, 1159, 1756, 1616, 1729, 1812 KUHPerdata. 39 Penjelasan Pasal 57 ayat 1 UUK dan PKPU. Universitas Sumatera Utara dan PKPU mewajibkan kurator untuk menembus benda yang ditahan oleh kreditor tersebut dengan membayar piutang kreditor tersebut. Hal ini dinyatakan secara tegas dalam Pasal 185 ayat 4 UUK dan PKPU, antara lain bahwa kurator berkewajiban membayar piutang kreditor yang mempunyai hak untuk menahan suatu benda, sehingga benda itu masuk kembali dan menguntungkan harta pailit. d. Akibat Kepailitan terhadap Suami atau Istri Pasal 23 UUK dan PKPU menentukan bahwa : “Apabila seseorang dinyatakan pailit, maka pailit tersebut termasuk juga istri atau suaminya yang kawin atas dasar persatuan harta. Ketentuan pasal ini membawa konsekwensi yang cukup berat terhadap harta kekayaan.” Suami atau istri yang kawin dengan persatuan harta artinya bahwa seluruh harta istri atau suami yang termasuk dalam persatuan harta perkawinan juga terkena sita kepailitan dan otomatis masuk ke dalam boedel pailit. Meskipun Pasal 23 UUK dan PKPU menentukan bahwa kepailitan itu meliputi seluruh harta persatuan perkawinan, namun Pasal 62 mengatur beberapa hal yang cukup penting yang berkaitan dengan barang-barang yang tidak jatuh dalam prsatuan harta. Ketentuan tersebut adalah : 1 Apabila suami atau istri dinyatakan pailit maka istri atau suaminya berhak mengambil kembali semua benda bergerak dan tidak bergerak yang merupakan harta bawan dari istri atau suami dan harta yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan. Universitas Sumatera Utara 2 Jika benda milik istri atau suami telah dijual oleh suami atau istri dan harganya belum dibayar atau uang hasil penjualan belum tercampur dalam harta pailit maka istri atau suami berhak mengambil kembali uang hasil tersebut. 3 Untuk tagihan yang bersifat pribadi terhadap istri atau suami maka kreditor terhadap harta pailit adalah suami atau istri. 40 Istri atau suami tidak berhak menuntut atas keuntungan yang diperjanjikan dalam perjanjian perkawinan kepada harta pailit suami atau istri yang dinyatakan pailit, demikian juga kreditor suami atau istri yang dinyatakan pailit tidak berhak menuntut keuntungan yang diperjanjikan dalam perjanjian perkawinan kepada istri atau suami yang dinyatakan pailit. Kepailitan suami atau istri yang kawin dalam suatu persatuan harta, diperlakukan sebagai kepailitan persatuan harta tersebut. Dengan tidak mengurangi pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 UUK dan PKPU, maka kepailitan tersebut meliputi semua benda yang termasuk dalam persatuan, sedangkan kepailitan tersebut adalah untuk kepentingan semua kreditor yang berhak meminta pembayaran dari harta persatuan. Bila suami atau istri yang dinyatakan pailit mempunyai benda yang tidak termasuk persatuan harta maka benda maka benda tersebut termasuk harta 40 Pasal 62 UUK dan PKPU. Universitas Sumatera Utara pailit, akan tetapi hanya dapat digunakan untuk membayar utang pribadi suami atau istri yang dinyatakan pailit. 41 41 Pasal 64 UUK dan PKPU. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENGATURAN HAK TANGGUNGAN DALAM SISTEM HUKUM