Hubungan Karakteristik Ketua Kelompok Tani Terhadap Kinerja Kelompok Tani

Petani di Kecamatan Medan Marelan pada umumnya sudah sangat maju dibandingkan dengan petani di daerah lain. Akan tetapi, terdapat kedala yang dihadapi dalam kinerja adalah petani tidak melakukan pengamatan pelaksanaan program kelompok tani dan program penyuluhan pertanian sehingga program berjalan tanpa pelaksanaan evaluasi program bersama dengan penyuluh pertanian, kelompok tani tidak dapat mengetahui program yang dilaksanakan apakah sudah berhasil atau tidak berhasil. Kelompok tani tidak mampu meningkatkan hubungan yang melembaga antara kelompok tani dengan Koperasi Unit Desa KUD secara berkelanjutan. KUD di Kecamatan Medan Marelan hanya terdapat satu unit dan sekarang tidak beroperasi lagi. Oleh karena itu petani kesulitan mencari pinjaman modal pada saat-saat tertentu diluar pinjaman dari luar kelompok taninya. Petani tidak berani meminjam modal pada bank yang ada di Kecamatan Medan Marelan. Disamping pinjaman berupa pinjaman anggunan, jangka waktu dan nilai bungan yang membuat petani kesulitan untuk membayar. Walaupun beberapa bank menawarkan program Kredit Usaha Rakyat KUR, petani juga tidak berminat untuk meminjam karena beberapa alasan yang menjadi kendala bagi petani untuk sulit membayar sesuai dengan tempo waktu yang ditentukan karena disebabkan faktor-faktor tertentu seperti surat SIUP, SITU, TDP atau dapat diganti dengan surat keterangan lurah, bunga flat setiap bulannya minimal pinjaman Rp. 5.000.000,- bunga 1,125 flat per bulan.

5.4 Hubungan Karakteristik Ketua Kelompok Tani Terhadap Kinerja Kelompok Tani

Universitas Sumatera Utara Kecamatan Medan Marelan memiliki 15 kelompok tani yang tersebar di 4 Desa. Adapun setiap kelompok tani memiliki ketua kelompok yang memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik ketua kelompok tani yang terdiri dari umur tahun, tingkat pendidikan tahun dan lama keanggotaan tahun. Berdasrkan lampiran 5 dapat dijelaskan umur ketua kelompok rata-rata adalah 44,8 tahun. Dilihat dari rata-rata umur, ketua kelompok tani di Kecamatan Medan Marelan merupakan kelompok umur produktif. Umur produktif dapat mempengaruhi kinerja ketua kelompok terhadap kelompok tani dan umur mempengaruhi pengalaman bertani. Struktur kelompok tani memiliki peran dan tugas dalam menjalankan organisasi kelompok tani terutama ketua kelompok miliki tugas dalam memimpin kelompok. Adapun tugas dari ketua kelompok adalah mengorganisasikan, mengkoordinasikan dan tanggung jawab terhadap kelompok. Hubungan karakteristik umur terhadap kinerja kelompok adalah semakin produktif umur ketua kelompok maka semakin aktif ketua dalam melaksanakan tugas. Tugas ketua dapat ditinjau dalam mengorganisasikan kelompok tani antara lain kelompok mampu melaksanakan rapat pembentukan kepengurusan kelompok tani, ketua mampu mengorganisasikan pengurus kelompok tani dalam menyusun laporan secara periodik, katua mampu melaksanakan rapat anggota kelompok, ketua kelompok mampu memprakasi program yang sesuai dengan kebutuhan anggota kelompok, ketua melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap program kerja yang dilaksanakan, ketua kelompok mampu merencanakan kegiatan meningkatkan produktifitas usahatani anggota kelompok. Universitas Sumatera Utara Menurut hasil penelitian di lapangan tugas ketua kelompok dalam mengkoordinasi kelompok tani adalah ketua aktif dalam melaksanakan kunjungan dengan anggota kelompok tani. Frekuensi kunjungan yang dilakukan dalam jangka waktu 3-4 kali dalam waktu 1 bulan dapat dikatagorikan sering. Ketua kelompok mampu mencari sumber dana dari pihak lain dalam membantu usahatani seperti pengajuan proposal ke beberapa pihak instansi untuk diberikan bantuan modal atau saprodi untuk keberlangsungan usahatani. Ketua aktif dalam kegiatan penyuluhan dan mampu mengajak anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan penyuluhan. Pada beberapa kelompok tani, pengaruh umur produktif ketua kelompok dalam melaksanakan tugas tidak selalu berdampak baik terhadap kelompok. Hal tersebut dibuktikan dengan salah satu kelompok tani yaitu kelompok tani Sukarela. Kinerja kelompok tani Sukarela menurun karena umur ketua kelompok yang relatif lebih muda dibandingkan dengan anggota kelompoknya sehingga ketua kelompok tidak mendapatkan respon aktif dari anggotanya. Hasil dari wawancara dan observasi lapangan alasan mengapa anggota kelompok tani tidak member respon aktif pada setiap program kerja dan informasi dari ketua kelompok karena anggota menganggap pengetahuan dan pengalamannya lebih dari ketua kelompok. Hal ini bertentangan dengan pemilihan ketua kelompok yang dilaksanakan secara musyawarah, seharusnya anggota lebih menghormati ketua kelompok karena ketua kelompok dipilih bersama dalam musyawarah. Ketua kelompok tani Sukarela mengalami hambatan dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua. Hal ini dibuktikan dengan program pemberian bibit unggul paria dengan pola tanam tumpang sari dengan tanaman gambas dan tanaman kacang panjang. Program tersebut adalah program dari instansi terkait dengan produk bibit Universitas Sumatera Utara paria. Ketua kelompok sulit mengumpulkan angotanya untuk ikut dalam melaksanakan program tersebut. Dari 22 orang anggota kelompok, hanya ketua kelompok yang melaksanakan program tersebut. Hasilnya sekarang ketua kelompok sudah berhasil menjadi pemasok sayuran paria tunggal di pasar tradisional Kecamatan Medan Marelan dan pemasaran paria tersebut sudah meluas sampai ke luar daerah seperti propinsi Aceh dengan cara rantai tataniaga dari agen yang datang setiap sore hari untuk mengambil hasil panen. Karakteristik tingkat pendidikan ketua kelompok dapat mempengaruhi kinerja kelompok tani. Pendidikan mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ketua kelompok tani dalam mengelola serta ketua mampu bertanggung jawab setiap kegiatan yang berhubungan dengan kelompok tani. Tingkat pendidikan formal ketua kelompok tani rata-rata adalah 12,26 tahun. Pendidikan ketua kelompok tani pada umumnya adalah tamatan Sekolah Menengah Atas SMA. Rata-rata kelompok tani juga mendapat pendidikan informal dari penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluhan lapangan, kegiatan seminar, pelatihan, workshop, dan kagiatan sebagainya yang dilakukan oleh instansi pertanian ataupun pihak swasta. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh ketua kelompok tani Asli. Ketua kelompok tani Asli mengalami kendala dalam mengatasi dan member pemahaman kepada anggota kelompok tani untuk tidak menjual lahan usahataninya ke developer pengembang perumahan. Akibat dari konversi lahan pertanian ke lahan perumahan menyebabkan lahan bertani semakin sempit. Hal tersebut membuat ketua kelompok harus berpikir lebih kreatif. Dengan ide kreatif dari sekretaris kelompok tani Santai, ketua kelompok mampu menggagas dan mengajak anggota kelompok tani untuk mengolah ubi kayu Manihot Utilisima yang pada awalnya Universitas Sumatera Utara hasil panen ubi kayu langsung dijual, akan tetapi sekarang ubi kayu tersebut diolah menjadi produk home industry produksi skala rumahan. Ubi kayu kemudian diolah menjadi kripik pedas manis, kripik ubi asin, tape dan produk olahan lainnya. Produk olahan ubi kayu tersebut berhasil menembus pasar di luar Kota Medan seperti pasar oleh-oleh Kecamatan Lubuk Pakam, pasar oleh-oleh Kota Binjai dan pasar oleh-oleh lainnya. Penghasilan anggota kelompok tani meningkat dari penjualan produk olahan ubi kayu tersebut. Kegiatan pengolahan ubi kayu tersebut menjadi pekerjaan sampingan selain bertani. Lama keanggotaan ketua kelompok tani dapat mempengaruhi kinerja kelompok tani. Lama keanggotaan adalah lama waktu bergabung ketua kelompok ke dalam kelompok baik sebagai anggota atau pengurus kelompok tani. Lama keanggotaan ketua kelompok tani bergabung dengan kelompok rata-rata adalah 6,26 tahun. Ketua kelompok tani dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan kelompoknya dari lama bergabung ketua kelompok dalam kelompok taninya. Dari pengalaman tersebut, ketua kelompok yang berasal dari anggota dan pengurus yang dipilih secara musyawarah oleh anggota kelompok mampu mengelola kelompok kearah yang lebih baik. Akan tetapi lama keanggotaan tidak selalu mempengaruhi seseorang untuk dapat menjadi ketua kelompok tani. Seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, mengorganisasikan, mengkoordinasikan dan bertanggung jawab terhadap kelompok menjadi lebih baik merupakan kandidat yang ideal untuk dipilih. Hal tersebut dibuktikan dengan ketua kelompok tani Sedar yang baru bergabung pada tahun 2005. Dilihat dari latar belakang kelompok tani Sedar yang memiliki anggota kelompok lain yang lebih lama bergabung dibandingkan dengan ketua kelompok, ketua kelompok mampu memimpin kelompok tani kea rah yang lebih baik sehingga kinerja Universitas Sumatera Utara kelompok tani jauh meningkat baik kesejahteraan anggota kelompok tani atau struktur kepengurusan kelompok tani Sedar. Ketua kelompok tani Sedar mempu memprakasai program-program yang mampu meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok. Ketua kelompok tani Sedar termasuk salah satu ketua kelompok yang berprestasi. Ketua kelompok mampu membawa kelompok tani Sedar menjadi juara dibeberapa perlombaan baik ditingkat lokal maupun tingkat nasional.

5.6 Organisasi Kelompok Tani di Kecamatan Medan Marelan