Kinerja Kelompok Tani di Kecamatan Medan Marelan

Luas lahan berdasarkan komoditi usahatani dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 15. Luas Lahan Responden Berdasarkan Komoditi Yang Diusahakan No Komoditi Luas Lahan Ha Total Luas Lahan 1. Sawi 1,724 10,84 2. Kangkung 1,442 9,06 3. Bayam 0,9825 6,18 4. Kacang Panjang 1,164 7,32 5. Paria 0,192 1,2 6. Gambas 0,518 0,518 7. Terong 0,2745 1,73 8. Timun 1,14 0,88 9. Padi 6,76 42,51 10. Jagung 0,423 2,67 11. Singkong 2,16 13,6 12. Anggrek 0,12 0,75 Total Luas Lahan 15,9 100 Sumber: Hasil Wawancara Dengan Responden data diolah pada lampiran 3

5.3 Kinerja Kelompok Tani di Kecamatan Medan Marelan

Kinerja kelompok kelompok tani dari hasil penelitian yaitu 30 orang sampel anggota kelompok tani. Untuk mengukur tingkat kinerja kelompok tani menggunakan 15 Universitas Sumatera Utara parameter yang digunakan dalam metode skoring. Parameter yang digunakan berdasarkan indikator kinerja SK Mentan No. 41KptsOT. 2101992 dan penambahan indikator kinerja berdasarkan keadaan daerah penelitian. Berdasarkan lampiran 4, hasil penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi kinerja kelompok tani, bagaimana tingkat kinerja kelompok tani di Kecamatan Medan Marelan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 16. Indikator Kinerja Kelompok Tani di Kecamatan Medan Marelan No Indikator Skor Harapan Skor diperoleh 1. Usia kelompok tani 5 3,76 2. Lama keanggotaan 5 3,76 3. Bidang usahatani dan luas lahan anggota kelompok tani 5 2,93 4. Penyusunan laporan secara periodik dan kelengkapan administrasi kelompok tani 3 2.66 5. Pelaksanaan rapat pembentukan pengurus kelompok tani 3 2.8 6. Rapat penyusunan program-program kelompok tani bersama penyuluh pertanian 3 2.8 7. Pelaksanaan program kelompok tani dan program penyuluhan pertanian Bottom Up dan Top Down 3 2.66 8. Pengamatan pelaksanaan program kelompok tani dan program penyuluhan 3 1.4 Universitas Sumatera Utara pertanian 9. Pelaksanaan evaluasi program bersama penyuluh pertanian 3 1.4 10. Kemampuan merencanakan kegiatan meningkatkan produktifitas usahatani 3 2.73 11. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain 3 2.66 12. Kemampuan memupuk modal dan memanfaatkan secara rasional 3 2.8 13. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antara kelompok tani dan KUD 3 1.4 14. Kemampuan menerapkan teknologi dan memanfaatkan informasi kerjasama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produksi usahatani anggota kelompok tani 3 2.8 15. Perubahan sikap dan prilaku terhadap usahatani dalam meningkatkan kinerja setelah adanya pengetahuan, teknologi, informasi dan sebagainya baik dari penyuluhan atau dari pihak lain 3 2.93 Total Skor 45 39,53 Sumber data diolah pada lampiran 4 Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa skor kinerja yang diperoleh adalah 39,53. Tingkat kinerja kelompok tani dapat dinilai tinggi karena nilai 31-40 merupakan katagori tingkat kinerja tinggi. Universitas Sumatera Utara Indikator kinerja tertinggi dari skor kinerja tertinggi 3,76 adalah usia kelompok tani. Usia kelompok tani mempengaruhi kinerja kelompok tani karena usia kelompok tani dapat diketahui seberapa aktif kelompok tani dalam mencapai keberhasilan melaksanakan usahatani dan mensejahterakan Keluarganya. Usia kelompok tani lebi dari 25 tahun memiliki pengalaman berusahatani yang lebih lama dari kelompok tani yang kurang dari 25 tahun. Usia kelompok tani tidak selalu mempengaruhi kinerja kelompok tani untuk lebih meningkat dari tahun sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian kelompok tani Serba Jadi yang sudah terbentuk lebih dari 25 tahun. Kinerja kelompok tani Serba Jadi yang sudah mulai menurun, penyebabnya antara lain keaktifan anggota yang semakin menurun seiring dengan perkembangan sistem tanam dan konversi lahan pertanian ke lahan perumahan. Anggota kelompok tani Serba Jadi masih kurang dalam mengakses informasi seputar pertanian dan informasi pendukung lainnya. Semakin maju perkembangan sistem usahatani semakin membuat kinerja kelompok menurun dan kurangnya inisiatif anggota dalam mengelola informasi dan kelompok. Anggota kelompok tani lebih memilih berusahatani sendiri tanpa harus memikirkan kemajuan kelompok tani. Indikator kinerja yang memiliki skor tinggi selanjutnya adalah lama keanggotaan memiliki skor 3,76. Lama keanggotaan dapat mempengaruhi seseorang untuk memiliki rasa kekeluargaan satu sama lain anggota, memiliki rasa bertanggung jawab terhadap kelompok tani. Lama keanggotaan membuktikan seberapa aktifnya seorang anggota kelompok tani dalam berusahatani dan pengalaman petani selama menjadi anggota kelompok tersebut, sehingga petani mampu menghadapi masalah yang akan terjadi kembali di kemudian hari. Universitas Sumatera Utara Indikator kinerja yang memiliki skor tinggi selanjutnya adalah bidang usahatani dan luas lahan anggota kelompok tani yang memiliki skor 2,93. Luas lahan anggota kelompok tani mempengaruhi petani untuk berusahatani. Luas lahan menjadi salah satu indikator kesejahteraan petani dan keluarganya, semakin luas lahan yang diusahakan maka semakin tinggi penghasilan petani. Petani Kecamatan Medan Marelan melakukan penanaman komoditi pertanian dengan cara tumpang sari sehingga petani mampu menghasilkan beragam macam komoditi dan pada saat harga salah satu komoditi jatuh maka komoditi lain akan menutup kerugian petani. Misalkan sawi satu bal Rp. 15.000,-, pada musim hujan harga sawi akan turun kurang lebih Rp. 7.000,-, maka harga sawi akan ditutup oleh penjualan kangkung pada musim hujan Rp. 15.000,-, karna pertumbuhan kangkung bagus pada musim hujan. Indikator kinerja yang memiliki skor tinggi selanjutnya adalah perubahan sikap dan perilaku terhadap usahatani dalam meningkatkan kinerja setelah adanya pengetahuan, teknologi, informasi dan sebagainya baik dari penyuluhan atau dari pihak lain memiliki skor 2,93. Berdasarkan hasil penelitian, sampel mampu marubah sikap dan perilaku terhadap usahatani dalam meningkatkan kinerja setelah adanya pengetahuan, teknologi, informasi dan sebagainya baik dari penyuluhan atau dari pihak lain, kelompok tani mampu merubah pola pikir dan menerapkan pengetahuan baru dalam berusahatani secara berkelanjutan. Hal ini dapat dibuktikan dengan anggota kelompok tani mengikuti kegiatan seminar seputar pertanian, pelatihan dan workshop dari beberapa instansi sehingga mampu meningkatkan kinerja petani untuk berusahatani lebih baik. Salah satu pengetahuan yang didapat oleh petani dari workshop yang dilakukan oleh perusaaan bibit sayuran dilapangan. Petani mampu merubah sikap karena petani dapat melihat, mencoba dan melakukan sehingga petani mendapatkan pengetahuan Universitas Sumatera Utara baru dan adanya harapan keuntungan dari usahatani sebelumnya. Keberhasilan berusahatani terletak pada kemampuan petani untuk memodifikasi tanaman usahataninya. Petani yang kreatif karena mendapatkan penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya. Salah satu perubahan sikap dan perilaku terhadap usahatani dalam meningkatkan kinerja setelah adanya pengetahuan dan teknologi, informasi dan sebagainya baik dari penyuluhan atau pihak lain dibuktikan oleh kelompok tani Sedar. Kelompok tani Sedar mendapatkan bantuan hewan ternak dari instansi pertanian. Sistem pengelolaan hewan ternak tersebut dinamakan dengan Sistem Induk Semang. Sistem Induk Semang merupakan sistem dimana hewan ternak seperti sapi, kambing dan domba akan dipelihara oleh anggota kelompok tani yang diberikan tanggung jawab untuk merawat hewan ternak tersebut. Hewan ternak tersebut dikumpulkan setiap pagi sampai sore di kandang yang dipersiapkan oleh kelompok tani untuk menampung hewan ternak untuk sementara. Pemantauan lapangan dilaksanakan oleh ketua kelompok setiap hari. Pada saat hewan ternak ini akan dikawinkan atau akan dijual maka hewan ternak kembali akan dikumpulkan ke kandang penampungan sementara. Hasil dari penjualan hewan ternak akan dibagikan kepada anggota kelompok tani yang bertanggung jawab untuk memelihara hewan ternak tersebut dan tambahan kas simpanan kelompok tani. Pembagian dari hasil penjualan hewan ternak tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang sudah disepakati oleh anggota kelompok tani. Hewan ternak tersebut akan digilir ke beberapa anggota kelompok tani lainnya. Sistem Induk Semang tersebut sebenarnya merupakan sistem pinjam dalam bentuk hewan ternak. Petani yang merawat hewan ternak tidak mengalami kerugian baik waktu atau kerugian finansial apapun, karena petani akan mendapatkan keuntungan bagi hasil dari Universitas Sumatera Utara penjualan hewan tersebut sistem ini merangsang anggota kelompok tani agar bertanggung jawab atas segala kegiatan usahatani. Indikator kinerja lama keanggotaan kelompok tani memiliki skor 2,8 merupakan skor tertinggi ke tiga. Lama keanggotaan kelompok tani berhubungan dengan kinerja kelompok tani, lama bergabung menjadi anggota kelompok tani dapat menunjukan keaktifan anggota yang mencerminkan perkembangan kelompok tani. Indikator pelaksanaan rapat pembentukan pengurus kelompok tani merupakan indikator kinerja kelompok tani yang dapat diukur. Pelaksanaan rapat pembentukan pengurus kelompok tani yang efektif dilaksanakan sekali dalam tiga tahun sekali. Hal ini dibuktikan dengan jawaban skor yang diperoleh adalah 2,8. Rapat pembentukan pengurus kelompok tani dilaksanakan karena adanya rotasi kepengurusan dari kepengurusan yang lama dengan kepengurusan yang baru. Pemilihan ketua kelompok dilaksanakan dengan musyawarah dan pengambilan suara terbanyak. Dari hasil penelitian di lapangan, pergantian ketua kelompok pada umumnya dilaksanakan apabila ketua yang lama sudah ingin turun jabatan. Kinerja kelompok tani dipengaruhi oleh kepengurusan kelompok tani yang dibuktikan pada struktur kepengurusan kelompok yang sesuai dengan fungsinya. Indikator kinerja pelaksanaan rapat penyusunan program-program kelompok tani bersama dengan penyuluh merupakan indikator yang dapat diukur. Jumlah skor untuk indikator ini adalah 2,8. Dari hasil penelitian di lapangan kinerja kelompok tani dipengaruhi oleh pelaksanaan rapat penyusunan program-program kelompok tani bersama dengan penyuluh dibuktikan dengan intensitas penyusunan program-program kelompok tani baik dari kelompok taninya sendiri secara musyawarah atau pelaksanaan program dari penyuluhan. Penyusunan program tersebut dapat menjadi suatu program Universitas Sumatera Utara untuk mencari bentuan dana dengan mengajukan program dalam bentuk proposal yang akan ditujukan ke beberapa instansi bertujuan untuk mendapatkan bantuan dana. Kemampuan menerapkan teknologi dan memanfaatkan informasi kerjasama dengan kelompok dicerminkan oleh tingkat produksi usahatani anggota kelompok tani. Kelompok tani mampu menerapkan teknologi dan memanfaatkan informasi secara berkelanjutan. Hal ini dapat dibuktikan dengan skor indikator kinerja adalah 2,8. Kelompok tani Kecamatan Medan Marelan mampu memanfaatkan teknologi pra tanam, tanam, pasca tanam dan pemasaran. Rata-rata petani Kecamatan Medan Marelan sudah mampu mengelola limbah rumah tangga, kotoran hewan dan sampah organik seperti jerami diolah menjadi pupuk organik. Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia sudah menurun. Petani di Kecamatan Medan Marelan sadar akan pemakaian pupuk organik dapat mengifesienkan pengeluaran pada saat melakukan usahatani dan sadar akan pemanasan global. Banyak kerjasama yang dilakukan oleh kelompok tani dengan pihak lain. Salah satunya kerjasama antara kelompok tani Bali dengan program studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Kerjasama yang dilakukan adalah pengolahan limbah rumah tangga dan kotoran hewan menjadi biogas dan kompos. Kompos tersebut digunakan untuk pemupukan lahan pertanian. Petani sudah sangat terbantu dengan pupuk kompos sehingga petani tidak tergantung dengan pupuk kimia. Teknologi penanaman sayuran secara organik sudah dilakukan oleh kelompok tani Sedar sejak tahun 2008. Berdasarkan permintaan pasar terhadap sayuran organik tinggi, maka peluang untuk berusahatani organik sangat besar. Produk hasil usahatani organik sudah mampu masuk ke pasar moderen yang ada di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara Skor untuk indikator kemampuan memupuk modal dan memanfaatkan secara rasional adalah 2,8. Modal yang diperoleh dari modal sendiri dan modal pinjaman. Kelompok tani mampu merencanakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan mencari bantuan modal atau saprodi dari luar serta mengeluarkan anggaran sesuai dengan kebutuhan kelompok tani. Salah satu sumber dana pinjaman dapat diperoleh dari program PUAP oleh beberapa kelompok tani berupa pinjaman lunak dengan membayar pinjaman tanpa bunga dan dikembalikan pada saat setelah panen. Bantuan PUAP tersebut juga digunakan oleh kelompok tani untuk tabungan. Indikator kinerja kemampuan merencanakan kegiatan meningkatkan produksi usahatani memiliki skor 2,72. Hubungan antara kemampuan merencanakan kegiatan meningkatkan produksi usahatani dengan evaluasi kinerja kelompok tani adalah kelompok tani mampu merencanakan kegiatan produktifitas usahatani satu kali dalam satu bulan sehingga produktifitas usahatani dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan dapat meningkatkan kinerja kelompok tani. Inidikator kinerja penyusunan laporan secara periodik dan kelengkapan administrasi kelompok tani memiliki skor 2,66. Hubungan penyusunan laporan secara periodik dan kelengkapan administrasi kelompok tani dengan evaluasi kinerja kelompok tani adalah ada penyusunan laporan dilaksanakan dan kelengkapan administrasi kelompok tani seperti buku daftar tamu, buku daftar program, daftar pelaksanaan program, daftar sumber bantuan dan sebagainya sehingga dapat meningkatkan kelengkapan informasi kelompok tani dan dapat meningkatkan kinerja kelompok tani. Indikator kinerja kemampuan merencanakan kegiatan meningkat produktifitas usahatani memiliki nilai skor 2,66. Hubungan kemampuan merencanakan kegiatan meningkatkan produktifitas usahatani dengan evaluasi kinerja kelompok tani adalah Universitas Sumatera Utara kelompok tani mampu merencanakan kegiatan produktifitas usahatani dalam waktu satu kali dalam satu bulan selama periode waktu efektif sesuai dengan kesepakatan. Kemampuan merencanakan kegiatan meningkatkan produktifitas usahatani dapat dilaksanakan dengan penyusunan program usahatani yang sesuai dengan kebutuhan anggota kelompok tani sehingga kegiatan yang direncanakan dapat meningkatkan kinerja kelompok tani. Indikator kinerja bidang usahatani dan luas lahan anggota kelompok tani mempengaruhi kinerja kelompok tani. Hal ini dibuktikan dengan skor indikator 2,66. Bidang usahatani dapat mempengaruhi kinerja kelompok tani tergantung pada bidang usahatani yang diusahakan oleh anggota kelompok tani seperti bidang usahatani holtikultura, bidang usahatani tanaman pangan, bidang usahatani tanaman hias, bidang usaha ternak dan bidang usaha lainnya. Indikator kinerja penyesunan program-program kelompok tani bersama dengan penyuluhan tidak selalu sejalan dengan pelaksanaan program kelompok tani dan program penyuluhan Botton Up dan Top Down. Hal ini dibuktikan dengan jawaban skor 2,66. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor penghambat. Dari hasil penelitian lapangan faktor penghambat pelaksanaan program-program tersebut antara lain: 1. Setelah dilaksanakan program tersebut tidak sesuai dengan kondisi lapangan sehingga pelaksanaan program dihentikan, dan dana program dialihkkan ke program yang lain atau dana akan masuk ke dalam tabungan kelompok tani. 2. Program dari penyuluhan pertanian pada umumnya merupakan program nasional sehingga program belum tentu sesuai dengan kebutuhan petani. Universitas Sumatera Utara Petani di Kecamatan Medan Marelan pada umumnya sudah sangat maju dibandingkan dengan petani di daerah lain. Akan tetapi, terdapat kedala yang dihadapi dalam kinerja adalah petani tidak melakukan pengamatan pelaksanaan program kelompok tani dan program penyuluhan pertanian sehingga program berjalan tanpa pelaksanaan evaluasi program bersama dengan penyuluh pertanian, kelompok tani tidak dapat mengetahui program yang dilaksanakan apakah sudah berhasil atau tidak berhasil. Kelompok tani tidak mampu meningkatkan hubungan yang melembaga antara kelompok tani dengan Koperasi Unit Desa KUD secara berkelanjutan. KUD di Kecamatan Medan Marelan hanya terdapat satu unit dan sekarang tidak beroperasi lagi. Oleh karena itu petani kesulitan mencari pinjaman modal pada saat-saat tertentu diluar pinjaman dari luar kelompok taninya. Petani tidak berani meminjam modal pada bank yang ada di Kecamatan Medan Marelan. Disamping pinjaman berupa pinjaman anggunan, jangka waktu dan nilai bungan yang membuat petani kesulitan untuk membayar. Walaupun beberapa bank menawarkan program Kredit Usaha Rakyat KUR, petani juga tidak berminat untuk meminjam karena beberapa alasan yang menjadi kendala bagi petani untuk sulit membayar sesuai dengan tempo waktu yang ditentukan karena disebabkan faktor-faktor tertentu seperti surat SIUP, SITU, TDP atau dapat diganti dengan surat keterangan lurah, bunga flat setiap bulannya minimal pinjaman Rp. 5.000.000,- bunga 1,125 flat per bulan.

5.4 Hubungan Karakteristik Ketua Kelompok Tani Terhadap Kinerja Kelompok Tani