Penilaian Kembali Aktiva Tetap

bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa SAK ,2004. Bila perolehan aktiva operasi tidak lancar dilakukan dengan cara pembelian tunai cash purchases, maka pengukuran harga perolehan akan mudah dilakukan, yaitu berapapun jumlah uang tunai yang dibayarkan dalam rangka perolehan suatu aktiva sampai aktiva tersebut mencapai kondisi kerja yang sesuai dengan yang diharapkan sampai aktiva tersebut siap pakai sesuai dengan tujuan perolehannya maka jumlah itulah yang akan menjadi harga perolehan. Tetapi akan lebih sulit dalam pengukuran harga perolehan bila cara prolehannya tidak dengan cara tunai Santoso,2009. Ada dua cara untuk memperoleh aset tanaman yakni melalui pembelian bibit dan pembelian pokok yang siap untuk ditanam. Pada PT.Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa, Kebun Bandar Klippa, aset tanamannya diperoleh melalui pembelian bibit.

b. Penilaian Kembali Aktiva Tetap

Nilai dari suatu aktiva tetap akan diketahui melalui harga perolehannya yakni biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva sampai aktiva tersebut siap untuk difungsikan. Terhadap aktiva tetap tersebut kemudian akan dilakukan revaluasi atau penilaian kembali ketika pemiliknya merasa bahwa harga perolehan aktiva tersebut tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar oleh karena adanya perkembangan moneter. Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada umunya tidak diperkenankan, karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai Universitas Sumatera Utara penyimpangan dari konsep harga perolehan didalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku nilai tercatat aktiva tetap dibukukan dalam akun modal dengan nama selisih penilaian kembali aktiva tetap SAK,2004. Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasian dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca SAK, 2007. Terhadap aset tanaman menghasilkan, revaluasi akan dilakukan karena adanya kemungkinan berkurangnya jumlah TBS Tandan Buah Segar yang bisa dihasilkan dari satu pohon kelapa sawit. Revaluasi atau penilaian kembali dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap revaluasi total ataupun atas sebagian aktiva revaluasi parsial berdasarkan nilai wajar aktiva tetap pada saat penilaian dilakukan yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh pemerintah. Dua kemungkinan hasil dari kegiatan penilaian kembali, yaitu penilaian lebih rendah devaluation dan penilaian lebih tinggi appreciation. Penilaian lebih rendah terjadi ketika hasil penilaian ternyata lebih rendah dari nilai buku. Universitas Sumatera Utara Dan apabila hal ini terjadi maka akan mempengaruhi perkiraan aktiva dan akumulasi penyusutan. Jika nilai revaluasi lebih tinggi dari nilai cost maka akan memperngaruhi perkiraan aktiva tetap dan dampaknya akan menambah perkiraan modal. Ada beberapa keadaan yang membenarkan terjadinya penyimpangan dari prinsip harga perolehan yakni karena adanya perubahan harga perolehan aktiva tetap dalam laporan keuangan yang tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar serta adanya perubahan taksiran umur aktiva tetap oleh sebab kesalahan penaksiran. Terhadap kesalahan penaksiran umur aktiva tetap maka tindakan perbaikan yang dapat dilakukan yakni dengan cara melakukan perubahan terhadap perhitungan penyusutan untuk sisa umur aktiva tetap sehingga dapat diseimbangkan kesalahan-kesalahan yang terjadi Kartini, 2006.

c. Pengeluaran Aktiva Tetap