24. Rotavapor Büchi R-114
25. Spatula 26. Spektrofotometer FT – IR
Shimadzu 27. Spektrometer
1
H – NMR Jeol Delta2 NMR-500MHz
28. Statif dan klem 29. Tabung reaksi
Pyrex 30. Vakum
Büchi B-169
3.2. Bahan – Bahan
1. Kulit buah mahoni S. mahagoni L. Jacq
2. Metanol Me-OH
Teknis 3.
N – heksana p. a. E. Merck
4. Etil asetat EtOAc
p. a. E. Merck 5.
Aseton p. a. E. Merck
6. Kloroform CHCl
3
p. a. E. Merck 7.
Aquadest 8.
Silika gel 40 E. Merck
9. Pereaksi CeSO
4
1 dalam H
2
SO
4
10 10.
Pereaksi Salkowsky H
2
SO
4p
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1. Penyediaan sampel
Sampel yang diteliti adalah kulit buah mahoni S. mahagoni L. Jacq yang diperoleh dari satu pohon mahoni S. mahagoni L. Jacq. yang terletak di sekitar
Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Kulit – kulit buah tersebut dihaluskan lalu dikeringkan di udara
terbuka dalam suhu kamar sampai mengering sehingga diperoleh serbuk kulit buah
mahoni S. mahagoni L. Jacq. sebanyak 1000 g.
3.3.2. Uji Skrining Fitokimia
Dilakukan uji pendahuluan terhadap serbuk kulit buah mahoni S. mahagoni L. Jacq. untuk mengetahui senyawa – senyawa fitokimia apa saja yang terdapat di
dalamnya dan memperkuat latar belakang isolasi senyawa terpenoida dalam kulit buah ini. Uji pendahuluan secara kualitatif dengan reaksi warna.
Prosedur : 1.
Serbuk kering kulit buah mahoni S. mahagoni L. Jacq. diambil ± 10 g,
dimaserasi dengan metanol dan didiamkan selama ± 4 jam dalam suhu kamar lalu disaring dan diambil filtratnya. Ekstrak metanol yang diperoleh
dibagi kedalam 2 tabung reaksi. 2.
Kedua tabung reaksi tersebut ditambahkan masing-masing pereaksi: Tabung I
: dengan pereaksi CeSO
4
1 dalam H
2
SO
4
10 menghasilkan larutan coklat. Hal ini menunjukkan positif
terpenoida. Tabung II
: dengan pereaksi Salkowsky H
2
SO
4p
menghasilkan larutan merah . Hal ini menunjukkan positif terpenoida.
3.3.3. Prosedur Memperoleh Ekstrak Pekat Lapisan Metanol dari Kulit Buah Mahoni S. mahagoni L. Jacq.
Serbuk kulit buah mahoni S. mahagoni L. Jacq yang telah dihaluskan ditimbang
sebanyak 1000 g kemudian dimaserasi dengan metanol sebanyak 12,5 L selama ± 15 hari, kemudian ditampung dan dipekatkan dengan rotavapor sehingga diperoleh
ekstrak pekat metanol. Ekstrak pekat metanol tersebut dipartisi berulang-ulang dengan n-heksana. Lapisan metanol dipisahkan dari lapisan n-heksana, lalu dipekatkan
kembali dengan rotavapor sehingga diperoleh ekstrak pekatlapisan metanol sebanyak 13 g.
3.3.4. Analisis Kromatografi Lapis Tipis
Analisis kromatografi lapis tipis dimaksudkan untuk mencari sistem fasa gerak eluen yang sesuai di dalam analisis kromatogafi kolom. Fasa gerak yang digunakan adalah
campuran n – heksana : EtOAc dengan variasi perbandingan 90:10
v v
, 80:20
v v
, 70:30
v v
, dan 60:40
v v
. Sedangkan fasa diamnya adalah silika gel Kieselgel 60 F
254
Merck.
Prosedur : Dimasukkan 10 ml larutan fasa gerak 90:10
v v
dalam bejana kromatografi. Ditotolkan ekstrak pekat lapisan metanol pada pelat KLT yang telah diaktifkan. Pelat
dimasukkan ke dalam bejana yang berisi pelarut yang dijenuhkan, kemudian ditutup. Setelah dielusi, pelat dikeluarkan dari bejana dan dikeringkan. Noda yang terbentuk
diamati dibawah sinar UV, kemudian dihitung harga Rf dan dicatat. Perlakuan yang sama dilakukan untuk perbandingan pelarut n- heksana : EtOAc selanjutnya 80:20
v v
, 70:30
v v
, dan 60:40
v v
.
Dari hasil analisis KLT menunjukkan bahwa di dalam kulit buah mahoni S.
mahagoni L. Jacq terdapat senyawa terpenoida dan hasil pemisahan yang baik
diberikan pada fasa gerak n – heksana : EtOAc 70 : 30
v v
. LAMPIRAN C
3.3.5. Pemisahan Senyawa Terpenoida dengan Kromatografi Kolom