BAB II IMPLEMENTASI PERATURAN KODE ETIK POLRI DALAM
PENYELESAIAN PENYELEWENGAN KODE ETIK POLRI PADA KEPOLISIAN RESOR KOTA BESAR MEDAN
A. Lingkup Organisasi Dan Pelaksanaan Tugas Kepolisian Di Polrestabes Medan
1. Struktur Organisasi Kepolisian di Indonesia
Polisi sebagai aparat Pemerintah, maka organisasinya berada dalam lingkup Pemerintah. Dengan kata lain organisasi Polisi adalah bagian dari
Organisasi Pemerintah. Dari segi bahasa organ kepolisian adalah suatu alat atau badan yang melaksanakan tugas-tugas Kepolisian. Agar alat tersebut dapat
terkoodinir, dan mencapai sasaran yang diinginkan maka diberikan pembagian pekerjaan dan ditampung dalam suatu wadah yang biasa disebut organisasi.
Dengan demikian maka keberadaannya, tumbuh dan berkembangnya, bentuk dan strukturnya ditentukan oleh visi Pemerintah yang bersangkutan terhadap
pelaksanaan tugas Polisinya. Diseluruh dunia Organisasi Polisi itu berbeda-beda. Ada yang membawah pada Departemen Dalam Negeri, ada yang membawah pada
Departemen Kehakiman ada yang dibawah kendali Perdana Menteri, Wakil Presiden, dikendalikan oleh Presiden sendiri, bahkan ada yang merupakan
Departemen yang berdiri sendiri.
62
Kedudukan Organisasi Polisi dalam satu negarapun dapat berubah-ubah,
62
Kunarto, Perilaku Organisasi Polri, Cipta Manunggal, Jakarta, 2001, hal 100
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan perubahan visi suatu pemerintah periode tertentu pada Polisinya. Belanda misalnya, perubahan dari negara monarkhi merdeka, berubah sama sekali
sewaktu dijajah Napoleon, berubah sebentar saat mereka merdeka, lalu ditindas oleh Jerman NAZI dengan GESTAPO-nya, lalu merdeka lagi setelah Perang
Dunia ke II, bentuk, tugas, perilaku organisasi Polisinya berubah dan sangat berbeda.
Di Indonesia kedudukan organisasi polisi juga mengalami rangkaian perubahan setelah kemerdekaan. Pada tangal 1 Juli 1946 kepolisian menjadi
jawatan tersendiri bernama “ Jawatan Kepolisian” dibawah pimpinan Perdana Menteri, pada tahun 1948 jawatan tersebut untuk sementara dipimpin Presiden
dan wakil Presiden, Kemudian Keputusan Presiden R.I.S. Nomor 22 tahun 1950 menjadikan Kepolisian Negara disesuaikan dengan bentuk negara Republik
Indonesia Serikat RIS menjadi jawatan Kepolisian Republik Indonesia Serikat dan dipimpin oleh Perdana Menteri dengan perantaraan Jaksa Agung, sedangkan
dalam pimpinan harian dalam pengawasan administrative-organisatoris dipertanggung jawabkan kepada Menteri Dalam Negeri.
Pada tahun 1950 Berdasarkan Penetapan Perdana Menteri nomor : 3PMtahun 1950 Pimpinan Kepolisian Negara diserahkan kepada Menteri
Pertahanan dengan maksud pimpinan Polisi dan Tentara dalam satu tangan untuk kemudahan mengatasi kekacauan situasi akibat gangguan pada saat itu dan hal ini
hanya berlaku 9 bulan. Tahun 1950 juga dibentuk Komisi Kepolisian yang ditetapkan oleh Perdana Menteri Republik Indonesia nomor :1541950, nomor :
1pm1950 dengan tugasnya yaitu menyusun dalam waktu singkat suatu rencana
Universitas Sumatera Utara
Undang-undang Kepolisian. Namun komisi itu gagal dalam usahanya dan bubar dengan sendirinya setelah pembentukan negara kesatuan. Tahun 1959 merupakan
tonggak baru karena telah mempunyai status sebagai Kementerian Kepolisian, Proses Integrasi Angkatan Kepolisian yang dimulai dengan Militerisasi Polisi
Negara nomor: 112 tahun 1947, kemudian peraturan pemerintah nomor 101958, menjadi kenyataan dengan dicantumkannya persoalan tersebut dalam ketetapan
Majelis permusyawaratan Rakyat Sementara nomor: 1 dan 2MPR1960 dan kemudian dalam Undang-undang Pokok Kepolisian Negara nomor : 13 tahun
1961, pasal 3 dinyatakan : “Kepolisian Negara adalah Angkatan Bersenjata”
Penyempurnaan organisasi dalam rangka integrasi ABRI ini diadakan lagi dengan dikeluarkannya Keputusan menteri Hankam Pangab No:
KepA385VIII1970 yang menetapkan tentang pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan ditambah lagi Intruksi
MenhankamPangab nomor : InsA43XI1973, tentang penyusunan kembali Organisasi Angkatan dan Polri melalui keputusan MenhankamPangab nomor :
Kep15IV1976 tentang pokok-pokok Organisasi dan Prosedur kepolisian Negara Republik Indonesia.
63
Rangkaian perubahan terus menyusul hingga kepolisian menjadi mandiri dan langsung dibawah Presiden berdasarkan Pasal 8 UU No 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dalam proses negara yang semakin demokratis, menunjukkan arah Perilaku Organisasi Kepolisian yang semakin
modern, semakin menghormati dan menegakkan HAM. Polri harus menyadari
63
Warsito Hadi Utomo, Op. Cit, hal 125
Universitas Sumatera Utara
bahwa dalam setiap kegiatannya tidak boleh sembarangan karena masyarakat melakukan kontrol.
64
Modernisasi Kepolisian dan demokratisasi negara merupakan condition sine quanon, keduanya saling berpengaruh bahkan saling
membutuhkan. Karenanya modernisasi kepolisian dan pemuliaan HAM serta demokratisasi dapat digambarkan sebagai tolok ukur kemajuan danatau
keberhasilan pembangunan suatu negarabangsa. Artinya perubahan perilaku organisasi Polisi yang semakin demokratis dan semakin berbudaya HAM
merupakan gambaran semakin majunya peradaban dan keberhasilan pembangunannya.
65
Bentuk organisasi yang diwujudkan dengan ketentuan-ketentuan tentang struktur organisasi dan prosedurnya, selalu dimaksudkan sebagai arah dan aturan
permainan rules of the game dari upaya-upaya untuk mencapai tujuan organisasi. Demikian juga organisasi POLRI yang terus dan selalu mengalami
perubahan. Perubahan-perubahan itu memang bertujuan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi optimal dalam melandasi pelaksanaan tugas POLRI.
Organisasi sendiri sebenarnya hanyalah merupakan sarana atau wahana kegiatan untuk mencapai tujuan. Karenanya eksistensi organisasi sangat
dipengaruhi bahkan ditentukan oleh kondisi lingkungan, baik yang berlingkup ruang, waktu, tantangan dan situasi. Organisasi yang baik berarti harus memenuhi
persyaratan, serasi dan sesuai dengan kondisi lingkungannya. Berubahnya pola pikir masyarakat tradisional menjadi pola pikir masyarakat industri, akan
mendorong dan mengharuskan perubahan organisasi.
64
Kunarto, Op. Cit, hal 82
65
Warsito Hadi Utomo, Op. Cit, hal 100.
Universitas Sumatera Utara
Tetapi perubahan itu memang harus dikaji dengan seksama teliti dan sungguh-sungguh, sehingga perubahannya memang benar-benar pas dengan
tuntutan lingkungan. Karena perubahan lingkungan itu dalam keadaan normal bersifat evolutif, maka periodesasinya akan relatif lama. Dengan demikian
perubahan organisasipun dalam keadaan normal akan mendorong dan mengharuskan perubahan organisasinya.
Berikut ini adalah Struktur Organisasi Kepolisian Negara Republik Indonesia :
66
66
www.polri.go.id , Akses tanggal 05 Mei 2011
Universitas Sumatera Utara
Dengan pendekatan dari segi kedudukan organisasi, sejarah, pelaksanaan tugas dan keberhasilannya, maka pengorganisasian POLRI itu memang lalu harus
ditegakkan atas dasar prinsip yang khas Polisi Indonesia yang antara lain seperti dibahas dibawah ini.
a. Refungsionalisasi Menonjolkan kekhasan berarti harus melakukan
refungsionalisasi yang berciri khas mitra Kamtibmas. Sedang fungsi-fungsi yang bersifat politis dan strategis dipusatkan disatu tangan ditingkat Presiden.
Fungsi-fungsi yang bersifat umum diatur dan dibina dengan sistem pembinaan terpusat oleh Kapolri. Sedang fungsi khas angkatan diserahkan
sepenuhnya kepada masing-masing kesatuan. b.
Asas Organisasi Pengorganisasian harus didasari prinsip-prinsip :
1 sederhana dalam arti berkemampuan cukup untuk mencapai tujuan. 2 Lebih efektif sehingga dapat dicapai keseimbangan antara tugas dan
kemampuan anggaran 3 Lebih efisien dalam arti pencapaian tujuan dan sasaran dengan biaya
yang sama dapat terlaksana secara lebih cepat dan lebih baik. Dengan cara ini maka perubahan-perubahan yang sangat mendasar dan dapat
menjadi tidak sederhana, tidak efektif apalagi efisien. Untuk itu kalau tidak ada hal yang memaksa, tidak dilakukan perubahan dan cukup
dengan penyesuaian-penyesuaian yang bertujuan peningkatan efektifitas dan efisiensi.
Universitas Sumatera Utara
c. Bentuk Organisasi Type Staf.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam penentuan organisasi dipakai prinsip-prinsip :
1 Bentuk organisasi digunakan ; Line and Staff
2 Type staf yang dipakai adalah staf umum
3 Penyusun satuan besar dibagi 2 tingkat; a
Tingkat Mabes POLRI b
Tingkat Kotama 4 Garis besar pengelompokan badan-badan dibedakan dengan eselon
a Eselon Pimpinan
b Eselon staf
c Eselon pembinaan
d Eselon pelaksana pusat
d. Penyempurnaan Organisasi Penyempurnaan organisasi dan prosedur kerja dapat dilakukan dengan
didasarkan pada tuntutan yang obyektif dan diperlukan, dan harus tidak dipengaruhi atau terlepas dari rasa senang atau tidak senang. Ketentuan ini
sebenarnya menggaris bawahi bahwa penyempurnaan itu hanya bisa dilakukan karena tuntutan obyektif yang urgent dan tidak oleh sebab-sebab yang lain.
Dahulu pengorganisasian ini juga menentukan jumlah PATI Jenderal, sehingga digunakan juga sebagai sarana pengendalian Jendela yang hanya
terdiri dari orang-orang yang benar-benar terpilih. Dengan berubah-ubahnya struktur organisasi biasanya lalu timbul berbagai kegelisahan dan keragu-
Universitas Sumatera Utara
raguan di kalangan Pejabat yang apabila tidak cepat diatasi akan dapat menjadi penghalang yang serius. Di lingkungan POLRI, selama ini kegelisahan
semacam itu relatif cepat diatasi. Mereka cepat menyesuaikan diri dan cepat bekerja biasa seperti selayaknya. Mungkin karena telah sering mengalami
reorganisasi, mungkin juga karena dinamika organisasi yang berkembang sebenarnya relatif tidak berubah.
67
2. Struktur Organisasi Polrestabes Medan
Wilayah hukum Polrestabes Medan memiliki luas wilayah 156.649,48 Ha, dengan batas-batas antara lain sebagai berikut:
68
- Utara berbatasan dengan Selat Malaka - Timur berbatasan dengan Polres Deli Serdang
- Selatan berbatasan dengan Polres Tanah Karo - Barat berbatasan dengan Polres Langkat
Hal tersebut tentunya menjadikan Wilayah hukum Poltabes Medan adalah titik lintas yang strategis.
Kepolisian Resor Kota Besar Medan memiliki 15 Polisi Sektor antara lain: 1
Polsekta Hamparan Perak 2
Polsekta Medan Barat 3
Polsekta Helvetia 4
Polsekta sunggal 5
Polsekta Medan Baru
67
Ibid,hal 107
68
Paparan Kapoltabes, Penanganan Aparat Kepolisian terhadap pemberantasan Premanisme dan masalah yang timbul di Masyarakat. Tanggal 27 April 2011
Universitas Sumatera Utara
6 Polsekta Kutalimbaru
7 Polsekta Pancur Batu
8 Polsekta Deli Tua
9 Polsekta Patumbak
10 Polsekta Medan Kota
11 Polsekta Medan Area
12 Polsekta Medan Timur
13 Polsekta Percut Sei Tuan
14 Polsekta Medan Labuhan
15 Polsekta Belawan.
Dalam melakukan tugasnya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, maka polisi harus senantiasa berperang dengan kejahatan yang semakin tinggi
intensitasnya, agar pelaksanaan tersebut dapat terarah dan tidak tumpang tindih maka organisasi kepolisian membuat suatu struktur kepolisian dimana dalam
struktur tersebut terbagi satuan-satuan tugas yang memiliki fungsi berbeda sehingga sasaran dan cara kerjanya juga sesuai dengan fungsi penugasan tersebut.
walaupun sebenarnya dalam fungsi penugasan itu ada kesamaan yaitu setiap satuan mempunyai fungsi preventif namun tidak tercantum.
Berikut ini adalah Struktur Organisasi Polrestabes Medan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan bagan diatas, akan dijelaskan tugas masing masing bagian secara garis besar, sebagai berikut :
69
1. Kapolresta Medan adalah pimpinan Polresta Medan yang bertanggung jawab kepada KaPolri. Kapolresta Medan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.
Penjabaran lebih lanjut kebijaksanaan pelaksanaan KaPolri dan pembinaan teknis dari Pembina Fungsi, sesuai dengan bidang fungsinya masing-
masing serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada para Kabag dan para Kasat Fungsi.
b.
Melaksanakan lebih lanjut perintah operasi khusus terpadu yang bersifat terpusat maupun mandiri kewilayahan serta operasi Kamtibmas sesuai
kebutuhan, dengan didukung perkiraan keadaan Intelijen Polresta Prinlak ditingkatkan ke Satuan Kewilayahan Polresta Medan, hasil
pelaksanaannya dilaporkan kepada KaPolri melalui Waka Polri.
c.
Melaksanakan administrasi dan perawatan personil, materil dan logistik, termasuk pelayanan keuangan, kesejahteraan dan hak-hak prajurit serta
meningkatkan pembinaan kemampuan dan penggunaan kekuatan untuk menunjang tugas-tugas operasional kepolisian.
2. Waka Polresta Medan adalah pembantu utama Polresta Medan yang bertanggung jawab kepada Kapolresta Medan. Waka Polresta Medan
mempunyai fungsi sebagai berikut : a.
Melaksanakan dan menjabarkan semua kebijaksanaan serta perintahpetunjuk Kapolresta Medan dibidang Operasional dalam bentuk
69
Wawancara dengan Kasi Propam AKP. Benno P Sidabutar, tanggal 28 April 2011, jam 08.00 Wib di Polrestabes Medan
Universitas Sumatera Utara
piranti lunak Proja, Juklap, Jukmin dan Protap maupun tulisan dinas berupa Surat, TR dan sebagainya untuk didistribusikan kepada Satuan
Fungsi maupun Polsekta. b.
Mengkoordinir Para Kabag dan Kasat Fungsi dalam melaksanakan Operasi baik yang bersifat terpadu maupun mandiri dan pelaksaaan
administrasi personil, logistik dan anggaran serta melakukan upaya untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan operasional.
c. Mengajukan saran untuk melaksanakan Operasi Kepolisian Mandiri
Kewilayahan terutama dalam penanggulangan kasus-kasus menonjol. d.
Melaporkan semua kegiatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
e. Menerima petunjuk dan perintah dalam rangka pelaksanaan fungsi dan
peranan Komando dan Pengendalian dalam situasi krisis maupun dalam pelaksanaan Operasi Kepolisian dan pada kasus-kasus tertentu.
3. Kabag Ops adalah unsur pembantu Kapolresta Medan yang wajib berupaya menjamin dinamika dan keterpaduan kegiatan tindakan Operasional oleh
segenap unsur pelaksana utama Polresta Medan, dan dalam pelaksanaan tugas sehari hari di bawah kendali Waka Polresta Medan.
Kabag ops dalam melaksanakan tugas kewajibannya dibantu oleh Kasubbag Bin Ops, Kasubbag Dalops dan Kasubbag Humas yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kabag Ops Polresta Medan yang meliputi :
Universitas Sumatera Utara
a. Menyelenggarakan dan melaksanakan pembinaan datainformasi Polresta
Medan dan jajaran. b.
Menyelenggarakan pekerjaan kegiatan staf dalam managemen operasional khususnya yang bersifat terpadu baik antar fungsi operasional maupun
yang secara bersama melibatkan komponen lain dari kekuatan pertahanan dan keamanan negara.
c. Melaksanakan pengkajian maslah-masalah yang berkaitan dengan bidang
operasional Polresta Medan. 4. Kabag Ren atau Kepala Bagian Perencanaan, yang bertangguing jawab atas
pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kapolresta Medan dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Waka Polresta Medan. Dalam
rangka pelaksanaan tugas dan kewajibannya sehari-hari dibantu oleh Kasubbag Progar dan Kasubbag DalGar, yang meliputi bidang tugas :
a. Memberikan bimbingan tehnis atas pelaksanaan fungsi perencanaan dan
anggaran di lingkungan Polresta Medan. b.
Menyiapkan Rencana Program Kerja dan Anggaran Polresta Medan. c.
Memadukan Rencana Program Kerja dan Anggaran Polsek jajarannya. d.
Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan dan penyajian data informasi baik yang berkenaan dengan aspek pembinaan maupun
operasional untuk kepentingan perencanaan Program dan Anggaran. e.
Menyiapkan dan menyusun laporan tentang pelaksanaan Program dan Anggaran serta laporan sesuai dengan fungsinya.
Universitas Sumatera Utara
f. Memberikan bimbingan tehnis atas pelaksanaan fungsi perawatan personil
dilingkungan Mapolresta. g.
Melaksanakan pembinaan rohani, mental, Ideologi dan tradisi kejuangan pada tingkat Mapolresta dan melaksanakan peraturan pembinaan mental di
lingkungan Polresta Medan. h.
Membantu pelaksanaan fungsi penyaluran dan penyediaan lapangan kerja 5. Kabag Sumda, adalah unsur pembantu pimpinan dan pelaksanan pada
Mapolresta Medan yang bertugas memberikan bimbingan tehnis atas pelaksanaan fungsi perencanaan dan anggaran, personil, Logistik dan latihan
serta menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi tersebut di lingkungan dan yang dipusatkan pada tingkat Mapolresta dalam rangka mendukung
pelaksanaan tugas pokok Polresta Medan. 6. Bag Sumda dipimpin oleh Kepala Bagian Sumber Daya, disingkat Kabag
Sumda, yang bertanggung jawab kepada Kapolresta Medan dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Waka Polresta Medan. Dalam
rangka pelaksanaan tugas dan kewajibannya sehari-hari dibantu oleh Kasubbag Pers, Kasubbag SarPras, Kasubbag Kum, yang meliputi bidang
tugas : a.
Memberikan bimbingan tehnis atas pelaksanaan fungsi perencanaan dan anggaran, personil, logistik dan latihan pada tingkat Polresta maupun
Polsek jajaranya.
Universitas Sumatera Utara
b. Menyusun rencana Program Kerja dan Anggaran Mapolresta serta
memadukan penyusunan rencana Program Kerja dan Anggaran Mapolresta dan Polsek jajarannya.
c. Memadukan dan mengawasi pelaksanaan Program Kerja dan Anggaran
Polresta jajarannya. d.
Menyelenggarakan administrasi anggaran Polresta Medan. e.
Menyelanggarakan administrasi personil Polresta Medan. f.
Menyelenggarakan perawatan personil yang meliputi pembinaan rohani, mental ideologi dan tradisi, pembinaan penyaluran dan penyediaan
lapangan kerja. g.
Menyelanggarakan latihan antara Fungsi Satuan, drill pasukan, penataran dan ceramah di lingkungan Polresta.
h. Menyelenggarakan pembinaan administrasi logistik di lingkungan
Polresta. i.
Mengumpulkan, dan mengolah dan menyajikan data dan informasi yang menyangkut aspek pembinaan.
j. Penyusun dan menyiapkan laporan-laporan yang berkenaan dengan fungsi
pembinaan 7. Kasi Propam adalah unsur pelaksana pada tingkat Polresta Medan yang
bertugas memberikan bimbingan tehnis atas pelaksanaan Fungsi Pelayanan Pengaduan dan Penindakan Kode Etik yang disingkat dengan P3D
dilingkungan Poltabes serta menyelenggarakan dan melaksananakan Fungsi tersebut yang bersifat terpusat pada tingkat Wilayah antar Polsek dalam
Universitas Sumatera Utara
rangka mendukung pelaksanaan tugas operasional pada tingkat Polresta Medan dan jajaran. Dalam melaksanakan tugasnya Seksi Propam
menyelenggarakan Fungsi: a.
Memelihara tata tertib dan Kode Etik personil di lingkungan Polresta Medan.
b. Melakukan tindakan penegakkan Kode Etik bagi personil Polresta Medan
yang melakukan pelanggaran displin. 8. Kasat Bimmas adalah unsur pelaksanan pada tingkat Mapolresta yang
bertugas membina dalam batas kewenangannya menyelenggarakan bimbingan masyarakat dan pembinaan kemitraan dalam lingkungan Polresta. Dalam
pelaksanaan tugasnya Sat Bimmas menyelenggarakan Fungsi : a.
Penyelenggaraan managemen bimbingan masyarakat yang meliputi penyuluhan masyarakat, pembinaan ketertiban masyarakat, pembinaan
pengembangan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa dalam rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum
dan perundang-undangan, tumbuh kembangnya peran serta masyarakat dalam pembinaan keamanan dan ketertiban serta terjadinyta hubungan
Polri dan masyarakat yang kondusif bagi pelaksanaan tugas kepolisian. b.
Pembinaan hubungan kerja sama dengan organisasi lembaga tokoh sosial kemasyarakatan dan instansi pemerintah khusunya pemerintah
daerah dalam kontek otonomi daerah dalam upaya meningkatkan kesadaran ketaatan warga masyarakat pada hukum dan peraturan
perundang-undangan, terbinanya ketertiban masyarakat, pengembangan
Universitas Sumatera Utara
pengamanan swakarsa dan pembinaan hubungan Polri dan masyarakat yang kondusif bagi pelaksanaan tugas kepolisian.
9. Kasat Intelkam adalah unsur pelaksana pada tingkat Polresta Medan yang bertugas memberikan bimbingan tehnis atas pelaksanaan Fungsi Intelejen dan
keamanan di lingkungan Polresta Medan serta menyelenggarakan Fungsi tersebut yang bersifat terpusat pada tingkat Wilayah antar Polresta Medan
dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Operasional pada tingkat Polresta Medan. Dalam pelaksanaan tugasnya Sat Intelkam menyelenggarakan
Fungsi : a.
Melaporkan semua informasi penting kepada Kapolresta Medan secara cepat dan tepat sebagai bahan pertimbangan dalam rangka memelihara
serta meningkatkan dinamika Operasional Kepolisian. b.
Menyusun Kirka dan Prediksi tentang situasi Kamtibmas maupun masalah-masalah khusus yang menonjol dan memberikan saran kepada
Kabag Ops untuk menyelenggarakan Operasi Mandiri Kepolisian. c.
Mengelola sumber daya yang tersedia secara optimal serta meningkatkan kemampuan dan daya gunanya.
d. Menjabarkan dan menindaklanjuti setiap kebijakan Pimpinan.
e. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan satuan organisasi Polresta Medan maupun dalam hubungannya dengan Instansi Pemerintah
dan lembaga lainnya.
Universitas Sumatera Utara
f. Membina dan menyelenggarakan fungsi intelijen dalam bidang keamanan,
termasuk persandian baik sebagai bagian dari kegiatan satuan-satuan atas maupun sebagai bahan masukan penyusunan rencana kegiatan operasional
Polresta Medan dan peringatan dini bagi seluruh jajaran Polresta Medan. g.
Memberikan pelayanan dalam bentuk surat ijin keterangan yang menyangkut orang asing, senjata api dan bahan peledak, kegiatan sosial
politik masyarakat dan surat keterangan rekaman kejahatan SKCK Criminal Record pada warga masyarakat yang membutuhkan serta
melakukan pengawasanpengamanan atas pelaksanaannya. h.
Menyelenggarakan kegiatan operasional intelijen keamanan guna terselenggaranya deteksi dini early detection dan peringatan dini early
warning termasuk melalui pemberdayaan seluruh personel dalam mengemban fungsi intelijen.
i. Menyelenggarakan kegiatan pengumpulan, penyimpanan dan
pemutakhiran biodata tokoh formalinformal organisasi sosialmasyarakatpolitik pemerintah.
j. Menyelenggarakan dokumentasi dan penganalisaan terhadap
perkembangan lingkungan strategik serta penyusunan produk intelijen baik untuk kepentingan pimpinan maupun untuk mendukung kegiatan
operasi intelijen. k.
Menyusun perkiraan intelijen keamanan dan penyajian hasil analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan.
Universitas Sumatera Utara
10. Kasat Lantas adalah unsur pelaksana pada tingkat Polresta Medan yang bertugas memberikan bimbingan tehnis atas pelaksanaan Fungsi Lalu Lintas
dilingkungan Polresta Medan serta menyelenggarakan dan melaksanakan Fungsi tersebut yang bersifat terpusat pada tingkat wilayah antar Polsek
dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas operasional pada tingkat Polresta Medan. Dalam melaksanakan tugasnya Sat Lantas menyelenggarakan Fungsi :
a. Melaksanakan perintah-perintah pelaksanaan operasi khusus dibidang Lalu
Lintas baik secara terpadu maupun mandiri. b.
Melaksanakan dan memperhatikan bimbingan teknis dari Pembina Fungsi, termasuk melaksanakan Kamtibcar Lantas di wilayahnya sesuai dengan
tugasnya c.
Mengelola sumber daya yang tersedia secara optimal serta meningkatkan kemampuan dan daya gunanya.
d. Menyelenggarakan Administrasi, Registrasi dan identifikasi kendaraan
bermotor dan pengemudi. 11. Kasat Narkoba bertugas membina Fungsi dan menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dalam rangka penegakan hukum. Dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya Kasat Narkoba dibantu oleh Kanit dan Kasubnit. Kasat Narkoba Polresta Medan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Kapolresta Medan dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Waka Polresta Medan. Dalam melaksanakan tugasnya Sat Narkoba
menyelenggarakan Fungsi:
Universitas Sumatera Utara
a. Mengelola sumber daya yang tersedia secara optimal serta meningkatkan kemampuan dan daya gunanya.
b. Mengelola ketertiban administrasi keuangan perbendaharaan baik yang diadakan melalui program APBN maupun bantuan dari Pemda
masyarakat serta menggunakannya seoptimal mungkin bagi keberhasilan pelaksanaan tugas.
c. Menjabarkan dan menindak lanjuti setiap kebijakan Pimpinan. d. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan satuan organisasi Polresta Medan maupun dalam hubungannya dengan Instansi
Pemerintah dan lembaga lainnya. e. Membina dan menyelenggarakan fungsi penyelidikanpenyidikan
tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan fungsi laboratorium forensik lapangan dalam rangka penegakan hukum serta kegiatan-
kegiatan lain yang menjadi tugas Sat Narkoba dalam lingkungan Polresta Medan.
f. Menyelenggarakan kegiatan penyelidikanpenyidikan tindak pidana umum dan tertentu, dengan memberikan pelayananperlindungan
khusus kepada korban pelaku remaja, anak-anak dan wanita, dalam rangka penegakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku. g. Menyelenggarakan penyuluhan ke instansi pemerintahan, sekolah dan
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
8. Kasat Reskrim bertugas membina Fungsi dan menyelenggarakan kegiatan- kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi
identifikasi dalam rangka penegakan hukum, koordinasi dan pengawasan operasional dan administrasi penyidikan PPNS sesuai ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya Kasat Reskrim dibantu oleh Kanit dan Kasubnit. Kasat Reskrim Polresta Medan
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kapolresta Medan dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Waka Polresta Medan.
Dalam melaksanakan tugasnya Sat Reskrim menyelenggarakan Fungsi: a.
Mengelola sumber daya yang tersedia secara optimal serta meningkatkan kemampuan dan daya gunanya.
b. Mengelola ketertiban administrasi keuangan perbendaharaan baik yang
diadakan melalui program APBN maupun bantuan dari Pemda masyarakat serta menggunakannya seoptimal mungkin bagi keberhasilan
pelaksanaan tugas. c.
Menjabarkan dan menindak lanjuti setiap kebijakan Pimpinan. d.
Dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan satuan organisasi
Polresta Medan maupun dalam hubungannya dengan Instansi Pemerintah dan lembaga lainnya.
e. Membina dan menyelenggarakan fungsi penyelidikanpenyidikan tindak
pidana, termasuk fungsi identifikasi dan fungsi laboratorium forensik
Universitas Sumatera Utara
lapangan dalam rangka penegakan hukum serta kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tugas Sat Reskrim dalam lingkungan Polresta Medan.
f. Menyelenggarakan kegiatan penyelidikanpenyidikan tindak pidana umum
dan tertentu, dengan memberikan pelayananperlindungan khusus kepada korban pelaku remaja, anak-anak dan wanita, dalam rangka penegakan
hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. g.
Menyelenggarakan fungsi identifikasi baik untuk kepentingan penyidikan maupun pelayanan umum.
h. Menyelenggarakan fungsi tekhnis dan koordinasi pengawasan
operasional dan administrasi penyidikan PPNS 9. Kasat Sabhara adalah unsur pelaksana pada tingkat Polresta Medan yang
bertugas memberikan bimbingan tehnis atas pelaksanaan Fungsi Sabhara dilingkungan Polresta serta menyelenggarakan dan melaksananakan fungsi
tersebut yang bersifat terpusat pada tingkat Wilayah antar Polsek dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas operasional pada tingkat Poltabes MS
dan jajaran. Dalam melaksanakan tugasnya Sat Sabhara menyelenggarakan Fungsi :
a. Menyusun rencana dan melaksanakan mobilisasi kekuatan Polresta Medan serta mengadakan latihan kemampuan Dalmas.
b. Pembinaan Fungsi Sabhara Kepolisian dalam lingkungan Polresta Medan beserta Polsek jajarannya
Universitas Sumatera Utara
c. Menyiapkan kekuatan bagi kepentingan pengamanan unjuk rasa dan pengendalian masa serta pemanfaatannya untuk kegiatan patroli antar
wilayah dilingkungan Polresta Medan beserta Polsek jajarannya. d. Memberikan bantuan operasional atas pelaksanaan fungsi Sabhara
pada tingkat Polresta Medan. e. Pembinaan pengamanan obyek-obyek khusus Pariwisata.
f. Melaksanakan administrasi operasional termasuk pengumpulan, pengolahan dan penyajian data informasi baik yang berkenaan
dengan aspek pembinaan maupun pelaksanaan fungsinya. g. Sat Sabhara Polresta Medan dipimpin oleh Kasat Sabhara yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kapolresta Medan dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di
koordinasikan oleh Kabag Ops maupun Waka Polresta Medan. Struktur organisasi Kepolisian wilayah hukum Poltabes Medan terdiri dari
1.388 personil yakni :
70
1. Pimpinan
: 2 Personil 2.
Taud Tata Urusan dalam : 16 Personil
3. Bag Min Bagian Administrasi
: 40 Personil 4.
Bag Ops Bagian Operasional : 37 Personil
5. Telematika Telekomunikasi dan Informatika
: 6 Personil 6.
Sat Intelkam Satuan Intelijen dan keamanan : 91 Personil
7. Satuan Samapta
: 368 Personil
70
Paparan Kapoltabes, Op.cit. hal. 20
Universitas Sumatera Utara
8. Bina Mitra
: 12 Personil 9.
Sat Pam Obsus Satuan Pengamanan Obyek Khusus : : 128 Personil
10. Sat Narkoba
: 59 Personil 11.
Sat Reskrim Reserse Kriminal : 260 Personil
12. Sat Lantas Satuan Lalu Lintas
: 300 Personil 13.
Unit P3D Unit Profesi Pengamanan Penegak Kode Etik : 50 Personil
14. Ur Dokkes Urusan Kedokteran dan Kesehatan
: 14 Personil 15.
Juru Bayar : 5 Personil.
Berdasarkan hasil studi pada Sat Lantas Satuan Lalu Lintas, Sat Samapta Satuan Samapta, dan Sat Pam Obsus Satuan Pengamanan Objek Khusus
ditemukan beberapa personil yang pindah kesatuan, hal ini mengakibatkan data tersebut berubah yakni :
71
Satuan Lantas : 312 personil
Satuan Samapta : 320 personil
Satuan Pam Obsus : 140 personil
3. Operasi Khusus Kepolisian Resor Kota Besar Medan
Penanggulangan kejahatan yang dilaksanakan secara rutin akan membuat pihak kepolisian mengerti betul apa yang terjadi dalam suatu wilayah, dalam
melakukan penanggulangan kejahatan tentunya tidak sama disetiap daerah, harus diketahui keadaan sosial, budaya dan culturalnya sehingga penanggulangan
kejahatan akan lebih efektif. setiap hari petugas samapta, lantas dan pam obsus
71
Hasil wawancara pada Sat Lantas, Sat Samapta, Sat Pam Obsus, tanggal 25 April 2011
Universitas Sumatera Utara
bergerak melakukan patroli dan mencatat hal-hal yang berkembang, dan dilaporkan perharinya sehingga dapat diketahui kejahatan yang timbul dalam
daerah yang kondisi sosial, budaya dan kultural daerah tersebut, dan setelah itu dapat dibuatlah suatu penanggulangan yang tepat. Penanggulangan tersebut bisa
dalam bentuk lebih memusatkan personel pada masalah yang terjadi bisa pula dengan melakukan operasi khusus. Operasi khusus dilaksanakan dijajaran
polrestabes dilakukan sesuai pertimbangan kadar kerawanan kejahatan serta lokasi dimana kejahatan sering terjadi. Lain halnya dengan Sat Pam Obsus ketika
ditayakan tentang operasi khusus kepada Kanit Patroli PAM-OBVIT, Iptu Subeno SH ia mengemukakan bahwa “Mengenai operasi khusus, tidak ada operasi khusus
yang diadakan oleh Sat Pam Obsus, dan Pam Obsus hanya bersifat memback-up satuan sejajarannya di Poltabes Medan dan dibawahnya.”
72
Operasi khusus dilaksanakan dijajaran Polrestabes dilakukan sesuai pertimbangan kadar kerawanan kejahatan serta lokasi dimana kejahatan sering
terjadi. Dengan menimbang, mengingat sampai sejauh mana tingkat kerawanan dijenis kejahatan yang meresahkan masyarakat dalam laporan dan pengaduan
yang diterima oleh polisi.
73
Berdasarkan hasil wawancara kepada Iptu Tony Simanjuntak, beliau mengatakan sebelum mengadakan operasi khusus maka ada evaluasi kerja tiap
minggu melalui Anev analisa dan Evaluasi, jika dilihat ada perkembangan yang
72
Hasil wawancara dengan Kanit Patroli Pam Obvit, IPTU SUBENO, SH, Tanggal 26 April 2011.
73
Hasil wawancara dengan Anggota Min Ops Lantas Poltabes Medan, BRIPKA M. GINTING, tanggal 26 April 2008
Universitas Sumatera Utara
terjadi maka diadakan operasi khusus.
74
Bentuk-bentuk operasi khusus yang pernah dilakukan : a.
Opsus Curat Operasi khusus pencurian dengan pemberatan, b.
Opsus Curanmor Operasi khusus pencurian kendaraan bermotor Opsus narkoba Operasi khusus narkoba
c. Opsus pekat Operasi khusus penyakit masyarakat
75
Operasi Khusus yang dilaksanakan harus berdasarkan skala prioritasnya dalam penentuan itu, hal yang menjadi pertimbangan tersebut antara lain:
1. Dari semua jenis gangguan Kamtibmas dibagi menjadi gangguan yang
bersifat poltis, gangguan kriminalitas dan gangguan ketertiban masyarakat. 2.
Dari gangguan semua jenis kriminalitas diprioritaskan bebrapa yang penting, yang mempunyai dampak keresahan dalam frekwensi tinggi dengan jalan
dipadukan dengan bobot dan kemungkinan yang terjadinya. 3.
Sasaran operasi diklasifikasikan menjadi: a.
sasaran selektif dengan skala prioritas. b.
sasaran selektif non-prioritas. c.
sasaran rutin. 4. sasaran selektif dengan skala prioritas ditanggulangi dengan operasi khusus
kepolisian.
76
Operasi khusus pada dasarnya merupakan perluasan Keputusan Kepala Kesatuan tentang cara bertindak yang dipilih setelah mendengar dan
74
Hasil wawancara dengan Kanit Patroli Samapta Poltabes Medan, IPTU TONY SIMANJUNTAK, SH, tanggal 03 April 2011
75
Hasil wawancara dengan Anggota Min Ops Lantas Poltabes Medan, BRIPKA M. GINTING tanggal 26 April 2011
76
Soerdjono Soekanto, Op.cit, hal 30
Universitas Sumatera Utara
mempertimbangkan saran serta perkiraan staf. Keputusan ini yang nantinya merupakan pola penanggulangan.
1. Operasi Terpadu : melibatkan unsur intelejen dalam menggambarkan keadaan
kriminalitas pada unit penindakan yang dimaksud merupakan upaya paksa terhadap sasaran penindakan tersangka atau barang bukti yang telah diselidiki
oleh unit intelejen, yang dilampirkan dengan pemeriksaan terhadap tersangka atau barang bukti serta upaya paksa lainnya dalam rangka penyidikan perkara
serta mengajukan ke Kejaksaan. Kegiatan represif ini didukung oleh fungsi preventif yang lain, serta dilaksanakan pula kegiatan rehabilitasi wilayah dan
prevensi lanjutan yang pelaksanaannya dapat dilakukan oleh pengemban fungsi binmas dan fungsi preventif.
2. Razia Selektif : Upaya penanggulangan dengan penghadangan dan
pemeriksaan terhadap kendaraan-kendaraan di jalan-jalan umum operasi terbuka.
3. Peningkatan Penjagaan strongpoint dan observasi : Biasanya dilakukan
dengan berpakaian preman, dapat juga dilaksanakan dengan berpakaian dinas terhadap daerah-daerah yang merupakan daerah rawan kejahatan. Adapun
upaya preventif lain yang dilaksanakan adalah patroli-patroli kepolisian yang dilaksanakan secara terarah dengan daerah operasi yang telah ditentukan.
4. Macam-macam Patroli Kepolisian; dalam prakteknya yang termasuk kegiatan
patroli adalah semua bentuk kegiatan yang mempunyai tujuan utama pencegahan kejahatan, baik dilakukan dengan jalan kaki serta kendaraan.
Bentuk kegiatan ini dikembangkan dalam :
Universitas Sumatera Utara
a. Patroli rutin, yaitu patroli yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu
dengan melalui daerah-daerah, tempat-tempat atau jalur-jalur tertentu secara rutin.
b. Patroli Selektif, yaitu patroli yang dilaksanakan melalui pemilihan waktu
dan tempat secara selektif untuk menngamankan tempat-tempat yang dianggap rawan.
c. Patroli insidental, patroli yang dilaksanakan apabila terjadi peristiwa atau patroli yang dapat menimbulkan deterrence effect efek jera terhadap
suatu gangguan.
77
B. Implementasi Peraturan Kode Etik Polri Dalam Penyelesaian Penyelewengan Kode Etik Polri