Landasan Teori Analisis Fungsi Dan Makna Verba Bentuk 「–Te Iku 」Dan 「–Te Kuru 」Dalam Novel ‘Piitaa Pan To Wendi’ [Piitaa Pan To Wendi] No Shousetsu No 「-Te Iku」 To 「-Te Kuru」 To Iu Doushi No Kinou To Imi No Bunseki

Menyatakan pergi sambil melakukan suatu tindakan, juga menyatakan pergi dengan cara apa. Contoh: a 時間がないからタクシーに乗っていきましょう。 Jikan ga nai kara, takushii ni notte ikimashou. Karena tidak ada waktu, ayo kita pergi naik taksi. Makna bentuk 「 –te iku 」」 pada contoh a adalah aktivitas pergi dengan naik taksi.

2. Bentuk

「 –te iku 」 yang menyatakan perpindahan yang menjauh 話し手から遠ざかることを表す。 Menyatakan hal yang semakin menjauh dari penutur. Contoh: b あの子は、友達とけんかして、泣きながら帰っていっ た。 Ano ko wa, tomodachi to kenkashite, nakinagara kaette itta. Anak itu, bertengkar dengan temannya kemudian pulang sambil menangis. Makna bentuk 「 –te iku 」 pada pada contoh b adalah hal kepulangan anak tersebut yang menjauh dari pihak penutur. 3. Bentuk 「 –te iku 」 yang menyatakan bergiliran ある行為をしてから行くことを表す。 Aru koui wo shite kara iku koto wo arawasu. Menyatakan hal kepergian setelah melakukan suatu aktivitas. Contoh: c 叔母の誕生日だから、途中でプレゼントに花を買って いきました。 oba no tanjoubi dakara, tochuu de purezento wo katte ikimashita. Karena ulang tahun nenek, di perjalanan saya pergi untuk membeli bunga untuk hadiah. Makna bentuk 「 –te iku 」 pada contoh b adalah aktivitas membeli bunga kemudian melanjutkan pergi. 4. Bentuk 「 –te iku 」 yang menyatakan berkelanjutan ある時点を基準にして、それよりに向かって変化が進展 し続けたり行為を表す。 Aru jiten wo kijun ni shite, sore yori ni mukatte henka ga shintenshitsuzuketari koui wo arawasu. Menyatakan hal atau kegiatan yang terus berlanjut yang distandarkan pada satu peristiwa. Contoh: d 結婚してからも仕事は続けていくつもりです。 Kekkonshitekaramo shigoto wa tsuzukete iku tsumori desu. Setelah menikah pun saya berencana terus melanjutkan bekerja. Makna bentuk 「 –te iku 」 pada contoh d adalah akan terus berlanjutnya hal bekerja meskipun sudah menikah.

5. Bentuk

「 –te iku 」 yang menyatakan hal menghilang 存在していたものがなくなったり、話しての視界から遠 ざかることを表す。 Sonzai shita mono ga nakunattari, hanashite no shikai kara toozakaru koto wo arawasu. Menyatakan hal yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, menjauh atau menghilang dari jangkauan penutur. Contoh: e 見てごらん、虹がどんどん消えていくよ。 mite goran, niji ga dondon kiete iku yo. Coba lihat, pelangi menghilang dengan cepat. Makna bentuk 「 –te iku 」 pada contoh e adalah menghilangnya pelangi yang sebelumnya terlihat. Masih menurut Sunagawa 1998:250, fungsi bentuk 「 –te kuru 」 adalah:

1. Bentuk

「 –te kuru 」 yang menyatakan situasi waktu perpindahan どんな 動作を しなが ら来る のか、 または どんな 手段のか を表す。 Donna dousa wo shinagara kuru noka, mata wa donna shudan de kuru noka wo arawasu. Menyatakan hal yang datang sambil melakukan suatu tindakan, juga menyatakan datang dengan cara apa. Contoh: f バスは時間がかかるから、タクシーに乗ってきてくだ さい。 Basu wa jikan ga kakaru kara, takushii ni notte kite kudasai. Karena naik bus akan memakan waktu, datanglah dengan naik taksi. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh f adalah datang dengan naik taksi

2. Bentuk

「 –te kuru 」 yang menyatakan perpindahan yang mendekat 離れたところや物が、話し手の領域に近づくことを表す。 Hanareta tokoro ya mono ga, hanashite no ryouiki ni chikazuku koto wo arawasu. Menyatakan orang atau benda yang terpisah, tetapi mendekati wilayah penutur. Contoh: g 船はゆっくりとこちらに向かってきます。 Fune wa yukkurito kochira ni mukatte kimasu. Perlahan-lahan kapal laut mendekat ke sini. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh g adalah kapal laut yang datang mendekat ke wilayah penutur. 3. Bentuk 「 –te kuru 」 yang menyatakan hal bergiliran ある行為を行ったから来ることを表す。 Aru koui wo okonatta kara kuru koto wo arawasu. Menyatakan kedatangan setelah terjadinya suatu aktivitas. Contoh: h 遅くなってごめんなさい。途中で本屋に寄ってきただ から。 Osokunatte gomennasai. Tochuu de honya ni yotte kita dakara. Maaf saya terlambat. keterlambatan ini dikarenakan saya singgah ke toko buku di perjalanan. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh h adalah si penutur datang setelah sebelumnya singgah ke toko buku.

4. Bentuk

「 –te kuru 」 yang menyatakan berkelanjutan 変化や動作が過去から続いて今にいることを表す。 Henka ya dousa ga kako kara tsuzuite ima ni itaru koto wo arawasu. Menyatakan perubahan maupun perbuatan yang masih berlanjut sejak lampau hingga kini. Contoh: i 17歳のときからずっとこの店で働いてきました。 17sai no toki kara zutto kono mise de hataraite kimashita. Saya terus bekerja di toko ini sejak usia 17 tahun. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh i adalah sejak usia 17 tahun hingga saat si penutur berbicara, ia terus bekerja di toko tersebut.

5. Bentuk

「 –te kuru 」 yang menyatakan kemunculan 今まで存在しなかったり見えなかったりしたものが、現 われることを表す。 Ima made sonzai shinakattari mienakattari shita mono ga, arawareru koto wo arawasu. Menyatakan hal yang sampai saat ini tidak terlihat, tidak ada, tetapi kemudian muncul. Contoh: j 雲の間から月が出てきた。 Kumo no aida kara tsuki ga dete kita. Bulan muncul di antara awan. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh j adalah hal munculnya bulan yang sebelumnya tidak terlihat. 6. Bentuk 「 –te kuru 」 yang menyatakan perubahan 変化が生じることをあらわす。 Henka ga shoujiru koto wo arawasu. Menyatakan terjadinya suatu perubahan. Contoh: k 雨が降ってきた。 Ame ga futte kita. hujan sudah turun. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh k adalah terjadinya perubahan keadaan yaitu turunnya hujan yang sebelumnya tidak ada.

7. Bentuk

「 –te kuru 」 yang menyatakan perbuatan yang mendekat 話し手や話し手が視点を置いている人に向かってある動 作が行われることを表す。動作をする人は「が」、動作 が向かれる人は「に」を伴って表せる。 Hanashite ya hanashite ga shiten wo oite iru hito ni mukatte aru dousa ga okonowareru koto wo arawasu. Dousa wo suru hito wa “ga”, dousa ga mukareru hito wa “ni” wo tomonatte arawaseru. Menyatakan perbuatan yang mengarah pada penutur sebagai orang yang meletakkan sudut pandang. Orang yang melakukan perbuatan dinyatakan dengan partikel ‘ga’ dan orang yang dikenai perbuatan dinyatakan dengan partikel ‘ni’. Contoh: l 化粧品を買った客が苦情をいってきた。 Keshouhin o katta kyaku ga kujou wo itte kimasu. Pelanggan yang membeli kosmetik menyatakan keluhan. Makna verba bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh l adalah datangnya keluhan dari pelanggan kepada penutur. Orang yang melakukan perbuatan yaitu pelanggan disertai dengan partikel ‘ga’. Selain teori Sunagawa 1998:241, juga digunakan teori Tomomatsu 2007:177 yang membagi fungsi bentuk 「 –te iku 」 dan 「 – te kuru 」 sebagai berikut: 1. Bentuk 「 –te kuru 」 berfungsi untuk menyatakan hal meninggalkan suatu tempat untuk sementara waktu kemudian kembali lagi. Contoh: a もうお茶の時間ですか。じゃ、ちょっと手を洗ってき ます。 Mou ocha no jikan desuka. Ja, chotto te o aratte kimasu. Sudah waktunya minum teh ya? Kalau begitu saya mencuci tangan dulu sebentar. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh a adalah setelah mencuci tangan maka penutur akan kembali lagi.

2. Bentuk

「 –te kuru 」 berfungsi untuk menyatakan melakukan sesuatu di suatu tempat, kemudian berpindah mendekati wilayah penutur. Bentuk 「 –te iku 」 berfungsi untuk menyatakan melakukan sesuatu di suatu tempat, kemudian berpindah menjauhi wilayah penutur. Contoh: b 会社で 明日は市役所に寄ってきますから、1時間ぐ らい遅くなります。 Kaisha de ashita wa shiyakusho ni yotte kimasu kara, ichi jikan gurai osoku narimasu. Karena besok saya akan singgah di kantor kedutaan, saya akan terlambat ke kantor kira-kira satu jam. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh b adalah setelah singgah di kantor kedutaan penutur kemudian datang ke kantor. c 病院へ行く途中で、お見合いの花を買っていきましょ う。 Byouin e iku tochuu de, omimai no hana o katte ikimashou. Di perjalanan menuju rumah sakit, ayo kita membeli bunga untuk menjenguk. Makna bentuk 「 –te iku 」 pada contoh c adalah setelah membeli bunga penutur akan pergi ke rumah sakit. 3. Bentuk 「 –te kuru 」 berfungsi untuk menyatakan keadaan yang berubah secara berkelanjutan sejak lampau hingga saat ini pada sudut pandang penutur. Bentuk 「 –te iku 」 berfungsi untuk menyatakan hal atau keadaan yang akan terus berubah sejak saat ini pada sudut pandang penutur hingga masa yang akan datang. Contoh: d 日本語の授業はだんだん難しくなってきた。 Nihongo no jugyou wa dandan muzukashiku natte kita. Berangsur-angsur pelajaran bahasa Jepang menjadi sulit. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh d adalah bahasa jepang yang secara berkelanjutan menjadi semakin sulit hingga saat ini. e 新しい駅ができたので、この町の人々の生活は少しず つ変われていくだろう。 Atarashii eki ga dekita no de, kono machi no hito bito no seikatsu wa sukoshi zutsu kawarete iku darou. Karena stasiun kereta api yang baru sudah selesai, kehidupan orang-orang di kota ini sedikit demi sedikit akan berubah,ya. Makna bentuk 「 –te iku 」 pada contoh e adalah kehidupan orang-orang yang akan terus berubah hingga masa yang akan datang. 4. Bentuk 「 –te kita 」 berfungsi untuk menyatakan kelanjutan sejak lampau hingga saat ini. Bentuk 「 –te iku 」 berfungsi untuk menyatakan hal yang berkelanjutan sejak sekarang hingga yang akan datang. Contoh: f 森さんは若いころからずっと、カメラの仕事をしてき ました。 Mori san wa wakai koro kara zutto, kamera no shigoto o shite kimashita. Sejak masa muda tuan Mori terus menerus bekerja dengan kamera. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh f adalah sejak muda hingga saat ini tuan Mori masih bekerja dengan kamera. g これからもこの仕事を続けていくつもりです。 Kore kara mo kono shigoto o tsuzukete iku tsumori desu. Mulai sekarang saya berencana akan melanjutkan pekerjaan ini. Makna bentuk 「 –te iku 」 pada contoh g adalah sejak sekarang hingga masa yang akan datang akan melanjutkan pekerjaan. 5. Bentuk 「 –te kuru 」 berfungsi untuk menyatakan perpindahan, keadaan, atau tindakan yang terjadi sekaligus pada saat datang. Bentuk 「 –te iku 」 berfungsi untuk menyatakan perpindahan, keadaan, dan tindakan yang terjadi sekaligus pada saat pergi. Contoh: h 明日は、お弁当を持ってきてください。 Ashita wa, obentou o motte kite kudasai. Besok datanglah dengan membawa bento. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh h adalah meminta lawan bicara untuk datang dengan membawa bento. Jadi tindakan yang juga terjadi pada peristiwa ‘datang’ adalah ‘membawa bento’. i 日曜日に弟を動物園へ連れていきました。 Nichiyoubi ni otouto o doubutsuen e tsurete ikimashita. Pada hari minggu saya mengajak adik pergi ke kebun binatang. Makna bentuk 「 –te iku 」 pada contoh i adalah mengajak adik pergi. Jadi tindakan yang juga terjadi pada saat peristiwa ‘pergi’ adalah ‘mengajak adik’. 6. Bentuk 「 –te kuru 」 berfungsi untuk menyatakan hal mendekati penutur atau topik pembicaraan dengan memberikan arah pada kata kerja perpindahan atau yang memiliki makna perpindahan. Adapun bentuk 「 –te iku 」 berfungsi untuk menyatakan hal menjauhi pembicara atau topik pembicaraan. Kata kerja perpindahan seperti aruku, hashiru, touru, tobu, dan nagaraeru tidak memilikii arah intrinsik sehingga bentuk 「 –te kuru 」 atau 「 –te iku 」 ditambahkan untuk menyatakan arah mendekat atau menjauh. Contoh: j 美しい女の人がとなりの部屋に引っ越してきました。 Utsukushii onna no hito ga tonari no heya ni hikkoshite kimashita. Seorang wanita cantik pindah ke sebelah kamar saya. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh j adalah pindahnya seorang wanita cantik ke sebelah kamar, yang berarti wanita tersebut pindah ke wilayah yang mendekati penutur. k 秋になると、夏の鳥は南の国へとんでいきました。 Aki ni naru to, natsu no tori wa minami no kuni e tonde ikimashita. Kalau musim gugur, burung musim panas terbang ke negara selatan. Makna bentuk 「 –te iku 」 pada contoh k adalah terbangnya burung musim panas yang menjauhi wilayah penutur.

7. Bentuk

「 –te kuru 」 berfungsi untuk menyatakan hal mendekati pembicara sebagai pasangan kata kerja yang mengandung makna gerak. Adapun bentuk 「 –te iku 」 berfungsi untuk menyatakan hal menjauhi penutur sebagai pasangan kata kerja yang mengandung makna gerak, antara lain verba hairu, deru, agaru, sagaru, noboru, kudaru, dan lain-lain. Penggunaan bentuk 「 –te kuru 」 dan 「 –te iku 」 tergantung pada sudut pandang penutur. Contoh: l 授業が終わって、学生たちが教室から出てきます。 Jugyou ga owatte, gakuseitachi ga kyoushitsu kara dete kimasu. Setelah pelajaran berakhir, para siswa keluar kelas. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh l adalah keluarnya para siswa dari kelas mengarah ke penutur. Ini berarti penutur berada di luar kelas. m 授業が終わって、学生たちが教室から出ていきます。 Jugyou ga owatte, gakuseitachi ga kyoushitsu kara dete ikimasu. Setelah pelajaran berakhir, para siswa keluar kelas. Makna bentuk 「 –te iku 」 pada contoh m adalah keluarnya para siswa dari kelas menjauh dari penutur. Ini berarti penutur berada di dalam kelas. 8. Bentuk 「 –te kuru 」 berfungsi untuk menyatakan benda atau rasa bau, suara, dan sebagainya yang mendekati penutur. Contoh: n 小学校が近いので、いつも子供たちの野元気な声が聞 こえてきます。 Shogakkou ga chikai node, itsumo kodomotachi no genkina koe ga kikoete kimasu. Karena tinggal dekat dengan sekolah dasar, selalu terdengar suara ceria anak-anak. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh n adalah suara ceria anak-anak yang selalu terdengar ke arah penutur. 9. Bentuk 「 –te kuru 」 berfungsi untuk menyatakan munculnya ketepatan alamiah tanpa menghiraukan kemauan penutur. Sering digunakan untuk perasaan psikologis atau emotif. Contoh: o アーあ、眠くなってきた。 Aaa, nemuku natte kita. Aaah, jadi mengantuk. Makna bentuk 「 –te kuru 」 pada contoh o adalah si penutur awalnya tidak mengantuk kemudian menjadi mengantuk dan hal tersebut diluar kemauan penutur. Fungsi bentuk 「 –te iku 」 dan 「 –te kuru 」 yang dikemukakan oleh Sunagawa 1998:241 pada dasarnya sama dengan fungsi bentuk 「 – te iku 」 dan 「 –te kuru 」 yang dikemukakan oleh Tomomatsu 2007:177. Fungsi bentuk 「 –te iku 」 dan 「 –te kuru 」 yang dikemukakan oleh Sunagawa 1998:241 juga dikemukakan oleh Tomomatsu 2007:177, namun dalam Tomomatsu terdapat fungsi lain yang tidak disebutkan dalam Sunagawa 1998:241. Karena itu penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Sunagawa 1998:241 dalam menganalisis fungsi bentuk 「 –te iku 」 dan 「 –te kuru 」 dalam novel ‘Piitaa Pan to Wendi’ karya J.M. Barrie yang diterjemahkan oleh Momoko Ishii. Adapun teori yang dikemukakan oleh Tomomatsu 2007:177 akan digunakan apabila terdapat kalimat bentuk 「 –te iku 」 atau 「 –te kuru 」 yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam fungsi yang dikemukakan oleh Sunagawa 1998:241. 2.3 Semantik 2.3.1 Pengertian Semantik Semantik imiron adalah merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna Sutedi, 2003:13. Objek kajian semantik antara lain makna kata, relasi, makna antar suku kata dengan kata yang lainnya, makna frase dalam sebuah idiom, dan makna kalimat. Semantik dibagi atas semantik gramatikal dan semantik leksikal. Semantik gramatikal adalah penyelidikan makna bahasa dengan menekankan hubungan-hubungan dalam berbagai tataran gramatikal. Semantik leksikal adalah penyelidikan unsur-unsur kosa kata suatu bahasa pada umumnya. Manfaat yang dapat kita petik dari studi semantik sangat tergantung dari bidang apa yang kita geluti dalam tugas kita sehari-hari Chaer, 2007:11. Bagi seorang wartawan atau orang-orang yang berkecimpung di dunia pemberitaan, mereka akan memperoleh manfaat praktis dari pengetahuan mengenai semantik. Pengetahuan semantik akan memudahkannya dalam memilih dan menggunakan kata dengan makna yang tepat dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat umum. Bagi mereka yang berkecimpung dalam penelitian bahasa, pengetahuan semantik akan banyak memberi bekal teoritis untuk menganalisis bahasa atau bahasa-bahasa yang sedang dipelajari. Sedangkan bagi seorang guru atau calon guru, pengetahuan mengenai semantik akan memberi manfaat teoritis dan juga manfaat praktis. Bagi orang awam atau orang kebanyakan pada umumnya, pengetahuan yang luas akan teori semantik tidaklah diperlukan. Tetapi pemakaian dasar-dasar semantik tentunya masih diperlukan untuk dapat memahami dunia di sekelilingnya yang penuh dengan informasi dan lintas kebahasaan.

2.3.2 Jenis-Jenis Makna dalam Semantik

Menurut Chaer 2007:289 jenis-jenis makna dapat dibedakan sebagai berikut, yakni: a. Makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan observasi alat indera, atau makna apa adanya. Misalnya pada kata kuda memiliki makna leksikal ‘sejenis

Dokumen yang terkait

Analisis Fungsi Dan Makna Verba Utsu Dan Tataku Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou Ni Okeru (Utsu) To (Tataku) No Kinou To Imi No Bunseki

3 113 70

Analisis Latar Cerita Hiroshima Karya John Hersey John Herseyno Sakuhin No Hiroshima To Iu Shousetsu No Bamenmonogatari No Bunseki

9 82 84

Analisis Fungsi Dan Makna Fukushi Kanari Dan Zuibun Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou ni Okeru Zuibun To Kanari To Iu Fukushi No Imi To Kiinou No Bunseki

14 146 97

Analisis Fungsi Dan Makna Verba “Shikaru” Dan “Okoru” Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Ditinjau Dari Segi Semantik) Imiron Kara Mita “Shikaru” To “Okoru” No Imi To Kinou No Bunseki

10 65 68

Analisis Fungsi Dan Makna “Mon” Dalam Kalimat Pada Komik “Gals!” Karya Mihona Fujii Mihona Fujii No Sakuhin No “Gals!” No Manga No Bun Ni Okeru “Mon” No Kinou To Imi No Bunseki

1 57 87

Analisis Fungsi Dan Makna Verba Bentuk 「–Te Iku 」Dan 「–Te Kuru 」Dalam Novel ‘Piitaa Pan To Wendi’ [Piitaa Pan To Wendi] No Shousetsu No 「-Te Iku」 To 「-Te Kuru」 To Iu Doushi No Kinou To Imi No Bunseki

8 80 96

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP VERBA, STUDI SEMANTIK DAN KESINONIMAN 2.1 Verba 2.1.1 Pengertian Verba - Analisis Fungsi Dan Makna Verba Utsu Dan Tataku Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou Ni Okeru (Utsu) To (Tataku) No Kinou To Imi No Bunseki

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Fungsi Dan Makna Verba Utsu Dan Tataku Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou Ni Okeru (Utsu) To (Tataku) No Kinou To Imi No Bunseki

0 1 10

Analisis Fungsi Dan Makna Fukushi Kanari Dan Zuibun Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou ni Okeru Zuibun To Kanari To Iu Fukushi No Imi To Kiinou No Bunseki

0 1 37

Analisis Fungsi Dan Makna Verba “Shikaru” Dan “Okoru” Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Ditinjau Dari Segi Semantik) Imiron Kara Mita “Shikaru” To “Okoru” No Imi To Kinou No Bunseki

0 0 13