Penulis akan membahas cuplikan-cuplikan kalimat yang memiliki verba bentuk
「 –te iku
」 dan
「 –te kuru
」 dalam novel tersebut,
mengklasifikasikan dan menganalisis fungsi dan makna yang terdapat dalam kalimat-kalimat tersebut. Terdapat 73 kalimat bentuk
「 –te iku
」 dan 149 kalimat bentuk
「 –te kuru
」 dalam novel ‘Piitaa Pan to Wendi’.
Akan tetapi penulis tidak akan membahas seluruh kalimat tersebut melainkan hanya masing-masing tiga kalimat dari setiap fungsi dan makna
yang terdapat di dalam novel ‘Piitaa Pan to Wendi’. Adapun kalimat yang tersisa merupakan fungsi yang sama dan sudah termasuk dalam
pengklasifikasian masing-masing bentuk 「
–te iku 」
dan 「
–te kuru 」
. Untuk mendukung pembahasan, penulis juga akan menjelaskan mengenai
pengertian doushi dan jenis-jenis doushi.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pustaka
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mempelajari makna merupakan kajian semantik. Makna berfungsi sebagai penghubung bahasa
dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti. Dalam sebuah bahasa makna akan muncul akibat
proses gramatikal Nasution, 2010:8. Gramatikal bahasa Jepang disebut bunpou. Bunpou adalah suatu
fenomena yang umum pada waktu menyusun kalimat, secara teoritis
merupakan suatu sistem tentang bentuk kata, urutan kata dan fungsi kata dalam suatu kalimat Sudjianto, 2007:133.
Proses gramatikal yang paling produktif terdapat pada doushi verba. Doushi verba dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan
atau keadaan sesuatu. Doushi dapat mengalami perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat Nomura dalam Sudjianto, 2007:149.
Shimizu dalam Sudjianto 2007:150 menyatakan jenis-jenis doushi sebagai berikut:
1. Jidoushi
Merupakan kelompok doushi yang tidak disertai objek penderita. Contohnya iku ‘pergi’, kuru ‘datang’, okiru ‘bangun’,
dan sebagainya. 2.
Tadoushi Merupakan kelompok doushi yang disertai objek penderita.
Dengan kata lain menyatakan arti mempengaruhi pihak lain. Contohnya kata okosu ‘membangunkan’, nekasu ‘menidurkan’,
dasu ‘mengeluarkan’, dan sebagainya. 3.
Shodoushi Merupakan kelompok doushi yang memasukkan pertimbangan
pembicara, maka tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif dan kausatif.
Contohnya kata mieru ‘terlihat’, ikeru ‘dapat pergi’, dan sebagainya.