Gambaran Umum Penelitian Analisis Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (Periode Mei 2011 – Mei 2016)

56 Grafik 1.4 Grafik Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia dalam satuan triliun rupiah 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2 1 1 m ei a gu stu s n o ve m b e r feb ru a ri m e i a gu stu s n o ve m b e r feb ru a ri m e i a gu stu s n o ve m b e r feb ru a ri m e i a gu stu s n o ve m b e r feb ru a ri m e i a gu stu s n o vem b er feb ru a ri m e i ISSI Series 1 Column1 Column2 Sumber Data : Bursa Efek Indonesia data diolah

3. Gambaran Umum Penelitian

a. Perkembangan Inflasi

Inflasi merupakan naiknya harga barang pokok secara terus – menerus dan mempengaruhi harga barang lainnya. Hampir dari tahun ke tahun kita dapat merasakan naiknya harga suatu barang, ini tidak terlepas dari besarnya tingkat inflasi yang tercatat pada periode tersebut. Inflasi merupakan faktor paling utama penggerak perekonomian disuatu negara. Inflasi juga merupakan indikator utama untuk mengukur tingkat kestabilan perekonomian disuatu negara. Tingkat inflasi dapat diketahui dengan cara mencari selisih antara IHK tahun berjalan dengan IHK tahun sebelumnya 57 dan kemudian dibagi dengan IHK tahun berjalan. Tingkat inflasi yang cenderung stabil setiap periodenya juga dapat mencerimnkan bahwa perekonomian di negara tersebut cenderung stabil juga. Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen IHK. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup SBH Tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik BPS. Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barangjasa di setia kota. www.bi.go.id . Perkembangan Inflasi dari Mei 2011 – Mei 2016 dapat dilihat tabel dibawah ini: 58 Tabel 5.4 Perkembangan Inflasi dalam satuan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Januari 3,65 4,57 8,22 6,96 4,14 Februari 3,56 5,31 7,75 6,29 4,42 Maret 3,97 5,9 7,32 6,38 4,45 April 4,5 5,57 7,25 6,79 3,6 Mei 5,98 4,45 5,47 7,32 7,15 3,33 Juni 5,54 4,53 5,9 6,7 7,26 Juli 4,61 4,56 8,61 4,53 7,26 agustus 4,79 4,58 8,79 3,99 7,18 september 4,61 4,31 8,4 4,53 6,83 oktober 4,42 4,61 8,32 4,83 6,25 november 4,15 4,32 8,37 6,23 4,89 desember 3,79 4,3 8,38 8,36 3,35 Sumber Data : Bank Indonesia Berdasarkan hasil tabel 5.4 dapat diketahui bahwa perkembangan inflasi mengalami fluktuasi setiap tahunnya, tingkat inflasi tertinggi terjadi pada Agustus tahun 2013 sebesar 8,79 pada tahun 2013 ini inflasi masih tinggi, sampai pada bulan agustus tahun 2014 inflasi turun sebesar 3,99 dan naik kembali pada bulan november, namun sempat mengalami 59 penurun tajam pada bulan november tahun 2015. Fluktuasi inflasi dapat dilihat grafik dibawah ini: Grafik 2.4 Grafik perkembangan Inflasi Sumber : Bank Indonesia data diolah

b. Perkembangan Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang beredar teramat penting karena peranannya sebagai alat transaksi penggerak perekonomian. Besar kecilnya jumlah uang beredar akan mempengaruhi daya beli riil masyarakat dan juga tersedianya komoditi kebutuhan masyarakat Setyawan, 2005:11. Jumlah uang beredar yang ada di tangan masyarakat harus berkembang secara wajar. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian, namun perkembangan yang terlalu meningkat tajam akan dapat memicu inflasi yang tentunya memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, jumlah uang beredar harus dapat dikendalikan sesuai 60 dengan kapasitas perekonomian suatu negara, yaitu diupayakan agar jumlah uang yang beredar tidak terlalu banyak, dan juga tidak terlalu sedikit.Pengendalian jumlah uang beredar perlu dilakukan oleh Bank Sentralsebagai otoritas moneter dengan kebijakan-kebijakannya dalam mengendalikanjumlah uang beredar. Pada kenyatannya peredaran jumlah uang dipengaruhioleh aktivitas pasar, dimana Bank Sentral, Lembaga Keuangan dan masyarakatsaling berinteraksi dalam menetapkanjumlah uang yang beredar. Perkembangan jumlah uang beredar di Indonesia mengalami fluktuaktif, dimana setiap perubahan tersebut akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di Indonesia membutuhkan informasi tentang perkembangan dan perilaku jumlah uang beredar di masyarakat. Hal ini digunakan agar Bank Indonesia selaku otoritas moneter dapat menentukan kebijakan moneter dengan baik dan tepat, sehingga roda perekonomian dapat berjalan dengan baik. Perkembangan Jumlah Uang Beredar dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 6.4 Perkembangan Jumlah Uang Beredar 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Januari 2.854.978 3.268.789 3.652.145 1,380.856 4.498.361 Februari 2.849.796 3.280.420 3.642.809 4.218.123 4.521.951 Maret 2.911.920 3.322.529 3.660.298 4.246.361 4.561.074 61 April 2.927.259 3.360.928 3.730.101 4.275.711 4.580.760 Mei 2.475.286 2.992.057 3.426.305 3.789.058 4.288.369 4.613.593 Juni 2.522.784 3.050.355 3.413.379 3.865.758 4.358.802 Juli 2.564.556 3.054.836 3.506.574 3.895.835 4.373.208 Agustus 2.621.346 3.089.011 3.502.420 3.895.116 4.404.085 September 2.643.331 3.125.533 3.584.081 4.009.857 4.508.603 Oktober 2.677.205 3.161.726 3.576.869 4.024.153 4.443.078 November 2.729.538 3.205.129 3.614.520 4.076.294 4.452.324 Desember 2.877.220 3.304.645 3.727.887 4.170.731 4.546.743 Sumber Data : Bank Indonesia data diolah Dari tabel 6.4 diatas perkembangan jumlah uang beredar selalu mengalami peningkatan sampai bulan juli 2013, bulan agustus 2013 sempat menurun namun tidak terlalu tajam, bisa dilihat data tabel diatas pada bulan juli 2013 jumlah uang yang beredar sebesar 3.506.574, lalu pada bulan agustus 2013 turun menjadi 3.502.420 setelah itu bulan agustus 2013 sampai desember 2014, namun pada bulan januari 2015 mengalami penurunan yang sangat tajam sebesar 1.380.586 . Jumlah uang beredar terbesar yaitu pada bulan Mei 2016 sebesar 4.613.593 dan terendah pada bulan januari tahun 2015 sebesar 1.380.856. Fluktuasi Jumlah Uang Beredar dapat dilihat grafik dibawah ini: 62 Grafik 2.4 Grafik Perkembangan Jumlah Uang Beredar Sumber : Bank Indonesia data diolah

c. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS

Perkembangan SBIS dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 7.4 Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah BULAN TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Januari 10.663 4.709 5.253 8.050 6.275 Februari 4.243 5.103 5.331 9.040 7.188 Maret 6.668 5.611 5.843 8.810 6.994 April 3.825 5.343 6.234 9.130 7.683 Mei 1.656 3.664 5.423 6.680 8.858 7.225 Juni 2.734 3.936 5.443 6.782 8.858 Juli 2.576 3.036 4.640 5.880 8.163 63 Agustus 1.882 2.918 4.229 6.514 8.585 September 2.310 3.412 4.523 6.45 7.720 Oktober 2.783 3.321 5.213 6.68 7.192 November 3.287 3.342 5.107 6.53 6.495 Desember 5.408 4.993 6.699 8.130 6.280 Sumber Data : Bank Indonesia data diolah Dari Tabel 7.4 bisa dilihat perkembangan SBIS pada mei 2011 sampai Mei 2016 mengalami Fluktuasi . SBIS tertinggi terjadi pada bulan Januari Tahun 2012, dan terendah terjadi pada bulan September Tahun 2014. Fluktuasi SBIS dapat digambarkan pada Grafik dibawah ini. Grafik 3.4 Grafik Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah Sumber : Bank Indonesia data diolah

d. Perkembangan Harga Minyak

Minyak bumi digolongkan ringan apabila massa jenisnya kecil dan berat apabila massa jenisnya besar. Minyak bumi juga digolongkan manis apabila 64 kandungan sulfurnya sedikit dan digolongkan asam apabila kandunga sulfurnya tinggi. Harga minyak bumi seperti yang disebutkan dalam berita pada umumnya mengacu pada harga spot minyak per barel 159 liter jenis WTI West Texas Intermediate yang diperdagangkan pada New York Mercantile Exchange NYMEX atau jenis minyak Brent yang diperdagangkan pada Intercontinental Exchange ICE. Harga satu barel minyak mentah dunia sangat tergantung pada kedua kelas tersebut, yang ditentukan oleh faktor-faktor seperti berat jenis atau API dan kandungan sulfur, serta lokasinya. Tolok ukur minyak mentah dunia lainnya yang cukup penting antara lain harga minyak OPEC, Dubai Crude, serta Tapis Crude Singapura. wikipedia.com1082016. Perkembangan harga minyak dunia bisa dilihat tabel dibawah ini: Tabel 8.4 Perkembangan Harga Minyak Dunia 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Januari 106,89 105,04 102,25 47,45 29,92 Februari 112,7 107,66 104,82 54,93 31,05 Maret 117,79 102,61 104,04 52,83 37,34 April 113,75 98,85 104,94 57,42 40,75 Mei 108,18 104,16 99,35 105,73 62,5 45,98 Juni 105,85 90,73 99,74 108,37 61,3 65 juli 107,88 96,75 105,21 105,22 54,43 agustus 100,45 105,28 108,06 100,05 45,72 september 100,83 106,32 108,78 95,89 46,29 oktober 99,92 103,39 105,46 86,13 46,96 november 105,36 101,17 102,58 76,96 43,13 desember 104,26 101,17 105,49 60,55 36,56 Sumber Data: Index Mundi data diolah Dari hasil table 7.4 diatas perkembangan Harga Minyak Dunia selalu mengalami fluktuatif setiap tahunnya ada yang mengalami penurunan tajam dan ada juga yang mengalami peningkatan tajam, seperti pada bulan Mei 2011 harga minyak dunia sebesar 108,18 , lalu pada bulan oktober 2011 turun menjadi 99,92. Dilihat data table diatas harga minyak terbesar pada bulan September 2013 sebesar 108,78, dan yang terendah yaitu pada januari 2016 sebesar 29,92. Fluktuasi Harga Minyak Dunia ini dapat dilihat grafik dibawah ini : 66 Grafik 4.4 Grafik Perkembangan Harga Minyak Dunia 20 40 60 80 100 120 140 2 1 1 me i a g u stu s n o vemb er fe b ru a ri mei a g u stu s n o vemb er fe b ru a ri mei a g u stu s n o vemb er fe b ru a ri mei a g u stu s n o vemb er fe b ru a ri mei a g u stu s n o vemb er fe b ru a ri mei harga minyak dunia Series 2 Series 3 Sumber : Index Mundi data diolah Dari grafik 4.4 tentang perkembangan harga minyak dunia sempat mengalami stabil di tahun 2011 , tahun 2012 mengalami penurunan dan selama tahun 2012 itu mengalami fluktuasi namun tidak terlalu tajam , namun pada bulan november 2015 mengalami penurunan yang sangat drastis dibanding tahun – tahun sebelumnya. 67

B. Pengujian dan Pembahasan 1. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas Gambar 2.4

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependen Variabel : ISSI Y Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Dari Grafik P-P Plot diatas terlihat bahwa sebaran data dalam penelitian ini memiliki penyebaran dan distribusi yang normal, karena data memusat pada garis diagonal P-P Plot. Maka dapat dikatakan bahwa data penilitian ini memiliki penyebaran dan terdistribusi normal. Untuk menegaskan hasil uji normalitas diatas maka peneliti melakukan uji Kolmogorov-Smirnov dengan hasil sebagai berikut: 68 Tabel 9.4 One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test Berdasarkan hasil tabel 9.4, hasil Kolmogorov-Smirnov diatas menunjukkan nilai Asymp. Sig memiliki nilai 0,168 0,05. Hal ini menujukkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen yaitu ISSI berdasarkan masukan variabel independen yaitu Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS dan Harga Minyak Dunia.

b. Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat besarnya tolerance dan variance inflation factor VIF. Berdasarkan hasil pengujian didapat masing- masing variabel nilai tolerance 0.10 dan nilai variance inflation factor VIF 10. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 61 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation ,06460145 Most Extreme Differences Absolute ,142 Positive ,142 Negative -,067 Kolmogorov-Smirnov Z 1,112 Asymp. Sig. 2-tailed ,168 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 69 Tabel 10.4 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 3,584 1,389 2,580 ,013 Inflasi -,002 ,006 -,038 -,393 ,696 ,721 1,387 M2 ,692 ,090 1,205 7,708 ,000 ,279 3,589 SBIS -,003 ,006 -,038 -,438 ,663 ,924 1,082 hargaminyak ,003 ,001 ,652 4,288 ,000 ,294 3,398 a. Dependent Variable: issi Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 10.4 Diatas terlihat bahwa nilai Tolerance semua variabel independen lebih dari 0,10 dan nilai VIF semua variabel independen dibawah 10,00, yang ditunjukkan dengan nilai Tolerance untuk inflasi sebesar 0,721, jumlah uang beredar 0,279, SBIS 0,924, harga minyak dunia 0,294 dan nilai VIF untuk inflasi 1,387, jumlah uang beredar 3,589, SBIS 1,082, harga minyak dunia 3,398. Dengan demikian dapat disimpulkan model persamaan regresi tidak terdapat multikolinieritas atau dapat dikatakan bebas dari multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian ini. 70

c. Hasil uji heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Gambar 5.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Scatterplot Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Menunjukkan bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan 71 kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dikatakan ada autokorelasi. Autokorelasi mucul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat digunakan dengan uji Durbin Watson. Tabel 11.4 Pengujian Autokorelasi Menggunakan Durbin Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,787 a ,619 ,591 ,06687 ,430 a. Predictors: Constant, hargaminyak, inflasi, SBIS, M2 b. Dependent Variable: issi Berdasarkan hasil uji autokorelasi, nilai hitung Durbin-Watson sebesar 0,430 . Dapat diperoleh nilai dalam tabel DW untuk “k=5” dan “N=61” dan besarnya dl lower : 1,414 dan du upper : 1,767 dilihat dari hasil nilai Durbin Watson sebesrar 0,430 sehingga nilai DW berada diantara -2 sampai +2. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi. dimana kriteria Pengujian menggunakan Durbin Watson dengan angka antara -2d2 Singgih Santoso,2010:213. Dengan rincian sebagai berikut:  Angka D-W dibawah -2 berarti terdapat autokorelasi positif 72  Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi  Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif

2. Hasil Uji Signifikan t

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Dunia, Jumlah Uang Beredar Dan Nilai Tukar (Kurs) Terhadap Inflasi Di Indonesia

0 37 101

Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Indeks Syariah yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

1 23 107

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang beredar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah

4 85 159

Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan IHSG Terhadap Return Pasar ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia): Studi Kasus: Bursa Efek Indonesia (BEI)Periode Juni 2011 – Mei 2015

1 11 127

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (periode Juni 2012-Mei 2015).

0 4 17

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (periode Juni 2012-Mei 2015).

0 2 18

DAFTAR PUSTAKA Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (periode Juni 2012-Mei 2015).

0 4 4

ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS, HARGA MINYAK MENTAH DUNIA DAN HARGA EMAS DUNIA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SYARIAH (STUDI KASUS DI INDONESIA DAN MALAYSIA)

0 1 107

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH INDONESIA PERIODE 2013-2016

0 3 22

ANALISIS INTEGRASI INDEKS HARGA SAHAM SYARIAH PADA PASAR MODAL SYARIAH INDONESIA, MALAYSIA, CHINA, DAN JEPANG (Periode Mei 2011 – Desember 2016) - Raden Intan Repository

0 0 162