19
metana. Pada hasil analisis, kombinasi 80
LC
:20
LA
memiliki TVS tertinggi sehingga mempunyai potensi terjadinya gangguan terhadap nilai pH dan produksi biogas dengan laju pengumpanan setara
dengan lainnya.
4.2 PRODUKSI GAS
4.2.1 Akumulasi Gas
Hasil penelitian produksi gas dari limbah cair pabrik minyak kelapa sawit dan lumpur aktif menggunakan digester dua tahap sistem kontinu skala laboratorium volume 15 liter dapat dilihat pada
Tabel 5. Tabel 5. Total produksi biogas pada masing-masing perlakuan
Kombinasi Limbah Cair dan Lumpur Aktif
Waktu hari
Digester Tahap ke- Total
Volgas Liter
Peningkatan Produksi Volgas
Tahap II I
II 90 : 10
40 4 ± 3,52
7,35 ± 4,07 11,35
83,75 80 : 20
40 1,08 ± 0,55
2,39 ± 2,14 3,47
121,29 70 : 30
40 1,77 ± 2,02
2,57 ± 3,57 4,34
45,19 Produksi gas tertinggi adalah kombinasi 90
LC
:10
LA
pada digester tahap II sebesar 7,35 liter L, sedangkan produksi gas terendah adalah kombinasi 80
LC
:20
LA
pada digester tahap I sebesar 1,08 liter L dengan waktu retensi selama 40 hari. Hal ini telah dijelaskan sebelumnya bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi perbedaan produksi gas pada tiap perlakuan adalah kandungan CN rasio substrat, TVS, serta nilai pH. Nilai standar deviasi pada perlakuan terlihat sangat tinggi sekali
dikarenakan respon pada masing-masing ulangan dalam satu perlakuan berbeda-beda. Hal ini ditunjukkan pada produksi gas kombinasi 80
LC
:20
LA
pada R2 sebesar 0 L, dikarenakan oleh banyak faktor seperti terjadinya kebocoran pada digester atau faktor lain yang menyebabkan aktivitas mikroba
terhenti, selain faktor pH dan suhu. Produksi gas pada digester tahap II lebih tinggi dibandingkan pada digester tahap I dengan
prosentase peningkatan produksi gas tertinggi pada 80
LC
:20
LA
sebesar 121,29 diikuti oleh 90
LC
:10
LA
dan 70
LC
:30
LA
sebesar 83,75 dan 45,19. Hasil ini melebihi penelitian Boe 2006 yang menyatakan produksi gas pada digester bertahap meningkat sebesar 11 dibandingkan digester satu-
tahap, dengan perbandingan volume digester tahap I dan II adalah 9010 atau 8020. Grafik akumulasi produksi gas pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Akumulasi produksi biogas
20
Produksi gas yang relatif rendah dibandingkan penelitian Apriani 2009, yang mampu menghasilkan gas sebesar 20 liter L dikarenakan penelitian ini menggunakan suhu mesofil yang
mempunyai laju produksi gas lebih rendah dibandingkan suhu termofil. Namun pada kondisi penelitian yang mesofilik, mikroorganisme akan tetap memproduksi gas selama fluktuasi suhu dijaga
± 2°C Gerardi, 2003. Produksi gas masing-masing kombinasi limbah cair dan lumpur aktif pada digester tahap I dan digester tahap II akan dijelaskan lebih rinci pada sub sub-bab 4.2.2.
4.2.2 Produksi Gas pada Berbagai Kombinasi Substrat