11
3 METODOLOGI
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian mengenai produksi gas dari limbah cair pabrik minyak kelapa sawit dengan menggunakan digester dua tahap dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2011.
Penelitian ini dimulai dengan pengambilan sampel limbah cair pengolahan kelapa sawit di PTPN VIII Kertajaya, Banten, analisis bahan baku dan sampel di Laboratorium Analisis, Departemen Teknologi
Industri Pertanian, serta proses produksi biogas menggunakan digester dua tahap dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
3.2 BAHAN DAN ALAT
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah cair pabrik minyak kelapa sawit dari limbah pabrik CPO PTPN VIII Kertajaya. Inokulum yang digunakan yaitu lumpur aktif yang
berasal dari campuran lumpur digester anaerobik yang telah aktif menghasilkan biogas dari laboratorium Pengelolaan Limbah Fakultas Peternakan dan feses sapi segar yang baru keluar dari
laboratorium lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bahan-bahan lain yang digunakan antara lain : larutan NaOH 40, larutan
H
2
SO
4
pekat, larutan H
3
BO
3
4, BCG-MR, HCl 0,01 N, selen, buffer karbonat, aquades.
Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan biogas antara lain, tangki digester dua tahap, gasflow meter, selang plastik diameter 3 inchi, pipa, sentrifuge, alat destilasi yang dilengkapi dengan
kondensor, oven, tanur pembakaran, timbangan analitik, erlenmeyer, gelas ukur, gelas piala, labu Kjedahl, labu destilasi, pembakar Bunsen, tabung reaksi, pipet, buret, indikator pH, thermometer,
stopwatch, cawan pengabuan, dan sebagainya.
3.3 TAHAPAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Masing-masing tahapan dirancang untuk mencapai tujuan khusus yang diinginkan.
3.3.1 Pengambilan Bahan Baku
Tahap ini bertujuan untuk memperoleh bahan baku yang digunakan sebagai substrat dalam pembuatan biogas. Bahan baku berasal dari limbah cair pengolahan minyak kelapa sawit pabrik
PTPN VIII Ketajaya, Banten. Pengambilan bahan baku sebanyak 800 liter menggunakan drum-drum penyimpanan air.
3.3.2 Analisis Bahan Baku
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bahan baku limbah cair. Analisis yang dilakukan meliputi pH, TVS, dan CN rasio. Analisis pH bertujuan untuk mengetahui tingkat
keasaman dari limbah cair, analisis TVS bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan organik limbah cair, dan analisis CN rasio bertujuan untuk mengetahui kesesuaian karakteristik limbah cair
untuk dijadikan substrat dalam fermentasi anaerobik. Prosedur uji masing-masing analisis dapat dilihat pada Lampiran 1.
12
3.3.3 Penelitian Pendahuluan
Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan lumpur aktif yang digunakan sebagai starter. Starter merupakan media yang telah diinokulasikan sejumlah mikroorganisme agar mampu beradaptasi
terhadap media fermentasi, sehingga lag phase sebagai tahap awal fermentasi dilewati. Lumpur aktif dibuat dengan cara mencampurkan feses sapi segar dan lumpur dari digester anaerobik yang telah
aktif menghasilkan biogas yang selalu tersedia di Laboratorium Pengelolaan Limbah, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan karena dimasukkan sejumlah substrat feses sapi segar setiap
harinya ke dalam digester. Lumpur aktif ini nantinya akan dicampurkan dengan limbah cair untuk menurunkan rasio CN
campuran limbah cair dan lumpur aktif berada pada rentang CN optimum, yaitu sekitar 20-25. Selain itu, lumpur yang berasal dari digester anaerobik yang telah aktif menghasilkan biogas digunakan
karena telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan sehingga dapat mempersingkat waktu start-up bakteri Gerardi, 2003. Lumpur yang berasal dari digester anaerobik yang telah menghasilkan biogas
dicampur dengan feses sapi segar dengan perbandingan 20 : 80 pada suhu ruangan, kemudian dilakukan pengadukan untuk menghomogenkan kedua campuran. Diagram alir pembuatan lumpur
aktif dari feses sapi dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram alir pembuatan lumpur aktif Hal lain yang dilakukan sebelum melakukan penelitian utama adalah membuat alat digester
dua tahap. Alat ini terdiri dari dua tangki bervolume 20 liter yang dihubungkan oleh sebuah pipa. Sedangkan pengukuran volume gas dilakukan menggunakan alat terpisah, yaitu gasflow meter yang
dihubungkan langsung dengan kran gas. Gambar alat digester dua tahap ini dapat dilihat pada Gambar 4.
a b Gambar 4. a Digester dua tahap ; b gasflow meter
Keterangan : A = pemasukan inlet; B = pengeluaran outlet; C = kran penghubung; D = pengaduk; E = kran gas;
F = digester tahap I; G = digester tahap II
Lumpur anaerobik
Feses sapi
Pengadukan
Lumpur aktif
13
3.3.4 Penelitian Utama
Tahap ini bertujuan untuk memproduksi biogas dari perlakuan anaerobik dan mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap produksi gas serta nilai pH dari perlakuan kombinasi substrat
limbah cair dan lumpur aktif pada kedua digester yang dirangkai bertahap. Diagram alir tahap perlakuan anaerobik dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram alir proses produksi biogas -Pengukuran pH
-Pengukuran suhu -Pengukuran volume biogas
Dilakukan setiap hari pukul 09.00 pada digester tahap I dimulai dari
hari ke-3
Analisis akhir TVS pada digester tahap I dan
digester tahap II Biogas pada
digester tahap I dan digester tahap II
Pengisian campuran secara kontinyu limbah cair dan lumpur aktif dengan laju
alir 0,375 lhari selama 40 hari masa fermentasi anaerobik
Cairan sisa fermentasi pada
digester tahap I dan digester tahap II
-Pengukuran pH -Pengukuran suhu
-Pengukuran volume biogas Dilakukan setiap hari pukul 09.00
pada digester tahap II dimulai dari hari ke-11
Limbah cair : Lumpur aktif 90:10, 80:20, 70:30
Analisis awal pH, TVS dan CN rasio Pengisian campuran
limbah cair dan lumpur aktif pada digester tahap I hingga penuh
Limbah Cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit
Analisis bahan baku pH, TVS, CN rasio
Pencampuran Lumpur Aktif
14
Limbah cair pabrik minyak kelapa sawit dicampurkan dengan lumpur aktif hasil dari penelitian pendahuluan untuk mendapatkan substrat dengan kombinasi 90 limbah cair dan 10 lumpur aktif
90
LC
:10
LA
, 80 limbah cair dan 20 lumpur aktif 80
LC
:20
LA
, serta 70 limbah cair dan 30 lumpur aktif 70
LC
:30
LA
. Sebelum campuran ini dimasukkan ke dalam digester, terlebih dahulu dianalisis pH, TVS dan CN rasio untuk mengetahui potensinya dalam memproduksi biogas.
Masing-masing campuran limbah cair dan lumpur aktif yang telah ditentukan sebanyak 15 liter dimasukkan ke dalam tangki digester tahap I hingga penuh, kemudian pada hari berikutnya
dimasukkan campuran limbah cair dan lumpur aktif dengan laju alir 0,375 literhari melalui lubang pemasukan digester tahap I. Pengumpanan substrat ini dilakukan selama 40 hari hingga digester tahap
II penuh. Waktu retensi substrat dan lumpur aktif berada dalam tangki digester adalah 40 hari. Dokumentasi selama kegiatan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2.
Analisis yang dilakukan pada fermentasi anaerobik ini adalah TVS yang dilakukan pada awal dan akhir fermentasi anaerobik. Analisis-analisis yang dilakukan tiap harinya adalah pH, suhu, dan
volume biogas pada digester tahap I dan digester tahap II yang dihasilkan per hari, digester tahap I dimulai dari hari ke 3 dan digester tahap II dimulai dari hari ke 11.
3.4 RANCANGAN PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA
Rancangan percobaan yang digunakan untuk perlakuan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan satu faktor, yaitu kombinasi limbah cair pabrik minyak kelapa sawit dan
lumpur aktif τ
i
. Rancangan percobaan ini digunakan pada masing-masing digester yaitu digester tahap I dan digester tahap II.
τ
i
= faktor kombinasi limbah cair pabrik minyak kelapa sawit : lumpur aktif τ
1
= 90 limbah cair pabrik minyak kelapa sawit:10 lumpur aktif 90
LC
:10
LA
τ
2
= 80 limbah cair pabrik minyak kelapa sawit:20 lumpur aktif 80
LC
:20
LA
τ
3
= 70 limbah cair pabrik minyak kelapa sawit:30 lumpur aktif 70
LC
:30
LA
Model rancangan percobaan yang digunakan adalah : Y
ij
= µ + τ
i
+ ε
ij
Y
ij
= nilai pengamatan TVS pada faktor ke-i dan ulangan ke-j µ
= nilai tengah rata-rata sebenarnya τ
i
= pengaruh sebenarnya dari taraf ke-i faktor τ
ε
ij
= pengaruh galat pada percobaan Analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear dan Analisis Keragaman. Analisis
Regresi Linear bertujuan untuk mempelajari bentuk hubungan antara satu atau lebih peubah bebas X dengan satu peubah tak bebas Y, yaitu produksi gas dan pH sebagai peubah tak bebas dan waktu
hari ke- sebagai peubah bebas. Pengolahan data ini dilakukan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel Data Analysis pada taraf beda nyata P0,05. Persamaan umum dari regresi linear
sederhana adalah: Y= α + βX
15
Keterangan : Y = peubah tak bebas yang diprediksikan nilai produksi gas dan pH
α = konstanta β = koefisien regresi X terhadap Y
X = peubah bebas yang mempunyai nilai tertentu hari ke-
Dimana nilai α dan β dapat dihitung dengan persamaan berikut :
dan
Analisis Regresi Linear memiliki nilai R koefisien korelasi yang menunjukkan keeratan hubungan linear antara peubah bebas X dan peubah tak bebas Y, serta R
2
koefisien determinan yang menunjukkan ukuran proporsi keragaman total nilai peubah tak bebas Y yang dapat dijelaskan
oleh nilai peubah bebas X melalui hubungan linear. Persamaan rumus nilai R adalah
Bentuk hipotesis yang diuji pada analisis regresi linier adalah sebagai berikut : Pengaruh waktu fermentasi Xi terhadap produksi gas Yi pada masing-masing perlakuan:
H =
Waktu fermentasi hari ke- Xi tidak berpengaruh nyata terhadap produksi gas Yi H
1
= Waktu fermentasi hari ke- Xi berpengaruh nyata terhadap produksi gas Yi
Pengaruh waktu fermentasi Xi terhadap nilai pH Yi pada masing-masing perlakuan: H
= Waktu fermentasi hari ke- Xi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pH Yi
H
1
= Waktu fermentasi hari ke- Xi berpengaruh nyata terhadap nilai pH Yi
Sedangkan bentuk hipotesis yang diuji pada Analisis Keragaman adalah sebagai berikut : Pengaruh perlakuan kombinasi limbah cair pabrik minyak kelapa sawit dan lumpur aktif
90
LC
:10
LA
, 80
LC
:20
LA
, dan 70
LC
:30
LA
terhadap nilai TVS pada digester tahap I: H
= Perlakuan kombinasi limbah cair pabrik minyak kelapa sawit dan lumpur aktif tidak
berpengaruh nyata terhadap nilai TVS pada digestert tahap I H
1
= Perlakuan kombinasi limbah cair pabrik minyak kelapa sawit dan lumpur aktif
berpengaruh nyata terhadap nilai TVS pada digester tahap I Pengaruh perlakuan kombinasi limbah cair pabrik minyak kelapa sawit dan lumpur aktif
90
LC
:10
LA
, 80
LC
:20
LA
, dan 70
LC
:30
LA
terhadap nilai TVS pada digester tahap II: H
= Perlakuan kombinasi limbah cair pabrik minyak kelapa sawit dan lumpur aktif tidak
berpengaruh nyata terhadap nilai TVS pada digestert tahap II H
1
= Perlakuan kombinasi limbah cair pabrik minyak kelapa sawit dan lumpur aktif
berpengaruh nyata terhadap nilai TVS pada digester tahap II
16
Analisis data dilakukan menggunakan analisis ragam pada taraf beda nyata P0,05. Jika hasil analisis ragam berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan untuk melihat perlakuan
mana yang berbeda, dengan rumus :
Keterangan : α
= Nilai tabel Duncan pada tar af nyata α
p = Jarak peringkat 2 perlakuan
dbg = Nilai derajat bebas galat
KTG = Nilai kuadrat tengah galat
r = Banyaknya ulangan
17
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 KARAKTERISTIK BAHAN BAKU