Analisis Teori HASIL DAN PEMBAHASAN

menunjukkan dimensi suatu kode. Karena G dan H saling orthogonal, maka rank G = n - r jika dan hanya jika rank H = r. Teorema 3.2.2 Jika H adalah matriks cek paritas dari suatu kode dengan panjang n, maka kode tersebut mempunyai jarak minimum d jika dan hanya jika setiap d - 1 kolom dari H yang bebas linear dan ada d kolom dari H yang tidak bebas linear. Bukti: Misalkan H adalah matriks cek paritas dari kode C dengan panjang n, maka kode tersebut berjarak minimum d jika dan hanya jika C berbobot minimum d jika dan hanya jika ada vektor v dengan wtv = d sehingga Hv T = 0 T dan untuk setiap w dengan wtw d jika dan hanya jika Hw T T jika Hw T = 0 T berarti w , maka akan terjadi kontradiksi karena wtw d jika dan hanya jika ada d kolom dari H yang tidak bebas linear dan setiap d – 1 kolom dari H yang bebas linear. Teorema 3.2.3 The Singleton Bound Jika C adalah kode dengan parameter [n, k, d], maka n – k d- 1. Bukti: Jika C kode dengan parameter [n, k, d], maka C mempunyai matriks paritas H berordo n – k n. Ini berarti rank H n – k, dan berdasarkan teorema 3.2.2, matriks H memiliki d – 1 kolom yang bebas linear, sehingga rank H = d – 1, maka n – k d- 1. Teorema 3.2.4 Teorema Gilbert-Varshamov bound Jika telah diketahui ada kode [ ] yang m 1 , maka ada dapat dikonstruksi kode dengan parameter [n+1, k+1, d]. n,k,d emenuhi ketaksamaan Bukti: Misalkan diketahui kode C memiliki parameter [n, k, d]. Berdasarkan teorema 3.2.2 ada matriks paritas H berordo n - k n ditulis H = c 1 c 2 … c n yang setiap d - 1 vektor dari { c 1 , c 2 , … c n } adalah bebas linear dalam ruang . Ide dasar pembuktian adalah jika ada vektor x yang bukan i kombinasi linear dari vektor-vektor kolom H untuk i = 1, 2,…, d – 2, maka adalah matriks berordo n - k n + 1 yang setiap d-1 vektor dari{c 1 ,c 2 ,… c n , x } adalah bebas linear dalam ruang . Dalam hal ini, merupakan matriks paritas untuk kode [n + 1, k + 1, d]. Syarat adanya vektor x terjadi ketika dipenuhi ketaksamaan = c 1 c 2 … c n x 1 1 , ฀ dimana ruas kiri menyatakan banyaknya vektor-vektor sebagai hasil i kombinasi linear dari vektor-vektor kolom H untuk i = 1, 2, … d - 2, sedangkan ruas kanan menyatakan banyaknya vektor-vektor dalam .

2.7 Algoritme Konstruksi

Mengkonstruksi kode linear [k+r, k,d] berarti mengkonstruksi bentuk standar dari H, yaitu H = | . Untuk efisiensi komputasi cukup dikonstruksi matriks B berukuran k r. Berdasarkan teorema Gilbert-Vashamov bound diturunkan teorema konstruksi berikut: Teorema 3.3.1 Jika matriks B berukuran k r dikonstruksi berdasarkan sifat : 1. Semua vektor baris dari B berbeda. 2. Jumlah setiap i vektor baris dari B berbobot paling sedikit d – i untuk i = 1, 2, 3,…s dimana s = min {d – 1, k} dan d – 1 r, maka H = B T | I r merupakan matriks paritas untuk kode C dengan parameter [k + r, k, d]. Dalam hal ini matriks generator dari C adalah G = I k | B Bukti: Misalkan telah dikonstruksi matriks B berukuran k sebagaimana disyaratkan oleh teorema, akan ditunjukkan bahwa H merupakan matriks paritas untuk kode C [k + r, k, d]. Hal pertama yang mudah dilihat dari struktur H adalah C mempunyai panjang k + r dan berdimensi k, sehingga tinggal ditunjukkan C memiliki jarak minimum d. Andaikan ada v C dengan wt v d dan dituliskan v = v m, v c dimana v m vektor pesan dengan wt v m = i dan v c vektor cek dengan wt vc = j, maka berlaku i + j d j d - i wt v c d – i i dan Hv T = 0 T B T | I r = 0 T B T + I r = 0 T B T = ii Karena wtv m = i, dan berdasarkan syarat 2 dari konstruksi B, maka wtB T d – i. iii Dari ekspresi i, ii, dan iii menunjukkan suatu kontradiksi sehingga dapat disimpulkan bahwa C berbobot minimum d atau dengan kata lain C memiliki jarak minimum d. Dengan demikian, mengkonstruksi kode C[k+r, k, d] berdasarkan teorema 3.3.1 berarti mengkonstruksi matriks generato y rn a, G = | cukup dengan mengkonstruksi matriks B berukuran k r yang memenuhi sifat- sifat: semua vektor baris dari B berbeda dan jumlah setiap i vektor baris dari B berbobot paling sedikit d – i, untuk i =1, 2, …, s dimana s = min{d – 1, k} dan d – 1 r. Begitu kode linear C [ n, k, d ] telah terkonstruksi, langkah berikutnya adalah mendefinisikan himpunan V yang beranggotakan semua vektor baris dari B dan semua vektor sebagai hasil jumlah i vektor baris dari B untuk i = 2,3,…s dimana s = min {d-1, k}. Maka jelaslah bahwa V . Jika V ≠ , maka ada vektor dan x yang bisa ditambahkan ke baris matriks B untuk mendefinisikan matriks yang berukuran k+1 r dan matriks cek paritas H’ = T | akan mendefinisikan kode dengan parameter [n+1, k+1 , d]. Pada penelitian ini strategi konstruksi kode [n +1, k + 1, d] memenuhi teorema Gilbert- Varshamov bound. Proses ekstensi kode dari [n, k , d] ke [ n+1, k+1, d ] dilakukan tahap demi tahap sampai diperoleh suatu kode C dengan parameter [ n’ , k’ ,d ] yang sudah tidak bisa diperluas lagi. Ketika diperoleh informasi bahwa telah dibuktikan bahwa kode dengan parameter [ n +1, k +1, d ] tidak ada, maka C merupakan kode optimal kuat yang telah berhasil dikonstruksi. Akan tetapi, ketika diperoleh