Iklim Simulation of Best Management Practices Using SWAT Model To Reduce Surface Runoff in Upper Ciliwung Watershed

pergerakan air dari akuifer dangkal ke daerah perakaran terbatas. Nilai GW_REVAP yang mendekati 1 menandakan bahwa pergerakan air dari akuifer dangkal ke daerah perakaran mendekati rata-rata potensial evapotranspirasi. Pada simulasi awal nilai yang dipergunakan adalah 0,2. Setelah dilakukan proses kalibrasi maka didapatkan nilai 0,04. Fraksi perkolasi perairan dalamdeep aquifer RCHRG_DP merupakan parameter yang memperhitungkan perkolasi dari daerah perakaran yang dapat menyuplai perairan dalam. Nilai fraksi perkolasi perairan dalam RCHRG_DP harus berada di antara 0,0 dan 1,0. Nilai RCHRG_DP pada awal simulasi sebesar 0,05 kemudian pada waktu kalibrasi dinaikkan menjadi 0,28. Faktor kompensasi evaporasi tanah ESCO merupakan koefisien kebutuhan air yang diambil dari lapisan tanah paling bawah untuk memenuhi kebutuhan evaporasi tanah sebagai efek dari adanya kapilaritas dan rekahan. Nilai ESCO pada awal simulasi sebesar 1 kemudian pada waktu kalibrasi diturunkan menjadi 0,87. Faktor uptake tanaman EPCO memperhitungkan bahwa jumlah air yang digunakan pada satu hari merupakan fungsi dari jumlah air yang dibutuhkan tanaman untuk transpirasi dan jumlah air yang tersedia di dalam tanah. Jika lapisan teratas tanah tidak mempunyai kandungan air yang cukup untuk memenuhi potensial penggunaan air water uptake maka lapisan tanah di bawahnya dapat mengganti peran lapisan teratas tanah. Nilai EPCO berkisar antara 0,01 sampai dengan 1. Hasil dari kalibrasi menunjukkan bahwa nilai 0,68 merupakan nilai yang optimal. Nilai Manning untuk saluran utama CH_N2 yang digunakan pada awal simulasi adalah 0,1 kemudian setelah dilakukan proses kalibrasi maka didapatkan nilai optimum sebesar 0,19. Nilai parameter hantaran hidrolik pada saluran utama aluvium CH_K2 awal simulasi adalah 25 mm hari -1 kemudian dinaikan menjadi 245,01 mm hari -1 . Faktor alpha aliran dasar untuk ‘bank storage’ALPHA_BNK pada awal simulasi adalah 0,94 hari kemudian diturunkan menjadi 0,57 hari. Parameter SURLAG merupakan time lag suatu DAS yaitu waktu antara terjadinya hujan lebih hingga terjadi puncak aliran permukaan. Nilai SURLAG pada awal simulasi yaitu 3 kemudian didapatkan nilai optimal menjadi 3,74. Nilai parameter yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam proses simulasi. Pada Gambar 17 disajikan grafik hidrograf aliran simulasi setelah kalibrasi dan hidrograf observasi bulan Februari-Maret tahun 2008 dan 2009 . Hasil dari nilai kalibrasi memberikan nilai R menjadi 0,80 Gambar 18 dan NSE 0,55 memuaskan. Berdasarkan nilai tersebut, maka model SWAT cukup akurat untuk dipergunakan dalam memprediksi aliran permukaan. Gambar 17 Hidrograf aliran simulasi setelah hasil kalibrasi dan hidrograf observasi bulan Februari-Maret tahun 2008 dan 2009 Gambar 18 Debit harian simulasi setelah kalibrasi dan debit harian observasi bulan Februari-Maret tahun 2008 dan 2009 30 60 90 120 150 30 60 90 120 150 21200 8 29200 8 21520 08 22120 08 22720 08 34200 8 31020 08 31620 08 32220 08 32820 08 23200 9 29200 9 21520 09 22120 09 22720 09 35200 9 31120 09 31720 09 32320 09 32920 09 Curah Hujan Debit Curah hujan Debit Simulasi Debit Observasi y = 1.0006x + 0.7201 R = 0,80 n=117, p=0,000 10 20 30 40 50 60 10 20 30 40 50 60 Debit Observasi m 3 det ‐1 Debit Simulasi m 3 det ‐1 Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa model SWAT dapat diaplikasikan dalam memprediksi hidrologi dalam skala DAS. Rossi et al. 2008 melakukan kalibrasi pada DAS Leon River dan menghasilkan nilai NSE yang termasuk kategori baik sampai sangat baik. Hasil penelitianYusuf 2010 di DAS Cirasea menghasilkan nilai kalibrasi NSE sebesar 0,737 dan Junaedi 2009 di DAS Cisadane menghasilkan nilai kalibrasi NSE sebesar 0,7. Nilai tersebut menunjukkan bahwa SWAT juga dapat diterapkan untuk memprediksi hidrologi DAS di Indonesia.

5.3 Validasi Debit Aliran

Validasi adalah proses evaluasi terhadap model untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ketidakpastian yang dimiliki oleh suatu model dalam memprediksi proses hidrologi. Langkah validasi bertujuan untuk membuktikan bahwa suatu prosesmetode dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Proses validasi dilakukan dengan membandingkan data harian debit observasi bulan Februari-Maret 2009 dan 2011 dengan data harian debit simulasi yang menggunakan parameter kalibrasi. Pada Gambar 19 terlihat grafik hidrograf aliran simulasi sebelum proses validasi dan hidrograf observasi bulan Februari-Maret tahun 2009 dan 2011. Korelasi sebelum validasi dilakukan didapat nilai R sebesar 0,86 Gambar 20 dan NSE sebesar 0,74 baik. Gambar 19 Hidrograf aliran simulasi sebelum validasi dan hidrograf observasi bulan Februari-Maret tahun 2009 dan 2011 30 60 90 120 150 30 60 90 120 150 21200 9 28200 9 21520 09 22220 09 31200 9 38200 9 31520 09 32220 09 32920 09 25201 1 21220 11 21920 11 22620 11 35201 1 31220 11 31920 11 32620 11 Curah Hujan Debit Curah Hujan mm Debit Simulasi Debit Observasi