Konservasi Tanah Simulation of Best Management Practices Using SWAT Model To Reduce Surface Runoff in Upper Ciliwung Watershed

Balai Besar Pengembangan Sumberdaya Lahan BBSDLP dan Balai Pendayagunaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane PSDA. Data sekunder juga dikumpulkan melalui berbagai literatur khususnya data sifat fisik dan kimia tanah. Gambar 6 Bagan alir tahapan penelitian

3.3.2 Pengolahan Data Input

• Pengolahan data input spasial membutuhkan data DEM dan batas DAS yang dilakukan menggunakan program ArcGIS. Data tersebut digunakan dalam rangka untuk membuat watershed delineator delineasi DAS. • Pembuatan HRU membutuhkan data input penggunaan lahan, tanah dan lereng. Penggunaan lahan tanaman yang terdapat di sub DAS Ciliwung Hulu pada tahun 2010 yaitu hutan primer, hutan sekunder, kebun campuran, perkebunan, semak belukar dan tegalanladang. Penggunaan lahan urban yaitu permukiman dan tanah terbuka. Kemiringan lahan dibagi ke dalam 5 kelas yaitu: 0-8, 8-15, 15-25, 25-40 dan 40. Informasi sifat- sifat tanah dikumpulkan dari data sekunder dan data primer. Data tanah diperoleh melalui pengambilan contoh tanah dan data sekunder Soekardi dan Djaenudin 1987, Subardja dan Buurman 1980. Sifat-sifat tanah yang dibutuhkan meliputi infiltrasi mm.jam -1 , permeabilitas mm.jam -1 , kedalaman efektif mm, sifat tanah untuk setiap horizon meliputi ketebalan horison mm, tekstur tanah, bulk density g.cm 3 , kapasitas menahan air mm H 2 O. mm tanah -1 , saturated hydraulic conductivity mm.jam -1 , kandungan fraksi batuan , nilai erodibilitas tanah, kandungan bahan organik tanah dan moist soil albedo. • Pembuatan basis data iklim untuk membuat data generator iklim weather generator data membutuhkan 14 parameter input yang harus dihitung terlebih dahulu berdasarkan data iklim. Dalam Tabel 2 terlihat parameter input yang dibutuhkan dalam pembuatan data generator iklim. Selain itu juga dibutuhkan pembuatan file input data curah hujan rainfall data dan temperatur. Data curah hujan yang dimasukkan berasal dari stasiun Citeko, Gadog dan Gunung Mas 2006-2011. Kemudian dimasukkan data temperatur dari stasiun Citeko selama 6 tahun 2006-2011. Tabel 2 Parameter input pembuatan data generator iklim No Parameter Keterangan 1 TMPMX rata-rata temperatur maksimum ºC 2 TMPMN rata-rata temperatur minimum ºC 3 TMPSTDMX standar deviasi suhu maksimum harian ºC 4 TMPSTDMN standar deviasi suhu minimum harian ºC 5 PCPMM rata-rata curah hujan mm H 2 O 6 PCPSTD standar deviasi curah hujan harian mm H 2 O hari -1 7 PCPSKW koefisien skew untuk curah hujan harian dalam satu bulan 8 PR_W1 perbandingan kemungkinan hari basah ke hari kering dalam satu bulan 9 PR_W2 perbandingan kemungkinan hari basah ke hari basah dalam satu bulan 10 PCPD rata-rata jumlah hari hujan dalam satu bulan 11 RAINHHMX curah hujan maksimum 0,5 jam mm H 2 O 12 SOLARAV rata-rata harian penyinaran matahari dalam satu bulan MJ m -2 hari -1 13 DEWPT rata-rata harian temperatur dew point dalam satu bulan ºC 14 WNDAV rata-rata harian kecepatan angin dalam satu bulan m det -1

3.3.3 Menjalankan model SWAT

a. Delineasi DAS Delineasi DAS dilakukan dengan menggunakan menu Watershed Delineator Gambar 7. Dalam membuat delineasi DAS terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu: pemasukan data DEM grid add DEM grid, penentuan jaringan sungai stream definition, penentuan outlet outlet definition, seleksi dan penentuan outlet DAS watershed outlet selection and definition dan penghitungan parameter Sub DAS calculate subbasin parameter. b. Analisis HRU Hidrology Response Unit Pembuatan HRU dilakukan dengan overlay data penggunaan lahan, tanah dan kemiringan lahan. Setiap HRU yang terbentuk berisi informasi spesifik mengenai lahan tersebut yang mencakup penggunaan lahan, jenis tanah dan kemiringan lereng. Langkah berikutnya setelah pembentukan HRU yaitu pendefinisian HRU. Melalui menu definisi HRU HRU definition maka dapat dilakukan penentuan kriteria spesifik untuk diaplikasikan dalam HRU. Multiple