2.7 SWATCUP
Model SWAT-CUP dapat membantu pemodel untuk melakukan kalibrasi, validasi dan analisis ketidakpastiaan pada model hidrologi SWAT. SWAT-CUP
dapat membantu pemakai model untuk mengurangi masalah dan error dalam proses kalibrasi. Dalam suatu model skala DAS terdapat banyak ketidakpastian
yang mencakup konsep yang digunakan, data input yang digunakan, dan penghitungan parameter. Abbaspour 2011 menyatakan bahwa ketidakpastian
konsep mencakup a penyederhanaan konsep yang digunakan, b proses yang terjadi dalam suatu DAS tidak terdapat dalam model erosi angin dan longsor, c
proses yang dihitung dalam suatu model akan tetapi pengguna tidak mengetahui proses yang terjadi dalam DAS misalnya irigasi, transfer air dan peternakan ayam
yang mempengaruhi kualitas air dan d adanya suatu proses yang tidak diketahui pembuatpengguna model dan tidak terdapat dalam model misalnya pembangunan
jalan, dam dan terowongan. Ketidakpastian input data mencakup kesalahan dalam memasukkan data input seperti data curah hujan. Ketidakpastian parameter
mencakup adanya beberapa parameter yang berpengaruh terhadap output sehingga tidak diketahui parameter yang paling dominan dan bersifat unik. Kondisi suatu
wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya menyebabkan parameter yang mempunyai pengaruh dalam suatu DAS juga berbeda. Parameter yang
menentukan dalam suatu DAS dapat berbeda dengan DAS lainnya. SWAT CUP merupakan program yang dapat digunakan dan disebarluaskan
secara bebas. Pada model SWAT-CUP terdapat empat program yaitu SUFI2, GLUE, ParaSol dan MCMC yang berhubungan dengan database SWAT. Model
SUFI2 merupakan model yang tingkat kesulitannya agak rendah dibandingkan dengan model GLUE, ParaSol dan MCMC.
Pada Gambar 4 disajikan langkah pengoperasian SWATCUP. Terdapat tiga bagian yang saling terkait yaitu model SWAT merah muda, input SWAT hijau
dan model SWATCUP-SUFI2 kuning.
Gambar 4 Langkah operasi penggunaan SWATCUP SUFI2 Abbaspour 2011
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di sub DAS Ciliwung Hulu yang terletak pada posisi 6º37’- 6º46’ LS dan 106º50’ - 107º0’ BT Gambar 5, yang secara administratif
meliputi 5 wilayah kecamatan yaitu Bogor Timur, Ciawi, Sukaraja, Megamendung dan Cisarua. Kegiatan penelitian lapang dilaksanakan mulai bulan
Juni 2011 sampai dengan Juni 2012.
Gambar 5 Peta lokasi penelitian
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Berikut data yang digunakan:
• Data iklim harian tahun 2006-2011 yang meliputi penyinaran matahari,
temperatur dan kecepatan angin Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Citeko