keteraturan, sehingga memudahkan transformasi dalam bentuk pendapat kualitatif ke dalam bentuk nilai angka kuantitatif.
2.4. Penelitian Terdahulu
Wisesa 2008, dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang ada di Group SDM DKI lebih didominasi oleh gaya
kepemimpinan menurut
struktur dimana
pemimpin cenderung
mendefinisikan dan menyusun peranannya serta peran anggota kelompok dalam rangka pencapaian sasaran. Secara garis besar gaya kepemimpinan
tersebut terkonsentrasi kepada usaha mengorganisasi pekerjaan, hubungan kerja dan sasaran.
Hasil penelitian Aisyah 2007 mengenai Analisa pengaruh Faktor- faktor Efektivitas Kepemimpinan terhadap Motivasi kerja pegawai pada
PT. Jasa Marga Persero, Jakarta, menyatakan bahwa faktor efektivitas kepemimpinan secara keseluruhan berpengaruh terhadap motivasi kerja
pegawai. Sedangkan faktor efektivitas kepemimpinan yang paling mempengaruhi motivasi kerja pegawai pada Biro MSDM dan KPOM PT.
Jasa Marga Persero adalah faktor pimpinan terutama pada variabel perilaku pemimpin dan dukungan manajemen.
Armstrong 2003 dalam jurnalnya Successful Leaders-Learning from the Masters pada Prasetiya Mulya Management Journal menyatakan
bahwa hasil studi pada pimpinan di Australian Business memperlihatkan bahwa pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang menjalankan
prinsip-prinsip: Be continually learning dan terus mengembangkan keterampilannya sebagai pemimpin; memiliki orientasi pelayanan;
memancarkan energi positif; percaya pada orang lain; memiliki keseimbangan dalam kehidupan; melihat kehidupan sebagai petualangan;
sinergis; selalu melatih fisik, mental, emosional dan spiritual. Hal ini sej
alan dengan ”prinsip utama pemimpin” yang diungkapkan oleh Covey 1991.
Kristamuljana 2002, dalam hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa yang menjadi penyebab terjadinya sekolah unggul di Amerika
Serikat yaitu adanya konsep kepemimpinan yang tidak lazim pada sekolah
tersebut. Konsep kepemimpinan yang mengedepankan semangat pengabdian, mengutamakan pendekatan bottom-up, memanajemeni proses,
dan menganggap pengalaman pengetahuan sebagai yang terpenting. Konsep kepemimpinan tersebut disepakati untuk diberi nama konsep
Kepemimpinan Pelayan karena menggambarkan ciri-ciri seorang pelayan yang ideal: semangat pengabdian, mendukung, segera bertindak,
menguasai detail, dan berorientasi pada pengetahuan. Kepemimpinan yang Melayani dalam Learning Organization yang
ditulis Elu 2001 dalam jurnal Manajemen mengungkapkan bahwa, kepemimpinan yang melayani servant leaders merupakan bentuk
tangggapan yang paling memadai bagi pengembangan LO Learning Organization dengan sifat dasar kepemimpinan menyeluruh dan tersebar
luas pada berbagai lapisan dalam organisasi dan menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Berdasarkan sikap saling percaya pada
orang-orang, pemimpin selalu bersedia mendengarkan dan belajar.
III. METODE PENELITIAN