2.2. Analisis SWOT Kualitatif Strengths, Weakness, Opportunities, dan
Threats Rangkuti 2005 menyatakatan bahwa keseluruhan evaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dinamakan analisis SWOT. Analisis SWOT kualitatif merupakan sebuah model yang dapat
mengarahkan dan berperan sabagai katalisator dalam proses perencanaan strategis. Kerangka ini digunakan untuk membangun dan mengoperasikan
atau mengimplementasikan informasi-informasi dari analisis situasi baik internal maupun eksternal. Secara internal, model ini memposisikan
kekuatan dan kelemahan. Sedangkan secara eksternal, analisis ini mengidentifikasikan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh organisasi.
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan. Dengan demikian,
sebuah perencanaan harus menganalisis faktor-faktor strategis dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model
yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan strengths, dan peluang oppotunities,
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness, dan
ancaman threats.
Unsur-unsur SWOT meliputi: S Strengths
: Mengacu pada keunggulan kompetitif dan kompetisi lainnya yang berpengaruh pada lingkungan eksternal.
W Weakness : Hambatan yang membatasi pilihan-pilihan pada
pengembangan strategi internal. O Opportunities : Menyediakan kondisi yang menguntungkan yang
membatasi penghalang. T Threats
: Berhubungan dengan penghalang atau kondisi yang dapat menghalangi organisasi dalam mencapai
tujuannnya.
2.3. Proses Hirarki Analitik PHA
Analytical Hierarchy
Process Proses
Hirarki Analitik
dikembangkan pertama kali oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari Universitas Pittsburg, Amerika Serikat, pada awal tahun
1970-an. Saaty 1991 mengatakan proses hirarki analitik merupakan metode atau alat yang dapat digunakan oleh seorang pengambil keputusan
untuk memahami kondisi suatu sistem, mambantu melakukan prediksi dan pengambilan keputusan. PHA merupakan metode yang memodelkan
prioritas permasalahan yang tidak terstruktur seperti dalam bidang ekonomi, sosial dan ilmu-ilmu manajemen.
Menutur Saaty 2003, Analytical Hierarchy Process AHP adalah metode pengambilan keputusan yang termasuk dalam kategori complex
decision keputusan yang pelik, rumit-red. AHP adalah alat bantu yang telah terbukti kemampuannya, dan secara efektif dapat digunakan dalam
complex decision process. AHP juga dapat mengarahkan proses pengambilan keputusan dengan mengidentifikasi dan menimbang kriteria
yang dipilih, menganalisis data yang berhasil dikumpulkan dari kriteria tersebut, sehingga proses pengambilan keputusan dapat berlangsung lebih
cepat dan efisien. Saaty 1991 menyatakan terdapat tiga prinsip dasar proses hirarki
analitik, yaitu: 1. Penyusunan hirarki, yaitu memecah persoalan menjadi unsur-unsur
yang terpisah. 2. Penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen
menurut kepentingannya. 3. Konsistensi
Logis, yaitu
menjamin bahwa
semua elemen
dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan
.
Tabel 1. Skala komparasi
Tingkat Kepentingan
Definisi
1 Sama penting
3 Sedikit lebih penting
5 Jelas lebih penting
7 Sangat lebih penting
9 Mutlak lebih penting
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
11-9 Kebalikan nilai tingkat keputusan dari skala 1-9
Sumber : Saaty, 1991
Tahapan terpenting dalam analisis adalah penilaian dengan teknik pairwise comparison komparasi berpasangan terhadap elemen-elemen
pada suatu tingkat hirarki. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik dan membandingkan antar suatu elemen dengan elemen lain
berdasarkan skala komparasi yang telah ditetapkan Tabel 1. Tahap berikutnya adalah melakukan sintesa terhadap hasil penilaian yang
dilakukan untuk menentukan elemen mana yang memiliki prioritas tertinggi dan terendah.
Metode pemecahan masalah dengan menggunakan proses hirarki analitik untuk menguraikan sistem yang komplek sehingga menjadi
elemen-elemen yang lebih sederhana. Hirarki merupakan abstraksi hubungan dan pengaruh antara elemen-elemen dalam struktur pada
keseluruhan sistem yang dipelajari. Abstraksi merupakan bentuk hubungan antara elemen yang menggambarkan sistem secara keseluruhan.
Proses hirarki analitik tidak memiliki prosedur baku yang digunakan untuk menyusun hirarki. Cara yang paling umum digunakan
adalah dengan mempelajari literatur mengenai sistem yang dipelajari atau melakukan diskusi dengan pihak atau orang yang berhubungan dengan
sistem. Hirarki dalam metode ini terdiri atas fokus, faktor, aktor, tujuan, dan alternatif yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Keuntungan digunakannya hirarki dalam pemecahan masalah adalah :
1. Hirarki mewakili suatu sistem yang dapat menerangkan bagaimana prioritas pada level yang lebih tinggi dapat mempengaruhi prioritas
pada level dibawahnya.
2. Hirarki memberikan informasi rinci mengenai struktur dan fungsi dari sistem pada level yang lebih rendah dan memberikan gambaran
mengenai aktor dan tujuan pada level yang lebih tinggi. 3. Sistem akan menjadi lebih efisien jika disusun dalam bentuk hirarki
dibandingkan dalam bentuk lain. 4. Bersifat stabil dan fleksibel dalam arti penambahan elemen pada
struktur yang telah tersusun baik tidak akan mengganggu penampilannya.
Fokus
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternatif Gambar 3. Hirarki metode proses hirarki analitik Saaty, 1991.
PHA Proses Hirarki Analitik memasukkan pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis. Proses ini tergantung pada imajinasi,
pengalaman dan pengetahuan untuk menyusun hirarki suatu masalah, dan tergantung pada logika, intuisi dan pengalaman untuk memberi
pertimbangan. Selanjutnya
PHA menunjukkan
bagaimana menghubungkan elemen-elemen dari suatu bagian masalah dengan
elemen-elemen dari bagian lain untuk memperoleh hasil gabungan. Tahapan-tahapan proses dalam PHA adalah menyusun hirarki,
menetapkan prioritas dan prinsip konsistensi. Penilaian dilakukan dengan teknik komparasi berpasangan terhadap elemen-elemen keputusan pada
suatu tingkat hirarki keputusan dengan menggunakan nilai skala pengukuran yang dapat membedakan setiap pendapat serta mempunyai
Sasaran Utama
Faktor yang berpengaruh
Pelaku yang terlibat Tujuan dari pelaku
Alternatif penyelesaian
keteraturan, sehingga memudahkan transformasi dalam bentuk pendapat kualitatif ke dalam bentuk nilai angka kuantitatif.
2.4. Penelitian Terdahulu