turut andil dalam perilaku yang diinginkan. Karyawan pada kondisi ini menyetujui suatu keputusan apabila mereka memahami alasan adanya
keputusan itu dan apabila pemimpin juga menawarkan bantuan dan arahan. Dalam gaya ini tercakup perilaku yang tinggi tugas dan tinggi hubungan.
4.4. Proses Hirarki Analitik
Berdasarkan hasil wawancara, pengamatan serta studi literatur diperoleh beberapa faktor, aktor, serta tujuan yang berhubungan dengan
model kepemimpinan servant leadership di IPB Gambar 7. Ada lima faktor yang berpengaruh dalam model kepemimpinan servant leadership
yang menyangkut hal karakteristik kepemimpinannya yaitu empati, menyembuhkan, persuasif, melayani dan membangun komunitas.
Aktor yang terlibat dalam penerapan model kepemimpinan di IPB adalah Rektor, Dekan dan Ketua departemen. Dari studi literatur diperoleh
empat tujuan yang ingin dicapai dengan diterapkannya model kepemimpinan servant leadership yaitu pengembangan karyawan, nilai tambah bagi
mahasiswa, kepuasan mahasiswa dan keberhasilan berkesinambungan.
4.4.1. Faktor-faktor Penentu Model Kepemimpinan Servant
Leadership di IPB
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara dengan beberapa pihak terkait, dalam merumuskan model kepemimpinan servant
leadership di IPB diperoleh lima karakteristik yang menjadi penentu dalam gaya kepemimpinan di IPB yaitu empati, menyembuhkan,
persuasif, melayani dan membangun komunitas. Kelima hal tersebut merupakan sebagian dari karakteristik yang dimiliki pemimpin
dengan model kepemimpinan servant leadership.
ULTIMATE GOAL
FACTORS
ACTORS
OBJECTIVES
SCENARIO
Gambar 7. Hirarki model kepemimpinan servant leadership di IPB MODEL KEPEMIMPINAN SERVANT LEADERSHIP di IPB
Empati
Ketua departemen Dekan
Rektor
Keberhasilan Berkesinambungan
Kepuasan Mahasiswa Nilai Tambah Bagi
Mahasiswa Pengembangan
Karyawan
Penerapan Model Kepemimpinan Servant Leadership yang dimodifikasi
Penerapan Model Kepemimpinan Servant Leadership secara penuh
Melayani Menyembuhkan
Persuasif Membangun
Komunitas
1. Empati EM Setiap pemimpin pelayan berusaha keras memahami dan
memberikan empati kepada orang lain. Hal ini juga dimiliki dalam gaya kepemimpinan IPB. Orang perlu diterima dan diakui
untuk jiwa dan pribadi mereka yang unik. Pemimpin pelayan akan menunjukkan itikad serta komitmen yang tinggi sebagai
manusia seutuhnya. Pemimpin pelayan akan berhasil jika mereka mampu menjadi pendengar yang ahli dan penuh empati.
2. Menyembuhkan MY Salah satu kekuatan besar seorang pemimpin pelayan
adalah kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri dan orang lain. Banyak individu yang patah semangat dan menderita akibat
rasa sakit emosional. Mereka belajar untuk menyembuhkan dirinya sendiri, walaupun seringkali tidak mampu tetapi
diperlukan daya yang sangat kuat untuk perubahan dan integritas diri. Di sinilah peran penting seorang pemimpin pelayan dalam
membantu proses
penyembuhannya. Pemimpin
pelayan menyadari bahwa mereka mempunyai kesempatan untuk
membantu memberikan kesembuhan bagi orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Penyembuhan yang diberikan
bukan bersifat medikal sebagaimana yang dilakukan oleh dokter. Tetapi penyembuhan yang lebih pada aspek emosional dan jiwa
bagi karyawannya. 3. Persuasif PS
Pemimpin pelayan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan tidak menggunakan wewenang
dan kekuasaan yang berasal dari kedudukan atau otoritas formal, dalam membuat keputusan organisasi. Pemimpin pelayan
berusaha meyakinkan orang lain, bukannya memaksakan adanya kepatuhan yang buta. Ini merupakan ciri pembeda antar model
wewenang tradisional dan model kepemimpinan pelayan.
Kepemimpinan pelayan lebih efektif dalam membangun konsensus kelompok untuk memecahkan berbagai permasalahan
yang timbul. 4. Melayani ML
Kepemimpinan pelayan haruslah mempunyai kemampuan untuk melayani, dan terutama komitmen untuk melayani
kebutuhan orang lain. Ini juga menekankan pada pentingnya aspek keterbukaan dan mempengaruhi. Pemimpin berusaha
dengan segenap upaya untuk mengarahkan agar semua yang ada dalam organisasi memainkan peran penting dalam menjalankan
organisasi tersebut
dengan mengarah
kepada kebaikan
masyarakat yang lebih besar. 5. Membangun Komunitas MK
Pemimpin pelayan berusaha untuk membangun suatu hubungan yang erat sebagaimana layaknya sebuah keluarga di
antara sesama anggota organisasi. Kepemimpinan pelayan menyatakan bahwa komunitas yang sesungguhnya keluarga
dapat juga diciptakan di lingkungan bisinis dan lembaga lainnya. Membangun komunitas diperlukan untuk membangun kembali
masyarakat sebagai bentuk kehidupan yang bisa dihayati bagi sejumlah besar orang adalah hadirnya sejumlah pemimpin
pelayan yang menjadikan kebutuhan pribadinya sebagai prioritas terakhir dan lebih mengutamakan pihak lain sebagai tujuan
hidupnya.
4.4.2. Aktor yang Terlibat dalam Model Kepemimpinan Servant
Leadership di IPB
Aktor yang terlibat dalam penerapan model kepemimpinan servant leadership di IPB adalah Rektor, Dekan dan Ketua
Departemen. 1. Rektor RK
Berdasarkan pada konteks kepemimpinan di IPB, rektor merupakan pimpinan utama. Rektor sangat menentukan
bagaimana organisasi dijalankan dengan segala kebijakan-
kebijakannya. Gaya kepemimpinan rektor akan menjadi panduan pelaksanaan kerja karyawan dan akan mempengaruhi kondisi
kerja organisasi. Gaya kepemimpinan rektor juga akan mempengaruhi gaya kepemimpinan bagi pimpinan-pimpinan
dibawahnya. Efektivitas kepemimpinan ditentukan oleh rektor dalam memilih gaya dan karakteristik kepemimpinan yang
dimilikinya. 2. Dekan DK
Dekan memiliki cakupan yang lebih fokus pada fakultas. Menjadi pimpinan sebuah fakultas merupakan sebuah bentuk
kepemimpinan dalam organisasi yang lebih kecil, namun dekan tetap
memiliki peran
penting karena
dekan harus
menghubungkan antara bagaimana kondisi kerja karyawan dan bagaimana penempatan dan penyesuaiannya terhadap keputusan
dari atasan.
Dekan menjadi
pihak yang
sangat mempertimbangkan segala bentuk kebijakan-kebijakan yang
diterapkan dalam organisasi. 3. Ketua Departemen KD
Ketua departemen merupakan pimpinan yang sangat dekat hubungannya dengan karyawan dan mahasiswa dalam
menjalankan rutinitas organisasi. Ketua departemen menjadi pemimpin pertama yang mengetahui bagaimana kondisi kerja di
lapangan, dan bagaimana cara menghadapi karyawan agar dapat diberdayakan seoptimal mungkin. Hal-hal teknis yang ditetapkan
oleh ketua departemen sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kerja karyawan.
4.4.3. Tujuan yang Ingin Dicapai dalam Penerapan Model
Kepemimpinan Servant Leadership di IPB
1. Pengembangan Karyawan PK Pemimpin secara aktif bertindak dan terus-menerus
mengembangkan karyawan
anggota organisasi
dan mengarahkan
pada terciptanya
kepuasan kerja
serta meningkatnya komitmen karyawan terhadap organisasi dan
pekerjaannya secara signifikan. Pengembangan karyawan juga akan
memberikan pengaruh
positif pada
peningkatan produktivitas kerja karyawan, yang selanjutnya berakibat pada
naiknya kinerja atau performansi. Hal-hal yang dilakukan pemimpin di antaranya adalah:
a. Memberikan coaching untuk suatu tugas atau kegiatan tertentu yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan
dengan baik. b. Memberikan teladan atau peraturan-peraturan tertentu yang
bertujuan meningkatkan disiplin diri, profesionalitas, serta integritas karyawan.
c. Melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan d. Melakukan job enrichment, job rotation dan membentuk tim
kerja diberbagai departemen yang ada. 2. Nilai Tambah Bagi Mahasiswa NT
Karyawan yang tingkat kepuasan dan komitmennya tinggi terhadap pekerjaan serta organisasi dan memiliki
performansi kerja yang baik, secara otomatis akan terus berusaha untuk melayani mahasiswa dengan segenap hatinya. Karyawan
akan selalu memberikan yang terbaik melalui pekerjaannya. Hal ini terjadi melalui pelayanan yang prima kepada mahasiswa dan
tindakan-tindakan yang
menciptakan efesiensi
kerja di
organisasi. 3. Kepuasan Mahasiswa KP
Nilai tambah yang diberikan organisasi melalui karyawan kepada mahasiswa akan membuat mahasiswa puas. Kepuasan
yang dihasilkan dan tercipta dalam berbagai kesempatan akan membuat mereka loyal dan komit pada organisasi. Mahasiswa
yang puas dan loyal adalah promosi yang efektif bagi organisasi.
4. Keberhasilan Berkesinambungan KB Proses keberhasilan untuk meningkatkan pendapatan dan
profit bagi organisasi akan terjadi secara terus-menerus, bahkan akan terus diperkuat. Hal ini jelas akan berakibat pada
keberhasilan yang langgeng.
4.4.4. Alternatif Strategi Penerapan Model Kepemimpinan Servant
Leadership di IPB
Alternatif yang dapat dipilih dalam penerapan Model Kepemimpinan Servant Leadership di IPB adalah penerapan Model
Kepemimpinan Servant Leadership secara penuh atau penerapan Kepemimpinan Servant Leadership yang dimodifikasi.
1. Penerapan Model Kepemimpinan Servant Leadership Secara Penuh PN
Penerapan model kepemimpinan servant leadership secara penuh yang dimaksud adalah penerapan model kepemimpinan
sebagaimana teori servant leadership yang ada. 2. Penerapan Model Kepemimpinan Servant Leadership yang
Dimodifikasi PM Penerapan model kepemimpinan servant leadership yang
dimodifikasi yang dimaksudkan adalah penerapan model kepemimpinan servant leadership yang disesuaikan dengan
kondisi yang ada di IPB yang mencakup gaya kepemimpinan, karakteristik kepemimpinan dan ukuran keberhasilan.
4.5. Analisis