Kondisi umum Identifikasi Fenol Dari Tajuk Dan Umbi Teki (Cyperus Rotundus L ) Pada Berbagai Umur Serta Pengaruhnya Terhadap Perkecambahan Gulma Berdaun Lebar
21 menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak teki dosis 0.0-4.5 kg L
-1
tidak memberikan pengaruh negatif pada perkecambahan kedelai, dengan daya berkecambah
mencapai 96.00 dan kecepatan tumbuh kecambah mencapai 62.63KN etmal
-1
.
Tabel 1.2 Pengaruh pemberian ekstrak teki terhadap perkecambahan kedelai Perlakuan
Kedelai DB
a
K
C
T KN etmal
-1 b
IV
c
Kontrol 88.00
43.53 10.45
Tajuk teki 1 bulan 90.67
42.82 10.29
Tajuk teki 2 bulan 90.67
43.25 10.39
Tajuk teki 3 bulan 90.67
42.37 10.18
Umbi teki 1 bulan 80.00
40.78 9.78
Umbi teki 2 bulan 84.00
40.97 9.83
Umbi teki 3 bulan 84.00
42.87 10.28
Seluruh bagian teki 1 bulan 80.00
39.71 9.53
Seluruh bagian teki 2 bulan 92.00
45.02 10.81
Seluruh bagian teki 3 bulan 88.00
42.81 10.28
a
DB = daya berkecambah;
b
K
C
T = kecepatan tumbuh kecambah, KN = kecambah normal;
c
IV = indeks vigor.
Daya berkecambah menunjukkan kemampuan benih untuk dapat berkecambah dan tumbuh normal pada keadaan biofisik lingkungan
perkecambahan yang serba optimum Raharjo et al. 2014. Daya berkecambah kedelai yang tinggi menunjukkan bahwa biji kedelai tetap dapat berkecambah dan
tumbuh normal pada keadaan biofisik lingkungan perkecambahan yang dibatasi oleh pemberian ekstrak teki. Nilai daya berkecambah kedelai yang tinggi juga
diikuti dengan tingginya nilai kecepatan tumbuh kecambah dan indeks vigor kedelai.
Pemberian ekstrak teki tidak berpengaruh negatif terhadap perkecambahan kedelai diduga karena biji kedelai memiliki kulit bijitesta sebagai lapisan
pelindung embrio, serta karena ukuran biji kedelai yang lebih besar dibandingkan dengan biji gulma. Kulit biji dapat menentukan proses fisiologis yang terjadi pada
embrio Ma et al. 2004 dan mempengaruhi aktivitas senyawa alelokimia yang dapat menghambat perkecambahan biji Pebriani et al. 2013. Rahmawati 2009,
Ichsan et al. 2013, dan Pratama et al. 2014 menyatakan bahwa biji dengan ukuran yang lebih besar memiliki ukuran embrio dan cadangan makanan yang
lebih besar sehingga memiliki energi yang lebih besar untuk perkecambahan. Biji dengan cadangan makanan yang lebih besar berpeluang untuk mengatasi
hambatan yang terjadi pada saat perkecambahan seperti kondisi lingkungan yang ekstrim serta tidak sesuai untuk perkecambahan. Ekstrak teki tidak menekan
perkecambahan kedelai diduga juga disebabkan oleh sifat selektif dari alelokimia teki. Seigler 1996 dan Cheema et al. 2004 menyatakan bahwa alelokimia dapat
bekerja secara selektif dan respon tanaman terhadap alelokimia juga bersifat selektif.
22 Hasil analisis pertumbuhan kecambah kedelai menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak teki berpengaruh terhadap pertumbuhan plumula kedelai pada saat 2 dan 4 hari setelah semai HSS, namun tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan radikula kedelai pada saat 2 dan 4 HSS Gambar 1.3. Ekstrak umbi teki umur 2 bulan setelah tanam dan seluruh bagian teki dari semua umur
memberikan panjang plumula kedelai pada saat 2 HSS yang lebih besar dibandingkan terhadap kontrol. Panjang plumula terbesar pada saat 2 HSS
terdapat pada perlakuan ekstrak seluruh bagian teki umur 2 bulan setelah tanam yaitu sebesar 1.06 cm. Ekstrak tajuk teki umur 2 bulan setelah tanam
menunjukkan panjang plumula kedelai saat 4 HSS lebih rendah dibandingkan terhadap kontrol. Panjang plumula terbesar pada saat 4 HSS terdapat pada
perlakuan ekstrak tajuk teki umur 1 bulan setelah tanam yaitu sebesar 4.79 cm.
Gambar 1.3 Panjang plumula kecambah kedelai a dan panjang radikula kecambah kedelai b saat 2 dan 4 HSS pada pemberian ekstrak
teki dari bagian dan umur yang berbeda