Pengaruh ekstrak teki terhadap perkecambahan A. gangetica
27 Pemberian ekstrak teki dari bagian dan umur yang berbeda berpengaruh
terhadap panjang plumula B. alata pada saat 2 HSS, namun tidak berpengaruh terhadap panjang plumula B. alata pada saat 4 HSS Gambar 1.5. Pengamatan
pada saat 2 HSS menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tajuk teki umur 2 dan 3 bulan setelah tanam, umbi teki semua umur, serta seluruh bagian teki semua umur
menekan pertumbuhan plumula B. alata. Gambar 1.5 juga menunjukkan bahwa pemberian ekstrak teki dari bagian dan umur yang berbeda berpengaruh terhadap
panjang radikula B. alata pada saat 2 dan 4 HSS. Pemberian ekstrak umbi teki semua umur serta seluruh bagian teki umur 1 bulan setelah tanam menekan
pertumbuhan radikula B. alata pada saat 2 HSS, sedangkan seluruh perlakuan ekstrak teki baik bagian tajuk, umbi, maupun seluruh bagian teki dari semua umur
menekan pertumbuhan radikula B. alata pada saat 4 HSS, kecuali ekstrak tajuk teki umur 2 bulan setelah tanam yang memberikan panjang radikula B. alata tidak
berbeda nyata dibandingkan terhadap kontrol.
Gambar 1.5 Panjang plumula kecambah B. alata a dan panjang radikula kecambah B. alata b saat 2 dan 4 HSS pada pemberian ekstrak
teki dari bagian dan umur yang berbeda
28 Penekanan pertumbuhan plumula dan radikula B. alata diduga terjadi karena
ekstrak teki menghambat proses metabolisme sel-sel pada titik tumbuh. Menurut Zhao et al. 2010 alelokimia dapat menghambat pertumbuhan plumula dan
radikula kecambah melalui hambatan pada proses pembelahan dan pemanjangan sel sehingga jumlah sel tidak bertambah. Pebriani et al. 2013 menambahkan
bahwa hambatan pada pertumbuhan plumula dan radikula terjadi karena alelokimia dapat mengganggu proses mitosis sel sehingga tidak terjadi
pembelahan sel pada titik tumbuh plumula dan radikula. Senyawa fenol pada alelokimia juga mampu menghambat aktivitas hormon pertumbuhan seperti
sitokinin yang berperan dalam pembelahan sel, serta giberilin yang berperan dalam pemanjangan sel.
Pemberian ekstrak teki pada A. gangetica dapat menghambat proses perkecambahan namun tidak menghambat pertumbuhan plumula dan radikula,
sedangkan pemberian ekstrak teki pada B. alata dapat menghambat baik proses perkecambahan maupun pertumbuhan plumula dan radikula. Penelitian
sebelumnya oleh Delsi 2012 memperoleh hasil serupa yaitu pemberian ekstrak teki berbagai dosis tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan plumula dan radikula
A. gangetica , namun berpengaruh terhadap pertumbuhan plumula dan radikula
B. alata . Perbedaan pengaruh dari ekstrak teki pada pertumbuhan kecambah
A. gangetica dan B. alata diduga terjadi karena alelokimia pada ekstrak teki
memberikan pengaruh yang berbeda pada jenis gulma yang berbeda. Peng et al. 2004, Alsadawi et al. 2009, dan El-Rokiek et al. 2010 menyatakan bahwa
penekanan dari alelokimia bersifat spesifik terhadap spesies, sehingga fitotoksisitas yang terjadi dapat berbeda antara spesies tanaman yang satu dengan
yang lain.
4 Simpulan
1. Jenis senyawa fenol paling banyak teridentifikasi pada tajuk teki umur 2 bulan setelah tanam yaitu senyawa 2-methoxy-4-vinylphenol; phenol,2,6-dimethoxy;
2-furanmethanol ; dan α-tocopherol.
2. Ekstrak teki dari bagian dan umur yang berbeda tidak menekan perkecambahan kedelai.
3. Ekstrak umbi teki semua umur mampu menekan perkecambahan A. gangetica, sedangkan ekstrak seluruh bagian teki umur 2 bulan setelah tanam menekan
perkecambahan B. alata. 4. Penghambatan oleh ekstrak teki hanya terjadi saat proses perkecambahan
A. gangetica , namun tidak pada pertumbuhan plumula dan radikula.
Penghambatan oleh ekstrak teki pada B. alata terjadi baik saat proses perkecambahan maupun pertumbuhan plumula dan radikula.