Rumusan Masalah Konversi Lahan Hutan Mangrove serta Upaya Penduduk Lokal dalam Merehabilitasi Ekosistem Mangrove (Kasus Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat)
menjadi tambakempang. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Indramayu 2011 menyebutkan bahwa panjang garis pantai Kabupaten Indramayu mencapai 114.1
km, lebih dari 2.153 hektar wilayah pesisir hilang terkena abrasi dan intrusi air laut yaitu mencapai lebih dari 17 km dari pantai. Dampak dari berkurangnya
kuantitas mangrove akan berpengaruh juga pada penurunan kualitas mangrove tersebut, dintaranya adalah fungsi dan manfaat mangrove dari segi sosial ekonomi
maupun ekologinya. Bagi penduduk wilayah pantai yang bermukim dan hidup tergantung pada
hutan mangrove, konversi hutan mangrove dapat meningkatkan pendapatan mereka, di lain pihak penduduk pun menyadari bila pengelolaan mangrove tidak
dilaksanakan dengan baik, dapat mengancam keberlangsungan hidup penduduk hingga ke generasi berikutnya.
Berdasarkan latar belakang dan penjelasan di atas, maka dirumuskan beberapa masalah yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana kronologi konversi mangrove menjadi tambak yang terjadi di
Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu? 2.
Siapa saja aktor dan apa peran masing-masing dalam proses konversi maupun aktor dalam proses rehabilitasi dan konservasi mangrove di Desa
Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu? 3.
Bagaimana persepsi penduduk lokal terhadap kegiatan rehabilitasi dan konservasi mangrove serta mengetahui perspektif kegiatan rehabilitasi dan
konservasi dalam kondisi konversi yang ada sekarang? 4.
Apa saja bentuk partisipasi penduduk lokal di dalam usaha rehabilitasi mangrove?