Megninia sp. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Ektoparasit

Gambar 4 Hiperkeratosis pada kaki ayam sumber: dokumentasi pribadi.

4.1.2 Megninia sp.

Jenis tungau yang diidentifikasi selain K. mutans adalah Megninia sp. Megninia sp. yang berhasil diidentifikasi memiliki ukuran rataan 161-290 µm. Tungau ini memiliki bentuk tubuh yang lonjong dengan pasangan kaki ketiga dan keempat melebihi tubuhnya. Perangkat mulut tungau ini pendek dengan khelisera dan pedipalpus memiliki panjang yang hampir sama Gambar 5C. Jumlah tungau Megninia sp yang didapatkan sebanyak empat ekor, yang terdiri dari tiga ekor jantan dan satu ekor betina. Tungau betina memiliki ukuran yang lebih besar dari tungau jantan Gambar 5B. Tungau jantan memiliki sucker di setiap kakinya serta alat penghisap kelamin anal sucker, sedangkan pada tungau betina tidak memiliki sucker pada setiap kakinya Gambar 5D. Ukuran kaki ketiga pada Megninia sp jantan paling besar jika dibandingkan dengan kaki lainnya Gambar 5A. Hal ini didukung oleh Taylor et al. 2007 yang menyatakan kaki ketiga pada Megminia sp jantan memiliki ukuran yang besar. Kaki tersebut tidak dapat digunakan untuk berjalan, walaupun berkembang dengan baik Lapage 1962. Megninia sp bersifat saprofagi, yaitu pemakan jaringan yang sudah mati atau busuk. Hiperkeratosis yang terjadi pada kaki ayam menarik tungau ini karena hiperkeratosis berasal dari sisa-sisa kulit mati hasil galian terowongan oleh K. mutans . Oleh karena itu, Megninia sp dapat bertahan hidup di kaki ayam yang ter- Gambar 5 Megninia sp: A jantan, B betina, C setengah bagian atas Megninia sp, D setengah bagian bawah Megninia sp, a pasangan kaki pertama, b pasangan kaki kedua, c pasangan kaki ketiga, d pasangan kaki keempat, e sucker, f perangkat mulut, dan g anal sucker pada jantan sumber: dokumentasi pribadi. A B C D a b f e f b a c a d d c g c d g f b c d a b a c d e jadi hiperkeratosis . Pada kasus kaki berkapur ini, infetasi Megninia sp merupakan infestasi sekunder. Lesio yang ditimbulkan tungau ini salah satunya adalah keropeng pada kaki. Hal ini mengakibatkan kejadian kaki berkapur menjadi makin parah. Megninia sp merupakan tungau yang memiliki habitat yang luas pada tubuh unggas. Menurut Zucca dan Delogu 2008, Megninia sp merupakan tungau yang berhabitat di bulu unggas dan bersifat saprofagi. Sedangkan Tabbu 2002 menyatakan bahwa Megninia sp dapat menyebabkan terjadinya keropeng pada kulit kaki, balung dan pial ayam. Infestasi yang berkelanjutan dari tungau ini dapat menyebabkan menurunnya produksi telur akibat dari gangguan nutrisi dan lesio yang ditimbulkan. Megninia sp dapat menimbulkan kerugian ekonomi pada peternakan ayam komersil Quintero et al. 2006. Gejala klinis pada ayam yang terinfestasi oleh Megninia sp adalah rontoknya bulu-bulu pada ayam Taylor et al. 2007. Pengendalian tungau ini dapat dilakukan dengan cara memutus siklus hidupnya Tabbu 2002. 4.2 Faktor-Faktor Pendukung Infestasi Tungau di Kampung Adat Pulo 4.2.1 Kehidupan Sosial di Kampung Adat Pulo Kampung Adat Pulo merupakan sebuah permukiman kecil dengan menganut adat yang unik. Adat yang berlaku di Kampung Adat Pulo membatasi jumlah kepala keluarga sebanyak enam kepala keluarga. Jumlah rumah di tempat ini sama dengan jumlah kepala keluarga yang tinggal ditambah dengan sebuah masjid sebagai tempat ibadah. Jumlah ini tidak dapat dikurangi atau ditambah. Jumlah enam rumah dengan satu masjid ini berasal dari sejarah Embah Dalem Arif Muhammad yang merupakan pendiri kampung tersebut. Enam rumah menggambarkan jumlah anak peremuan Embah Dalem Arif Muhammad dan satu masjid menggambarkan satu anak laki-laki. Hampir semua kepala keluarga di tempat ini berpendidikan akhir sekolah dasar dengan kisaran umur dari 32-60 tahun Lampiran 1. Pekerjaan utama masyarakat Kampung Adat Pulo adalah bertani, sehingga memelihara ayam merupakan pekerjaan sampingan. Kurangnya umur produktif di kampung ini mengakibatkan tidak ada perubahan pola pikir masyarakat untuk lebih maju. Adat adalah suatu kebiasaan dalam sebuah komunitas masyarakat. Kebiasaan tersebut berkembang hingga menjelma sebagai hukum adat. Hukum adat telah menjadi bagian penting dalam suatu disiplin hukum. Hukum ini tetap dipertahankan karena bermakna ideal bagi masyarakat, sedangkan perilaku menyimpang akan dikenakan sanksi Wiranata 2003. Ketentuan adat yang berlaku di Kampung Adat Pulo harus dipenuhi oleh masyarakatnya sehingga sukar bagi mereka untuk melakukan perubahan. Adat yang berlaku sejak lama bagi mereka sudah ideal untuk mereka ikuti. Kampung Adat Pulo terletak di tengah danau dan jauh dari kelompok masyarakat lain. Hal ini mengakibatkan terbatasnya interaksi dan informasi yang didapatkan, termasuk pengetahuan kesehatan hewan.

4.2.2 Sistem Pemeliharaan