Sejarah Berdirinya Hizbullah SEJARAH BERDIRINYA HIZBULLAH DI LEBANON

Beqaa untuk melakukan serangan, dibantu para ulama perdesaan yang mendukung Hizbullah. 35 Pendirian Hizbullah didasarkan oleh tiga pilar utama dalam pendirianya, yaitu : 1 Kepercayaan pada Islam, 2 Jihad, 3 Yurisdiksi Wali Fakih Ulama. Pilar Pertama, kepercayaan pada Islam, Hizbullah memiliki pandangan bahwa Islam adalah agama yang komprehensif yang mencakup seluruh wilayah kehidupan. Islam dan masyarakat modern harus mendirikan sebuah negara Islam, dan sebuah partai Ideologis. Ini merupakan sebuah keyakinan yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Islam tidak hanya mengatur hubungan antara hamba dengan Tuhannya, Islam juga tidak hanya tentang hubungan antara manusia dengan manusia, tetapi Islam mencangkup semua aspek, bahkan dalam sistem pemerintahan atau sebuah negara. Pilar Kedua, jihad. Hizbullah memiliki beberapa pandangan sekitar jihad antara lain jihad dan dunia, fondasi-fondasi jihad, jihad militer, kedudukan jihad, dan kesyahidan versus bunuh diri. Jihad dalam bahasa Arab memiliki arti menguras kemampuan, maknanya juga meliputi perjuangan melawan musuh. Menurut Hizbullah jihad memiliki pengaruh yang besar terhadap jalan kehidupan seorang muslim. Ia merupakan bagian integral iman seseorang. 36 Pilar Ketiga, yurisdiksi Wali Fakih al-Wali al-Faqih. Ada dua pandangan Hizbullah dalam al-wali al-faqih, meliputi otoritas Wali-Fakih dan hubungan Hizbullah dengan Wali-Fakih. Wali-Fakih dipercaya untuk mengimplementasikan yurisprudensi Islam, menjaga bangunan masyarakat 35 Ibid, hal.21 36 Qassem, Naim, Blueprint Hizbullah, Ufuk, Jakarta, 2008, hal.47 Islam, dalam melaksanakan keputusan politik. Menurut mereka otoritas Wakil- Fakih ini adalah melanjutkan otoritas Rasulullah. 37 Dalam menjalankan roda kepemimpinannya, Hizbullah dipimpin oleh perwakilan anggota Dewan dari masing-masing kelompok Syiah, dan dewan- dewan ini dipimpin oleh Seketaris Jendral. Kepemimpinan ini juga dibantu oleh lima Majelis Dewan. Majelis Dewan ini terdiri dari Majelis Jihad, Majelis Politik, Majelis Eksekutif, Majelis Parlementer, dan Majelis Yudisial. Majelis Jihad bertanggung jawab pada aktifitas perlawanan, baik dalam hal pengawasan, perekutan, pelatihan, perlengkapan, maupun keamanan. Sedangkan Majelis Politik bertanggung jawab atas portofolio politik, menganalisa politik anggota Dewan, dan menjalin hubungan eksternal, baik itu dengan pendukung Hizbullah. Maupun kekuatan politik lain yang ada di Lebanon. 38 Majelis Eksekutif terdiri dari kepala-kepala unit yang bertanggung jawab atas kelompok kultural, pendidikan, sosial, dan profesional. Majelis ini bertanggung jawab dalam aktivitas serta prosedur yang berkaitan dengan pembentukan partai. Selain itu juga mengawasi berbagai aktivitas organisasi yang kelola oleh partai. Sedangkan Majelis Parlementer adalah Majelis yang mengatur segala urusan di parlementer. Kemudian Majelis Yudisial terdiri dari perwakilan yudisial dalam wilayah yang berbeda yang berkerjasama dengan Hizbullah dalam persoalan konflik, aturan-aturan syariah, serta pemulihan hak- hak warga. 39 37 Ibid, hal.76 38 Ibid, hal.91 39 Ibid, hal.92 Untuk mempertahankan eksistensinya, Hizbullah menyusun dengan matang proses rekrutmen anggotanya. Rekrutmen ini dilaksanakan dalam tiga fase; Fase pertama, anggota baru mendapatkan pelatihan di Iran selama satu bulan. Fase kedua, mereka mendapatkan pelatihan di Bekaa Valley selama 15 hari. Fase ketiga, mereka mendapatkan pelatihan di Suriah selama 15 hari. Ketika selesai pelatihan, anggota baru ini kembali ke tempat mereka masing- masing selama tiga sampai empat bulan lamanya. Mereka menjadi pemantau setiap perkembangan situasi di Lebanon serta siap siaga dalam kondisi apa pun ketika dibutuhkan. 40 Di masa awal berdirinya Hizbullah mengusung bendera revolusi Islam Lebanon seperti slogan revousi Islam di Iran. Mereka ingin mendirikan pemerintahan Islam di Lebanon. 41 Sikap yang diambil oleh Hizbullah pada waktu itu adalah konfrontatif terhadap pemerintahan yang didominasi oleh elit Kriten Maronit, yang ini dianggap sering kompromi dengan Israel. Hizbullah juga bisa dikatakan sebagai gerakan sosial yang mengarahkan ketaatan dalam agama. Mereka mengajak shalat berjama ’ah di masjid, dan mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat. Beberapa pemuda Lebanon yang memiliki perhatian dalam bidang agama mulai tertarik dan terlibat dalam kegiatan yang diadakan para ulama Hizbullah. Mereka membentuk kelompok-kelompok kecil untuk memainkan peran dalam bidang pendidikan dan pelayanan umat. 42 Tahun 1985 Hizbullah mulai menerbitkan media mingguan yang bernama Al- Ahad. Melalui media ini Hizbullah mulai dikenal di kalangan masyarakat luas. 40 Yulianto, Mayor Ari, Lebanon Pra dan Pasca perang 34 hari Israel vs Hizbullah, Gramedia Putaka Utama, Jakarta, 2010, hal.127 41 Kazhim, Musa, Hizbullah sebuah gerakan perlawanan ataukah terorisme, Noura Books, Jakarta, 2013, hal .2 42 Qassem, Naim, Blueprint Hizbullah, Ufuk, Jakarta, 2008, hal. 15 Pimpinan tertinggi dalam struktur Hizbullah adalah Seketaris Jendral, yang pertama kali dipegang oleh Abbas Musawi. Abbas Musawi adalah pemimpin yang sangat dicintai oleh kelompoknya. Ia tidak pernah ketinggalan untuk menemui para pejuang Hizbullah di daerah perbatasan. Selain itu Abbas Musawi merupakan sosok pekerja keras, ia memiliki ketekunan dan memiliki semangat yang luar biasa. Maka ketika Abbas Musawi terbunuh oleh Israel, banyak pengikutnya yang sangat marah. Abbas Musawi sendiri terbunuh ketika ia hendak mengunjungi upacara pemakaman Syekh Regheb Harb di Jibsheet. 43 Pembunuhan yang dilakukan oleh Israel terhadap Musawi melahirkan perlawanan yang sangat sengit. Pertama kalinya Hizbullah meluncurkan roket Katyusha ke pemukiman-pemukiman di wilayah pendudukan Israel di utara Palestina sebagai pembalasan atas pembuhuan tersebut. Selama di bawah kepemimpinan Musawi, Hizbullah lebih cenderung mendukung campur tangan Suriah dalam pemerintahan Lebanon. Pemerintahan Lebanon mengambil sikap kompromi dengan Israel dan Suriah untuk menentang perlawanan bersenjata. 44 Pemerintahan Lebanon menginginkan gerakan-gerakan milisi yang ada di Lebanon, termasuk Hizbullah membubarkan diri dan bergabung dengan tentara Nasional Lebanon. Seruan Pemerintah Lebanon ini, membuat gerakan Amal mengambil keputusan untuk membubarkan diri. Pemerintah berharap ketika Amal membubarkan diri dan bergabung dengan tentara Nasional, akan diikuti pula oleh Hizbullah. Tetapi kenyataannya berbeda. Hizbullah tidak membubarkan diri tetapi justru 43 Ibid, hal.157 44 Kazhim, Musa, Hizbullah sebuah gerakan perlawanan ataukah terorisme, Noura Books, Jakarta, 2013, hal .2 mengubah menjadi sebuah gerakan perlawanan terhadap penjajahan Israel di wilayah Lebanon. 45 Sayyid Hasan Nasrallah adalah orang yang pantas menggantikan kepemimpinan Sayyid Abas Musawi. Dia merupakan tokoh yang sangat berpengaruh, di lingkungan Hizbullah. Sayyid Hasan Nasrallah terpilih menjadi Sekretaris Jendral setelah Dewan Hizbullah mengadakan rapat membahas siapa yang layak menggantikan Sayyid Musawi. Nasrallah sempat merasa malu ketika awal-awal menjadi Sekretaris Jendral Hizbullah karena usianya yang masih muda dan belum banyak penggalaman. 46 Selain itu di awal kepemimpinannya Nasrallah dihadapkan pada masalah yang diwariskan pendahulunya, yaitu lemahnya. Sayyid Hasan Nasrallah adalah seorang ayah dari empat anaknya yaitu ; Muhammad Hadi, Muhammad Al-Jawad, Zainab, dan Muhammad Ali. Di rumah, Sayyid Hasan Nasrallah merupakan seorang bapak yang mengayomi keluarganya. Hasan Nasrallah lahir pada tanggal 30 agustus 1960 di Bourji Hammoud, desa di sebelah timur kota Beirut. Dia merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara. Ayahnya bernama Abdul karim, seorang pedagang sayur-sayuran di kota Tyre, Jabal Amel di Lebanon selatan. Nasrallah tumbuh dalam lingkungan pendidikan agama yang keras, walaupun keluarganya sendiri bukan penganut paham islam fanatik. 47 Nasrallah mengecap pendidikan dasar di Najah, kemudia setelah lulus dia melanjutkan ke sekolah umum di Sin el-Fil, Beirut. Sebelum terbentuknya Hizbullah, Nasrallah pernah bergabung dengan 45 Kompas, Hizbullah Bangkit Kembali, hal 4 hari kamis tanggal 09 April 1992 46 Sayyed Ahmad, Dr. Rif ’at, Denyut Perlawanan dan Rahasia Kekuatan Hizbullah, Pustaka Iman, Bandung. 2006, hal .30 47 Yulianto, Mayor Ari, Lebanon pra dan pasca Perang 34 Hari Hizbullah-Israel, Gramedia Putaka Utama, Jakarta, 2010, hal.144 Amal, kelompok garis keras Syiah pada waktu itu. Aliran Syiah ini yang dianggap telah menjadikan pribadi Nasrallah keras. Nasrallah pertama kali bergabung dengan Hizbullah pada tahun 1982. Menurut Nasrallah, hanya syariat Islam-lah yang dapat memecahkan semua persoalan sosial dan kenegaraan yang terjadi di Lebanon. Di bawah pimpinan Nasrallah, Hizbullah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Nasrallah mengubah strategi dalam menarik simpati calon pengikutnya dengan turun langsung dalam berbagai kegiatan social, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu Nasrallah juga menjalin hubungan dengan Iran dan Negara-negara arab lainnya untuk mendapatkan dukungan. Strategi ini berhasil meningkatkan peran Hizbullah dalam lingkungan sosial masyarakat Lebanon. Seiring berkembangnya organisasi Hizbullah dan perubahan pemerintahan Lebanon, Hizbullah tidak lagi melakukan mobilisasi masa untuk menentang segala kebijakan Israel yang merugikan warga Lebanon. Hizbullah menggunakan strategi baru yaitu melalui jalur politik di pemerintahan Lebanon dan menjalankan aksi-aksi militer secara terorganisir.

B. Tokoh Syiah yang berpengaruh di Lebanon

Ada beberapa tokoh Syiah yang sangat berpengaruh dalam perjalanan Hizbullah di Lebanon, diantaranya; Sayyid Muhammad Husain Fadlullah, Imam Musa al-Sadr, dan Sayyi Ayatullah Muhammad Mahdi Syamsudin. Ketiga tokoh ini juga memiliki perannya masing-masing dalam masyarakat Lebanon. Sayyid Muhammad Husain Fadlullah lahir di kota Najaf, Irak, dari keluarga ulama. Pertama kali beliau ke Lebanon pada usia 17 tahun dimana ia mendatangi keluarganya untuk berziarah. Ketika beliau membacakan kasidah memuji ketokohan dan kepribadian Sayyid Muhsin al-amili, serta beliau membacakan kondisi pemerintahan dan keagamaan yang ada di Lebanon. Kasidah yang di bacakan oleh Sayyid Husen menurut surat kabar sangat provokatif. Sejak mudanya sayyid husen tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu agama saja tetapi mengkaji juga masalah-masalah diluar itu. Sehingga Sayyid Husen menjadi seorang ulama sy i’ah yang mendirikan sebuah pusat kebudayaan yang bernama Perhimpunan Persaudaraan Brotherhood Association di Naba ’ah. Di tempat ini juga dibangun sebuah masjid, sekolah agama, dan klinik kesehatan untuk kepentingan masyarakat. 48 Peran Sayyid Muhammad Husain Fadullah sangat penting dalam kemajuan Lebanon, selain mendirikan sebuah pusat kebudayaan yang bernama perhimpunan persaudaraan, sayyid Husain Fadullah juga mendirikan lembaga-lembaga yang fokus pada bidang pendidikan, bidang agam, dan bidang social. Pembentukan lembaga-lembaga ini tidak lain untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada di Lebanon, karena pada waktu itu sayyid Muhammad Husain fadullah melihat kondisi masyarakat sangat memperhatinkan. Sedangkan dalam gerakan Hizbullah sendiri peran Sayyid Muhammad Husain Fadullah sangatlah penting. Dimana sayyid Husain fadullah telah sumbangsih ide dan gagasan besar dalam konsep ideology Hizbullah. 48 Qassem, Naim, Blueprint Hizbullah, Ufuk, Jakarta, 2008, hal.19 Tokoh Syiah selanjutnya yang berpengaruh di Lebanon adalah Imam Musa Al-Shadr, yang menyelesaikan pendidikan agamanya di kota Qum, Iran. Ayahnya adalah warga negara Iran, sedangkan Ibunya warga negara Lebanon. Imam Musa Al-Sadr ini memiliki kepribadian yang menarik, antara lain karena dia mampu menarik dukungan publik. Dia juga memiliki perhatian besar terhadap gerakan sosio-politik. 49 Pada awalnya Imam Shadr datang ke Lebanon undangan sebagian ulama yang ada di sana pada tahun 1960. Di Lebanon memang banyak aktivis revolusioner Iran yang anti rezim Shah karena melarikan diri dari negaranya dan menetap di Lebanon. Seperti Ahmad putra Khomaini,dan Musthafa Chamran, mantan Menteri Pertahanan Iran pasca revolusi. 50 Setelah mengamati dan menyaksikan secara langsung apa yang dialami kaum Syiah di wilayah Lebanon selatan, Imam Shadr memutuskan untuk tinggal di Lebanon. Dia mulai melakukan kegiatan-kegiatan sosial, seperti masjid, sekolah, universitas dan pusat-pusat seni dan budaya sebagai sarana menjalin interaksi dengan kaum muda dan terdidik. 51 Hal ini dilakukan untuk mendorong kaum terdidik ini memiliki optimisme dan peraya diri pada budaya, agama, dan negaranya. Imam Shadr juga menyaksikan kesenjangan atau ketidakadilan ekonomi dan budaya di Lebanon. Oleh karena itu, dia memobilisasi kelompok Syiah Lebanon untuk memperoleh sistem ekonomi dan politik yang lebih adil. Salah satunya, ia mendirikan beberapa yayasan untuk meningkatkan kehidupan 49 Ibid, hal.16 50 Abadzari, Abdurahman, Musa Shadr Jejak Pemikira dan Perjuangan , Citra, Jakarta, 2011, hal. 17 51 Ibid, hal.140 orang-orang yang Syiah di Lebanon. Beberapa yayasan yang didirikan Imam Shadr antara lain : 1. Yayasan Profesi Jabal Amil, yaitu yayasan untuk mengajarkan teknik pengolahan besi dan daging, 2. Yayasan Rumah Pemudi, yaitu yayasan yang mengajarkan keterampilan tangan menenun bagi kaum wanita, 3. Yayasan Lembaga Pendidikan Kesehatan untuk mendidik kaum wanita untuk punya keahlian sebagai perawat, 4. Yayasan Pendidikan Teknik Pembuatan Karpet untuk membuka kesempatan kerja bagi yang membutuhkan, dan 5. Yayasan Pendidikan bagi kaum buta huruf. Yayasan- yayasan ini memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam mengubah kondisi kehidupan masyarakat Lebanon, dan juga mendorong peningkatan ekonomi disanah. 52 Imam Shadr juga mendirikan Majelis Syiah yang bernama Majelis Tinggi Islam Syiah Lebanon. Majelis ini didirikan dengan kesadaran bahwa Syiah mempunyai posisi sejajar dengan kelompok lain. Untuk memenuhi tahapan konstitusional, pertemuan pertama majelis ini membahas pemilihan Lembaga Syariat yang terdiri dari tokoh ulama Syiah dan Lembaga Pelaksana yang terdiri dari 12 anggota. Pada pertemuan kedua, Imam Shadr terpilih menjadi ketua pertama Majelis Tinggi Islam Syiah. 53 Selain membentuk Majelis Tinggi Islam Syiah di Lebanon, Imam Shadr juga membentuk dua lembaga lain yang fokus dalam akidah atau ideologis dan militer. Lembaga pertama mengemban tanggung jawab untuk mengembangkan berbagai kekurangan dalam bidang intelektual, budaya, patriotisme kaum muda, serta untuk mempertahankan ilmu-ilmu dan pemikiran Islam. Setelah empat tahun berjalan lembaga ini berhasil menempa kaum muda seraya 52 Ibid, hal.41 53 Ibid, hal.43