Bidang Pertahanan PERAN HIZBULLAH DALAM PEMERINTAHAN LEBANON 1992-1997

dengan baik. Israel mesnyiapkan itu semua agar penduduk ghajar tetap berada dalam wilayah Israel. Sungai Litani adalah sungai yang membatasi wilayah Lebanon Selatan. Sunagi ini membentang dari desa Burghuz ke arah selatan, melewati Mazra ’at Tamrah sampai az Ziqqiyah lalu ke arah barat sehingga Jezire. Sungai ini menjadi sasaran Israel, karena sungai litani ini akan menjadi penompang dalam mewujudkan Israel Raya apabila Israel berhasil menguasainya. Sungai litani ini juga akan menjadi sumber air yang tidak pernah habis untuk mencukupi kebutuhan hidup wilayah Israel bagian utara. Chebaa merupakan sebuah daratan yang luasnya 30 kilometer persegi, wilayah ini menjadi perebutan yang tidak kunjung selesai antara Lebanon dengan Israel dan Israel dengan Suriah. Israel mengklaim chebaa merupakan wilayah bagian dari dataran tinggi golan, hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam resolusi 242. Sedangkan Lebanon mengklaim bahwa Chebaa merupakan wilayahnya yang harus dikembalikan oleh Israel sesuai dengan pelaksanaan resolusi 1701, adapun negara Suriah sejak awal menyatakan bahwa Chebaa merupakan wilayah bagian Lebanon. Dalam memberlakukan ketentuan blue line ini, Israel bersikap sangat keras, kaku, dan tidak pandang bulu. Mereka mengawasi setiap titik perbatasan dengan patroli-patroli militernya. Israel juga mensiapkan peralatan dan sarana untuk mendeteksi kemungkinan adanya pelanggaran di arena blue line. Ada 198 titik kordinat geografi untuk menentukan blue line sepanjang 121 km yang ditentukan oleh Israel pada setiap 50 meter, namun tidak semua terpasang tanda titik perbatasan. Blue Line ini mengacu pada perbatasan wilayah Lebanon dulu ketika hasil kesepakatan antara Prancis dengan Inggris. Serangan-serangan Israel ke Lebanon mendapatkan perlawanan dari masyarakat, khususnya dari Hizbullah. Hizbullah sendiri memiliki tujuan, salah satunya adalah ingin mengembalikan wilayah-wilayah Lebanon yang dikuasai oleh Israel ketika invansi terjadi. 74 Hizbullah berkembang menjadi sebuah kekuatan militer di Lebanon, kita bisa melihat dalam proses rekumen atau masyarakat ingin jadi anggota Hizbullah. Ada tiga fase pelatihan militer yang harus dilalui oleh anggot baru Hizbullah. Pertama, mereka mendapatkan pelatihan di Iran selama satu bulan. Kedua, mereka mendapatkan pelatihan di Bekaa Valley selama 15 hari. Ketiga, fase terakhir ini mereka mendapatkan pelatihan di Suriah selama 15 hari. Hizbullah memiliki persenjataan yang baik dan modern yang siap dipakai kapan pun. 75 Ketika pasukan Israel menerobos masuk ke dalam perbatasan Lebanon bagian selatan, maka Hizbullah siap menahan dan memukul mundur pasukan Israel sebelum mereka mencapai sungai Litani. Sementara pasukan Lebanon LAF sendiri mengamankan Ibu kota Beirut dan pemerintahan Lebanon. Karena peran inilah Hizbullah mendapatkan simpati dari masyarakat Lebanon, sehingga sebagian masyarakat menganggap Hizbullah sebagai pelindung mereka. Sedangkan dalam pemerintahan Lebanon, Hizbullah sangat membantu dalam pertahanan kedaulatan negara Lebanon, karena telah membantu untuk mengamankan negara dari serangan-serangan Israel. 74 Yulianto, Mayor Ari, Lebanon Pra dan Pasca Perang 34 Hari Israel vs Hizbullah, Gramedia Putaka Utama, Jakarta, 2010, hal.124 75 Ibid, hal.128

B. Bidang Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu tugas negara terpenting, karena pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia. Pendidikan juga merupakan hak pribadi manusia yang berakal, sebab manusia tidak bisa mengembangkan hidupnya tanpa pendidikan. Untuk memperbaiki keadaan sebuah negara harus di mulai dari pendidikannya, kesadaran akan pendidikan inilah yang membuat negara- negara itu maju. Masyarakat Lebanon sendiri tingkat pendidikannya sudah memadai, jadi sekitar 86 masyarakat Lebanon melek huruf. Selain itu program dari pemerintah dibidang pendidikan dasar lima tahun merupakan kewajiabn dan tidak di pungut biaya. Hizbullah selain berperan untuk melindungi masyarakat dari serangan Israel, Hizbullah pun memberikan perhatian khusus pada kerja-kerja sosial. Kerja sosial ini dianggap sebagai kewajiban partai,dan berupaya untuk melakukan yang terbaik sesuai kemampuannya, berkerjasama dengan berbagai institusi pemerintah untuk menjawab kebutuhan masyarakat di Lebanon. 76 Hizbullah juga sangat memperhatikan kemajuan pendidikan khususnya bagi kaum fakir dan miskin yang ada di Lebanon. Melalui program “mobilisasi pendidika n” yang di buat oleh Hizbullah. Mereka memberikan subsidi bagi kaum fakir dan miskin ini bisa mendapatkan pendidikan bagi anak-anaknya bermutu dan berkualitas. Selain itu membantu biaya sekolah untuk 6.355 siswa, program ini berupa pemberian beasiswa untuk anak-anak Lebanon dan pemberian alat-alat sekolah. 77 76 Qassem, Naim, Bluprint Hizbullah, Ufuk, Jakarta, 2008, hal.121 77 Ibid, hal.123 Kerja sosial dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh Hizbullah ini selain membantu masyarakat yang membutuhkan, juga menambah kepercayaan terhadap Hizbullah. tujuan organisasi tersebut sehingga terciptanya kekuatan yang solid dan mampu bertahan di perpolitikan Lebanon. 78

C. Bidang Pembangunan

Salah satu tujuan negara adalah ingin mensejahterakan rakyatnya, baik itu negara yang sudah lama berdiri ataupun negara yang baru berdiri. Maka itu negara tersebut perlu melakukan pembangunan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam buku teori pembangunan dunia ketiga, Arief budiman mengemukakan ada empat hal landasan pembangunan disuatu negara. Pertama, Kekayaan rata-rata. Sebuah negara dikatakan berhasil dalam pembangunannya ketika pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. Kedua, Pemerataan. Bangsa yang berhasil melakukan pembangunan adalah bangsa mempunyai produktivitas tinggi, tetapi penduduknya makmur dan sejahtera secara merata. Ketiga, Kualitas kehidupan. Salah satu cara mengukur kesejahteraan penduduk sebuah negara bisa dinilai dengan jumlah harapan hidup, jumlah kematian bayi, dan presentasi buta dan melek huruf. Keempat, Kerusakan lingkungan. Sebuah negara tinggi produktivitasnya dan merata pendapatan penduduknya bia saja berada dalam sebuah proses untuk miskin karena tidak memperdulikan kerusakan terhadap lingkungannya. Kelima, Keadilan sosial dan kesinambungan. Pembangunan sebuah Negara 78 Ibid, hal.125 yang berhasil memiiki unsur pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan, tidak terjadi kerusakan sosial dan alam. Dalam hal pembangunan di Lebanon, Hizbullah secara tidak langsung membantu pemerintahan Lebanon untuk melayani kebutuhan masyarakat Lebanon. Hizbullah mendirikan sebuah lembaga, diantaranya perhimpunan Jihad al-Binaa, Filantropik dan Sosial para syahid, Lembaga bagi korban luka, Organisasi Kesehatan Islam, dan Komite Filantropik Islam. Jihad al-Binaa mulanya dirintis di Iran setelah terjadi Revolusi Islam Iran, Kemudian Jihad Al-Binaa ini diadopsi oleh Hizbullah untuk diterapkan di Lebanon. Salah satu tujuan Jihad al-Binaa pada waktu itu membangun daerah- daerah komunitas syiah yang terpinggirkan, yang kurang mendapat perhatian dari pemerintahan Lebanon. Selain itu Institusi Jihad al-binaa juga membangun kembali gedung-gedung yang hancur disebabkan oleh bencana dan serangan Israel. Bencana yang pernah terjadi di Lebanon adalah banjir badang di Bekaa utara yang menyebabkan kehancuran yang cukup parah. Serangan-serangan yang di lakukan Israel ketika invansi terjadi mengakibatkan tidak sedikit bangunan, rumah-rumah warga yang hancur. Sejak berdirinya perhimpunan Jihad al-binaa sedikitnya telah membangun kembali rumah, sekolah, dan took- toko sebanyak 17.212 bangunan. 79 Jihad al-binaa dalam hal rekontruksi lebih berpengalaman dibandingkan dengan kontruksi lainnya. Hal ini bisa dilihat dari kinerja institusi tersebut, kurang dari tiga jam setelah serangan Israel terjadi, institusi ini mengirimkan 100 insinyur untuk melihat dan menilai kerusakan apa saja yang terjadi lokasi. 79 Ibid, hal.122 Hizbullah memiliki perhatian kepada kesehatan masyarakat, mereka mendirikan organisasi kesehatan Islam. Organisasi ini mengelola sembilan pusat kesehatan, enambelas rumah sakit permanen, dan tiga rumah sakit berjalan. Sudah banyak warga yang menerima manfaat dari pelayanan kesehatan, hal ini berupa memberikan pelayanan pengobatan kesehatan secara gratis, memberikan vaksinasi, promosi melawan kebiasaan merokok, dan kampanye kesadaran pencegahan penyakit. Ada juga sebuah lembaga yang di dirikan oleh Hizbullah khusus bagi korban luka, hal ini menindak lanjuti keadaan fisik para pejuang yang terluka. Perawatan yang diberikan kepada korban perjuangan adalah berupa penyediaan upah bulanan, pelayanan medis, dan rehabilitasi bagi penyandang cacat. Lembaga ini telah melayani 3.150 orang yang terluka diantaranya 2.307 adalah para pejuang. Lembaga Filantropik dan sosial untuk para syahid berkerja sendiri dalam bidang keuangan, operasiona, dan manajerial untuk memberikan perhatian khusus kepada keluarga para syahid yang telah mengorbankan jiwa dan raga nya dalam perlawanan. Program lembaga ini juga menjamin ketersediaan perumahan, pendidikan, pakaian, layanan kesehatan, dan kebutuhan sosial bagi warga. Sedangkan komite Filantropik Islam, berkerja dalam upaya penyediaan bantuan bagi anak yatim, kaum papa, orang cacat, tuna-wisma,dan para manula. Bantuan ini berupa dukungan finansial untuk pernikahan, tempat tinggal, makanan, serta pendidikan.