UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3 Komponen Pembentuk Emulsi
2.3.1 Biopolimer Tragakan
Tragakan tergolong dalam gum polisakarida dengan berat molekul yang besar 840.000, terdiri dari 2 bagian yaitu tragacanthin yang merupakan
polisakarida larut air dan bassorin yang merupakan polisakarida yang tidak larut air atau mengembang. Tragakan berwarna putih hingga kekuningan, translusen,
tidak berbau, berbentuk serbuk yang halus, serta rasa mucilago hambar Rowey, Sheskey dan Owen, 2006. Sifat aliran tragakan menunjukkan sifat pseudoplastis
pada konsentrasi 1 Effionora, 2012. Tragakan tidak toksik karenanya sudah bertahun-tahun digunakan dalam formulasi farmasetik oral dan produk makanan
sebagai stabilizer, emulgator dan pengental. Peningkatan viskositas dari tragakan terjadi dengan peningkatan temperatur dan konsentrasi, lalu penurunan viskositas
terjadi dengan peningkatan pH. Penambahan mineral kuat dan asam organik dapat mengurangi viskositas dipersi tragakan sehingga menurunkan stabilitasnya
Rowey, Sheskey dan Owen, 2006.
2.3.2 Pemanis Sukrosa
Sukrosa merupakan pemanis alami yang paling umum digunakan dalam formulasi sediaan secara oral yang dapat menutupi rasa sediaan yang kurang enak.
Sukrosa diproduksi dari tebu Sachharum oficinarum dan gula bit Beta vulgaris serta dikenal nontoksik dan biodegradable. Sukrosa berwarna putih, berbentuk
serbuk kristal, tidak berbau dan memiliki rasa manis Rowey, Sheskey dan Owen, 2006.
2.3.3 Pengawet Na Benzoat
Na Benzoat merupakan pengawet yang kompatibel dengan tragakan dalam formulasi dengan konsentrasi 0,1. Na Benzoat berwarna putih, berbentuk serbuk
hingga kristal, tidak berbau dan tidak berasa. Aktivitas Na benzoat sebagai pengawet dapat berkurang dengan adanya interaksi dengan kaolin dan surfaktan
nonionik Rowey, Sheskey dan Owen, 2006.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3.4 Pelarut Aquademineralisata
Aquademineralisata adalah air murni yang diperoleh dengan cara penyulingan. Air murni dapat diperoleh dengan cara penyulingan, pertukaran ion,
osmosis terbalik, atau dengan cara yang sesuai. Karena akan digunakan untuk sediaan oral, maka digunakan air yang bebas mineral, partikel dan mikroba
Rowey, Sheskey dan Owen, 2006.
2.4 Evaluasi Sediaan Emulsi