15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6.2 Penentuan Kadar Kalium Losartan
Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mmx25 cm berisi bahan pengisi C 18. Laju alir 1 mL per
menit. Fase Gerak : Asetonitril : 0,1 asam fosfat dalam air 2:3. Kromatografi terhadap larutan baku dilakukan dan direkam respon puncak
seperti tertera pada prosedur : faktor tailing tidak lebih dari 2,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 5600 lempeng teoritis; dan simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0. Prosedur kerja dengan menyuntikan secara terpisah sejumlah volume
yang sama 10µl larutan baku dan larutan uji ke dalam kolom kromatografi, rekam kromatogram dan ukur respon puncak utama The United States
Pharmacopeial Convention, 2007.
2.6.3 Verifikasi Metode
Verifikasi metode pada dasarnya berbeda dengan validasi metode. Verifikasi metode dilakukan pada semua metode standar metode baku atau
metode yang sudah divalidasi mula-mula digunakan dan pada jarak waktu tertentu secara berkala. Tujuan verifikasi metode antara lain untuk
memastikan bahwa analis dapat menerapkan metode analisis dengan baik serta untuk menjamin mutu hasil uji Ganjar Rohman, 2006.
Verifikasi dilakukan dengan menetapkan presisi, akurasi, dan batas deteksi jika perlu pada suatu metode analisis.
1. Akurasi
Akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konversi, nilai
sebenarnya, atau nilai rujukan. Untuk pengujian senyawa obat, akurasi diperoleh dengan membandingkan hasil pengukuran dengan bahan rujukan
standar. Untuk mendokumentasikan akurasi, ICH merekomendasikan pengumpulan data dari 9 kali penetapan kadar dengan 3 konsentrasi yang
berbeda misal 3 konsentrasi dengan 3 kali replikasi. Data harus dilaporkan sebagai persentase perolehan kembali Ganjar Rohman, 2006; Harmita,
2004.
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Presisi
Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang
berbeda signifikan secara statistik. Sesuai dengan ICH, presisi dilakukan pada 3 tingkatan yang berbeda yaitu: keterulangan repeatibility, presisi
antara intermediate precition, dan ketertiruan reproducibility a.
Keterulangan yaitu ketepatan precision pada kondisi percobaan yang sama berulang baik orangnya, peralatannya, tempatnya,
maupun waktunya. b.
Presisi antara yaitu ketepatan precision pada kondisi percobaan yang berbeda, baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun
waktunya. c.
Ketertiruan merujuk pada hasil-hasil dari laboratorium yang lain. Dokumentasi presisi mencakup simpangan baku dan simpangan
baku relatif RSD atau koefisien variasi KV. Ketertiruan biasanya dilakukan ketika akan melakukan uji banding antar laboratorium. Data
untuk menguji presisi seringkali dikumpulkan sebagai bagian kajian-kajian lain yang berkalitan dengan presisi seperti linieritas atau akurasi. Pada
pengujian dengan KCKT, nilai RSD antara 1-2 biasanya dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa aktif dalam jumlah yang banyak Ganjar
Rohman, 2006; Harmita, 2004. 3.
Batas deteksi dan kuantifikasi Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam
sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. LOD Limit of Detection merupakan batas uji yang secara
spesifik menyatakan apakah analit diatas atau dibawah nilai tertentu. LOD dapat dihitung berdasarkan pada standar deviasi SD respon dan
kemiringan slope,S kurva baku pada level yang mendekati LOD dengan rumus LOD=3,3 SDS. Batas kuantifikasi atau LOQ Limit of
Quantitation didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat
diterima Ganjar Rohman, 2006.
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Farmasi yaitu Laboratorium Penelitian II, Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium
Penelitian I, dan Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta.
Penelitian dimulai bulan Januari hingga April.
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat
KCKT Dionex Ultimate 3000 yang terdiri dari: pompa Dionex Ultimate 3000 pump, kolom Acclaim
TM
1200 C18 5µm 4,6x250mm, autosampler, detektor DAD Diode Array Detector, program komputer PC
Chromeleon. Spektrofotometer Ultraviolet-Visibel Hitachi U-2910, Ultrasonic Bath Branson 5510, pH meter Horiba, magnetic stirer
Wiggen Hauser, vorteks, sentrifugator dan tabung sentrifugasi Eppendorf Centrifuge 5417 R, timbangan analitik, alat-alat gelas, mikropipet, dan
lemari pendingin.
3.2.2 Bahan
Standar Analitik Losartan Potassium Sigma-Aldrich, Tablet Kalium Losartan, Asetonitrile Merck, Metanol Merck, KH
2
PO
4
, Aquabidest, Aquadest.
3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Pembuatan Larutan Induk Kalium Losartan
Ditimbang sebanyak 50,0 mg Kalium Losartan. Dilarutkan ke dalam metanol HPLC grade hingga volume akhir 50 mL lalu didapat konsentrasi
1000µgmL yang digunakan sebagai larutan induk.