4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Antihipertensi Golongan Angiotensin Reseptor Bloker
Hipertensi  adalah  penyakit  umum  yang  didefinisikan  sebagai tekanan darah arteri yang tinggi secara terus-menerus. Peningkatan tekanan
darah  diidentifikasi  sebagai  salah  satu  faktor  resiko  untuk  penyakit kardiovaskular.  Meningkatkan  kesadaran,  diagnosis  hipertensi  dan  kontrol
peningkatan tekanan darah dengan pengobatan yang tepat dianggap inisiatif yang  menjadi  titik  kritis  dalam  mengurasngi  morbiditas  dan  mortalitas
kardiovaskular Dipiro et al, 2006. Dikenal  5  kelompok  obat  lini  pertama  first  line  drug  yang  lazim
digunakan untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu Diuretik, ß-bloker, ACE Angiotensin  Converting  Enzyme
ACE  inhibitor,  Angiotensin  Reseptor Bloker ARB, dan Antagonis Kalsium Gan, 2007.
Reseptor  Angiotensin  II  terdiri  dari  dua  kelompok  besar  yaitu  AT1 dan AT2. Reseptor AT1 terdapat terutama di otot polos pembuluh darah dan
di otot jantung. Selain itu terdapat juga di ginjal, otak dan kelenjar adrenal. Reseptor AT1  memperantai semua efek fisiologis  Angiotensin II terutama
berperan dalam homeostatis  kardiovaskular Gan, 2007.
2.2 Kalium Losartan
2.2.1 Monografi
Kalium Losartan memiliki rumus struktur sebagai berikut:
Gambar 2.1 Struktur Kalium Losartan
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama dagang : Angioten, Cozaar
Rumus molekul  : C
22
H
22
ClKN
6
O BM
: 461,00 gmol Sinonim
: 2 – butyl – 4 – chloro – 1 - [p - o – 1H – tetrazol – 5-
n ylphenyl
benzyl] imidazole
j –  5  -methanol,
n monopotassium salt---[124750-99-8]
Fungsi : Antihipertensi
Organoleptis : serbuk kristal, putih sampai putih tulang, dapat mengalir
jn bebas.
Kelarutan : mudah larut dalam air, larut dalam alkohol, dan sedikit
j h
larut dalam pelarut organik umum, seperti asetonitril dan j
metil etil keton. pH
: 5-6 Titik Didih
: 184 °C Bentuk sediaan  : Tablet salut film
Ketersediaan :  Melalui  administrasi  oral,  ketersediaan  hayati  Kalium
n Losartan  pada  sistemik  sebesar  33,  dengan  14
n dikonversi  menjadi  metabolit  aktif.  Konsentrasi  puncak
n rata-rata  Kalium  Losartan  sekitar  satu  jam,  sedangkan
n metabolitnya  3-4  jam.  Meskipun  konsentrasi  plasma
n maksimum  Kalium  Losartan  dan  metabolit  aktifnya
b sama,
n AUC  Area  Under  Curve  metabolit  empat  kali
b lebih
n besar  dari  Kalium  Losartan  Merck  Canada
b Inc,2011.
Tabel 2.1
Farmakokinetik Kalium Losartan
Parameter Senyawa Induk
Metabolit
AUC0-24jam ng.hrmL 442 ± 173
1685 ± 452 Cmax ngmL
224 ± 82 212 ± 73
T12 h 2.1 ± 0.70
7.4 ± 2.4 Tmax h
0.9 3.5
CL mLmin 56 ± 23
20 ± 3 Sumber: Merck Canada Inc 2011
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2.2 Pengertian Umum
Kalium  Losartan  merupakan  prototipe  obat  golongan  ARB  yang bekerja  selektif  pada  reseptor  AT1.  Pemberian  obat  ini  akan  menghambat
semua  efek  Angiotensin  II,  seperti  vasokontriksi,  sekresi  aldosteron, rangsangan saraf simpatis, efek sentral Angiotensin II, efek renal serta efek
jangka  panjang  berupa  hipertrofi  otot  pembuluh  darah  dan  miokard  Gan, 2007.
Pengembangan  Kalium  Losartan  diawali suatu  terobosan  pada awal tahun  1980-an  dengan  dikeluarkannya  paten  untuk  serangkaian  turunan
asam  5-imidazol  asetat  yang  menurunkan  respons  presor  terhadap angiotensin  II  pada  tikus.    Dalam  salah  satu  contoh  petunjuk  rancangan
obat, pembuatan
model molekular
senyawa-senyawa induk
ini memunculkan hipotesis yang menyatakan bahwa struktur senyawa-senyawa
tersebut  harus  diperluas  agar  menyerupai  farmakor  angiotensin  II.  Lalu melalui  suatu  rangkaian  modifikasi  yang  jelas,  dikembangkan  suatu
antagonis reseptor AT1 non peptida yang selektif, kuat, dan aktif secara oral yaitu  Kalium  Losartan.  Gugus  yang  berperan  penting  dalam  aktifitas
farmakologis  Kalium Losartan adalah adalah imidazol, n-butil, dan tetrazol yang berperan sebagai residu asam Goodman, 2012
2.2.3 Prodrug
Prodrug  adalah  obat  yang  bersifat  inaktif  sampai  dimetabolisme dalam  tubuh  menjadi  obat  aktif.  Hati  merupakan  organ  utama  untuk
metabolisme obat dan terlibat dalam dua tipe reaksi umum, yaitu reaksi fase I,  yakni  biotransformasi  suatu  obat  menjadi  metabolit  lebih  polar  melalui
pemasukan  atau  pembukaan  suatu  gugus  fungsional;  dan  metabolisme  II, yakni  membuat  obat  atau  hasil  metabolit  fase  I  lebih  hidrofilik  agar  dapat
dieksresi  dengan  cepat  melalui  proses  konjugasi  dengan  senyawa  endogen dalam hati Neal, 2006.
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kalium  Losartan  dioksidasi  oleh  enzim  CYP  menjadi  antagonis angiotensin  II  yang  lebih  poten,  EXP3174,  yang  bertanggung  jawab
terhadap  sebagian  besar  aktifitas  farmakologi  Kalium  Losartan.  Namun, Kalium  Losartan  bukanlah  prodrug  dalam  artian  mutlak  karena  Kalium
Losartan  merupakan  antagonis  angiotensin  yang  memiliki  aktifitas farmakologis itu sendiri Stella et al, 2007
Gambar 2.2 EXP3174
2.2.4 Stabilitas Kalium Losartan
Kalium  Losartan  merupakan  garam  kalium  yang  dapat  terhidrolisis oleh adanya air. Gugus tetrazol yang dimilikinya  dapat terdisosiasi menjadi
anion  dalam  air,  akibat  penarikan  proton  dari  molekul  air  oleh  anion, meninggalkan  sisa  ion  OH
-
yang  menyebabkan larutan  menjadi lebih  basa, sehingga  mengganggu  kestabilan  obat.  Hanya  ada  satu isomer  dari  tetrazol
dan memiliki dua tautomer. Tetrazol  bersifat asam seperti asam karboksilat sehingga  merupakan  struktur    pengganti  yang  ideal  isoster  untuk  gugus  -
CO2H  pada  obat.  Tetrazol  secara  umum  stabil,  dengan  titik  leleh  158  °C dan terdekomposisi pada suhu  180°C  Joule  Mills, 2010.
Gambar 2.3 Tautomer tetrazol
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada penelitian Elshanawane, Abdelaziz, dan Hafez 2012 diketahui bahwa  Losartan  terdegradasi  oleh  asam  1M  HCl  memberikan  hasil
degradasi yaitu Impurity E dan F yang degradasinya akan meningkat seiring peningkatan  suhu.  Reaksi  yang  terjadi  adalah  reaksi  dimerisasi  dua  atom
molekul  dari  atom  nitrogen  dari  tetrazol  dan  atom  karbon  dari  5-metanol pada cincin imidazol yang menghasilkan dimer dan air.
Gambar 2.4
Impurity E dan F
Selain itu, Kalium Losartan diketahui mengalami degradasi Gambar 2.5  yang  disebabkan  pecahnya  cincin  imidazol  saat  sediaan  tablet  Kalium
Losartan dikembangkan menjadi sediaan suspensi Seburg, 2006. Turunan  imidazol  memiliki  berbagai  aktivitas  farmakologi,
diantaranya  :  aktivitas  analgesik  dan  aktivitas  anti-inflamasi,  aktivitas kardiovaskular,  aktivitas  anti-neoplastik,  aktivitas  antijamur,  aktivitas
penghambatan  enzim,  aktivitas  antianthelmintik,  agen  anti-filaria,  aktivitas anti virus dan aktivitas anti ulkus Bhatnagar, 2011.
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.5 Hasil Degradasi Reaksi Fotosensitif Losartan
2.3   Sediaan Suspensi
Suspensi  farmasi  adalah  dispersi  kasar,  dimana  partikel  padat  yang tak larut umumnya lebih besar dari 1µm, dan terdispersi dalam medium cair,
biasanya aqueous Aulton, 2001.
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Suspensi  aqueous  merupakan  sistem  formula  yang  berguna  untuk obat yang tidak larut atau kelarutannya buruk. Suspensi aqueous dapat pula
digunakan  untuk  menggunaan  parenteral  dan  optalmik,  dan  memberikan bentuk  aplikasi  yang  sesuai  untuk  meterial  dermatologi  di  kulit,  maupun
bagi pasien yang tidak dapat menelan Aulton, 2001. Suspensi  yang  diterima  adalah  partikel  tidak  mengendap  terlalu
cepat,  partikel  yang  mengendap  tidak  membentuk  masa  keras  dan  bisa meyebar  menjadi  campuran  homogen  saat  dilakukan  pengguncangan
Aulton, 2001. Sedangkan jenis suspensi menurut Farmakope IV 1995 terbagi atas
2 yaitu: 1.  Suspensi  siap  digunakan,  yakni  suspsensi  yang  telah  disuspensikan
dari awal pembuatan sediaan. 2.  Suspensi  Kering,  suspensi  jenis  ini  baru  disuspensikan  dengan  air
pada  saat akan  digunakan.  Umumnya,  suatu  sediaan  suspensi  kering dibuat  karena  stabilitas  zat  aktif  di  dalam  pelarut  air  terbatas,  baik
stabilitas kimia atau stabilitas fisik.
2.4  Tablet Salut