23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan hasil yang tertera pada tabel, didapatkan efisiensi kolom, RSD peak area, dan RSD waktu retensi yang memenuhi persyaratan
ICH Guideline, 1994; The United States Pharmacopeial Convention, 2007. Dengan kata lain hasil uji kesesuain sistem menyatakan bahwa metode kerja
sesuai dengan sistem KCKT yang digunakan. Data selengkapnya mengenai uji kesesuaian sistem untuk analisa tercantum pada lampiran 5.
4.2 Verifikasi Metode Analisis
4.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi
Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Kalium Losartan
Dari konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, 100 ppm 125 ppm, dan 150 ppm. Diperoleh nilai r 0,9998 menggunakan persamaan linier y =
0,1699x + 0,2505 dengan nilai Coeff.Det 99,939 dan Relative Standard Deviation 1,297. Nilai tersebut menunjukan kemampuan prosedur analitik
dapat memberikan hasil test yang proporsional dengan analit di dalam sampel ICH guidelines, 1994; Harmita, 2004. Luas area yang diperoleh
dapat dilihat di tabel 4.2. Data hasil selengkapnya tercantum pada lampiran 7.
y = 0,1699x + 0,2505 R = 0,9998
5 10
15 20
25 30
20 40
60 80
100 120
140 160
A b
so rb
a n
si m
A u
m in
Konsentrasi ppm
Kurva x terhadap y
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel.4.2 Konsentrasi Standar Kalium Losartan dan Luas Area
X µgmL Y mAUmin
25 4,361
50 8,997
75 12,828
100 17,275
125 21,556
150 25,662
4.2.2 Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Uji batas deteksi dan batas kuantitasi dilakukan untuk mengetahui batas deteksi dan batas kuantitasi terendah dari sampel yang masih dapat
menghasilkan data dengan akurasi dan presisi yang baik. Batas deteksi yang diperoleh dari hasil pengujian sebesar 3,364 µgmL dan batas kuantitasi
10,193 µgmL. Perhitungan didapatkan secara statistik mealui garis regresi linear dari kurva kalibrasi.
Sehingga diketahui bahwa 3,364 µgmL merupakan batas minimum analit Kalium Losartan yang dapat dideteksi sedangkan 10,193 µgmL
adalah batas minimum analit Kalium Losartan yang dapat dihitung kadarnya Gandjar Rohman, 2006. Data mengenai uji batas deteksi dan batas
kuantitasi dapat dilihat pada tabel 4.3. Data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 9.
Tabel 4.3. Hasil Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Parameter Nilai
Simpangan Baku Sb 0,173
Limit Deteksi 3,364 µgmL
Limit Kuantitasi 10,193 µgmL
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2.2 Uji Akurasi
Uji akurasi dilakukan pada tiga konsentrasi sampel, yaitu pada konsentrasi 80ppm, 100ppm, 120ppm dilakukan sebanyak tiga kali
pengulangan untuk masing-masing konsentrasi. Nilai perolehan kembali recovery disyaratkan dalam range 95-105, sehingga dapat dinyatakan
metode ini memiliki akurasi yang dapat diterima Kazakevich Lobrutto, 2007. Hasil uji akurasi dapat dilihat pada tabel 4.4 dan data hasil percobaan
selengkapnya tercantum pada lampiran 10.
Tabel 4.4 Hasil Uji Akurasi
Konsentrasi µgmL Perolehan Kembali
diff
80 101,652
1,652
100 103,015
3,015 120
105,975 5,975
Rata-rata 103,547
3,547 4.2.4 Uji Presisi
Uji dilakukan pada 3 konsentrasi sampel, yaitu pada 80, 100, 120 ppm diulangi sebanyak 3 kali untuk masing-masing konsentrasi, dilakukan
pada pengujian interhari interval waktu pendek dan intrahari interval waktu panjang berturut-turut. Syarat hasil uji presisi adalah simpangan
baku relatif RSD atau koefisien variasi KV dari masing-masing k
onsent si den n nil i ≤ ICH guidelines, 2005. Hasil uji presisi dapat dilihat pada tabel 4.5 dan data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada
lampiran 8.
Tabel 4.5 Hasil Uji Presisi
Konsentrasi µgmL SD RSD
Syarat RSD
80 ppm intrahari
0,104 0,725
≤ ICH
guideline interhari
0,080 0,475
100 ppm intrahari
0,226 1,252
interhari 0,090
0,425 120 ppm
intrahari 0,199
0,882 interhari
0,250 0,958
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4 Uji Stabilitas