Metode dan Teknik Analisis Data

21 1. Berjenis kelamin pria; 2. Berusia antara 30-60 tahun; 3. Jarang atau tidak perna meninggalkan desanya; 4. Berpendidikan atau tidak berpendidikan; 5. Menguasai bahasa dan budaya Batak Toba dengan baik; 6. Memiliki kebanggaan terhadap isolek dan masyarakat isoleknya; 7. Dapat berbahasa Indonesia; 8. Sehat jasmani dan rohani Mahsun,1995:106.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Data dianalisi dengan menggunakan metode padan, yang penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa langue yang bersangkutan. Teknik dasarnya berupa teknik pilah unsur penentu dengan alat penentu mitra wicana sudaryanto, 1995:21. Metode ini digunakan untuk mengkaji nilai budaya yang ada di dalam umpasa pantun, makna umpasa pantun dikaji dari segi makna Harafiah yang dilanjutkan dengan menentukan makna yang tersirat dalam data umpasa pantun dan dikaji secara antropolinguistik yang melibatkan masyarakat bahasa sebagai pendukung budaya pemilik umpasa pantun tersebut. Dalam menginterprestasikan data umpasa pantun, penulis mengubah bahasa Batak Toba kedalam bahasa indonesia. Hal ini dilakukan agar hubungan antar kalimat yang terdapat dalam umpasa pantun tersebut dapat diperoleh maknanya serta dapat ditemukan nilai budaya masyarakat yang tercermin di dalamnya. 22 Contoh umpasa pantun Tintin Marakkup dalam pernikahan Batak Toba. Makna harapan Dalam umpasa pantun bahasa Batak Toba yang menggambarkan makna harapan seperti pada umpasa pantun dibawah ini. Balintang ma pagabe tali kayu pengikat pagar adalah penyatu Tumundalhon sitadoan membelakangi kayu penahan kaki Ari muna do gabe kehidupan akan sejahtera Molo marsipaolo-oloan apabila seia-sekata Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut: Balintang adalah, sebuah tali kayu yang digunakan masyarakat Batak Toba pada umumnya sebagai pengikat pagar yang dipasang melintang. Pagabe adalah, sebuah kata yang didasari oleh kata gabe yang bermakna jadi satu. Jadi, dalam kalimat tersebut pagabe bermakna penyatu. Tumundalhon adalah, sebuah kata yang didasari oleh kata tundal yang bermakna membelakangi sesuatu. Sitadoan adalah, sepotong kayu pada alat tenun tempat penahan kaki sipenenun. Ari muna do gabe, molo marsipaolo-oloan, adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya menggambarkan seseorang yang harus saling memahami, saling pengertian satu sama lain agar seia-sekata dalam suka dan duka. Dimana sebuah kayu yang dijadikan sebagai pengikat pagar diibaratkan seoarang laki-laki dan perempuan yang menjadi satu. Maka mereka harus saling membantu dan saling pengertian dalam menjalankan sebuah hubungan. 23 Nilai kebersamaan kekompakan Nilai budaya pada umpasa pantun diatas yaitu, nilai budaya kebersamaan atau kekompakan, yang menggambarkan setiap orang yang sudah menikah atau didalam keluarga harus bersama-sama dan kompak untuk saling membantu dan saling menjaga hubungan mereka agar tetap rukun, dan saling pengertian dalam suka dan duka. 24

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Makna Umpasa pantun Tintin Marakkup dalam pernikahan Batak Toba

Umpasa pantun batak toba adalah karya sastra dalam bentuk syairpuisi yang berisi pernyataan restu, nasehat dan doa bagi orang yang mendengarnya. Umpasa pantun adat batak toba diperdengarkan dalam upacara adat dan ditujukan kepada muda-mudi, pasangan pengantin, upacara menyambut tamu atau berbagai acara lainnya, serta kadang kala umpasa pantun juga diperdengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam acara Adat Batak Toba pada acara Tintin Marakkup di pesta perkawinan, biasanya hanya ada 3 bagian umpasa yang di ungkapkan, yaitu umpasa Pembukaan, Umpasa Pemberkatan dan Nasehat, dan Umpasa Penutup atau Harapan. Pateda 2001: 230 membagi makna ungkapan menjadi empat bagian yaitu : 1. Membandingkan penyamaan 2. Menasehati 3. Mengharapkan sesuatu 4. Mengejek Dalam upacara Adat Tintin Marakkup, hanya ada tiga makna yang terkandung sesuai dengan pendapat Pateda tersebut, karena dalam umpasa pantun Batak Toba dalam acara Tintin Marakkup tidak ada makna mengejek. Jadi, sesuai dengan pendapat Pateda tersebut, maka dari hasil mengamatan penulis makna umpasa pantun dalam Tintin Marakkup ada tiga yaitu: