Pengertian Pembelajaran Teori Mental State

xxxi e Teori Psikologi Behaviorisme Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia Oemar Hamalik, 2006:38Dalam teori ini dikenal dengan metode S-R yaitu menghubungkan stimulus dan respon. Dengan memberikan stimulus rangsangan maka siswa akan merespon. Hubungan antara stimulus-respons ini akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis belajar. Jadi, pada dasarnya kelakuan anak terdiri atas respons-respons tertentu terhadap stimulus- stimulus tertentu. Dengan latihan-latihan maka hubungan- hubungan itu akan semakin kuat. Inilah yang disebut S-R Bond Theory. Dari konsepsi tersebut, jelaslah bahwa konsepsi behaviorisme besar pengaruhnya terhadap maslah belajar. Belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Dari berbagai teori tentang belajar yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan pengertian belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan dengan disertai usaha orang tersebut. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan perubahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan ketrampilan, sikap pengertian dan menyangkut segala aspek tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian belajar menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

4. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran akan bermakna bagi siswa apabila guru mengetahui tentang objek yang akan diajarkannya sehingga dapat mengajarkan materi tersebut dengan penuh dinamika dan inovasi dalam proses pembelajarannya. Menurut Oemar Hamalik 2003:57 “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun melipuit unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk xxxii mencapai tujuan”. Sedangkan Gagne sebagaimana dikutip St. Y Slamet 2006:19 mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar sehingga situasi tersebut merupakan peristiwa belajar yaitu usaha untuk terjadinya tingkah laku dari siswa”. Perubahan tingkah laku itu dapat terjadi karena adanya interaksi antara siswa dan lingkungannya. Adapun Mulyasa 2005:100 menambahkan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak faktor yang mempenagaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal dari diri individu”. Di dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 1 memberikan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan pembelajaran menurut Nyimas Aisyah dkk 2007:1-3 adalah upaya orang yang tujuannya membantu orang belajar. Secara terperinci Gagne mendifinisikan pembelajaran sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal. “Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya” http:www.google.co.idgwtn?q=pengertian+pembelajaranhlfrusta nti.html12062009 . Ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu : 1 Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan. 2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam pelajaran. 3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pengkajian. xxxiii 4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis inforamsi. 5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta 6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru. http:wwwgoogle.co.idgwtn?q=pengertian+pembelajaranhl12062 009 Berdasarkan definisi-definisi pembelajaran yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses mengatur lingkungan agar terjadi interaksi aktif antara guru dan siswa, dengan mengoptimalkan faktor internal maupun eksternal yang datang dari lingkungan individu.

b. Hakikat Matematika

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI GENDINGAN 5 WIDODAREN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 127

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK Peningkatan Keterampilan Berhitung Konsep Perkalian Dan Pembagian Melalui Pembelajaran Tematik Koperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas Ii

0 2 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian Dan Pembagian Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas V SDN 04 Plumbon Tahun 2012/ 2013.

0 0 13

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian Dan Pembagian Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas V SDN 04 Plumbon Tahun 2012/ 2013.

0 1 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 03 DAYU KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010.

0 1 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA Peningkatan Kemampuan Menghitung Volume Bangun Ruang Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boy

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA Peningkatan Kemampuan Menghitung Volume Bangun Ruang Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Bo

0 2 14

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Jongkang.

0 0 249

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

1 9 359