f. Gross Benefit Cost Ratio Gross BC Gross Benefit Cost Ratio Gross BC merupakan perbandingan
antara benefit kotor yang telah di discount dengan cost secara keseluruhan yang telah di discount Ibrahim, 2003.
2.4. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas yaitu untuk mengetahui altertnatif kemungkinan hasil studi kelayakan yang diperoleh sehubungan dengan dilakukannya
berbagai kemungkinan perubahan atas salah satu atau beberapa komponen yang menyangkut pelaksanaan bisnis Sinaga, 2009.
Analisis sensitivitas ini sangat perlu dilakukan dalam studi kelayakan yang didasarkan pada asumsi dan proyeksi atas komponen-komponen yang
berkaitan dengan pelaksanaan bisnis dimasa depan, sedangkan asumsi atau proyeksi tersebut mengandung ketidakpastian. Adapun perubahan-perubahan
atas komponen-komponen, dapat disebabkan karena beberapa hal, yaitu terjadinya cost overrun, perubahan harga, waktu pelaksanaan.
Tujuan utama dilakukannya analisis sensitivitas tersebut adalah 1 untuk memperbaiki desain dan atau pelaksanaan bisnis sehingga dapat
meningkatkan IRR dan 2 untuk mengurangi resiko kerugian, dengan cara melakukan tindakan-tindakan pencegahan yang dianggap perlu pada saat
pelaksanaan pembangunan proyek.
2.5. Studi Terdahulu
Chaerunnisa 2007 meneliti Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah di Desa Cikarawang. Hasil studi kelayakan usaha
penggilingan gabah layak didirikan dapat dilihat dari aspek pasar dan pemasaran yang mencakup peluang pasar yang tersedia, permintaan, pesaing,
dan strategi pemasaran. Aspek teknis dan teknologis mencakup kapasitas produksi ekonomis, mesin, peralatan, rencana investasi, lokasi, tata letak, dan
proses produksi serta quality control. Aspek manajemen operasional terdiri dari struktur organisasi, pembagian tugas, kepemilikan dan legalitas serta
gajiupah. Aspek dampak usaha mencakup dampak manfaat dan lingkungan dari adanya penggilingan gabah tersebut. Analisis finansial mencakup
kebutuhan modal investasi dan kerja, sumber modal, identifikasi manfaat,criteria kelayakan investasi dan analisis sensitivitas.
Kriteria kelayakan investasi menghasilkan NPV usaha bernilai Rp.254.889.000,00, IRR 40,58 persen, Net BC atau PI adalah 8,54 dan PBP
adalah 0,8 tahun. Nilai diatas menunjukkan kelayakan dari suatu usaha. Usaha layak jika NPV 0, IRR lebih dari tingkat suku bunga pinjaman, PI 1,
dan PBP kurang dari periode analisis. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa tidak sensitif apabila terjadi penurunan volume penjualan sebesar 10
persen dan kenaikan harga input operasional sebesar 10 persen. Irfani 2011 meneliti Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ransel
Laptop di UKMK Yogi Tas Desa Laladon. Hasil analisis menunjukkan bahwa 1 pengembangan usaha layak dilakukan jika dilihat dari aspek pasar dan
pemasaran dengan mempertimbangkan hasil forecasting yang dilakukan, 2 pengembangan usaha layak dari aspek teknis dan operasi dengan
memepertimbangkan proses produksi, lokasi usaha, dan teknologi yang digunakan, 3 pengembangan usaha layak dari aspek hukum dan manajemen
dengan mempertimbangkan ijin-ijin usaha, pembagian tugas yang jelas, serta sistem kompensasi, 4 pengembangan usaha layak dari aspek sosial ekonomi
dengan pertimbangan penyerapan tenaga kerja walaupun kecil, 5 pengembangan usaha layak dilakukan dari aspek lingkungan karena tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, 6 pengembangan usaha layak dilakukan dari aspek finansial dengan menghasilkan kriteria investasi
berupa NPV sebesar Rp.251.207.000, IRR sebesar 28,4 persen, Net BC sebesar 1,79, Gross BC sebesar 1,23, PI sebesar 2,52, dan PBP selama 2
tahun 10 bulan 27 hari, 7 analisis sensitivitas dengan metode switching value menggunakan parameter inflasi menunjukkan usaha masih layak dijalankan
hingga angka maksimum inflasi menyentuh 14,37 persen. Lebih dari itu usaha tidak layak untuk dijalankan lagi.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Bogor merupakan salah satu kota wisata yang perlu mengembangkan wisata lainnya, salah satunya adalah wisata Batik. Batik merupakan warisan
Indonesia yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Salah satunya dengan mengembangkan batik Bogor sebagai salah satu kekayaan Indonesia.
UKM Batik Tradisiku merupakan usaha yang bergerak di bidang batik khas Bogor. Pendiri Batik Tradisiku yaitu seorang yang memiliki kecintaan
terhadap seni dan budaya Bogor, beliau mulai melirik usaha Batik yang memang belum ada di Bogor saat itu. Adanya keputusan walikota Bogor,
peningkatan perkembangan unit usaha, nilai produksi, dan nilai eksport batik di Indonesia, serta kecenderungan menurunnya budaya batik membuat
pemilik UKM Batik Tradisiku mencari peluang yang ada untuk membuat usaha Batik. Selain itu dengan adanya tren Batik saat ini, Bogor memiliki
potensi dalam mengembangkan batiknya, sehingga masyarakat Bogor juga mengetahui keberadaan batik Bogor tersebut.
Terlebih dahulu perlu dilakukan berbagai perencanaan yang matang dalam membuat suatu bisnis. Rencana pengembangan usaha batik Bogor akan
terwujud apabila seorang pemilik usaha Batik Tradisiku perlu melakukan studi berupa analisis kelayakan pengembangan usaha.
Analisis kelayakan pengembangan usaha akan menganalisis kelayakan usahanya dan daya saing UKM tersebut bila ditinjau dari berbagai aspek
secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan pada aspek pasar, pemasaran, teknis, manajemen, serta ekonomi dan sosial.
Sedangkan analisis secara kuantitatif dilakuakn pada aspek finansial. Dari hasil analisis ini akan diberikan rekomendasi apakah rencana pengembangan
usaha layak untuk dijalankan. Kerangka Pemikiran Penelitian dapat dilihat pada Gambar 3 dan Alur
Pikir Penelitian yang memperlihatkan alur dari penelitian ini dari awal hingga akhir yang menunjukkan hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran
2.