Tujuan Studi Kelayakan Bisnis Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

5. Medel, adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan. 6. Ngerok dan Mbirah, yaitu malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibolas dengan air bersih. 7. Mbironi, adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa titik dengan menggunakan malam. 8. Menyoga, adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat. 9. Ngelorod, merupakan tahap akhir dalam proses pembutan batik, yaitu melepaskan seluruh malam lilin dengan cara memasukan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih.

2.3. Studi Kelayakan Bisnis

Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan berada dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka Umar, 2009. Bisnis didefinisikan setiap kegiatan atau aktifitas yang menggunakan sumber daya modal baik dengan jumlah modal kecil, sedang, maupun dalam jumlah modal yang sangat besar, dengan maksud untuk menghasilkan dan atau menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya, dan dari kegiatan tersebut diharapkan akan diperoleh keuntungan Sinaga, 2009. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru Umar, 2009.

2.3.1 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Sebelum menjalankan sebuah bisnis perlu untuk melakukan studi kelayakan bisnis terlebih dahulu. Seperti yang sudah dijelaskan mengenai definisi studi kelayakan bisnis bahwa suatu bisnis perlu dilihat apakah memiliki potensi dan prospek yang baik bila dijalankan. Tujuan mengapa suatu bisnis dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu: 1. Menghindari resiko kerugian. Masa depan penuh dengan ketidakpastian. Untuk menimalisir resiko kerugian dimasa depan perlu dilakukannya studi kelayakan bisnis, baik resiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. 2. Memudahkan perencanaan. Jika sudah melakukan peramalan untuk masa depan, maka akan mempermudah dalam melakukan perencanaan. Perencanaan meliputi jumlah dana yang diperlukan, lokasi usaha, siapa saja yang melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa keuntungan yang didapat, serta bagaimana mengawasi jika terjadinya penyimpangan. 3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya perencanaan yang sudah dibuat akan memudahkan pelaksanaan bisnis. Pelaksana bisnis dalam menjalankan bisnis telah memiliki pedoman yang harus dilakukan. Kemudian pelaksanaan bisnis dilakukan secara sistematik sesuai dengan rencana sehingga perencanaan yang telah disusun dijadikan acuan dalam melaksanakan bisnis. 4. Memudahkan pengawasan. Pengawasan dilakukan agar kegiatan pelaksana bisnis tidak melenceng dari rencana bisnis yang telah disusun. 5. Memudahkan pengendalian. Setelah dilakukan pengawasan, apabila terdapat penyimpangan akan mudah terdeteksi dan segera dilakukannya pengendalian terhadap penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke tempat yang sesungguhnya.

2.3.2 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

Proses analisis setiap aspek saling berketerkaitan antara satu aspek dan aspek lainnya sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintegrasi. Alur informasi antar aspek adalah sebagai berikut: Gambar 2. Contoh alur informasi antar aspek Disesuaikan dengan tahapan studi kelayakan diatas, dijelaskan bahwa pada tahap penelitian ada beberapa aspek yang akan dinilai dalam studi kelayakan bisnis yaitu aspek finansial dan non-finansial meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek ekonomi dan sosial, aspek yudiris, dan aspek lingkungan. 1. Aspek Pasar Pasar, menurut salah satu ahli pemasaran, Stanton dalam Umar 2009, merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Tiga faktor yang menunjang terjadinya pasar, yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam pembeliannya. Aspek pasar merupakan aspek yang paling perlu untuk dikaji pertama karena jika aspek pasarnya saja tidak jelas maka prospek bisnis ke depan pun tidak jelas. Sehingga resiko kegagalan bisnis menjadi besar bila aspek pasar tidak jelas. Hal-hal pokok dalam aspek pasar, diantaranya adalah: a. Permintaan Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu Aspek Pasar Aspek Pemasaran Aspek Lainnya Aspek Keuangan Fakta Lapangan tertentu Kasmir dan Jakfar, 2009. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, pendapatan, selera, jumlah penduduk, dan faktor khusus akses. b. Penawaran Penawaran adalah jumalah barang atau jasa yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu Kasmir dan Jakfar, 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, teknologi, harga input ongkos produksi, tujuan perusahaan, dan faktor khusus akses. c. Bentuk pasar Adapun beberapa bentuk pasar yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar oligopoli, dan pasar persaingan monopolistik. Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar di mana terdapat sejumlah besar penjual dan pembeli, sehingga tindakan penjual secara individu tidak dapat mempengaruhi harga barang di pasar. Produknya relatif homogen. Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual saja. Tidak ada barang substitusi dari barang yang yang dijual oleh penjual tersebut, serta terdapat hambatan untuk masuknya penjual dari luar. Hal tersebut dikarenakan penguasaan bahan mentah, penguasaan teknik produksi, tindakan yudiris dalam perolehan hak paten, serta karena luas pasar yang tak cukup besar untuk dilayani oleh lebih dari satu produsen. Pasar oligopoli merupakan perluasan dari pasar monopoli, sebuah struktur pasar yang hanya terdapat sedikit penjual. Hambatan untuk masuk industri sedikit sulit hal ini disebabkan modal yang diperlukan relatif besar. Perusahaan dalam pasar ini jarang bersaing mengenai harga, tetapi bersaing pada faktor lain seperti kualitas atau desain. Pasar persaingan monopolistik adalah bentuk campuran antara pasar persaingan sempurna dengan pasar monopoli. Dikatakan mirip pasar persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi perusahaan untuk masuk-keluar pasar, selain itu barang yang dijual tidak homogeny. Oleh karena barang-barang yang heterogen itu dimiliki oleh beberapa perusahaan besar saja, pasar ini mirip dengan monopoli. 2. Aspek Pemasaran Pemasaran menurut Kotler dalam Kasmir dan Jakfar 2009 merupakan suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Aspek pemasaran merupakan aspek yang diteliti untuk mengetahui posisi produk di pasar, layak atau tidak produk bila diluncurkan ke pasar. Hal-hal pokok dalam aspek pemasaran yang perlu dianalisis adalah sebagai berikut: a. Segmentasi Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yamg berbeda yang mungkin memerlukan produk atau marketing mix yang berbeda pula. Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian, dan praktek-praktek pembeliannya. Dari perbedaan- perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar adalah aspek geografis, aspek demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku. b. Targeting Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perlu melakukan analisis untuk dapat memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Analisis dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktural segmen, dan sasaran dan sumberdaya. c. Positioning Selanjutnya harus diputuskan adalah posisi produk yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang didefinisikan oleh konsumen atas dasar atribut-atributnya. Untuk menentukan posisi pasar, terdapat tiga langkah, yaitu mengidentifikasi keunggulan kompetitif, memilih keunggulan kompetitif, dan mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi. d. Bauran Pemasaran 4P Bagi pemasaran bentuk barang, manajemen pemasaran perlu menganalisis bauran pemasaran dari produk yang akan dipasarkan tersebut. Bauran pemasaran atau yang biasa disebut Marketing Mix 4P yang terdiri dari 4 komponen, yaitu product produk, price harga, place distribusilokasi, dan promotion promosi. Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki dan menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Lokasi dan distribusi serta saran dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang atau jasa serta memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh konsumennya. Strategi jalur distribusi digunakan untuk menentukan bagaimana mencapai target pasar dan bagaimana untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi distribusi yang berbeda- beda. Promosi merupakan kegiatan bauran pemasaran yang penting juga karena bila tidak ada promosi maka konsumen tidak akan mengenal produk yang kita tawarkan. Ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan untuk mempromosikan produknya yaitu periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan pribadi. 3. Aspek Teknis Aspek teknis dilakuakan untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah: a. Penentuan lokasi, pemilihan lokasi perlu dilakukan dengan pertimbangan yang sangat matang. Pemilihan lokasi terdiri dari lokasi kantor, lokasi gudang, dan lokasi pabrik. Dalam menganalisis lokasi harus sangat teliti karena dapat berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nanti. b. Luas produksi, penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan jumlah produksi yang akan dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien. c. Tata letak layout, merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksioperasi. Layout dirancang berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia, dan lokasi sehingga da[at tercapai efisiensi operasi. d. Pemilihan teknologi, merupakan seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan. 4. Aspek Manajemen dan Hukum Aspek hukum digunakan untuk melihat kelayakan suatu usaha berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Jika suatu rencana bisnis yang tidak layak tetap direalisasikan, bisnis berisiko besar akan dihentikan oleh pihak yang berwajib atau protes masyarakat Umar, 2009. Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Penelitian pada aspek hukum ini sangat penting dilakukan mengingat sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang yang berkaitan dengan izin usaha atau berbagai persyaratan harus terpenuhi terlebih dahulu Kasmir dan Jakfar, 2003 Tujuan dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implimentasi bisnis yang direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting untuk dianalisis karena suatu usaha bila sudah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung oleh manajemen yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan. Adapun fungsi-fungsi manajemen yang harus dianalisis agar bisnis dapat dijalankan dengan baik. Setiap fungsi dapat berjalan sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya sangat erat. Fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan, adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan telah ditetapkan. b. Pengorganisasian, adalah proses mengelompokan kegiatan- kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya agar tertata dengan jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab. c. Pelaksanaan, adalah proses menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam suatu organisasi para pemimpinmanajer harus dapat menggerakan bawahannya untuk melaksanakan tugas sesuai yang telah ditentukan. d. Pengawasan, adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan. 5. Aspek Ekonomi dan Sosial Dalam aspek ekonomi dampak yang diberikan lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah pada umumnya. Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah dampak yang diperoleh dari adanya bisnis ditinjau dari aspek ekonomi adalah dapat memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Jika dilihat dari aspek sosial, dampak bagi masyarakat adalah tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah dampaknya adalah perubahan demografi, perubahan budaya, dan kesehatan masyarakat. 6. Aspek Finansial Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti kesediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah bisnis akan dapat berkembang terus Umar, 2009. Penentuan layaknya suatu bisnis dijalankan dapat dilihat dari beberapa kriteria. Kriteria ini sangat tergantung dari kebutuhan masing-masing bisnis dan metode mana yang akan digunakan. Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan, sebaiknya menggunakan beberapa metode sekaligus. Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu bisnis adalah sebagai berikut: a. Payback Period PBP Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi initial cash investment dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan suatuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima Umar, 2009. b. Net Present Value NPV Net Present Value atau nilai bersih sekarang merupakan selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih aliran kas operasional maupun aliran kas terminal di masa yang akan datang Umar,2009. c. Internal Rate of Return IRR Metode Internal Rate of Return digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal Umar, 2009. Perhitungan IRR dengan menggunakan gambar dapat dilihat pada Lampiran 1. d. Profitability Index PI Metode Profitability Index digunakan dengan cara menghitung melalui perbandingan antara selisih benefit dengan biaya operasi dan pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah investasi Ibrahim, 2003. e. Net Benefit Cost Ratio Net BC Net Benefit Cost Ratio Net BC merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif dengan net benefit yang telah di discount negatif Ibrahim, 2003. f. Gross Benefit Cost Ratio Gross BC Gross Benefit Cost Ratio Gross BC merupakan perbandingan antara benefit kotor yang telah di discount dengan cost secara keseluruhan yang telah di discount Ibrahim, 2003.

2.4. Analisis Sensitivitas