Analisis Data BAHAN DAN METODE

9

2.3 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan RAL Rancangan Acak Lengkap dan di analisis menggunakan ANOVA single factor, kemudian dilakukan uji lanjut untuk beda nyata dengan uji Duncan. Parameter yang dilakukan analisis secara kuantitatif adalah kelangsungan hidup, jumlah konsumsi pakan, dan pertumbuhan relatif. Sedangkan parameter yang dilakukan analisis secara deskriptif adalah pengamatan organ hati dan kualitas air.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Tahap Penentuan Dosis 3.1.1 Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup ikan diamati sampai 7 hari setelah uji tantang. Perhitungan dilakukan dengan mencatat kematian per hari dari setiap perlakuan. Nilai kelangsungan hidup perlakuan A bawang putih 20 ppt dan meniran 5 ppt sebesar 24,24±6,94 dan perlakuan B bawang putih 25 ppt dan meniran 5 ppt sebesar 56,82±24,58 memiliki hasil yang tidak berbeda nyata p0.05. Perlakuan B bawang putih 25 ppt dan meniran 5 ppt memiliki nilai kelangsungan hidup tidak berbeda nyata terhadap kelangsungan hidup perlakuan K- kontrol negatif sebesar 89,39±9,19 dan perlakuan A bawang putih 20 ppt dan meniran 5 ppt dengan perlakuan K- kontrol negatif memiliki hasil kelangsungan hidup yang berbeda nyata. Sehingga hasil dari tahap penentuan dosis yang digunakan pada tahap pengujian dosis adalah perlakuan B bawang putih 25 ppt dan meniran 5 ppt. Kelangsungan hidup benih lele setelah uji tantang pada tahap penentuan dosis dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Kelangsungan hidup benih lele setelah uji tantang pada tahap penentuan dosis. K- Kontrol negatif, A Dosis bawang putih 20 ppt dan meniran 5 ppt, B Dosis bawang putih 25 ppt dan meniran 5 ppt. 3.2 Hasil Tahap Pengujian Dosis 3.2.1 Kelangsungan Hidup Nilai kelangsungan hidup perlakuan B bawang putih 25 ppt dan meniran 5 ppt yang digunakan pada tahap pengujian dosis ini merupakan dosis terbaik dengan nilai yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan K- kontrol negatif pada tahap penentuan dosis. Kelangsungan hidup benih lele setelah uji tantang pada 89.39

24.24 56.82

20 40 60 80 100 K- A B k ela ng sun g a n hid up a b ab

Dokumen yang terkait

The Use of MHC I Molecular Marker in The Selection of Catfish Resistance to Aeromonas hydrophila Infection

2 12 80

The use of probiotic on aquaculture media as water additive to control the infection of aeromonas hydrophila in cyprinid (Cyprinus carpio)

1 15 131

Efficacy of orally administered kappa-carrageenan to enhance nonspecific immune responses and resistance of african catfish Clarias sp. against Aeromonas hydrophilla

1 5 175

Extraction Optimization and Characterization of Fish Oil from Catfish (Clarias sp.) By-product.

0 4 59

Efikasi Vaksin Sel Utuh Aeromonas Hydrophila Pada Induk Lele Clarias Sp. Dalam Meningkatkan Ketahanan Benih Terhadap Infeksi Bakteri Aeromonas Hydrophila

0 2 32

Kinerja Probiotik Bacillus Sp. Pada Pendederan Benih Ikan Lele (Clarias Sp.) Yang Diinfeksi Aeromonas Hydrophila

0 5 33

Efficacy of orally administered kappa carrageenan to enhance nonspecific immune responses and resistance of african catfish Clarias sp. against Aeromonas hydrophilla

1 10 94

The use of probiotic on aquaculture media as water additive to control the infection of aeromonas hydrophila in cyprinid (Cyprinus carpio)

1 7 72

Pengaruh Meniran Dalam Pakan Untuk Mencegah Infeksi Bakteri Aeromonas Sp.Pada Benih Ikan Mas (C. Carpio)-Effect Of Meniran In Woof In Order To Prevent The Common Carps Seed From The Bacteria Infection Of Aeromonas Sp.

1 2 25

ISOLATION AND IDENTIFICATION OF Aeromonas spp. FROM DISEASED AFRICAN CATFISH (Clarias sp.) IN NGAWI REGENCY | Rejeki | Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) 26917 67809 1 PB

0 1 6