Tahap Penentuan Dosis Tahap Pengujian Dosis

5 bawang putih dan meniran sesuai dosis perlakuan yang ditentukan. Pelet dicampur dengan binder berupa CMC Carboxyl Methyl Cellulose sebanyak 30 ppt yang dilarutkan dengan air hangat sebanyak 30 untuk pembuatan 1 kg pakan. Penggunaan CMC dilakukan karena binder ini tidak memiliki efek pada pakan yang dipakai dan daya rekatnya yang lebih kuat. Kemudian pakan dioven selama 2 jam pada suhu 60°C. setelah dioven, pakan ditumbuk kembali dengan mortar dan disaring dengan saringan mesh size 0,5-1 mm, kemudian penyimpanan dilakukan pada wadah kedap udara.

2.1.5 Persiapan Wadah dan Ikan Uji

Wadah yang digunakan untuk penelitian ini merupakan toples dengan volume 3 liter sebanyak 15 unit. Sebelum digunakan, toples dicuci bersih dan dikeringkan. Kemudian toples didesinfeksi klorin dengan konsentrasi 100 ppm untuk wadah dan konsentrasi 30 ppm untuk air selama 24 jam. Kemudian akuarium dinetralisir dengan tiosulfat 15 ppm selama 24 jam dan diaerasi kuat. Setelah itu diisi air sebanyak 2 liter setelah sebelumnya air diberi perlakuan penambahan garam dan kapur. Benih ikan yang digunakan berumur 11 hari dengan rata-rata bobot awal 40±16 mg dan panjang awal 1,53±0,26 cm. Padat tebar yang digunakan adalah 30 ekorliter, sehingga dalam satu toples berisi 60 ekor ikan. Benih mulai diadaptasikan dalam wadah uji saat berumur 9 hari. Pemberian pakan dengan kandungan dosis bawang putih dan meniran yang berbeda dimulai saat benih berumur 11 hari dan dilakukan sampai benih berumur 32 hari. Frekuensi pemberian pakan dilakukan pada pukul 09.00, 13.00, dan 17.00 WIB secara at satiation. Penyiponan dilakukan setiap pagi hari sebelum pemberian pakan. Selain itu, pengukuran suhu dilakukan saat sebelum pemberian pakan.

2.1.6 Tahap Penentuan Dosis

Uji in vivo tahap penentuan dosis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh terbaik dari dosis bawang putih dan meniran yang telah dicampurkan ke dalam pakan terhadap kelangsungan hidup ikan setelah dilakukan perendaman dengan A. hydrophila. Perlakuan pada tahap penentuan dosis selama 21 hari sebelum uji tantang dapat dilihat pada Tabel 1. 6 Tabel 1 Perlakuan pada tahap penentuan dosis selama 21 hari sebelum uji tantang Perlakuan Dosis BP ppt dalam pakan Dosis M ppt dalam pakan Perendaman 10 4 cfumL A.hydrophila Kontrol negatif K- Tidak Dosis A 20 5 Ya Dosis B 25 5 Ya Keterangan : BP : Bawang Putih M : Meniran

2.1.7 Tahap Pengujian Dosis

Tahap pengujian dosis mengacu dari hasil pada tahap penentuan dosis. Pada tahap pengujian dosis ini, hasil yang tidak berbeda nyata dengan K- kontrol negatif pada tahap sebelumnya digunakan kembali dan dibandingkan dengan K+ kontrol positif dan K- kontrol negatif serta dikaji parameter lain yang lebih luas seperti jumlah konsumsi pakan, pertumbuhan relatif, pengamatan organ hati, dan kualitas air. Hasil dari tahap penentuan dosis adalah dosis B dengan dosis bawang putih 25 ppt dan meniran 5 ppt. Perlakuan pada tahap pengujian dosis selama 21 hari sebelum uji tantang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Perlakuan pada tahap pengujian dosis selama 21 hari sebelum uji tantang Perlakuan Dosis BP ppt dalam pakan Dosis M ppt dalam pakan Perendaman 10 4 cfumL A.hydrophila Kontrol negatif K- Tidak Kontrol Positif K+ Ya B 25 5 Ya Keterangan : BP : Bawang Putih M : Meniran Uji in vivo pada tahap penentuan dosis dan pengujian dosis dilakukan dengan cara pemberian pakan yang dicampur bawang putih dan meniran selama 21 hari. Benih ikan lele sebanyak 60 ekor per toples masing-masing dengan 3 ulangan diberi pakan sesuai perlakuan dalam Tabel 1 dan 2. Kemudian diinfeksi dengan bakteri A. hydrophila kepadatan 10 4 cfumL hasil LC 50 dengan cara perendaman. Perendaman ini dilakukan selama 60 menit pada wadah yang berbeda dengan wadah pemeliharaan. Bakteri A. hydrophila disuspensikan sebanyak 0,2 mL dalam 2 liter air. Perhitungan pengenceran kepadatan bakteri A.hydrophila untuk uji tantang dapat dilihat pada Lampiran 3. Pengamatan parameter dilakukan 1 hari setelah perendaman sampai hari ke-7. Skema prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. 7 Gambar 1 Skema prosedur penelitian. K- Kontrol negatif, K+ Kontrol positif, A Dosis bawang putih 20 ppt dan meniran 5 ppt, B Dosis bawang putih 25 ppt dan meniran 5 ppt. 2.2 Parameter Pengamatan Tahap Pengujian Dosis 2.2.1 Kelangsungan Hidup

Dokumen yang terkait

The Use of MHC I Molecular Marker in The Selection of Catfish Resistance to Aeromonas hydrophila Infection

2 12 80

The use of probiotic on aquaculture media as water additive to control the infection of aeromonas hydrophila in cyprinid (Cyprinus carpio)

1 15 131

Efficacy of orally administered kappa-carrageenan to enhance nonspecific immune responses and resistance of african catfish Clarias sp. against Aeromonas hydrophilla

1 5 175

Extraction Optimization and Characterization of Fish Oil from Catfish (Clarias sp.) By-product.

0 4 59

Efikasi Vaksin Sel Utuh Aeromonas Hydrophila Pada Induk Lele Clarias Sp. Dalam Meningkatkan Ketahanan Benih Terhadap Infeksi Bakteri Aeromonas Hydrophila

0 2 32

Kinerja Probiotik Bacillus Sp. Pada Pendederan Benih Ikan Lele (Clarias Sp.) Yang Diinfeksi Aeromonas Hydrophila

0 5 33

Efficacy of orally administered kappa carrageenan to enhance nonspecific immune responses and resistance of african catfish Clarias sp. against Aeromonas hydrophilla

1 10 94

The use of probiotic on aquaculture media as water additive to control the infection of aeromonas hydrophila in cyprinid (Cyprinus carpio)

1 7 72

Pengaruh Meniran Dalam Pakan Untuk Mencegah Infeksi Bakteri Aeromonas Sp.Pada Benih Ikan Mas (C. Carpio)-Effect Of Meniran In Woof In Order To Prevent The Common Carps Seed From The Bacteria Infection Of Aeromonas Sp.

1 2 25

ISOLATION AND IDENTIFICATION OF Aeromonas spp. FROM DISEASED AFRICAN CATFISH (Clarias sp.) IN NGAWI REGENCY | Rejeki | Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) 26917 67809 1 PB

0 1 6